Si Rajawali Sakti Chapter 11

NIC

"Tiauw-cu, mari kita pulang!" kata Thai Kek Siansu.

Rajawali itu mengeluarkan bunyi nyaring, bangkit berdiri, mengembangkan sayapnya yang lebar, lalu kedua kakinya yang kokoh kuat itu mengenjot tubuhnya, lalu terbanglah dia ke atas dengan cepatnya.

Tiga orang pendeta itu bangkit berdiri Han memandang dengan kagum.

"Omitohud, Thai Kek Siansu dapat menjinakkan Sin-tiauw (Rajawali Sakti) yang hidup di daerah Himalaya dan kini amat langka itu! Sungguh luar biasa sekali!" Thong Leng Losu berseru. Sebagai seorang yang puluhan tahun berkelana di daerah Tibet dan Pegunungan Himalaya dia tahu tentang rajawali yang langka itu.

"Siancai! Pinto sendiri sudah menjinakkan seekor harimau yang dapat pula jadikan seperti kuda tunggangan, tetapi tidak ada artinya dibanding dengan Rajawali Sakti itu. Mengagum sekali!" kata Louw Keng Tojin.

Setelah mereka sepakat untuk mas masing mencari seorang murid, tiga orang pendeta itu lalu meninggalkan puncak bukit itu dan saling berpisah.

oooOOooo

Terjadi peristiwa penting di istana Kerajaan Chou. Kaisar Chou Ong yang sudah berusia tujuh puluh lima tahun dan memang sudah selama beberapa tahun tidak bergairah mengurus pemerintahan dan hanya menyerahkan kepada para pejabat tinggi yang membantunya, kini menyerahkan mahkota kerajaan kepada puteranya yang masih kecil berusia tujuh tahun di bawah bimbingan Sang Permaisuri, ibu pangeran itu. Hal ini sebetulnya amat tidak disetujui sebagian besar para pejabat tinggi, terutama para panglima karena mereka tahu bahwa sewaktu Kaisar Chou Ong masih menjadi kaisar pun, pemerintahan sudah dikuasai oleh Sang permaisuri dan para pejabat tinggi yang bersaing menumpuk harta kekayaan pribadi. Apalagi sekarang, kaisarnya masih kanak-kanak dan kekuasaan sepenuhnya berada di tangan Permaisuri dan kaki tangannya, para pejabat tinggi yang korup. Maka sudah dapat dibayangkan betapa akan buruk akibatnya bagi rakyat. Pemerintahan lemah, pemberontakan dan kekacauan terjadi di mana-mana sedangkan para pembesarnya hanya sibuk memperebutkan kekayaan yang tidak halal.

Pada waktu itu, ada seorang jenderal atau panglima dari Kerajaan Chou yang terkenal gagah perkasa dan sudah banyak jasanya terhadap kerajaan. Dialah yang terkenal memimpin pasukannya menghancurkan pemberontakan-pemberon takan. Panglima ini bernama Chao Kuang Yin, seorang yang berusia hampir lima puluh tahun. Dia berasal dari Chou, sebuah kota di sebelah selatan Peking, sejauh kurang lebih empat puluh li (mil). Chao Kuang Yin ini keturanan orang-orang yang menduduki jabatan penting pada masa Dinasti Tang dan dinasti-dinasti berikutnya pada zaman Lima Dinasti yang kini diakhiri dengan Dinasti Chou.

Ketika Kaisar Chou Ong menyerahkan mahkotanya kepada pangeran yang masih kecil, Chau Kuang Yin termasuk di antara para pejabat tinggi yang merasa tidak setuju. Akan tetapi dia seorang yang setia kepada kerajaan, maka biarpun hatinya merasa tidak setuju, tidak mau menyatakan dalam sikap atau ucapannya. Para pimpinan baru kerajaan yang dikepalai Permaisuri tahu bahwa Chao Kuang Yin merupakan seorang panglima yang tidak menyukai mereka dan amat berbahaya, maka ketika terdapat gerakan dan ancaman dari bangsa Khitan, Permaisuri memerintahkan Chau Kuang Yin untuk membawa tentaranya ke utara untuk mengusir bangsa yang men gancam itu.

Panglima Chao Kuang Yin tentu saja menaati perintah ini. Akan tetapi para pembantunya, para panglima dan perwira pembantunya, diam-diam merasa penasaran. Mereka tahu betapa lemahnya kedaan pemerintahan yang dikuasai Permaisuri dan para pejabat tinggi yang korup itu. Setelah mereka berhasil menyisir para pengacau Khitan, para panglima dan perwira pembantu mengadakan persekongkolan. Mereka bersepakat bulat untuk mengadakan pemberontakan dan pengangkat panglima mereka Chao Kuang Yin sebagai kaisar baru! Akan tetapi para perwira itu tahu benar bahwa Panglima Chao Kuang Yin yang amat setia dan pasti tidak mau melakukan pemberontakan, maka mereka bersepakat untuk memaksanya! Demikianlah, pada suatu malam, ketika pasukan berhenti dalam perjalanan kembali ke kotaraja, belasan orang perwira memasuki tenda di mana Panglima Chao Kuang Yin tidur. Panglima ini terkejut ketika dia terbangun, dia telah dikepung belasan orang perwira pembantunya dengan pedang terhunus!

"Hei, apa yang kalian lakukan ini?” Chao Kuang Yin melompat turun dari tempat tidurnya, sama sekali tidak takut walaupun ditodong belasan batang pedang oleh para perwira yang mengepungnya. Dia tahu bahwa dia tidak mungkin dapat melawan belasan orang perwira itu. Biarpun dia seorang ahli perang, pandai mengatur barisan dan menggunakan siasat perang, namun ilmu silatnya tidak selisih banyak dengan seorang perwira pembantunya. Dikeroyok belasan orang itu, tentu dia tidak akan mampu menang.

Seorang perwira mengeluarkan sebua jubah kuning dengan gambar naga dan burung Hong. "Thai-ciangkun (Panglima Besar), kami hanya mohon agar ciangkun suka mengenakan jubah yarng telah kami persiapkan ini."

"Hei, apakah kalian sudah gila?" Cha Kuang Yin memandang jubah itu dengan mata terbelalak. "Jubah kuning dengan gambar-gambar ini hanya boleh dipakai seorang kaisar!" Para perwira itu lalu menceritakan apa kehendak yang telah mereka sepakati bersama, yaitu mengangkat Chao Kuang Yin menjadi kaisar baru untuk menggantikan kaisar kanak-kanak yang baru diangkat oleh Kaisar Chou Ong.

"Tidak, aku tidak mau memberontak! Chao Kuang Yin menolak keras.

"Maaf, Thai-ciangkun. Kalau engkau menolak, terpaksa kami akan membunuhmu dan mengangkat calon kaisar lain karena engkau tentu akan menentang rencana kami!"

Chao Kuang Yin tidak takut menghadapi ancaman maut. Akan tetapi di berpikir. Kalau aku dibunuh lalu mereka mengangkat kaisar lain pasti akan terjadi pembantaian di kota raja, seperti yang terjadi pada setiap pemberontakan dan pergantian kekuasaan. Tidak, dia harus mencegah malapetaka yang akan menyengsarakan rakyat itu! Dan caranya tidak mungkin dilakukan dengan kekerasan karena dia tidak akan menang menghapi mereka yang ingin mengambil alih kuasaan kaisar itu. Dia harus menggunakan akal yang halus dan terbaik.

Chao Kuang Yin menghela napas panjang. "Baiklah, akan tetapi hanya dengan satu syarat aku mau menerima pengangkatan kalian sebagai kaisar baru."

Para perwira itu serentak ingin mengetahui apa syarat yang diminta Panglima Besar mereka. Chao Kuang Yin dapat menduga bahwa mereka ini mengangkatnya belum tentu didasari rasa kagum kepadanya, melainkan lebih banyak kemungkinan karena didorong kepentingan pribadi. Tentu mereka mengharapkan kalau pemberontakan ini berhasil, mereka akan mendapatkan bagian pahalanya!

"Aku mau menjadi kaisar baru akan tetapi kalian harus bersumpah dulu bahwa kalian akan menaati semua perintahku sebagai kaisar!"

Para perwira itu serentak menyatakan sumpah mereka bahwa mereka akan mematuhi semua perintah Chao Kuang Yin sebagai kaisar mereka! Demikianlah, dengan mengenakan pakaian sebagai seorang kaisar, Chao Kuang Yin memimpin balatentaranya kembali ke kota raja. Dan memerintahkan agar pasukannya tidak melakukan kekerasaan, tidak mengganggu para pembesar dan rakyat.

Sang Permaisuri yang mewakili puteranya, kaisar yang masih kecil, tidak melihat jalan lain kecuali menyerah. Apalagi ternyata bahwa Chao Kuang Yin m enggunakan taktik lunak, seluruh keluarga istana tidak ada yang diganggu. Mereka dibiarkan hidup seperti biasa, hanya mendapatkan tempat tinggal di luar istana. Bahkan hanya para pejabat yang benar-benar brengsek dan melakukan kejahatan saja yang dihukum. Yang kesalahannya tidak amat besar diampuni dan yang kesalahannya hanya sedikit masih diperbolehkan memegang jabatan yang dengan janji sumpah bahwa mereka akan memperbaiki kelakuannya.

Setelah menjadi kaisar baru, Chao Kuang Yin mendirikan kerajaan baru, yaitu Dinasti Sung dan dia memakai nama Kaisar Sung Thai Cu (960 - 976). Bukan hanya Kaisar Sung Thai Cu mengambil alih kekuasaan, mengganti Dinasti Chou dengan Dinasti Sung tanpa kekerasan sehingga tidak mengorbankan perang dan tidak ada yang terbunuh, juga dia menggunakan taktik akhirnya dengan gemilang. Dia maklum bahwa pihak yang membahayakan adalah para perwira yang dulu mengangkatnya menjadi kaisar dengan paksa. Mereka yang memiliki ambisius besar itu mungkin saja sewaktu-waktu mengulangi perbuatan mereka yang sama untuk memberontak dan menjatuhkannya, menggantinya dengan seorang kaisar baru lagi! Maka dia memanggil dua belas orang perwira itu, menjamu mereka dengan makan minum dalam sebuah pesta diantara mereka sendiri Kemudian setelah mereka makan minum sepuasnya, Kaisar Sung Thai Cu berkata.

"Para perwira yang berjasa! Setelah kini semua cita-cita kita terlaksana dan aku menjadi kaisar pertama dari Dinasti Sung yang kita dirikan, setiap malam aku tidur dengan gelisah kalau aku memikirkan dengan sangsi dan ragu, sampai dimanakah kesetiaan kalian kepadaku?"

Posting Komentar