Mereka belum mengenalnya, jago silat dari bagian mana dan siapa sebenarnya wanita yang baru muncul itu.
Namun pada saat itu Shin Kai Lolo. Siok Siat Sin-ni dan Tong Kiam Ciu tampak terperanjat dengan kehadiran wanita cantik itu. Karena wanita itu tiada lain adalah Ciam Gwat. Orang-orang yang berada ditempai itu saling berpandangan. Tanpa banyak bicara lagi Kiam Ciu telah mengerahkan sin-kang dan dengan ilmu Kai-thian-pik-tee telah melesat menerkam kearah wanita cantik itu. Kiam Ciu mencakar wajah wanita itu hingga rambut yang menutupi dahi wanita itu tersingkap dan tampaklah suatu tanda didahi wanita itu. Bulan sabit yang jelas tergores dikeningnya. "Houwww!” terdengar suara gumam orang-orang yang menyaksikannya.
Mereka baru melihat tanda didahi wanita itu telah dapat menebak siapa adanya wanita cantik itu. tiada lain adalah Ciam Gwat.
Ciam Gwat wanita jelita yang berilmu silat tinggi dan sempurna. Sesaat lamanya mereka yang berada dilempat itu bagaikan terpaku melibat kehadiran wanita jelita itu. Mereka baru kali itu melihatnya.
"Ciam Gwat, kaupun harus menemui kebinasaanmu untuk menebus dosadosamu!” seru Kiam Ciu dengan berkecak pinggang dan menuding kearah jago silat wanita itu. Ciam Gwat bergusar hati karena diperlakukan seperti itu, rambutnya yang dipergunakan untuk menutupi dahinya yang bernoda goresan bulan sabit itu telah disingkap oleh Kiam Ciu. Dia barus membunuh pemuda itu dan mencincangnya atas kekurang ajarannya. Juga dia sangat marah karena Kiam Ciu dia telah kehilangan orang-orang yang selama ini sangat disayanginya dan sangat setia padanya. Mereka itu ialah Peng Nio wanita yang dengan setianya mengikuti dan mengasuh anaknya hingga dewasa dan dia bunuh gara-gara Kiam Ciu, juga Sio Cien telah dibunuhnya karena Kiam Ciu.
Dengan minggatnya putri tunggal yang sangat disayanginya ialah Cit Sio Wie karena mengikuti Kiam Ciu. Semuanya itu menambah kemarahan Ciam Gwat yang merasa telah dihancurkan oleh Kiam Ciu segala kebahagiaannya itu. Maka tiadalah mengherankan lagi kalau wanita itu menjadi sangat gusar, marah sekali bertekad untuk mengadu jiwa dan membinasakan Kiam Ciu.
"Jahanam! Kau harus binasa!” berbareng dengan suara itu Ciam Gwat mengerahkan ilmu Pan-yok-sin-im.
Tetapi Kiam Ciu telah memegang kim leng ditangan kiri. Kelintingan emas itu digerakannya dan terdengarlah bunyi kelintingan itu. Berbareng dengan suara bentakan Ciam Gwat. Sehingga suara yang mengandung ilmu Pan-yoksin-im itu buyar punah. Ciam Gwat merasa gusar dan heran menyaksikan itu semua. Tetapi ketika menyaksikan apa yang dipegang oleh Kiam Ciu itu hatinya bertambah gusar. Maka dengan teriakan nyaring Ciam Gwat telah meloncat menerkam Kiam Ciu dengan jurus Hian-hiong-kong-ki.
Namun Kiam Ciu dengan gerakan Liong-hong-hun-hui memutar tubuh dan mengirimkan hantaman kelambung Ciam Gwat.
"Darrrl” terdengar dua tenaga berhantam yang menimbulkan suatu ledakan keras dan mengejutkan para hadirin semuanya. Orang-orang gagah yang berada ditempat itu merasa takjub dan memuji kegesitan Kiam Ciu menghadapi serangan lawannya itu. Ciam Gwat terkenal sebagai wanita aneh yang berilmu tinggi dan kejam. Siapapun yang pernah melihat tanda ciam gwat didahinya pasti orang itu akan binasa ditangan wanita kejam itu.
Orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu sebenarnya menjadi sangat heran karena mereka tidak mengetahui sebab musababnya mengapa sampai Kiam Ciu bermusuhan dengan Cim Gwat. Mereka dalam bertanya-tanya itu tiba-tiba Kiam Ciu berseru kepada Ciam Gwat.
"Cit Cai Hui, aku putra Tong Kiam Seng! Hari ini telah bersumpah untuk mengambil nyawamu dan memenggal kepalamu untuk menebus kematian seluruh saudara-saudaraku ibuku dan ayahku yang telah kau bunuh!” seru Kiam Ciu dengan suara lantang dan tegas penuh wibawa.
Namun Ciam Gwat atau nama aslinya Cit Cai Hui tampak tertawa mendongak kelangit. Tampaklah suatu perubahan diremak muka yang jelita itu. Kini tampaklah guratan wajah wanita jelita itu menjadi kentara dan menampakan kebengisannya. "Tong Kiam Ciu, karena kau maka hancur keluargaku. Kau harus binasa ditanganku supaya tenang ayahmu karena menunggu anaknya yang gagah dan hari ini kau akan menyusulnya kealam baka!” seru Ciam Gwat dengan suara mengejek dan wajahnya tampak bengis dengan mulut menyeringai.
Berbareng dengan teriakan dan ancaman itu maka Ciam Gwat telah menerkam kearah dada Kiam Ciu dengan mengerahkan segenap sinkang dan lwekangnya untuk menghancurkan dada pemuda itu.
"Binasa!” seru Ciam Gwat sambil mengirimkan hantaman dengan jurus Hianhiong-kong-ki yang bertenaga bebat.
Kiam Ciu waspada dengan hantaman itu maka pemuda itu lalu berkelit dan kelinting emas yang digenggamnya di tangan kiri berbunyi. Maka buyarlah ilmu Pan-yok-sin-im yang telah dikerahkan oleh Ciam Gwat. Berkali-kali wanita itu berusaha mengerahkan ilmunya untuk melumpuhkan Kiam Ciu namun selalu dapat dibuyarkan akibat tenaga sakti yang ditimbulkan oleh Kim Leng atau kelinting emas. Ketika Kiam Ciu berkelit dengan menggeser kaki kanannya kebelakang dan Ciam Gwat dengan tiba-tiba telah mengubah serangannya dari hantaman kearah dada dengan kepalan tinju kini telah diubah dengan membabat kesamping dengan sisi tapak tangan kearah perut Kiam Ciu.
"Buk!” terdengar suara benda tertumbuk hantaman sisi tapak tangan wanita itu. Kiam Ciu terlempar kebelakang beberapa tombak. Namun berkat biji Leng Yok pemberian nenek lembah Si-kok dan telah dimakannya, maka dia menjadi kebal akan pukulan bertenaga hebat itu.
Sebenarnya Kiam Ciu dapat hancur isi perutnya akibat terkena pukulan sisi tapak tangan Ciam Gwat karena wanita itu telah mengerahkan segenap tenaga dengan jurus Hian-hiong-kong-ki. Apalagi isi perut baru besar sebesar gajah saja dapat dilumatkan karena hantaman itu mempunyai tenaga dasyat.
Kiam Ciu dapat menahan pukulan sakti itu berkat biji Leng Yok yang telah dimakannya. Dia hanya terpental karena dorongan tenaga sakti Ciam Gwat.
Namun pemuda itu tidak jatuh, dia tetap berdiri walaupun sampai terpental lima tombak, namun masih dapat menguasai keseimbangan tubuhnya. Serta kelinting emasnya selalu memperdengarkan kelintingan nyaring mengatasi suara-suara Ciam Gwat yang dilambari dengan ilmu Pan-yok-sin-im.
"Hebat tidak omong kosong kau mendapat gelar Giok-ciang-cui-kiam!” seru Ciam Gwat sambil memutar tubuh dan berhadapan dengan Kiam Ciu.
Kiam Ciu bukannya bergirang hati mendapat pujian itu. Namun pemuda itu bertambah waspada. Karena dia tahu bahwa Ciam Gwat adalah tokoh sakti yang banyak ilmu dan pengalamannya.
Segenap tokoh Kang-ouw yang berada di tempat itu kini telah mengetahui latar-belakang pertempuran antara Ciam Gwat dengan Kiam Ciu. Maka mereka banya dapat menyaksikan tanpa berani bercampnr tangan dalam urusan itu.
Mereka hanya menyaksikan saja serta bersiap-siap untuk memberikan bantuan kepada Kiam Ciu dimana diperlukan atau kalau sampai pemuda itu menghadapi bencana. Kiam Ciu masih menggenggam pedang Oey Liong Kiam. Diam-diam pemuda itu teiah memunguti sarung pedang itu yang masih terselip dipinggang Kwi Ong.
Kemudian pedang Oey Liong Kiam disarungkannya dan disisipkan kepinggangnya. Semuanya itu dilakukan dengan cepat dan Cium Gwat tahu apa yang dikerjakan oleh Kiam Ciu itu tanpa mengusiknya. Karena dia adalah tokoh kenamaan dan walaupun bagaimana kejam dan kejinya Ciam Gwat namun ternyata dia masih mempunyai harga diri. Maka lawan yang dalam keadaan tidak siap dia tidak sudi menyerangnya. Pada saat Kiam Ciu mengambil sarung pedang dipinggang mayat Kwi Ong itu dianggap oleh Ciam Gwat dalam keadaan tidak siap. Walaupun sebenarnya Kiam Ciu selalu waspada seandainya mendapat serangan tiba-tiba saja dapat menghadapinya.
Ketika Kiam Ciu telah berdiri kembali dengan kuda-kuda lutut setengah tertekuk dan renggang kedua belah kakinya, maka Ciam Gwat berseru sambil tertawa.
KIAM CIU ! Kau kira aku tidak mampu menghadapi pedang dan ilmu pedangmu ? Mengapa kau sarungkan pedang pusakamu ?” seru Ciam Gwat dengan sikap menantang. "Tidak perlu banyak mulut, hayo hadapi kematianmu !” seru Kiam Ciu sambil meloncat mengirimkan hantaman kearah dada Ciam Gwat.
Gerak cepat melesat kedepan dengan jurus Pek-jit-hui-sat dan mata memancarkan sinar aneh dan ingin mencengkeram kearah dada lawan.
Perubahan serangan dari hantaman menjadi cengkeraman itu sangat mengejutkan Ciam Gwat. Ternyata hebat juga ilmu Kiam Ciu dalam gerak ilmu Pek-jit-hui-sat itu. Ciam Gwat hampir saja tidak mampu untuk menghindarinya, Karena daya pukau sinar mata aneh yang terpancar dari mata Kiam Ciu kearah Ciam Gwat. Seria kelintingan emas itu sangat mengganggu pemusatan pikiran Ciam Gwat. Ternyata wanita sakti dan cantik itu sama sekali telah dibuat tidak berdaya oleh Kiam Ciu.
Namun untuk membinasakannya Kiam Ciu belum mampu, dengan satu gerakan kesamping saja Kiam Ciu ternyata hanya menerkam tempat kosong dan sempoyongan akan jatuh karena dorongan tenaga sendiri.
Ciam Gwat meloncat mengirimkan tendangan maut kepunggung Kiam Ciu.
Pemuda itu merasakan sambaran angin tendangan dan sempat mengelak sambil melejit dan memutar tubuh.
Keduanya ingin saiing menjatuhkan dan menghindari serangan lawan.
Kelihatannya kini mereka seimbang. Kiam Ciu dengan tangan kosong juga menghadapi serangan Ciam Gwat itu.
Sampai puluhan jurus mereka bertempur, belum ada ketentuannya. Karena Ciam Gwat yang biasanya mengandalkan ilmu Pan-yok-sin-im itu kini ilmu andalannya itu tidak berarti lagi terhadap Kiam Ciu.
Maka kini Ciam Gwat harus mengerahkan Gin-kangnya juga untuk mengimbangi kelincahan Kiam Ciu. Dia harus mengerahkan ilmu-ilmu silat yang dapat untuk melumpuhkan Kiam Ciu.
Dengan memutar tubuh dan meloncat kemudian menghentakkan kaki kanan diatas tanah maka terlihatlah Ciam Gwat menyerang Kiam Ciu.
Dengan mengerahkan ilmu pukulan maut Hwe-sat-pik-tee (api maut membongkar bumi) maka Ciam Gwat menghantamkan kepalan tinjunya kedada Kiam Ciu. "Darr,” terdengar dua tenaga beradu.
Karena Kiam Ciu tidak sempat menghindar, maka satu-satunya jalan hanyalah memapaki serangan tinju maut itu dengan tapak tangannya. Kepalan tinju Ciam Gwat bagaikan melekat pada tapak tangan Kiam Ciu.