Oleh karena dia merasa heran dan penasaran, maka Pouw Keng Thian menunda niatnya yang hendak menanyakan alamat Leng In Liang; sebaliknya yang dia tanyakan kepada pemilik kedai arak itu adalah tentang lima ekor kuda itu.
Sejenak pemilik kedai arak itu mengawasi tamunya dan sekilas dia kelihatan ketakutan. Akan tetapi oleh karena dilihatnya bahwa tamunya merupakan seorang pemuda yang ramah, maka berkurang rasa takutnya itu dan mau dia menceritakan ;
"Beberapa hari yang lalu dikedai ini telah kedatangan lima orang tamu yang menanyakan, kalau kalau kami mengetahui tempat tinggalnya orang tua yang katanya bernama Leng In Liang "
Didalam hati Pouw Keng Thian menjadi terkejut, sebab dia justeru hendak menanyakan tentang tempat tinggalnya Leng In Liang dan ternyata sudah ada lain orang yang datang dengan maksud yang sama. Akan tetapi pada saat itu dia diam mendengarkan, dan si pemilik kedai arak itu meneruskan bercerita :
" ...memang kami tahu dan kami bahkan kenal dengan orang tua itu yang ramah tamah dan sering singgah ditempat kami ini; akan tetapi sudah sejak sepuluh hari ini kami tidak pernah kedatangan orang tua itu . , "
Si pemilik kedai itu berhenti sebentar, sebab dia merasa perlu buat melirik kearah sebelah luar kedai; akan tetapi oleh karena memang tidak ada lain orang dan tidak tahu tamu baru yang datang, maka dia meneruskan perkataannya :
" . keterangan ini kami berikan kepada kelima orang tamu itu, yang semuanya terdiri dari orang laki laki yang kelihatannya gagah perkasa akan tetapi salah seorang yang rupanya berwatak pemarah, tidak percaya dengan keterangan yang kami berikan. Tiba-tiba dia memegang lengan bajuku dan dia mendorong membikin aku terperosot jatuh dengan kepala membentur tiang yang kebenaran ada
pakunya ”
(Waktu peristiwa kelima orang tamu itu datang dan menanyakan keterangan perihal Leng In Liang, didalam kedai itu terdapat lain rombongan tamu yang terdiri dari seorang pemuda yang mukanya pucat seperti mayat hidup, ditemani oleh dua orang lelaki jangkung bermuka hitam bengis, namun pakaian kedua orang lelaki itu serba putih, mirip seperti jubah seorang pendeta.
Dengan langkah kakinya yang tenang, pemuda yang bermuka pucat seperti mayat hidup ini kemudian mendekati lelaki yang mendorong si pemilik kedai; lalu dengan nada suara yang parau dan mengejek dia berkata:
",. ,.. kalau aku tidak salah lihat, kalian berlima adalah asal dari kota Kim an, atau anak-anak haram yang mengaku bersaudara dan menyebut diri sebagai Kim an ngo kiat.")
"......siapa gerangan yang tidak akan marah kalau mendengar seseorang memaki atau mengejek dengan kalimat kata kata haram? Apalagi orang itu adalah seorang pemarah seperti Kim an Yo Gie, orang termuda dari lima persaudaraan Yo dari kota Kim an; yang sebenarnya sudah terkenal sebagai lima orang gagah atau ngo kiat .. " kata sipemilik kedai yang menambahkan keterangannya; sedangkan Pouw Keng Thian tambah terkejut, sebab dia memang pernah mendengar tentang lima bersaudara yang terkenal gagah perkasa itu tetapi saat itu Pouw Keng Thian membiarkan bahkan tambah memperhatikan waktu si pemilik kedai meneruskan bercerita :
" . dengan perdengarkan pekik kemarahan yang meluap, maka Kim an Yo Gie menyerang si pemuda bermuka pucat itu dengan kepelan tangan kanannya; tepat mencapai sasaran pada perut si pemuda bermuka pucat itu, Akan tetapi, tahukah siangkong apa yang telah terjadi...,?” si pemilik kedai itu menanya kepada tamunya; dan waktu dilihatnya Pouw Keng Thian hanya bersenyum menganggap si pemilik kedai itu lucu atau jenaka; maka si pemilik kedai lalu meneruskan lagi perkataannya :
".. yang kena pukul tidak semaput bahkan dia tetap berdiri ditempatnya sebaliknya Kim an Yo Gie yang berteriak bagaikan orang kesakitan; sementara darah kelihatan mengalir keluar dari tangan kanannya ”
("ngo tee, awas !” teriak Yo Toa atau Kim an ngo kiat
yang tertua; sebab sejak tadi Yo Toa memperhatikan si pemuda yang seperti mayat hidup itu, terutama pada baju bulu yang dipakainya. Bulu bulu pada baju itu kelihatan sangat istimewa, tegak berdiri seperti tajam duri-duri landak!
AGAKNYA baju bulu itu mengandung racun yang berbisa, dan pemuda bermuka pucat itu mahir ilmu tenaga dalam; sehingga dia membiarkan dirinya kena serangan tangan Kim-an Yo Gie, sedangkan pekik peringatan Yo Toa sia sia belaka sebab gerak yang sangat cepat dari adiknya yang pemarah itu.
Kim-an Yo Gie rebah pingsan dan Yo Jim yang menjadi orang kedua dari persaudaraan Yo, berusaha memberikan pertolongan; sementara Yo Toa, Yo Sam dan Yo Sun telab siapkan senjata mereka yang berupa golok, dan melakukan penyerangan terhadap si pemuda bermuka pucat seperti mayat hidup itu, yang kemudian dibantu oleh kedua pengawalnya yang berpakaian seperti pendeta.
Suatu keistimewaan telah diperlihatkan oleh si pemuda yang bermuka pucat seperti mayat hidup itu, oleh karena sambil bertempur melawan Yo Toa maka dia sempat melepaskan tiga senjata rahasia kearah Yo Jim yang sedang berusaha menolong adiknya.
Yo Jim sempat menghindar dari senjata rahasia itu, akan tetapi sebatang diantaranya membenam dileher Yo Gie yang masih rebah pingsan; mengakibatkan sipemarah itu hanya kelihatan berkelejat setelah itu tubuhnya kaku tanpa mampu perdengarkan suara sebaliknya Yo Jim yang berteriak haru dan marah, lalu bergegas dia menyiapkan goloknya. Akan tetapi tepat pada saat itu sebatang senjata rahasia telah membenam didada sebelah kirinya !
Tangan kanan Yo Jim melepaskan goloknya, sebab dia gunakan buat mencabut senjata rahasia yang membenam di dadanya; dan untuk kagetnya dia mengenali senjata rahasia itu adalah 'tok piao' atau piao beracun yang khas menjadi senjata penyebar maut dari Hong bie kauwcu Gan Hong Bie yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi lima persaudaraan Yo itu.
“twa ko, awas; dia adalah Gan Hong Bie yang kita sedang cari ... !” teriak Yo Jim dengan suara parau akibat pengaruh bisa racun, namun dia masih memaksa diri buat memberitahukan kepada kakaknya yang sedang bertempur melawan si pemuda bermuka pucat itu, yang merupakan penyamaran dari Gan Hong Bie alias Hong bie kauwcu !
Sehabis dia berteriak, maka terasa oleh Yo Jim bahwa kepalanya sangat pening, pandangan matanya menjadi samar, dan disaat dia hendak jatuh, sebatang pisau belati terbang menembus di tenggorokannya membikin dia segera rubuh tewas !
Kim an Yo Toa menjadi sangat terharu dan geram, karena menyaksikan sekaligus dua adiknya telah menjadi mangsa keganasan Hong bie kauwcu yang sedang dia tempur.
Dengan perdengarkan pekik kegusarannya yang meluap, maka Yo Toa perhebat serangannya; akan tetapi Hong bie kauwcu perdengarkan suara tawa dan sempat dia bicara.
"... dahulu waktu di kota San-hay koan kalian telah berkomplot dengan pangeran Gin Lun dan mengganyang markas Hong-bie pang cabang di kota itu; sayang waktu itu aku tidak ada dikota itu sehingga aku tidak bisa menghadapi kalian. Sekarang kita bertemu disini dan kalian harus melunaskan hutang itu, kelak pangeran Gin Lun juga akan mendapat bagian... "
Kim an Yo Toa tidak menghiraukan yang dibicarakan oleh Hong bie kauwcu Gan Hong Bie, meskipun dia tidak melupakan tentang kejadian itu, waktu dia bersama-sama Kang lam liehiap Soh Sim Lan serta beberapa orang gagah yang mendukung pangeran Gin Lun, telah mengganyang markas cabang Hong bie pang di kota San hay koan. Dan selagi bertempur Kim an Yo Toa sedang memikirkan perihal ujut muka Gan Hong Bie, sebab dia ketahui katanya sudah berusia empat puluh tahun lebih sedangkan yang sekarang dia tempur dan yang mengaku sebagai Gan Hong Bie, ternyata merupakan seorang pemuda bermuka pucat seperti mayat hidup, yang umurnya belum mencapai tigapuluh tahun.
"... siapa kau sebenarnya ? mengapa kau mengaku sebagai Hong bie kauwcu ..,.?" akhirnya Kim an Yo Toa menanya, sambil dia harus lompat mundur dari serangan lawan yang bermuka pucat itu, yang sekarang telah menggunakan senjata Kim-sie joan pian (cambuk lemas) yang mengandung bisa racun. "... hmmm ! Bukan kau yang harus menanya, akan tetapi kau harus menjawab pertanyaanku ...” sahut Hong bie kauwcu Gan Hong Bie, sedangkan senjatanya yang istimewa mencari sasaran pada leher Yo Toa, memakai gerak tipu 'tok liong hie sui" (naga beracun bermain didalam air), sehingga dengan cara memperdengarkan bunyi suara angin yarg mendesir, maka Cambuk emas itu bergerak mengurung disekitar tubuh lawannya, membikin jelas kelihatan bahwa Yo Toa terdesak dan berada dalam ancaman bahaya maut.
“.....sekarang kau katakan, dimana gerangan Kanglam liehiap Soh Sim Lan, sebab aku dengar perempuan jalang itu berteman baik dengan Liu Goat Go, sedangkan Liu Goat Go itu adalah adiknya Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang harus ditangkap dan dibawa menghadap kepada pangeran Kim Lun !" Hong bie kauwcu Gan Hong Bie berkata dengan suara membentak; namun sepasang matanya yang tajam sempat melihat bahwa seorang rekannya yang sedang bertempur melawan Yo Sam sedang terdesak, sehingga satu gerak cepat yang pesat tiga batang 'tok piao' terbang mencari sasaran pada tubuh Yo Sam; membikin Yo Sam secara tiba-tiba berteriak kesakitan karena lengan kanannya terkena sebatang "tok piao", mengakibatkan senjata lepas dari pegangannya, dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh lawannya, yang dalam waktu sekejap telah berhasil menghabiskan Yo Sam.
Sekiranya Yo Toa mempunyai kesempatan buat menangis maka pasti dia telah menangis sebanyak tiga kali sebab tiga adiknya secara berturut-turut telah tewas ditangan si pemuda bermuka pucat seperti mayat hidup, yang mengaku sebagai Gan Hong Bie atau Hong bie kauwcu. Yo Toa cuma sempat berteriak untuk melepas rasa marah dan penasarannya; namun tindakannya itu justeru membikin pertahanannya menjadi lemah, apalagi waktu didengarnya suara tawa mengejek dari si pemuda bermuka pucat itu yang sekarang sedang mengintai dia.
"....ajalmu telah kian mendekat, apakah kau belum mau memberitahukan dimana gerangan kedua perempuan jalang itu, atau malahan kau mengetahui dimana gerangan Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing umpatkan diri.,..!" terdengar pemuda bermuka pucat itu berbicara lagi.
“Binatang! Bedebah! Percuma aku bicara padamu...!”
seru Yo Toa dengan marahnya yang meluap.
'Ha ha ha.. !" tawa si pemuda bermuka pucat itu, yang lalu menyambung dengan perkataannya :
"...rupanya kau benar-benar sudah bosan berada didalam dunia ini ..."
"Mayatku akan tetap berada didunia ini.." sahut Yo Toa sambil dengan jurus "lutung putih memetik buah" dia berusaha menyerang mengarah bagian sepasang mata si pemuda bermuka pucat itu.
“Akan aku hancurkan mayatmu supaya tidak bermukim di dunia ,,.!” kata si pemuda bermuka pucat itu yang berhasil menghindar dari serangan lawannya; bahkan sempat dia balas menyerang dengan gerak tipu 'tok liong cut tong' (naga berbisa keluar dari goa).
"Tulangku akan tetap berada didalam dunia ....!" kata lagi Yo Toa yang sengaja hendak mencari luang dengan membikin lawannya lengah karena marah.
“Senjataku sanggup menghancurkan tulang-tulangmu sampai menjadi tepung, yang nanti akan aku buang ketengah laut Tong hay.....” sahut pemuda bermuka pucat
itu, yang benar-benar menjadi marah.
“Ha ha ha ! apakah laut kau anggap bukan didalam dunia.. ?” kata Yo Toa sambil dia tertawa, untuk kemudian dia menyerang memakai kakinya, dengan suatu tendangan geledek; tepat pada betis lawannya sehingga membikin si pemuda bermuka pucat itu terpental. Akan tetapi waktu goloknya Yo Toa bergerak dengan suatu bacokan maut bagaikan gunung Tay san menindih, maka si pemuda bermuka pucat itu berhasil menghindar, sehingga sebuah meja batu menjadi sasaran goloknya Yo Toa, sampai meninggalkan noda cacad bekas terkena bacokan golok.
Meskipun dia sudah berhasil menghindar dari bacokan maut lawannya, namun Gan Hong Bie yang sedang menyamar sebagai seorang pemuda bermuka pucat itu tidak segera dapat bangun berdiri, karena kakinya terasa sakit akibat kena tendangan geledek tadi.
Akan tetapi dengan tubuh yang masih rebah, si pemuda bermuka pucat itu menyerang dengan tiga batang 'tok-piao'; dan pada saat Yo Toa sanggup menghindar dengan berkelit dan menangkis memakai goloknya; maka tiga batang pisau terbang ikut melayang ke tiga bagian tubuh Yo Toa.
Dua batang pisau terbang nyaris mencapai sasaran, akan tetapi yang sebatang lagi mengarah bagian muka, dengan tabah telah digigit oleh Yo Toa.
Meskipun Yo Toa sudah berhasil menggigit pisau terbang itu, akan tetapi pisau belati itu terasa sangat licin sekali; dan berhasil menggurat bibirnya dan melalui luka yang kecil itu, maka bisa racun menjalar memasuki tubuh Yo Toa; sehingga disaat berikutnya Yo Toa merasakan kepalanya pening, pandangan matanya ikut menjadi samar waktu dia melihat si pemuda bermuka pucat itu mendekati dengan langkah kaki yang pincang, lalu sebatang pisau belati lain telah membenam di perut Yo Toa, dan pisau belati itu kemudian membedah kebagian atas, mengakibatkan ususnya Yo Toa ikut keluar sedangkan si pemuda bermuka pucat alias Gan Hong Bie tidak menghiraukan waktu darah menghambur dan membasahi tangannya yang berhasil menyebar maut!