Suling Emas Chapter 79

NIC

Anak itu menangis dalam pelukan gadis cantik, sedangkan tan Hui yang sudah meloncat dekat membelai rambut kepala puterinya dengan wajah berseri. Kemudian Tan Hui menghadap ke arah pintu dan berkata,

"Adik Lu Sian, silakan masuk!"

Akan tetapi tidak ada orang yang masuk, tidak ada suara. Tan Hui terheran dan cepat meloncat keluar. Ia melihat bayangan Lu Sian terhuyung-huyung keluar dari halaman depan.

"Adik Lu Sian...!"

Tan Hui mengejar dan ia berseru kaget ketika melihat tubuh nona itu terguling roboh. Cepat ia meloncat dekat dan memondong tubuh itu.

"Kau... terluka...?"

Bisiknya. Sambil merintih kesakitan Lu Sian berkata lirih.

"... punggungku... terkena... jarum beracun...!"

Lalu ia menjerit dan pingsan. Kagetlah semua orang melihat Tan Hui datang memondong tubuh seorang wanita cantik yang pingsan.

"Inilah Nona Lu Sian yang telah menolong Lian-ji dan membawanya pulang. Akan tetapi ia terluka parah, terkena racun. Lauw-ko, harap suka menjaga dan mengantar pulang Anak Lian lebih dulu kerumah, biar Adik Siok Lan menemaninya. Aku harus mengantar Nona Lu Sian ini ke seorang ahli pengobatan racun, sekarang juga!"

Orang yang suaranya parau itu adalah kakak dari mendiang isteri Tan Hui. Melihat Tan Hui memondong tubuh seorang wanita cantik seperti itu, ia mengerutkan keningnya dan berkata.

"Mengapa susah-susah? Apakah tidak lebih baik dirawat dipenginapan sini lalu memanggil tabib?"

"Ah, kau tidak tahu, Lauw-ko. Luka jarum beracun amat berbahaya, dan hanya ahli-ahli saja yang dapat mengobatinya. Sudahlah, Nona ini telah menyelamatkan anakku sampai mengorbankan diri, bagaimana

aku dapat ragu-tagu lagi untuk menolongnya? Harap Lauwko suka menjaga Lian-ji baik-baik, dan Adik Siok Lan, aku mohon bantuanmu menemani keponakanmu."

Setelah berkata demikian, sambil kedua lengan memondong tubuh Lu Sian yang lemas. Tan Hui berkelebat dan sebentar saja ia sudah berada diluar rumah penginapan.

"Tan-taihiap, sekali lagi kami menghaturkan terima kasih atas bantuanmu dan maafkan kami yang tidak mampu balas menolong Tai-hiap yang menghadapi kesukaran."

Seorang diantara para piauwsu itu berteriak, namun Tan Hui tidak mempedulikan mereka, dengan kecepatan luar biasa ia telah menggunakan gin-kangnya untuk berlari cepat meninggalkan dusun itu. Setengah malam penuh ia berlari cepat, bahkan pada keesokan harinya ia masih kelihatan berlari-lari cepat keluar masuk hutan dan dusun. Setelah matahari naik tinggi, Tan Hui memasuki sebuah dusun yang sunyi dan tiba-tiba ia mendengar Lu Sian mengeluh dan Tan Hui girang sekali karena tadinya ia merasa kuatir melihat Lu Sian tidak pernah bergerak dalam pondongannya, dan wajahnya pucat.

"Bagaimana, Sian-moi? Sakit sekalikah?"

Ia berhenti sambil memandang wajah orang dalam pondongannya. Lu Sian membuka mata, mengeluh lagi perlahan, lalu mengangguk.

"Tan Hui Koko, kau hendak bawa aku kemanakah?"

"Di Lembah Sungai Yang-ce bagian selatan, ada seorang ahli pengobatan racun yang tinggal di kota I-kiang. Kalau aku berlari cepat, dalam tiga hari akan sampai disana, dan kau tentu akan tertolong."

Lu Sian menggeleng kepala sambil mengerutkan alisnya yang hitam panjag dan bagus bentuknya.

"Percuma, Koko, akan terlambat..."

Kaget sekali Tan Hui mendenagar hal ini, ia seorang ahli pedang dan ahli gin-kang, tidak banyak mengetahui tentang senjata-senjata beracun, maka ia menjadi kaget dan gugup.

"Ah... kalau begitu... bagaimana baiknya Moi-moi?"

Sejenak Lu Sian diam saja, berpikir, lalu bertanya.

"Tan Hui Koko, mengapa aku membingungkan keadaanku? Kalau aku sampai mati pun kau tidak akan rugi apa-apa!"

"Ah, jangan kau bilang begitu, Moi-moi. Kau telah mengorbankan diri untuk menolong puteriku. Aku bersedia mengorbankan nyawa untuk membalas budimu yang amat besar itu."

"Hemm, jadi hanya karena ingin membalas budi? Andaikata aku tidak menolong anakmu, tentu sekarang kau sudah tinggalkan aku mati kering dipinggir jalan tanpa peduli sedikit pun, bukan?"

"Ah... eh, bagaimana pula ini? Sian-moi, jangan kau berpikiran begitu! Biarpun kita baru saja berkenalan, akan tetapi aku... aku amat kagum dan suka kepadamu. Sudahlah, untuk apa bicara seperti ini? Sekarang yang paling penting, bagaimana harus membebaskanmu daripada bahaya racun. Sian-moi tadi kau bilang... dalam tiga hari terlambat. Bagaimana kau bisa bilang begitu? Apakah kau mengerti tentang pengaruh racun?"

"Aku tahu, bahkan aku mengerti bagaimana caranya mengobati luka karena jarum beracun ini. Akan tetapi aku sangsi apakah kau sudi melakukannya untukku."

"Wah, bagus!! Tentu saja aku suka menolongmu, biarpun untuk itu aku harus korbankan apa juga. Moi-moi yang baik, lekas kaukatakan bagaimana aku dapat menyembuhkanmu!"

Girang sekali Tan Hui, hal ini dapat dirasakan oleh Lu Sian yang merasa betapa kedua lengan laki-laki gagah itu memeluk tubuhnya makin erat. Diam-diam Lu Sian tersenyum didalam hatinya.

"Tan-koko, tenanglah dulu. Kau ini lucu, melihat lukaku pun belum, kau sudah kebingungan tidak karuan. Lekaslah kau cari sebuah kamar penginapan didusun ini."

"Kurasa tidak akan ada sebuah pun rumah penginapan didusun kecil seperti ini."

Tan Hui menjawab sangsi, memandang keadaan dusun yang sunyi itu.

Posting Komentar