Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 87

NIC

"Hm, kiranya kau"!" jengeknya, sorot matanya tertuju ke arah Soat Ko-hong yang berdiri di Sana dan berkata pula: "Soat-tocu, berulang kali kau hasut anak muda ini merecoki diriku, sebenarnya apa maksudmu?" Soat Ko-hong ter-bahak2, "Bocah ini mengaku sebagai anak-cucuku, padahal aku tidak pernah kenal dia.

Dia she Soat sendiri, apa sangkut pautnya dengan diriku yang juga she Soat" Ciamtay-wancu, bukanlah si bungkuk takut padamu, soalnya aku tidak ingin menjadi tameng bagi seorang anak muda keroco begini, Menjadi tameng harus ada untungnya, bila pekerjaan tanpa menghasilnya, betapapun si bungkuk tidak sudi melakukannya." Ciamtay Cu-ih bergirang oleh keterangan Soat Ko-hong itu, cepat ia berkata: "Jika benar orang ini tiada sangkut pautnya dengan Soat-heng, baiklah, akupun tidak perlu sungkan2 lagi padamu." Selagi ia menghimpun tenaga untuk menyerang pula, tiba-tiba didalam jendela ada orang menjengek: "Hm, tua menganiaya muda, tidak tahu malu!" Ciamtay Cu-ih menoleh, dilihatnya seorang berdiri di balik jendela, siapa lagi kalau bukan Sau Penq-lam.

Tidak kepalang murka Ciamtay Cu-ih karena disindir Sana sini.

Tapi "tua menganiaya yang muda, tidak tahu malu", kata2 ini memang tepat mengenai sasarannya, padahal iimu silat kedua orang di depannya ini jauh di bawahnya, untuk membunuhnya boleh dikatakan terlalu mudah baginya.

Namun tuduhan "Tua menganiaya muda" memang sukar dielakkan, dan kalau benar orang tua menganiaya anak muda, jelas perbuatan ini "tidak kenal malu" Sebaliknya kalau dia mengampuni mereka secara begini saja, rasanya iapun penasaran.

Maka ia lantas mendengus dan berkata kepada Sau Penglam: "Urusanmu biarlah kelak kubereskan dengan gurumu." " Lalu ia berpaling dan berkata kepada Soat Peng-say: "Siaucu (anak kecil.

coba katakan, kau ini murid perguruan aliran mana?" "Bangrat!" kontan Peng-say mendamperat.

"Kau telah menculik adik Leng, sekarang kau malah menanyai diriku?" Ciamtay Cu-ih menjadi heran dan bingung, pikirnya: "Aneh, bilakah pernah kuculik adik Leng-mu segala" Sedangkan kenal kau saja tidak?" Tapi didepan orang banyak ia merasa tidak enak untuk bertanya, ia coba menoleh dan berkata kepada muridnya: "Ci-eng, binasakan bocah ini, kemudian tangkap Sau Peng-lam." Kalau muridnya yang disuruh maju, dengan sendirinya tak dapat lagi dikatakan "tua mengaiaya muda", Ci-eng mengiakan, segera ia melolos pedang dan melompat maju.

Peng-say juga akan melolos pedangnya, tapi baru saja tangannya bergerak, tahu2 golok melengkung Ci-eng sudah menyambar tiba dan mengancam didepan dadanya.

Tanpa pikir Peng-say berteriak: "Ciamtay Cu-ih, aku dan Soat Koh .

" Ciamtay Cu-ih terkejut demi mendengar Peng-say menyebut nama "Soat Koh".

Cepat tangan kirinya memukul sehingga golok Ci-eng tergetar kesamping dan menyambar lewat di sisi tubuh Peng-say.

"Kau bilang apa?" tanya Ciamtay Cu-ih.

"Kubilang sekalipun hari ini aku Soat Peng-say harus mati juga berharga karena akupun telah membunuh anakmu!" jawab Peng-say nyaring.

"Apa .

apa katamu" Jadi .

jadi kau inilah salah seorang pembunuh anakku?" tanya Ciamtay Cu-ih.

Peng-say sudah nekat, ia tahu tiada gunanya menutupi rahasia dirinya lagi, biarlah mati secara terang2an saja.

Maka koyok yang menghiasi mukanya segera dibuangnya, "bret", ia menarik baju luarnya dan membuang semua ganjel punggungnya, seketika ia berdiri tegak lurus, mana lagi ada si bungkuk bermuka buruk segala, kini ia sudah kembali sebagai pemuda yang gagah.

"Betul, aku inilah salah seorang pembunuh anakmu," demikian ia berteriak lantang "Puteramu menculik gadis orang, aku dan Soat Koh yang membunuhnya.

Jika kau ingin menuntut balas bagi anakmu.

boleh kau bunuh saja diriku.

Tapi kau telah menculik adik Leng, kemana kau sembunyikan dia" Hendaklah kau tahu, kematian anakmu tiada sangkut pautnya dengan adik Leng, masa karena kematian anakmu itu lantas kau hendak paksa adik Leng menjanda selama hidup?" "Kurangajar!" damperat Ciamtay Cu-ih.

"Pantas tempo hari tidak kutemukan kau, kiranya kau mencampurkan dirimu di tengah anak murid Lam-han sehingga aku tertipu.

Sekarang ingin kutanya padamu, dimana Soat Koh" Ilmu pedang gabungan kalian yang digunakan membunuh anakku apakah....

apakah ajaran Sau Kim-leng?" Sebenarnya ia hendak tanya "apakah Siang-liu-kiamhoat", tapi kuatir pertanyaannya ini akan menimbulkan hasrat Soat Ko-hong untuk memiliki ilmu pedang ini, lalu Soat Peng-say akan dijadikan sandera lagi.

jika demikian urusan tentu akan bertambah panjang.

Nama Siang-liu-kiam-hoat didengarnya dari Ciamtay Boh-ko sebelum mengembuskan napasnya yang terakhir.

yaitu ketika Ciamtay Cu-ih baru turun dari kapalnya dan melihat anaknya terkapar di dermaga, pada detik terakhir itulah Ciamtay Boh-ko sempat memberitahu kepada ayahnya bahwa dia dilukai oleh gabungan dua pedang yang disebut Siang-liu-kiam-hoat.

Tadinya Ciamtay Cu-ih mengira perempuan yang membunuh anaknya itu memakai dua pedang sekaligus, gabungan sepasang pedang itulah yang disebut Siang-hukiam-hoat Padahal sudah lama ia-pun mengincar ilmu pedang maha sakti itu, sebab itulah dia bertekad akan mencari perempuan yang bernama Soat Koh itu sehingga terhadap pembantu pembunuh yang lain tidak begitu diperhatikannya.

Tapi kemudian lantas teringat pula olehnya ucapan Sau Ceng-in dahulu bahwa Siang-liu-kiam-hoat sukar diyakinkan oleh seseorang terkecuali orang itu memang jenius dan tekun berlatih selama berpuluh tahun.

Apabila dilatih dua orang, masing2 berlatih setengah bagian, hasilnya memang bolehlah, tapi juga sukar mencapai puncaknya.

Sekarang kematian anaknya itu menurut keterangan kuli pelabuhan akibat dikerubut seorang perempuan dibantu seorang lelaki.

Jelas pesan Ciam-tay Boh-ko sebelum ajal itu tentang gabungan dua pedang, maksudnya gabungan permainan pedang dua orang yang terdiri dari laki2 dan perempuan.

Sebab kalau Soat Koh seorang mahir memainkan Siang-liukiam-hoat tentu cukup kuat untuk membunuh anaknya, untuk apa mesti dibantu pula oleh seorang lelaki" Sebab itulah dia memastikan orang yang membunuh anaknya itu terdiri dari sepasang lelaki dan perempuan yang masing2 mahir memainkan setengah bagian Siang-liu-kiam-hoat, untuk mendapatkan ilmu pedang sakti itu, tidak cukup melulu mencari Soat Koh saja dan harus pula menemukan si lelaki itu.

Tapi kemanakah mencarinya" Soat Koh sudah diketahui namanya, Kiau Lo-kiat juga sudah menjelaskan bentuk wajahnya, rasanya masih dapat ditemukan.

Sedangkan lelaki itu tidak jelas namanya dan juga tak diketahui bentuk Wajahnya, lalu cara bagaimana akan mencarinya" Diluar dugaan, tanpa dicari malah orangnya sudah mengaku sendiri sebagai salah seorang pembunuh anaknya.

Keruan ia kegirangan.

lebih2 setelah mengetabui ilmu silat Soat Peng-say hampir tidak ada artinya, tapi bersama Soat Koh dapat membunuh anaknya, jelas hal ini disebabkan jasa gabungan kedua pedang dari Siang-liu-kiam-hoat.

Ia pikir setelah satu tertangkap, yang lain tentu tidak sulit untuk ditawan pula.

Asalkan kedua orang sudah tertangkap semua, maka Siang-liu-kiam-hoat secara lengkap berarti akan diperolehnya pula.

Terdorong oleh hasrat ingin memiliki ilmu pedang maha sakti itulah, lebih dulu ia lantas tanya Soat Peng-say dimana beradanya Soat Koh.

Begitulah dengan ketus Peng-say lantas menjawab: "Hm, kau kira ilmu pedang yang kami gunakan untuk membunuh puteramu itu adalah ajaran Sau Kim-leng" Hah.

kau salah besar! Memangnya kau kira sebelum meninggal ibu Sau Kim-leng akan memberitahukan kunci ilmu pedang Siangliu-kiam-hoat kepada anak perempuannya" Haha, biar kukatakan sejujurnya kepadamu, ibu Sau Kim-leng juga tidak paham Siang-liu-kiam-hoat, jadi tidak ada gunanya sama sekali biarpun kau culik adik Leng." Dia kuatir Ciamtay Cu-ih akan kecewa, lalu membunuh Cin Yak-leng, maka sejauh ini dia belum berani membongkar rahasia penyamaran Cin Yak-leng.

Ia bermaksud mengalihkan persoalannya kepada dirinya sendiri agar Ciamtay Cu-ih merasa tidak bermanfaat membawa pulang "Sau Kim-leng", dan kalau Cin Yak-leng sudah lolos dari cengkeraman maut, andaikan dirinya harus mati mengganti nyawa Ciamtay Boh-ko juga terasa berharga.

Sekarang iapun paham maksud tujuan Ciamtay Cu-ih menyuruh Ciamtay Boh-ko membawa pulang Sau Kim-leng kelautan timur, tidaklah masuk diakal puteranya sendiri disuruh mengawini puteri kandungnya sendiri pula.

Jadi jelas pasti ada tujuan lain.

Sesungguhnya Ciamtay Cu-ih memang tiada maksud menyuruh puteranya sendiri berbuat sebiadab itu, soalnya dia mengira nyonya Sau Ceng-in pasti tahu rahasia Siang-liu-kiam-hoat.

Kalau Sau Ceng-in sudah mati.

di dunia ini hanya Sau-hujin saja satu2nya orang yang tahu ilmu pedang maha sakti itu.

Sebab itulah ketika Sau-hujin mencari suaminya ke lautan timur, dengan obat bius dia berhasil mengerjai Sau-hujin, lebih dulu ia menodai kesucian Sau-hujin, lalu dengan berbagai cara bujuk rayu untuk memikat nyonya Sau, ia mengira dengan jerih payahnya itu.

setelah nyonya Sau mau menjadi isterinya, maka rahasia Siang-liu-kiam hoat nanti juga akan diberitahukan kepadanya.

Untuk menutupi maksud busuknya itu, sejauh itu ia tidak pernah menyinggung tentang Siang-liu-kiam-hoat segala.

yang diperlihatkan hanya kemesraanya sebagai tanda bahwa sebabnya dia menodai tubuh Sau-hujin adalah karena dia jatuh cinta kepada kecantikannya.

Padahal waktu itu usia Sau-hujin sudah lebih 30 tahun, sakalipun cantik juga sudah tergolong setengah baya.

Posting Komentar