Pada awal abad ke-13, Mongolia, yang semula dipandang sebelah mata oleh Dinasti Cina, menaklukkan negeri tersebut di bawah komando Jengis Khan yang legendaris. Dengan pasukan berkuda yang tiada tanding, Mongolia menerobos Tembok Besar dan menebar teror di tanah Cina, meninggalkan sejarah kelam yang penuh darah dan kehancuran.
Jengis Khan, atau Temudsyin, memiliki empat putra: Juji, Jagatai, Ogotai, dan Tuli. Setelah kematiannya, perebutan kekuasaan di antara keturunannya menimbulkan kekacauan. Ogotai, dengan bantuan Tuli yang bijaksana dan pandai bergaul, akhirnya memegang tampuk kepemimpinan. Namun, Ogotai jatuh sakit parah, dan Tuli dengan penuh cinta mencari obat yang menyembuhkannya, mengukuhkan rasa terima kasih dan hutang budi Ogotai.
Setelah Ogotai wafat, wasiatnya untuk menyerahkan kerajaan kepada Mangu, putra Tuli, diabaikan oleh permaisuri Ogotai yang haus akan kekuasaan. Kekacauan pun melanda ketika permaisuri mengambil alih tahta, hingga akhirnya Mangu berhasil dinobatkan sebagai raja berkat usaha keras Kubilay Khan. Di bawah pemerintahan Kubilay Khan, Mongolia mencapai puncak kejayaannya, menguasai seluruh daratan Cina dengan tangan besi namun bijaksana.
Namun, setelah wafatnya Kubilay Khan, Cina kembali dilanda kekacauan akibat penguasa yang lemah dan nafsu kekuasaan dari 13 pangeran yang tak segan berlaku kejam demi tahta. Di tengah hiruk-pikuk ini, muncul seorang pendekar perempuan yang dikenal sebagai “Tjeng-hwa Liehiap” atau Pendekar Bunga-Cinta, yang berjuang untuk keadilan dan kedamaian.
Di sisi lain, di kota Gan-bun-koan, seorang gubernur muda bernama Kwee Su Liang memerintah dengan bijaksana. Bersama istrinya yang cantik dan piawai dalam ilmu silat, Lie Gwat Hwa, serta anaknya yang gagah, Kwee Bun San, mereka menjalani kehidupan yang harmonis. Kwee Su Liang merupakan sosok teladan di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai pemimpin yang adil, tetapi juga sebagai pendekar yang menguasai seni bela diri.
Kehidupan damai di Gan-bun-koan terganggu ketika Kwee Su Liang dan putranya, dalam sebuah kegiatan berburu, menghadapi tantangan yang mengancam kedamaian mereka. Seiring dengan itu, perseteruan di kalangan istana dan ancaman dari luar mulai mengintai, memaksa Kwee Su Liang dan keluarganya untuk kembali ke dunia persilatan yang penuh bahaya.
Cerita ini adalah kisah tentang kekuasaan, pengkhianatan, dan keberanian, serta perjalanan seorang pendekar wanita dan seorang gubernur muda yang harus bertarung melawan ketidakadilan untuk memulihkan kedamaian di tanah yang bergolak. Akankah Pendekar Bunga-Cinta dan Kwee Su Liang mampu menyatukan kekuatan mereka demi masa depan yang lebih baik?
📘 Informasi Cersil
Author: | Gu Long |
Associated Names: | Ceng Hwa Lie Hiap |
Related Series: | N/A |
Status: | Completed |