Si Rajawali Sakti Chapter 78

NIC

Ketika enam orang itu membalikkan tuh mereka, lima orang perajurit itu ikejut karena tidak mengenal mereka, k--lagi ketika melihat bahwa yang se 7<»ng di antara enam orang perajurit itu fcilah Jenderal Chou Ban Keng. Akan tapi, Chou Kian K i, Tung-hai Tok.

tok Moko, Cuibeng Lokui dan Tong Wan Lama sekali menggerakkan tangan, ima orang perajurit pengawal itu roboh tewas tanpa sempat mengeluarkan ral Mereka lalu menyeret lima mayat u dan melemparkannya ke bawah pohon, rtutup bayangan pohon yang gelap, mudian mereka kembali berindap meng-piri kamar itu dan Jenderal Chou Heng sendiri lalu membuat lubang di ndela dengan pedang lalu mengintai ke alam.

Kamar itu diterangi lampu meja yang ' mang—remang. Bukan kamar yang terlalu mewah, hanya ada sebuah dipan i» rkelambu, sebuah meja dengan empat kursi, dan sebuah almari berisi kitab-kitab* Di atas dipan itu, tertutup kelam-tu tipis, tampak tubuh seorang laki-laki tidiir rel* tang. Jenderal Chou Ban Hafl yang sudah mengenal baik Kaisar, y<\k bahwa yang tidur itu adalah Kaisar Thai Cu. Dia lalu mengangguk ke puteranya dan Chou Kian Ki mer* daun pintu kamar. Dengan penger tenaga saktinya yang amat kuat,; mendorong dan berhasil membuka pintu kamar tanpa perlu merusak a mengeluarkan suara gaduh. Dengan dahnya daun pintu terbuka. Ayah anak ini lalu cepat melompat ke da kamar, sedangkan empat orang sak pembantu mereka berjaga di luar kamar]

Melihat tubuh yang rebah miring, membelakangi mereka itu bergerak, derai Chou Ban Heng segera berse "Jangan bergerak atau berteriak, Srf ginda, atau kami terpaksa akan me bunuhmu!"

Mendengar ancaman Ini, kaisar i lalu menutupi kepalanya dengan sellm dan menggigil ketakutan. Jenderal Cfc Ban Heng tersenyum mengejek. Klrany kaisar kerajaan baru itu hanya seor pengecut yang ketakutan, pikirnya.

"Dengar baik-baik, Sribaginda. Engkau <-naati kami atau kami bunuh sekarang iifiA Tulis pernyataap bahwa engkau 'nyerahkan' tahta kerajaan kepadaku, ulah yang berhak melanjutkan Keraja-i Chou, bukan engkau! Tulislah dengan tangan dan cap kebesaranmu, dan a kerajaan akan pindah ke tanganku fJa1 adanya pertempuran. Kalau engkau i lak menaati,. kami akan membunuhmu an akan mengobarkan perang yang akar, rw^iighancurkan seJ^ruA negerir.

Mean tetapi 0ada saat itu, terdengar entakan di luar kamar, seolah merupa k ah jawaban dari ucapan Chou Ban Heng Ldi. ^Chou ttah Heng, menyerahlah, kalian sudah terkepung'rt

Mendengar ini, Chou Ban Heng ter-wjut, akan tetapi dia tidak merasa gen-tar.y"Kian Ki, jaga Kaisar jangan sampai lolos, akan tetapi jangan bunuh, tunggu ^rintahku!" Setelah memesan demikian kepada puteranya, dia dengan cepat me lompat keluar. Dia melihat empat orang pembantunya itu sudah berdiri teqak membawa senjata masing-masing dan siaj.

melawan mereka yang berada di dengan banyak pera juri t yang menge tempat Itu. Dia melihat Pangeran Kuang Tlan berada di depan bersama' orang pemuda dan dua orang gadis, segera rhengenal Llu Cin dan Bu Hoat, juga mengehat Ong Hui (Um ca mantunya. Dia lalu berseru nyaring pada Pangeran Chou Kuang Tian.

"Chou Kuahg Tlan, jangan kalian rani bergerak! Ketahuilah, Kaisar Thai Cu telah berada di tangan ka kalau kalian membuat gerakan, dia a! lebih dulu kami bunuh. Dan ketahui juga bahwa para panglimaku sudah s dengan pasukan mereka, juga para p dukungku sudah siap dengan anak b mereka di luar pintu gerbang. Kalau iian menentangku, pertama Kaisar* a kami bunuh dan pasukan-pasukan dukungku akan bergerak menyerbu is

Garang bagaikan lima ekor Chou Ban Heng, Tung-hai Tok, Ban Moko, Cfu-beng Lokui, dan Tong Th" Lama berdiri berjajar menghadapi Pan ran C"hou Kuang Tian yang didampi

j Cln, Bu Eng Hoat, Song Kui Lin, dan * Hui Lan. Mereka agaknya merasa kin bahwa lawan-lawan mereka tidak «n berani menyerang selama Kaisar »ada dalam tawanan mereka dan men-1 sandera. Chou Ban Heng bahkan asa yakin bahwa gertakannya itu sti berhasil karena tidak mungkin Pa i ran Chou Kuang Tian mau mengor-nkan nyawa kakaknya Sung Thai Cu, Isar pertama dinasti Sung. Akan tetapi sungguh sama sekali ti-k disangkanya, mendengar ucapannya ng penuh semangat kemenangan, Pa d eran Chou Kuang Tian tersenyum tenang, lalu berkata.

"Chou Ban Heng, pengkhianat pemberontak, manusia tak mengenal budi. Engkau diberi kedudukan tinggi oleh Kakanda Kaisar, sekarang malah memberontak! ertakanmu itu hanya gentong kosong t>claka. Dengar baik-baik, tiga belas ang panglima yang dapat kau bujuk menjadi pengikutmu kini sudah kami langkap semua sehingga tidak akan ada pasukan yang memberontak tanpa pimpin an. 3uga para gerombolan penjahat luar kota kini sedang diserbu oleh p kan pemerintah. Nah, sebaiknya ka berlima cepat membuang senjata menyerah, rnungkin Kakanda Kaisar y bijaksana dan murah hati masih n mengampunimu."

Chou Ban Heng kalah gertak, merasa gentar juga, akan tetapi dia sih mengandalkan kenyataan bahwa ka berada di tanganriya. Melihat Panger Chou Kuang 1w agaknya bersungg sungguh dan dia bersama para pende muda itu melangkah maju, dia berseru.

"Berhenti! Selangkah lagi kalian ma akan kusuruh putefaku Vnernbunuh Ka yang berada di dalam- kamar!"

Pada saat itu, tiba-tiba terden suara yang datangnya dari atas. "C Ban Heng, ambisimu itu akan mengh curkan dirimu sendiri!"

Mendengar suara itu, Chou Ban H terkejut bukan main dan dia segera i mandang ke atas dan di sana, di sebua loteng yang menjulur di depan kamar it

i pak Sribaginda Kaisar Sung Thai Cu diri dengan sikap tenang dan agung. "Ahhh.....

bagaimana ini ?" Chou n Heng berseru, terkejut dan heran h pada saat itu

terdengar suara gaduh radunya senjata di dalam kamar dan sok bayangan melompat keluar dari „mar. Bayangan itu adalah Chou Kian \ yang membawa Hek-kong-kiam (Pe-g Sinar Hitam), dengan mata tertalak memandang ayahnya dan berkata. "Kita terjebakl Dia bukan Kaisar!" Bayangan putih berkelebat dan Han in telah berada pula di luar. Ternyata di ketika Chou Ban Heng mengintai, ng rebah di pembaringan tertutup ke-bu memang Kaisar, akan tetapi kemudian pembaringan yang sudah dipasangi la t rahasia itu turun ke bawah dan di usngan bawah kaisar turun, digantikan lan Lin. Kemudian pembaringan itu naik i«gi dan kini yang berada di pembaringan bdalah Si Han Lin yang sengaja menutupi I- palanya dengan selimut dan tubuhnya nggigll agar disangka kaisar yang ketakutan. Setelah dia mendengar suara kaisar di luar, Han Lin membuka 4W mutnya. Melihat bahwa yang beradafl situ adalah pemuda lihai yang pcrffl bertanding dengannya. Kian Ki terka! dan menyerang. Akan tetapi seranfj pedang sinar hitamnya dapat dltanjj oleh Han Lin. Tahu bahwa mereka J jebak, Kian K i melompat keluar m©* beri tahu ayahnya dan teman-temannya J "Serang !!" Pangeran Chou ftf Heng yang sudah nekat

mengandalku kelihatan puteranya dan empat oral jagoannya, lalu menerjang maju. Mer«aj disambut oleh Han Lin dan kawan-fcawrfl nya, dikepung para panglima dan pasukan nya. Maklum akan kelihaian Chou KM Kir Si Han Lin menyambut putera jenda ral ini dan mereka bertanding dengal seru. Tadinya Ong Hui Lan yang ingl membalas dendam kepada Kian Ki, hefi dak menyerangnya dan ia sudah didarfJ pingi Liu Cin karena mereka berdul maklum bahwa hanya kalau mereka befl dua maju menggunakan ilmu Thian-t4 Im-yang Kun-hoat, dapat diharapkan me* reka akan mampu menandingi dan meng

ikan Chou Kian Ki. Akan tetapi me-t Han Lin sudah menyambut putera terai itu, Hui Lan dan Liu Cin tidak in mengeroyok dan mereka menghadapi -.g lain.

Kian Ki tidaklah senekat ayahnya, lihat betapa para pendekar muda itu 1.1-rata lihai, terutama sekali pemuda kaian putih yang menyambutnya, dan belakang mereka masih ada para pang-ma dan ratusan perajurit, Kian Ki mak-n bahwa ayahnya dan para pembantu-fca tidak mungkin akan mampu menang.

"Ayah, mari kita lari!" teriaknya ke-t'ka dia melihat dua orang panglima pendukung ayahnya yang agaknya lolos lari tangkapan Pangeran Chou Kian Tian, d. i tang bersama puluhan orang perajurit I ndak membantu sehingga terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara han perajurit yang ikut memberontak 'melawan ratusan perajurit kerajaan.

Akan tetapi Jenderal Chou Dan Heng Ivorseru. "Larilah engkau, Kian Ki dan kelak, balaskan sakit hati ayahmu!!" Kian Ki beberapa kali berteriak, akan p» Chou Ban Heng tetap tidak mau fctarikan diri, bahkan mengamuk dan kti-matian menyerang Pangeran Chou

ng Tian yang dibencinya karena dia ^anggap pangeran itulah yang men-i pimpinan lawan sehingga usaha pemetakannya gagal. Akan tetapi, Pa-

ran Chou Kuang Thian adalah seorang >li silat yang tangguh dan setelah me- bertanding selama tiga puluh jurus bih, seorang panglima yang membantu wgerah Chou Kuang Tian berhasil me-uk lambungnya dari kiri dan robohlah khj Ban Heng.

Melihat ayahnya roboh, Chou Kian K i krteriak, "Ayah H"

Pangeran Chou Kuang Tian membiar-Lnn pemuda itu menubruk ayahnya dan ia malah memberi isarat mencegah tereka yang hendak menyerang pemuda ku. Kian Ki merangkul ayahnya dan lihat ayahnya terluka parah, dia lalu mengangkat tubuh ayahnya, dipondong Ulu dipanggul di atas pundaknya. Dengan ajah beringas dia lalu menerjang ke bepan dengan pedang hitamnya dan mengamuk. Demikian hebat gerakan Kian Ki sehingga para perajurlt m menjauh. Han Lin juga merasa tidak untuk menghalangi pemuda itu mem pergi ayahnya yang terluka parah dan membiarkan saja pemuda itu melari diri, apalagi setelah melihat Panger Chou K uang Tian ta li juga melar para perajurit menyerang pemuda y mungkin sekali kematian ayahnya mel luka tusukan tombak yang menembus d-lambung kiri ke lambung kanan.

Posting Komentar