Sepasang Pedang Iblis Chapter 81

NIC

Bukan main tajamnya pandang mata di balik kerudung sutera itu sehingga isyarat Sang Ketua dengan matanya dapat ia tangkap! Liauw It Ban meloncat bangun dan ketika tangan kanannya bergerak, tampak sinar berkelebat, pedangnya telah berada di tangan kanan. Ia tersenyum mengejek, melintangkan pedang depan dada dan menggunakan telunjuk kirinya menuding ke arah muka berkerudung itu.

"Perempuan sombong! Agaknya engkau belum mengenal aku, maka engkau berani membuka mulut besar! Lebih selamat bagimu kalau engkau membuka kerudungmu agar dapat kulihat wajahmu. Kalau wajahmu sehebat tubuhmu, hemm.... agaknya aku masih dapat mengampunimu asal engkau tahu bagaimana harus membalas budi, ha ha!"

Betapa kagetnya ketika laki laki berusia tiga puluh tahun yang tampan dan pesolek ini mendengar suara dari balik kerudung, suara yang merdu namun mengandung ejekan,

"Cui beng kiam Liauw It Ban, siapa tidak mengenal orang rendah seperti engkau ini? Engkau orang ke lima dari enam Pimpinan Thian liong pang, dan sudah cukup engkau mengotorkan Thian liong-pang dengan perbuatan perbuatanmu yang kotor, memperkosa wanita wanita baik-baik, menyiksa orang. Engkau seorang penjahat cabul yang berhati keji dan se-sungguhnya engkau tidak patut menjadi tokoh Thian liong pang. Kedatanganku memang untuk menjadi Ketua Thian-liong pang dan sekaligus membersihkan Thian liong pang dari monyet monyet kotor macam engkau!"

"Singggg....!"

Tampak sinar kilat ketika pedang di tangan Liauw It Ban menyambar ke arah leher wanita berkerudung. Namun, dengan gerakan mudah sekali wanita itu mengelak, bahkan terdengar tertawa mengejek. Tidak percuma Liauw It Ban mendapat julukan Cui beng kiam (Pedang Pengejar Roh) karena begitu pedangnya luput, sudah membalik lagi dengan serangan ke dua yang merupakan sebuah tusukan ke arah dada wanita berkerudung itu. Semua pimpinan Thian liong pang terbelalak kaget ketika menyaksikan gerakan wanita berkerudung itu. Wanita itu mengangkat tangan kirinya dan dua buah jari tangannya, telunjuk dan ibu jari, menjepit ujung pedang yang menusuknya dengan mudah sekali dan.... betapa pun Liauw It Ban menarik, pedangnya tidak dapat terlepas dari jepitan dua buah jari itu!

"Begini sajakah Pedang Pengejar Roh? Tentu roh tikus saja yang dapat dikejarnya. Hi hik!"

Wanita berkerudung itu mengejek.

"Perempuan siluman!"

Liauw It Ban membentak, tangan kanannya menyambar ke depan, menghantam ke arah muka wanita yang tertutup kerudung sutera itu.

"Plakk! Krekkk.... aduuuhhhh!"

Liauw It Ban menjerit kesakitan ketika tangan kanan wanita itu menyambut pukulannya dengan telapak tangan, terus mencengkeram sehingga tulang tulang jari tangan Liauw It Ban yang terkepal itu patah-patah dan remuk!

"Krak.... cepppp! Auggghhh...."

Wanita itu tidak berhenti sampai di situ saja, tangan kirinya yang menjepit ujung pedang membuat gerakan, pedang patah ujungnya dan sekali mengibaskan tangan kiri, ujung pedang itu meluncur dan amblas memasuki dada Liauw It Ban sampai tembus ke punggung. Liauw It Ban melepaskan pedang mendekap dadanya dan roboh terjengkang, tewas di saat itu juga. Wanita berkerudung menendang dan mayat itu melayang ke atas anak tangga, ke arah Ketua Thian-liong pang! Phang Kok Sek menyambut mayat itu, memeriksa sebentar dan mukanya menjadi merah saking marahnya.

Kalau saja Liauw It Ban tewas dalam sebuah pertandingan yang dapat membuka rahasia gerakan wanita itu dan yang kiranya dapat ia tandingi tentu ia akan merasa girang kehilangan seorang saingan. Akan tetapi kematian sutenya itu demikian aneh, hanya dalam dua gebrakan saja sehingga dia sama sekali tidak dapat mengukur sampai di mana tingginya kepandaian wanita itu, dan hal ini merupakan penghinaan bagi Thian liong pang yang ditakuti oleh semua tokoh kang ouw. Biarpun dia belum dapat mengukur dan mengenal ilmu wanita berkerudung, namun ia tahu bahwa wanita itu amat sakti, kalau tidak tak mungkin sutenya yang ilmu kepandaiannya tidak kalah jauh olehnya itu dapat tewas semudah itu. Maka ia cepat memberi isyarat dan berseru.

"Serbu....!"

Dua ratus orang anak buah Thian liong pang dipimpin oleh komandan masing-masing, serentak bangkit. Tiba-tiba terdengar suara lengking panjang yang menulikan telinga, disusul oleh berkelebatnya bayangan yang berputar ke arah mereka yang mengurungnya dan.... semua orang terbelalak memandang dua belas orang yang roboh di atas lantai tanpa nyawa lagi! Kiranya wanita itu sudah bergerak cepat dan merobohkan setiap orang yang berada paling depan dari para pengurung, entah bagaimana caranya karena dua belas orang yang roboh dan tewas itu tidak terluka sama sekali.

"Para anggauta Thian liong pang, dengarlah! Aku datang bukan untuk membunuh kalian, melainkan untuk memimpin kalian. Kalau aku datang akan membasmi, betapa mudahnya! Aku akan menjadikan Thian liong pang sebuah perkumpulan terbesar dan terkuat di seluruh dunia, sekuat Pulau Es dengan penghuni penghuninya!"

Mendengar ini, terutama melihat cara wanita itu merobohkan dua belas orang teman mereka, para anggauta itu serentak mundur dan menjadi ragu ragu. Hal ini menimbulkan kemarahan besar di hati para pimpinan.

"Perempuan rendah, berani engkau membunuh Suteku?"

Twa to Sin seng Ma Chun berteriak dan tangan kirinya bergerak.

"Cuit cuit cuit.... cap cap cappp!"

Tiga batang senjata rahasia berbentuk bintang menyambar ke arah tubuh wanita berkerudung, namun semua dapat ditangkap oleh wanita itu dengan jepitan jari jari tangannya. Wanita itu terkekeh, mengumpulkan tiga buah senjata rahasia itu di tangan kirinya, mengepal dan terdengar suara keras.

Ketika ia membuka tangannya, tiga buah senjata rahasia bintang yang terbuat dari baja dan diberi racun itu telah hancur berkeping keping dan dibuang ke atas lantai! Twa to Sin seng Ma Chun marah sekali, mencabut golok besarnya dan me-nerjang maju. Tang Wi Siang yang melihat Liauw It Ban, suheng yang menggerakkan gairahnya itu terbunuh, menjadi marah dan ia pun sudah mencabut pedang dan membantu Ma Chun mengeroyok wanita itu. Sinar golok dan pedang menyambar-nyambar seperti kilat, mengurung tubuh wanita berkerudung, akan tetapi anehnya, tak pernah kedua senjata ini menyentuh ujung baju Si Wanita yang bergerak dengan mudah dan ringan seolah-olah tubuhnya berubah menjadi uap. Dikeroyok oleh dua orang yang lihai itu wanita ini malah terkekeh kekeh dan masih dapat berkata kata sambil mengelak ke sana ke mari.

"Twa to Sin ceng Ma Chun, engkau pun bukan manusia baik baik. Engkau mata keranjang, sombong, kasar dan mengandalkan kepandaian yang tidak seberapa...."

"Perempuan rendah! Kalau aku dapat menangkapmu, aku bersumpah akan menelanjangimu dan memperkosamu di depan mata seluruh anggauta Thian-liong pang.... aughhh....!"

Posting Komentar