makhluk itu menyambut dengan telapak tangannya yang lebar.
"Desssss I11 Tubuh Hui Lan juga
terlempar ke belakang. Seperti yang dilakukan Liu Cm ia pun berjungkir balik beberapa kali sehingga tidak sampai ter-bant ing roboh. Se te iah la ti han se lama satu bulan menurut petunjuk kitab Thian-te Im yang Sin-kun, bukan hanya tenaga sinkangnya saja yang maju, melainkan juga gin-kangnya* (ilmu meringankan tubuhnya) mendapat kemajuan pesat. Hany.i W angnya, sin-kangnya yang dimilikinya 11 baru dapat sepenuhnya dikerahkan [kilau ia menggabungkan tenaganya de-Ingan tenaga Liu Cin yang menjadi pa-Humgannya berlatih.
Kini makhluk yang memiliki tenaga at besar itu sudah lari lagi mendekati eka. Hui Lan dan Liu Cin tahu apa yang harus mereka lakukan.
"im-yang Sin-kang." keduanya berseru dan tangan kanan Liu Cin kini bersatu dengan tangan kiri Hui Lan. Ketika makhluk itu menyerang dengan kedua tela-k tangan yang dipukulkan ke depan, reka menyambut dengan kedua tangan e reka.
"Blarrr »" Tubuh makhluk liar Itu
terlempar dan roboh. Akan tetapi dia memang tangguh sekali. Begitu terbanting jatuh, dia bergulingan lalu melompat gun dan melarikan diri sambil menge-uarkan teriakan-teriakan liar, agaknya ari ketakutan'
Hui Lan dan Liu Cin merasa girang kaii. Mereka kini dapat memperoleh ukli kehebatan ilmu yang mereka latih a sebulan di gua puncaV Bukit Sirna n itu. Mereka kini mendaki Bukit Tengkorak. Dalam perjalanan menuruni Bukit Siluman lalu mendaki Bukit Tengkorak ini pun ereka merasa betapa mereka dapat berlari lebih cepat daripada sebelum melatih ilmu dari kitab pemberian Thian T* Siankouw. Thian Te Siankouw duduk di atas batu depan guanya seperti biasa ketika dua orang muda itu datang menghadapnya, Hul Lan dan Liu Cin segera menjatuhkan diri berlutut di depan pertapa wanita itu karena hati mereka merasa girang dan berterima kasih sekali kepadanya. Mereka melaporkan bahwa mereka telah melatih diri menurut kitab itu dan memperoleh kemajuan yang nyata. Hui Lan juga mengembalikan kitab Thion-te Im-yang Si kun itu kepada Thian Te Siankouw sambil mengucapkan terima kasih. Kemudian ia menceritakan tentang makhluk liar yang menghadang mereka dan yang dapat mereka kalahkan.
"Siancal..,..! Dia bertemu dengan kaIian dan dengan Thian-te I m-yang Si kun kaitan dapat mengaJ abkan n ya? Kala begitu kailan benar-benar telah berhasil!
"Akan tetapi siapakah makhluk iia itu, Siankouw? Dia itu manusia atauka siluman?" tanya Liu Cin.
Thian Te Siankouw menghela napa panjang. "Kasihan sekail dia» Liu Cl" Dia itu seorang manusia yang lihai fk dahulu dia seorang Saikong (s* bang pendeta To). Agaknya dia mer seorang yang menjadi korban cinta tidak mendapat sambutan sehingga wataknya menjadi aneh. Dia bertapa dan tidak pernah meninggalkan Bukit Siluman» makan dari tumbuh-tumbuhan dan binatang hutan di bukit itu. Dan semenjak dia tinggal di situ, maka bukit itu disebut Bukit Siluman oleh penduduk dusun. Saikong itulah yang dianggap silumannya. Akan tetapi dia tidak pernah mengganggu orang, aaa! dia tidak diganggu. Tadi kukira dia mengira bahwa kalian akan mengganggunya, maka dia menjadi marah."
Hul Lan merasa terpukul perasaannya mendengar ucapan per tapa itu. "Siankouw, apakah selalu cinta itu mendatangkan deri t a bat i n kepada manusia?" Ia la r ngat akan keadaannya sendiri.
Thian Te Siankouw tersenyum. "Ada dua macam cinta, Hui Lan, Cinta yang ucl murni tidak mementingkan diri sendiri dan cinta ini mendatangkan kobaha-K an Yang seringkah mendatangkan derita adalah cinta nafsu yang selalu 'taus akan kesenangan bagi dirinya sendiri i lingga seringkah menimbulkan kekecewaan dan duka."
Setelah menerima nasehat dari Thian Te Siankouw agar mereka berdua tetap menegakkan kebenaran dan keadilan, menentang kejahatan dan membela orang- orang lemah yang tertindas, Hui Lan dan u Cin lalu turun dari Bukit Tengkorak dan melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kota raja! Perjalanan ke kota raja sekali Ini bagi Hui Lan bukan sekadar ingin membalas dendamnya kepada hou Klan KI, akan tetapi terutama sekail karena la ingin membela Kaisar *vng Thai Cu dan menentang Keluarga Jenderal Chou yang merencanakan pei berentakan dengan membunuhi para p jabat tinggi yang setia kepada Kaisar!
Di antara anggauta keluarga KaiU Sung Thai Cu yang dulunya berna Chou Kuang Yin, yang paling dekat ngan Sr baginda Kaisar adalah Chou Ki T n, adik Chou Kuang Yin yang . setelah kakaknya menjadi kaisar lal memperoleh sebutan Sung Thai Cung.
Pangeran Sung Thai Cung ini berusia kitar empat puluh lima tahun. S mudanya dulu, seperti juga kakaknya, -menjadi tentara dan sudah memperoleh kedudukan cukup tinggi dalam angkatan] perang sebagai seorang perwira tinggi Setelah kakaknya menjadi kaisar, Kuang Tian atau Pangeran Sung Cung tidak memegang jabatan tertentu akan tetapi dia dekat dengan kakak nyi yang menjadi kaisar dan terkadang ber
4*k sebagai pena senat kaisar dan me-H»Mb«n pengawasan terhadap para pe bal t nggi kota raja.
[ Pangeran Chou Kuang Tian atau Sung Pwi Cung bertubuh tinggi tegap dan kfrft* . Sebagai bekas perwira tinggi yang Knih berpengalaman tentu saja dia sepi tl juga kakaknya, ahli dalam ilmu prang dan memiliki iimu silat yang Jpjup tangguh. Dia seorang ahli panah pandai dan ilmu tombaknya juga t. Selain gagah, pangeran ini juga at setia dan patuh kepada kakaknya g kini menjadi Kaisar Sung Thai Cuv tar pertama pendiri Kerajaan Sung. Selain menjadi pena sehat kakaknya tinggal pula di dalam istana, di bahagian timur bersama keluarga-Pangeran Sung Thai Cung ini pun r tugas untuk mendidik dan melin-igi keponakannya» yaitu Pangeran Thian i, putera Kaisar Sung Thai Cu yang ka itu berusia lima tahun. Biarpun *agai putera Kaisar yang dapat juga sebut Putera Mahkota karena Pangeran ilan Cu merupakan putera ftrmaisuri, Pangeran Thian Cu memiliki pasu pengawai khusus yang menjaganya, na tetap saja Kaisar minta bantuan adi untuk mengamati dan menjaga kese matan puteranya. Juga biarpun di i*" terdapat banyak ahli sastra dan ah tatanegara yang dapat rnencOdlk Pange ra Thai Cu, Tetap saja Kaisar SunjJ tha C minta kepada Chou K uang Tfah, abikny itu, untuk mendidik puteranya soal W
i teran dan mengawasi penoifJiVan sa> tra dan tatanegara yang diberikan o* guru- guru yang pandai. Oleh karena i Pangeran Thian Cu yang masih kecil i lebih banyak tinggal di bagian ista sebelah Timur yang menjadi tempat tin gal Pangeran Chou K uang Tan.
Pada suatu sore. Pangeran Tryan Ci bermain-main di taman bunga yang berada di samping bangunan tempat tinggi Pangeran Chou K uang Tian, bersama d» orang putera Pangeran Chou Kuang T m yang usianya tujuh dan sembilan tahun.
Yang mengawasi dan menjaga Pan ran Thian Cu saat itu adalah tiga or pengawal dari pasukan pengawal kh d perbantukan kepada Chou Kuang n untuk menjaga keselamatan Pange-Mahkota Thian Cu. Mereka bertiga wk dengan santai di atas bangku sam-menonton tiga orang anak bangsawan bermain-main. _ Tiba-tiba datang dua orang berpakai-m* perajurit pengawal memasuki taman Hk Tiga orang perajurit yang menjaga fcarlamatan PanjreraW Mahkota Thian Cu iMmantlang dengan heran. Mereka tidak ftatigenai dua orang perajurit pengawal m i padahal tentu saja mereka mengenai fcmua (perajurit yang bertugas di situ. -m* orang pengawal itu menjadi curiga )mrt cepat mereka berlari, mengejar arena dua orang perajurit yang tidak p»reka kenal itu mendekati anak-anak bang sedang bermain-main.
f" *Heir kailan berdua, berhentilah!" Bfttak mereka,.
Tiba-tiba dua pera)urit tak dikenai itu pwtcabut pedang. Setelah t iga orang iHoS8 'tu dekat, langsung saja mereka Krrfua menyerang dengan pedang mereka, orang perajurit sudah mencabut
golok dan melawan.
Seorang di antara dua perajurit pai itu berkata kepada kawannya. "Cep* laksanakan tugas, biar aku yang menahi tiga ekor anjing ini!"
Pangeran Mahkota Thlan Cu dan du orang saudara sepupunya melihat per kelahian itu dan melihat pula betapa M orang di antara dua orang perajurit menj hampir i mereka dengan pedang di tangaf Pangeran Thian Cu yang baru berusi lima tahun itu sama sekali tidak metal takut, bahkan dia berdiri tegak, bertoli pinggang dan membentak perajurit paM yang menghampirinya dengan sikap meng ancam.
"Siapa engkau dan mau apa engkau?*1 Pembunuh yang menyamar sebaga perajurit itu tiba-tiba tersentak dan ter> cengang karena dalam bentakan anal kecil itu terkandung wibawa yang a besar. Sejenak dia berdiri diam seperi patung dan hal ini menyelamatkan nyawa; pangeran kecil itu karena pada saat itu muncul Pangeran Chou Kuang Tian Dh melihat perajurit itu menggerakkan pe-l
g ya akan menyerang Pangeran Thian 11- u*
"Jahanam!" Chou 'Kuang Tian me-Mmpat dan kakinya menendang. Pem I .nun itu terpaksa mengelak dan tidak ttadi membacok Pangeran Thian Cu. * hot/ Kuang Tian sudah menerjangnya lengan pedang 4an mereka berdua segera berkelahi dengan seru. Akan tetapi, pembunuh itu tidak mampu menandingi kelihaian Chou Kuang Tian dan setelah ewat belasan jurus, pedang di tangan Chou Kuang Tian atau Pangeran bung Thai Cung itu telah menembus dadanya dan dia pun terkulai roboh dan tewas.
Sementara itu, pembunuh ke dua masih dikeroyok tiga orang perajurit pengawal dan dia bahkan telah merobohkan seorang perajurit dan perajurit yang dua orang lagi sudah terdesak, tidak mampu mengimbangi kelihaian penjahat itu* Me-ihat ini, Chou Kuang Tian meiompat dan menyerang dengan pedangnya. Pembunuh itu hanya mampu bertahan sepuluh jurus. Tiba-tiba lengan kirinya terbabat pedang dan putus sebatas pergelangan tangannya.
Pedangnya terlepas dan sebelum dia dapat melarikan diri, kaki Chou KuaraJ Tian menendang lututnya dan dia pul roboh.
Chou K uang Tian menodongkan pedangnya ke leher orang itu dan menghardik» "Hayo cepat katakan siapa yan^ mengutusmu membunuh Pangeran Mahkota Kaiau tidak mau mengaku, akan kupotong potong sedikit demi sedikit bagian tubuhmu " Pembunuh itu agaknya hendak bunuh diri dengan menelan sesuatu karena tangan kirinya mengeluarkan sebuah pil dari saku bajunya.
"Crakkk1" Putuslah tangan ku inya terbabat pedang Chou Kuang Tian* "Cepat katakan atau aku mulai memotong telinga dan hidungmu!"
Diancam demikian, pembunuh itu ketakutan. Kalau dibunuh mati dia tidak takut, akan tetapi disiksat dipotong sedikit-sedikit, sungguh amat nyeri dan tersiksa setengah mati.
"..... ampunkah hamba...» yang mengutus..... ada tiga orang mereka meti di luar
tembok gerbang sebelah rtan "