Kisah si Bangau Putih Chapter 78

NIC

"Aku berjanji!"

Jawab Bi-kwi dengan tegas dan Sin-kiam Mo-li merasa lega. Ia mengenal kekerasan hati Bi-kwi dan tahu pula bahwa wanita itu, setelah kini meninggalkan dunia kang-ouw, lebih lagi menjaga kehormatan dan pasti tidak akan mau melanggar janjinya.

"Baiklah, engkau sudah berjanji dan didengarkan, disaksikan oleh semua orang yang berada di sini!"

Sin-kiam Mo-li lalu memerintahkan Liok Cit untuk mengambil anak itu dari dalam pondok. Liok Cit pergi memasuki pondok dan tak lama kemudian dia keluar menggandeng tangan Yo Han. Setelah dilepaskan, Yo Han lari kepada ibunya.

"Ibu, kata ayah, Ibu memiliki ilmu kepandaian tinggi. Ibu, selamatkan ayah dari tangan mereka yang jahat ini!"

Kata Yo Han.

"Tenanglah, anakku. Han-ji, sekarang engkau harus dengarkan kata-kata Ibu dan mentaatinya, mengerti? Nah mulai sekarang, engkau ikutlah pergi dengan enci Suma Lian itu."

"Tapi, ibu dan ayah...."

"Jangan membantah lagi. Pergilah bersama enci Suma Lian. Ia seorang pendekar wanita perkasa yang tentu akan mau mengatur dirimu, dan engkau taatilah ia, turut saja ke mana engkau dibawa pergi dan apa yang selanjutnya ia atur tentang dirimu. Nona Suma, sudikah Nona menolong anak kami Yo Han ini, mengajaknya pergi dari sini?"

Suma Lian mengerutkan alisnya. Ia maklum akan maksud Ciong Siu Kwi. Agaknya wanita itu hendak mengorbankan dirinya dan suaminya demi keselamatan anak mereka.

"Bibi, tidakkah lebih baik kalau kita hancurkan saja iblis betina ini dan kawan-kawannya."

"Tidak! Harap jangan lakukan ini. Mereka akan membunuh suamiku, dan aku sudah mengeluarkan janji. Kalau kalian berdua melakukan itu, terpaksa aku akan membelanya dan akan melawanmu sampai mati! Tidak, aku mohon kepadamu, nona Suma Lian, bawalah anakku Yo Han dan terserah kepadamu akan kau berikan kepada siapa anak kami itu. Budimu takkan kami lupakan, Nona, dan kalau Tuhan menghendaki, kelak tentu kami akan dapat bertemu kembali dengan dia. Nah, bawalah dia pergi, Nona."

Suma Lian menarik napas panjang. Ia merasa menyesal sekali bahwa ia harus melepaskan Sin-kiam Mo-li. Akan tetapi, demi keselamatan keluarga Yo, ia tidak mempunyai pilihan.

"Marilah, Yo Han, mari ikut dengan aku!"

Katanya sambil mengulurkan tangan. Akan tetapi Yo Han menarik diri dan memegang tangan ibunya.

"Tidak, aku tidak mau meninggalkan ibu dan ayah!"

Katanya.

"Yo Han, jangan engkau membantah lagi. Kalau engkau tidak mau, maka ayah, ibu, dan engkau akan mati semua, dibunuh oleh orang-orang ini!"

Kata Ciong Siu Kwi.

"Aku tidak peduli! Biar mereka membunuh kita, aku tidak takut Ibu, asal bersama dengan ayah dan ibu!"

Bantah pula Yo Han.

"Yo Han, anakku. Kalau engkau pergi ikut dengan enci Suma Lian ini maka ayah dan ibumu tidak akan dibunuh dan kelak kita akan berjumpa lagi,"

Bujuk Ciong Siu Kwi.

"Tapi, Ibu. Tadi ayah menceritakan semua. Katanya Ibu lihai dan dia menyesal mengapa tidak membolehkan aku belajar silat dari Ibu, agar aku dapat menentang dan melawan orang-orang jahat."

"Han-ji, anakku. Kepandaian enci Suma dan Paman itu jauh lebih tinggi daripada ilmu kepandaian ibumu. Kalau engkau ikut dengan enci Suma Lian, maka ia tentu akan mampu mencarikan guru yang jauh lebih lihai daripada ibumu. Pergilah dan jangan membantah lagi, anakku."

Sejak tadi Sin Hong mendengarkan dengan penuh perhatian dan diam-diam dia merasa kagum sekali kepada anak laki-laki itu. Kini, setelah mendengarkan dengan penuh perhatian, dia mulai mengerti.

Kiranya wanita yang cantik dan berpakaian seperti seorang petani wanita itu telah dibikin tidak berdaya oleh Sin-kiam Mo-li karena suaminya dan puteranya disandera oleh iblis betina itu. Memang, jalan satu-satunya untuk menyelamatkan suami isteri itu hanyalah membiarkan anak itu dibawa pergi. Ketika dia mendengar disebutnya nama gadis itu oleh ibu anak itu, dia pun terkejut setengah mati. Dia memang belum mengenal nama itu, akan tetapi nama keluarga itu! Suma! Siapa lagi yang memakai nama keluarga itu kalau bukan keturunan keluarga Pulau Es yang nama keluarganya juga Suma? Dia sudah banyak mendengar kehebatan ilmu keluarga Pulau Es seperti yang sering diceritakan oleh tiga orang gurunya! Kini, melihat kebandelan Yo Han yang ingin hidup atau mati bersama ayah ibunya, dia pun lalu ikut bicara.

"Seorang anak yang ingin menjadi seorang calon pendekar, lebih dulu harus menjadi seorang anak berbakti yang mentaati semua perintah orang tuanya, terutama ibunya!"

Mendengar ucapan laki-laki itu, Yo Han menoleh dan menghadapi Sin Hong, sepasang matanya yang kecil namun amat tajam itu mengamati Sin Hong dari kepala sampai ke kaki, kemudian terdengar suaranya lantang.

"Paman, kata ibu Paman memiliki ilmu kepandaian yang lebih tinggi dari ibu, dan Paman tadi menasihati aku bagaimana sikap seorang calon pendekar! Kalau sudah dapat menasihati orang, tentu seorang pendekar. Apakah Paman seorang pendekar?"

Ditanya demikian oleh seorang anak kecil, Sin Hong agak tersipu, akan tetapi dia mengangguk sambil tersenyum.

"Hemmm, begitulah...."

"Kalau Paman seorang pendekar, tentu berani menentang iblis betina ini! Lawanlah dia, Paman agar aku percaya akan semua omonganmu!"

Kata Yo Han sambil menudingkan telunjuknya ke arah Sin-kiam Mo-li. Sin Hong menoleh ke arah iblis betina itu, dan wajah Sin-kiam Mo-li menjadi agak pucat. Ia sudah merasakan kelihaian pemuda itu. Ia dibantu oleh Toat-beng Kiam-ong Giam San Ek saja masih belum mampu mengalahkan Tan Sin Hong, apalagi ia harus maju seorang diri. Sin Hong berkata kepada anak itu sambil tersenyum,

"Kalau ia berani, boleh saja."

Suma Lian yang sejak tadi melihat dan mendengar, merasa mendongkol juga. Dianggapnya pemuda yang berpakaian serba putih dan sikapnya lembut sederhana itu terlalu sombong dan bicara besar. Ia sendiri tahu bahwa Sin-kiam Mo-li adalah seorang wanita yang sakti dan tidak boleh dipandang ringan, akan tetapi pemuda ini berani mengejek, mengatakan apakah wanita itu berani kepadanya! Bukan hanya Suma Lian yang merasa penasaran, akan tetapi terutama sekali Liok Cit, Si Iblis Terbang Tangan Beracun itu. Sikap dan ucapan pemuda itu dianggapnya terlalu menghina wanita yang amat dikaguminya, dan dengan adanya Sin-kiam Mo-li, juga anak buah Ang-i Mo-pang, bahkan kini dibantu Bi-kwi yang sudah dapat ditundukkan dengan disanderanya suami wanita itu,

Posting Komentar