Dikala Lu Tang wan terkurung dan Sip It-sian terkurung didalam kamar itulah secara kebetulan Hek-swan-hong dan Geng Tianpun sudah menyelundup masuk kedalam rumah Lou Jin cin.
Letak pertempuran Cin Hou siau melawan Liongsiang Hoatong dipekarangan bagian belakang, sedang kamar tidur Lou Jin cin ini terletak di depan rumah bagian barat, bangunan gedung Lou keh ceng ini sangat besar, jarak antara kedua pekarangan ini paling tidak juga ada satu li jauhnya.
Begitu berada dipekarangan Lou-keh ceng segera Hek-swan hong memasang kuping mendengarkan dengan cermat, katanya, "Dibagian timur dan barat sama ada orang sedang bertempur kemana dulu kita harus menuju?"
Tiba tiba Geng Tian berkata tertahan, "Ada orang dating !" belum lagi lenyap suaranya, dari sebelah sana sudah terdengar seorang membentak, "Bocah keparat yang bernyali besar, kiranya kau adanya!'' cepat sekali Geng Tian sudah melompat turun dari atas tembok terus bergebrak dengan orang itu.
Ternyata pendatang ini bukan lain adalah Cohaptoh dan Umong. Mereka datang dari belakang menuju kedepan untuk memberi bantuan kepada Lou Jin-cin dua belah pihak tanpa sengaja bentrok ditengah jalan.
Malam itu waktu Geng Tian berbicara dengan In tiong yan didalam hutan, Cohaptoh dan Umong datang menyambut kedatangan tuan putrinya, maka mereka kenal pada Geng Tian.
Geng Tian berjuluk San-tian-jiu atau si tangan kilat, sudah tentu cara turun tangannya cepat luar biasa, begitu saling gebrak pada babak pertama ia sudah lantas berhasil menutuk Umong. Sementara Cohaptoh keluarkan kepandaian ilmu gulatnya, sekali cengkeram ia jinjing Geng Tian terus hendak disengkelit dengan gaya Kiam-jiu-sek, kejadian adalah begitu cepat, sebelum Geng Tian kena terbanting dan tubuh masih terayun di tengah udara secepat angin lesus Hek swan hong telah menubruk tiba sekali hantam dengan pinggir telapak tangannya membacok leher Cohaptoh.
Tapi belum lagi bacokan telapak tangannya mengenai sasarannya, Cohaptoh sudah tersungkur kedepan. Kiranya bagi pemain gulat yang menggunakan gaya Kiam jiu-sek ini cara geraknya harus cukup ganas telak dan cepat, dengan kombinasi gerak yang sekaligus dilancarkan baru akan berhasil merobohkan musuh, yang penting tidak memberi kesempatan bagi musuh untuk balas menyerang. Tubrukan Hek swan-hong dengan serangan mengerah leher itu betapapun telah mengejutkan hatinya sehingga konsentrasinya terbuyar, secara reflek ia bergerak untuk berkelit, pula disaat itu ia sedang menjinjing tubuh Geng Tian yang punya julukan sebagai si tangan kilat pula, belum lagi ia terbanting ditanah, telunjuk jarinya lebih dulu sudah berhasil menutuk jalan darah Hoan-thiau-hiat didengkul Cohaptoh.
Hek-swan-hong lantas bergelak tawa, serunya, "Saudara Geng, hebat kau, kemana tidak mengalah diberikan satu padaku." belum lenyap suaranya tiba-tiba Geng Tian berteriak, "Awas!"
Kontan Hek-swan hong membalikkan telapak tangannya memukul kebelakang. "Blang !" ia pukul pembokong itu terpental mundur tiga langkah. Orang yang membokong dari belakang ini bukan lain adalah Umong. Kiranya sebagai murid terbesar Liong-siang Hoatong, Umong punya kepandaian yang cukup tinggi terutama Lwekangnya sangat lihay, setelah kena tertutuk oleh Geng Tian lekas-lekas ia berusaha mengerahkan tenaga menjebol dan berhasil membebaskan diri dari pengaruh tutukan yang melemaskan badan itu, secara kebetulan jalan darahnya terbebas diwaktu Hek-swan-hong menubruk datang tadi.
"Bagus !" bentak Hek-swan-hong, "Kemaren malah kau mengandal tenaga banyak orang mengeroyok aku, sekarang marilah kita tentukan siapa jantan dan siapa betina."
Umong sudah pernah merasakan kelihayan Hek-swan-hong, satu lawan satu belum tentu dirinya menang apalagi pihak Hek-swan-hong masih ada Geng Tian, pula Geng Tian yang telah berhasil menutuk jalan darahnya dalam satu gebrak saja, tahu dia bahwa kepandaian Geng Tian tentu tidak lemah, kemungkinan lebih lihay dari Hek swan-hong, karena gentar mana berani ia menentukan antara jantan atau betina lagi ? Tanpa bicara lagi segera ia putar tubuh terus ngacir sambil menjinjing tubuh Cohaptoh, sambil lari segera mulutnya berkaok-kaok memanggil bala bantuan.
Hek-swan-hong dan Geng Tian menguatirkan keselamatan Hong-thian-lui, tiada banyak waktu untuk mengejar lagi. Kata Geng Tian : "Didengar dari suara pertempuran dari arah barat dan timur itu agaknya melulu satu dua orang yang lagi berkelahi. Kuduga mungkin ada orang lain yang datang pula untuk menolong Ling toako."
"Baik, mari sekarang kita berpencar untuk memberi bantuan pada mereka....." segera Hek-swan-hong mengusulkan.
"Begitupun baik. Kau ketimur dan aku ke barat!" demikian sahut Geng Tian.
O^~^~^O
Tatkala itu Lou Jin-cin sedang kesenangan memimpin para pemanahnya untuk mengepung dan menghujani anak panah kearah Lu Tang wan berdua yang terkurung didalam kamar, terdengar ia berseru takabur: "Lu Tang-wan sampai kapan kau mampu bersembunyi. Hehe, apakah selama hidup ini kau ingin menjadi kura kura yang menyurutkan kepala kedalam batoknya?''
Lu Tang-wan menjadi gusar, makinya, "Bangsat tua macam kau pintarmu cuma menggunakan akal licik dan rendah. Berani kau takabur dan mengagulkan diri? kau sangka aku tidak mampu berbuat apa apa atas dirimu ?"
"Ya, kau punya keberanian mari silahkan keluar!" tantang Lou Jin cin.
"Lu toako!" seru Sip It sian gugup. "Jangan kau tertipu olehnya! Coba lihat! Hah ada orang datang!"
Tengah Lou Jin cin kegirangan, mendadak dilihatnya sesosok bayangan hitam laksana seekor burung raksasa langsung menubruk kearah barisan pemanah yang sembunyi diatas gunungan palsu bagian jendela belakang sana, kontan terdengarlah jerit dan pekik kesakitan berulang kali, sekejap mata delapan orang telah terjungkal roboh.
Barisan pemanah bagian jendela belakang sedemikian kacau balau. Sudah tentu bukan kepalang kejut Lou Jin cin, cepat ia berlari maju bersama istrinya untuk menghentikan sepak terjang Geng Tian, Lu Tang-wan dan Sip It sian sudah keburu menerjang keluar dari jendela.
Cambuk panjang Thio Jay-giok melingkar-lingkar panjang dari bawah terus melilit tiba, bentaknya, "Robohlah!"
"Lepas cambuk!" bersamaan Geng Tian-pun membentak seraya melempit kipas dan menyendalnya keatas. Cara turun tangan kedua belah pihak sama teramat cepat, tujuan cambuk adalah hendak melilit sepasang kaki Geng Tian, serta kena tersendal oleh kipas Geng Tian kontan membelit kencang diatas batang kipasnya itu kedua belah pihak lantas sama mengerahkan tenaga dalam dan saling tarik cambuk panjang itu menjadi terentang lempang.
Geng Tian tidak sampai roboh dan cambuk Thio Jay-giok juga tidak terlepas dari tangannya.