Suling Naga Chapter 31

NIC

Akan tetapi Bi-kwi sudah tidak memperhatikan lagi sikap sumoinya, bahkan ucapan itu baginya merupakan ejekan karena semua tendangannya menurut Ilmu Tendangan Pat-hong-twi tidak berhasil. Hal ini berarti bahwa sumoinya sudah hafal akan ilmu itu.

"Jangan cerewet, sambutlah ini!"

Iapun kini maju menyerang dengan ilmu-ilmu yang dikuasainya, menukar-nukar jurus dari ketiga orang suhunya. Akan tetapi ia semakin terheran-heran karena semua jurus itu, biarpun diselang-seling, telah dikenal oleh Bi Lan yang dapat menghindarkan diri, bahkan membalas dengan serangan yang sama! Saking herannya, Bi-kwi mengeluarkan ilmunya yang paling ampuh, yaitu Kiam-ciang (Tangan Pedang). Ilmu ini dapat membuat kedua tangannya seperti pedang telanjang, dengan tangan mampu membacok dan menusuk lawan dengan kekuatan dahsyat. Akan tetapi, kembali Bi Lan dapat mengelak ke sana-sini dan menangkis! Akhirnya Bi-kwi yang memang hanya ingin menguji, tahu dengan pasti bahwa sumoinya memang telah mengenal semua ilmunya, menguasainya dengan cukup baik, maka iapun meloncat ke bela-kang sambil membentak,

"Tahan dulu!"

Bi Lan tersenyum senang.

"Wah, kalau diteruskan aku akan celaka, suci. Engkau hebat sekali, gerakanmu demikian cepat dan kuat,"

Kata Bi Lan sejujurnya. Akan tetapi sucinya tidak perduli akan pujian ini melainkan memandang dengan sinar mata penuh selidik.

"Hayo katakan, dari mana engkau mempelajari semua ilmu tadi?"

Bentaknya.

"Aih, suci, dari siapa lagi kalau bukan darimu sendiri?"

"Bohong! Tentu tiga orang guru kita yang telah diam-diam mengajarmu. Hayo katakan, betulkah begitu?"

"Suci, bukankah ketiga suhu sedang bertapa, bagaimana bisa mengajarku? Hi-hik, suci, engkau mau membohongi aku, ya? Tidak, aku hanya belajar kalau melihat engkau berlatih, lalu kutiru. Bagaimana, baik atau tidak?"

Diam-diam Bi-kwi terkejut. Adik seperguruannya ini hanya menonton kalau ia berlatih, dan sudah dapat menirukannya demikian baiknya? Sungguh luar biasa sekali! Dan kini Siauw-kwi telah menguasai semua ilmu silatnya! Ini berbahaya sekali. Ia mendapatkan sebuah pikiran, lalu melangkah maju dan tiba-tiba tangan kirinya menampar muka adiknya, tanpa gerak silat sama sekali. Bi Lan nampak bingung, akan tetapi karena tamparan itu biasa saja, ia dapat pula mengelak dan pada saat ia mengelak itu, Bi-kwi menyambut dengan pukulan tangan kanan yang menampar.

"Plak!"

Kini pipi kiri Bi Lan kena ditamparnya dengan keras dan gadis itu mengaduh.

Hati Bi-kwi menjadi girang. Ia maju lagi, memukul, menampar dan menendang tanpa gerakan silat tertentu, ngawur saja, akan tetapi malah hasilnya baik sekali. Tubuh Bi Lan bertubi-tubi menjadi sasaran tendangan, pukulan atau tamparan yang membuat gadis itu jatuh bangun dan tubuhnya menjadi babak belur! Bi Lan mencoba untuk mempergunakan ilmu-ilmu silat yang selama ini dipelajarinya dari Bi-kwi. Akan tetapi ilmu silat itu memang disesatkan oleh Bi-kwi, dan karena Bi-kwi mengenal semuanya, pertahanan dirinya sama sekali tidak ada artinya karena tidak sejalan dengan jalan serangan Bi-kwi yang ngawur. Bi-kwi tidak perduli biarpun Bi Lan sudah mengduh-aduh dan minta berhenti. Ia terus menghajar untuk melampiaskan kemarahan hatinya, kemarahan karena kecewa oleh pemuda yang semalam diculiknya,

Kemudian kemarahan karena melihat betapa Bi Lan tanpa disadari telah menguasai semua ilmu silatnya. Bi-kwi menghajar terus. Baiknya tubuh Bi Lan sudah sejak kecil digembleng oleh Sam Kwi, walaupun ilmu silatnya diajarkan oleh Bi-kwi, sehingga tubuh itu memiliki kekebalan dan tidak sampai menderita luka dalam oleh hajaran Bi-kwi yang keras itu. Betapapun juga, karena ditendang dan dipukuli semena-mena, akhirnya gadis itu rebah terkulai dan pingsan! Baru Bi-kwi menghentikan pemukulannya karena ia khawatir kalau-kalau sumoinya tewas dan kalau hal ini terjadi, tentu tiga orang suhunya menjadi marah sekali dan ia tidak berani mempertanggungjawabkannya. Diambilnya seember air dan disiramkan ke atas kepala Bi Lan. Bi Lan membuka kedua matanya dan melihat Bi-kwi memegangi ember, ia tersenyum dan berkata,

"Aih, suci main-main, ya? Masa aku disiram air begini? Lihat, basah semua !"

Posting Komentar