Suling Emas Naga Siluman Chapter 22

NIC

Hong Bu berseru marah. Tiba-tiba terdengar suara melengking nyaring dan empat orang wanita itu kini telah muncul dari balik bukit salju dan gerakan mereka amat cepatnya ketika mereka lari menghampiri. Akan tetapi Sim Tek dan Sim Hong Bu telah berdiri dengan tegak melindungi Siauw Goat. Sim Tek memegang sebatang pedang dan Hong Bu siap dengan busur dan anak panahnya. Juga Siauw Goat sudah memegang pedang yang diterimanya dari Hong Bu tadi. Melihat betapa gadis cilik yang mereka kejar-kejar itu kini dilindungi dua orang pria yang kelihatan gagah, empat orang wanita cantik itu berhenti dan Si Baju Hijau yang merasa paling marah dan sakit hati terhadap Siauw Goat, melangkah maju sambil berkata kepada teman-temannya.

"Biar kuhadapi anjing-anjing ini!"

Mendengar ucapan itu, diam-diam Sim Tek menjadi tidak senang. Wanita-wanita ini benar amat sombong sekali, pikirnya dan kalau dipikir, tidak mungkin seorang gadis cilik seperti anak yang pingsan tadi berada di fihak salah.

"Harap Nona sabar sedikit."

Katanya sambil melangkah maju.

"Tidak baik menggunakan kekerasan terhadap seorang gadis cilik, kalau ada urusan sebaiknya dibicarakan dengan tenang."

"Heh, pemburu babi yang busuk, jangan engkau mencampuri urusan orang lain! Pergilah sebelum terpaksa kubunuh engkau!"

Bentak wanita baju hijau yang oleh temannya disebut A-ciu itu.

"Paman, Nona cilik ini benar, mereka adalah iblis-iblis betina jahat, biar kuhajar mereka!"

Tiba-tiba Sim Hong Bu berteriak marah dan dengan gerakan cepat sekali pemuda remaja ini telah menggerakkan tali busurnya empat kali. Ter-dengar suara menjepret empat kali dan berturut-turut, empat batang anak panah menyambar seperti kilat ke arah empat orang wanita cantik itu!

Akan tetapi, anak-anak panah itu semua menyambar ke arah betis kaki, maka jelaslah bahwa Hong Bu bukan bermaksud membunuh, hanya ingin melukai empat orang yang dianggapnya jahat itu. Akan tetapi, betapa terkejut rasa hati Hong Bu dan Sim Tek ketika mereka berdua melihat empat orang wanita itu mengangkat kaki, dengan enak dan mudah saja mereka menendang ke arah anak panah yang menyambar itu dan.... anak-anak panah itu semua meluncur kembali ke arah Sim Hong Bu! Tentu saja pemuda remaja ini menjadi sibuk mengelak ke sana-sini. Dia selamat akan tetapi hampir saja menjadi korban anak panahnya sendiri, maka dia memandang dengan mata terbelalak, kemudian dengan suara menggeram seperti seekor singa muda dia menyerang ke depan, menggerakkan busurnya yang dihantamkan ke arah kepala A-ciu.

"Plak!"

Tubuh Hong Bu terhuyung ke belakang ketika busurnya ditangkis oleh lengan tangan A-ciu. Melihat Sim Tek sudah menyerang pula dengan pedangnya, juga Siauw Goat sudah menggerakkan pedangnya dan maju menerjang dengan nekat. A-ciu dikeroyok tiga, akan tetapi wanita cantik baju hijau ini hanya tersenyum dan mendengus dengan sikap mengejek, mengelak dengan mudah dari sambaran-sambaran senjata tiga orang pengeroyoknya, dan dua kali kakinya menendang, merobohkan Hong Bu dan Siauw Goat! Akan tetapi, dua orang anak tanggung ini meloncat bangun dan menyerang lagi.

"Plakk! Aughh....!"

Sim Tek mengeluh dan terdorong ke belakang. Pundak kiri-nya kena disambar jari tangan wanita itu dan dia merasa seolah-olah pundaknya lumpuh, sakitnya sampai menusuk ke ulu hati. Mukanya menjadi pucat, akan tetapi dia sudah siap untuk menerjang lagi. Kembali wanita itu menggerakkan kaki dan untuk kedua kalinya tubuh Siauw Goat dan Hong Bu terlempar, kini lebih jauh lagi.

"Huh, kalau aku menghendaki, apa kalian kira sekarang ini kalian masih bernapas? Tadi aku hanya hendak menguji, dan kiranya kalian adalah orang-orang tak berguna sama sekali. Hayo menggelinding pergi dan serahkan setan cilik itu kepadaku!"

A-ciu membentak dengan sikap angkuh, berdiri tegak dan bertolak pinggang.

"Kami adalah laki-laki sejati, tidak mungkin membiarkan seorang anak perempuan terancam tanpa melindunginya!"

Kata Sim Tek dengan sikap yang gagah. Pemburu yang sudah biasa menghadapi bahaya ini tidak takut mati, apalagi dia tahu bahwa empat orang wanita ini amat kejam dan agaknya akan membunuh anak perempuan itu, maka dia sebagai seorang gagah tentu saja tidak mungkin tinggal diam.

"Lebih baik mati daripada membiarkan dia kalian bunuh!"

Hong Bu juga membentak dan dengan nekat anak ini sudah menyerang lagi dengan busurnya. Sim Tek juga sudah menyerang lagi dengan pedangnya, menahan rasa nyeri di pundaknya.

"Hemm, kalian benar-benar bosan hidup!"

A-ciu membentak dan kini dia menyambut serangan itu dengan terjangan ke depan. Dua kali tangannya bergerak, dengan tepat dia menampar ke arah lengan tangan dua orang penyerangnya itu. Hong Bu dan Sim Tek berteriak kaget dan senjata busur dan pedang mereka terlempar.

"Mampuslah!"

A-ciu membentak dan menerjang tubuh dua orang yang sudah terhuyung itu.

"Hemm, sungguh ganas!"

Bentakan halus ini disusul berkelebatnya bayangan orang dan tiba-tiba tubuh A-ciu terdo-rong ke belakang. Wanita baju hijau ini terkejut dan memandang orang yang baru datang dan yang menangkis serangannya yang ditujukan kepada dua orang pemburu itu.

"Ah, kiranya engkau lagi!"

Bentaknya dengan marah bukan main ketika mengenal penangkis itu ternyata adalah pemuda sastrawan yang tampan, yang pernah melindungi anak perempuan bengal itu di depan restoran tempo hari!

"Sayang, aku terpaksa meninggalkan kalian karena tertarik jejak Yeti, kalau tidak, tak mungkin engkau sampai membunuhi para piauwsu itu,"

Kam Hong menarik napas panjang dan suaranya yang tenang itu terdengar bercampur nada marah.

"Kalian ini empat orang wanita sungguh kejam seperti iblis!"

"Apa?"

Siauw Goat menjerit.

"Kalian iblis-iblis betina telah membunuh semua Paman piauwsu?"

Anak perempuan ini menjadi marah sekali dan dengan nekat dia lalu meloncat ke depan. Pedang pinjaman tadi telah terlempar dan kini dia menyerang A-ciu dengan kedua tangan kosong saja, dengan penuh kenekatan karena sakit hati dan marah men-dengar betapa semua piauwsu telah tewas oleh empat orang wanita ini. Melihat dia diserang oleh Siauw Goat, tentu saja A-ciu juga marah.

"Huh, engkau setan cilik menjadi gara-gara! Mampuslah!"

Bentaknya dan dia memapaki serangan Siauw Goat ini dengan tamparan yang dilakukan dengan pengerahan tenaga sin-kang. Kalau tamparan ini mengenai tubuh Siauw Goat, tentu anak perempuan ini akan tewas seketika. Akan tetapi tiba-tiba A-ciu terbelalak.

"Huhh....?"

Dia terkejut karena tiba-tiba saja tangannya yang menampar itu terhenti di tengah-tengah, tak dapat digerakkan lagi!

"Plakk!"

Tangan Siauw Goat yang menamparnya telah tiba dan tamparan itu dengan kerasnya mengenai pipi kiri A-ciu! Melihat tamparannya berhasil, Siauw Goat menjadi girang. Kiranya "tidak seberapa"

Wanita iblis ini, pikirnya dan dia pun menyerang terus dengan pukulan kepalan tangannya ke arah perut orang. Melihat ini, A-ciu yang masih terkejut merasakan keanehan tadi, cepat menggerakkan kaki untuk mengelak dan dilanjutkan dengan tendangan. Akan tetapi kembali dia terpekik karena tiba-tiba saja kakinya tak dapat digerakkan, sedangkan pukulan Siauw Goat telah tiba.

"Ngekk!"

Perutnya kena dihantam dan biarpun tidak membahayakan,

Namun cukup membuat perutnya mulas karena ketika dia hendak mengerahkan tenaga sin-kang menyambut pukulan, ternyata seperti juga kaki tangannya, tiba-tiba saja dia tidak mampu! Seolah-olah pusat penggerak tenaga di dalam tubuhnya telah dilumpuhkan orang. Siauw Goat makin bersemangat, memukul, menendang, menampar sampai tubuh A-ciu terhuyung-huyung dihujani pukulan oleh dara cilik itu. Tiga orang perempuan lain yang melihat ini terbelalak, akan tetapi mereka segera tahu mengapa terjadi hal demikian anehnya ketika mereka melihat Kam Hong yang berdiri tegak itu menggerak-gerakkan tangannya ke arah A-ciu. Kiranya pemuda sastrawan itulah yang mempergunakan ilmu aneh, agaknya dengan kekuatan sin-kang jarak jauh yang amat dahsyat, membuat A-ciu tidak berdaya dan menjadi bulan-bulan penyerangan Siauw Goat!

"Desss!!"

Sebuah pukulan Siauw Goat tepat mengenai mulut A-ciu, merobek bibir sehingga bibir itu berdarah, akan tetapi Siauw Goat juga menyeringai kesakitan karena punggung tangannya bertemu dengan gigi A-ciu yang menjadi goyang, akan tetapi sedikit melukai kulit ini akan tewas seketika. Akan tetapi tiba-tiba A-ciu terbelalak.

"Cukuplah, Siauw Goat."

Posting Komentar