Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat Chapter 91

NIC

Serta mendengar kata-kata Lo Hou wi ini Loji Pek Kianbu menjadi heran dan bertanya tanya dalam hati.

Harus diketahui bahwa peristiwa itu terjadi pada sepuluh tahun yang lalu pada waktu itu Lo Hou wi dan Ong Beng im sama belum masuk menjadi anggota Ceng-liong-pang.

Pada suatu hari Pangcu Liong Jianpoh mengundang Nyo Sugi dan Pek Kiambu ke rumahnya untuk minum arak itu kejadian umum menemaninya minum arak, namun justeru kali ini ada sesuatu hal yang luar biasa. Pek Kian bu seorang yang cermat dan serba teliti suka mengerahkan otaknya untuk berpikir, pernah ia memperhatikan bahwa belakangan ini kelihatannya Pangcu mereka seperti punya kejanggalan hati dalam suasana yang cukup meriahpun beliau selalu bermuram durja sikapnya yang wajar dan riang serta gagah perwira itu entah kemana lenyapnya. Keadaan semacam ini berlarut-larut selama satu bulan Liong Jian poh suka minum arak, biasanya berselang beberapa hari pasti ia undang teman atau bawahannya untuk sekedar berkumpul minum arak. Tapi kali itu merupakan undangan pertama selama satu bulan ini berselang setelah tiba dirumahnya baru mereka ketahui pula bahwa tamunya juga mereka berdua saja, suasana yang biasanya gegap gempita dari riuhnya kelakar para tamu kini tidak terdengar lagi, sungguh berbeda jauh keadaan ini.

Arak memang dapat memanaskan hati dan menimbulkan semangat, begitulah setelah menenggak beberapa cawan arak, sikap Liong Jian poh berubah seperti sedia kala, melihat orang mengulum senyum tanda kegirangan hatinya, segera Pek Kian-bu mengajukan pertanyaannya, "Pangcu adakah berita menggembirakan apa?''

Setelah menenggak secawan pula arak, Liong Jian-poh berkata tertawa, "Memang selama satu bulan ini aku sedang menguatirkan suatu urusan. Sekarang ganjalan hatiku ini sudah buyar inilah kabar gembira yang lebih menyenangkan dari berita bahagia lainnya."

Tanya Nyo Sugi, "Entah soal apakah itu kiranya Pangcu sudi menerangkan kepada kami?''

Liong Jian-poh tertawa, ujarnya, "Kalian adalah kawan-kawan dekatku yang paling kental, kuundang kalian menemani aku minum arak justru karena aku terlalu kegirangan, ingin kucari dua orang yang dapat kuberitahu kabar gembira ini untuk mengecap kesenangan ini bersama. Nyo-lote, apakah kau masih ingat pada Geng-tayhiap? Urusan ini justru menyangkut dirinya."

"Sebelum Geng tayhiap hijrah keselatan tahun yang lalu, berkat kebaikan Pangculah sehingga aku bisa menghadap kepada beliau mana aku melupakan hal ini?" demikian sahut Nyo Su gi. "Setelah Geng tayhiap berangkat, sepuluh tahun sudah tiada kabar beritanya. Apakah Pangcu sekarang sudah mendapat kabar beritanya?''

Ternyata kanglam Tayhiap Geng Ciau adalah pemimpin sebuah laskar pergerakan didaerah utara sungai besar akhirnya dia bawa seluruh anak buahnya menyebrangi sungai besar dan menggabungkan diri dalam pasukan kerajaan Song selatan, akhirnya barisan laskar mereka menjadi pasukan terkuat dalam setiap pertempuran, nama pasukannya diberi julukan Hwi hou-kun, pasukan barisan terbang, dalam pertempuran besar kecil melawan serbuan pasukan kerajaan Kim pernah berulang kali mendirikan pahala dan jasa-jasa besar demi kepentingan kerajaan. Akhirnya Geng Ciau sendiri naik pangkat menjadi komandan dari Hwi hou-kun ini, selanjutnya mereka menetap di Kanglam (baca Pendekar Latah).

Liong Jin poh ini sebenarnya seorang perwira Geng Ciau yang paling diandalkan. Waktu Geng Ciau memimpin anak buahnya keselatan terpikir olehnya harus meninggalkan seseorang yang lihay untuk bekerja di-belakang musuh, satu pihak dapat melanjutkan pembentukan pasukan pergerakan melawan penjajah Kim, di pihak lain dapat melindungi dan menentramkan para saudaranya yang tidak bisa ikut hijrah keselatan karena punya tanggung jawab keluarga, dan pilihan ini akhirnya jatuh pada Liong Jin-poh.

Dalam hal ini Liong Jin poh tidak mengecewakan harapan Geng Ciau, tapi sejak Hwi hou kun hijrah keselatan, tekanan musuh terlalu berat, malah pernah terjadi suatu ketika situasi sangat gawat, sebegitu gentingnya sehingga mereka tidak berani terang terangan membentuk laskar pergerakan secara terbuka. Dikuatirkan sebelum mereka sempat mengangkat panji pasukan pergerakan, keburu bala tentara kerajaan Kim menumpas mereka. Karena itu untuk menghindarkan perhatian dan supaya tidak menyolok pandangan umum, maka Liong Jinpoh mencari akal mengganti cara lain dalam usahanya yang mulia, yaitu ia mendirikan Ceng-liong-pang.

Nyo Sugi sudah berkenalan sangat rapat dengan Liong Jinpoh sebelum Ceng-liong-pang terbentuk, dialah orang yang pertama menjadi anggota Ceng-liong-pang. Loji Pek Kianbu baru kira-kira setengah tahun kemudian mengabdikan dirinya. Maka kalau Nyo Sugi pernah bertemu dengan Geng Ciau, adalah Pek Kianbu belum pernah.

Tatkala ia mendengar Geng Ciau sudah ada kabar beritanya, Nyo Sugi jadi berjingkrak kegirangan, maka ia bertanya.

Liong Jianpoh tertawa, sahutnya : "Bukan berita pribadi Geng-tayhiap, tapi adalah berita tuan kita."

Nyo Sugi rada melengak, tanyanya tak mengerti : "Apakah putra Geng tayhiap itu sudah ketemu ?" kuatir Pek Kian-bu kurang paham segera ia menjelaskan ; "Waktu Geng-tayhiap mau ke selatan, istrinya sedang hamil tua dan tidak ikut kesana. Kabarnya telah melahirkan seorang putra, sekarang kira-kira usianya sudah lima belas tahun, tapi selama ini dicari kemana-mana tidak pernah ketemu."

"Setelah Geng-hujin melahirkan iapun menyusul keselatan," demikian Liong Jinpoh melanjutkan. "Karena berabe membawa orok yang masih kecil, maka ia titipkan bocah itu disalah satu sanak familinya. Satu bulan yang lalu baru aku mendapat kabar ini."

"Kalau begitu pangcu harus segera membawa anak itu kemari dan mengajarkan kepandaian silat kepadanya." demikian usul Nyo Sugi.

"Tidak perlu kita banyak berabe," jawab Liong Jin-poh, "Bing cong-piauthau dari Hou-wi piaukiok sudah mengantarnya menuju ke Kanglam, kabarnya Bing Thing juga mengundang sahabatnya yaitu Lu Tang-wan itu tokoh yang menggemparkan Bulim karena kelihayan ilmu Bianciangnya ikut melindungi."

Pek Kian-bu menjadi paham, katanya : "Jadi soal inilah yang dikuatirkan pangcu selama sebulan ini?"

"Sebelum aku mendapat kabar keselamatan mereka, hatiku selalu dirundung kekuatiran yang tak terkirakan. Aku kuatir adanya seseorang yang tahu asal usul bocah itu lantas menculiknya ditengah jalan. Untunglah meski ditengah jalan pernah sekali terjadi keributan, malah kabarnya Lu Tang-wan terluka sedikit, tapi Bing Thing dapat selamat membawa bocah itu tiba di Kanglam dan menyerahkan kepada ayahnya."

"Siapakah orangnya yang mencegat mereka ditengah jalan?" tanya Nyo Sugi.

"Seorang asing yang berkepandaian sangat tinggi, dari kepandaian Eng-jian-jiu orang yang lihay itu, Bing Thing mengira bahwa orang itu pasti Elang Hitam Lian Tin-san adanya."

Waktu itu Lian Tin-san sendiri baru saja muncul dikalangan kangouw, nama besarnya belum setenar sekarang. Maka sekarang tokoh pengalaman seperti Bing Thing juga cuma mengetahui namanya dan tidak tahu julukannya.

"Konon si Elang Hitam Lian Tin-san adalah begal tunggal yang malang melintang di kangouw apakah diapun sudah tunduk dan menjadi antek kerajaan Kim ?" demikian tanya Nyo Su-gi.

"itu hanya terkaan Bing Thing saja dia belum berani memastikan, kalianpun jangan sembarang katakan hal ini pada orang lain," demikian pesan Liong Jian-poh.

"Sikap Lu Tang-wanlah yang harus kita hargai apakah perlu kita menghaturkan terima kasih?" usul Nyo Sugi, sebab Bing Thing adalah sahabat kental dari Ceng liong pang lain halnya dengan Lu Tang-wan yang tidak mereka kenal, maka ia ajukan usulnya ini.

"Jangan, sekali-kali jangan," cepat Liong Jian-poh menggoyangkan tangannya, "Bing Thing sendiri pun tidak pernah menceritakan asal-usul bocah itu kepadanya, Lu Tang-wan punya rumah juga punya keluarga, dia tidak akan berani saling berhubungan dengan para kawanan Bulim macam kita ini. Bila dia benar-benar mengetahui asal usul bocah itu pastilah dia sendiripun akan merahasiakannya."

Karena mengingat pesan Pangcunya inilah maka selama sepuluh tahun ini belum pernah Nyo Su-gi dan Pek Kian-bu membicarakan rahasia ini dengan orang ketiga.

Hampir sepuluh tahun kemudian setelah Ceng-liong pang berdiri tegak dengan jaya baru Lo Hou wi dan Ong Beng-im masuk jadi anggota. Karena usia mereka masih terlalu muda dan pengalaman masih terlalu cetek maka banyak persoalan rumit yang serba rahasia, mereka tidak diikut-sertakan dalam perundingan. Seperti misalnya tugas untuk menyongsong kedatangan Geng Tian ini, setelah mereka berada ditengah perjalanan baru Nyo Su-gi mewakilkan Pangcu mereka untuk menjelaskan kepada mereka.

Posting Komentar