Dengan mengerahkan segala kemampuannya yang ada padanya, Lim Seng Hong terus melakukan pengejaran, sampai tiba-tiba bayangan hitam itu menghilang, dan Lim Seng Hong tanpa sadar telah berada didekat rumahnya sendiri !
Pada mulanya Lim Seng Hong mencurigai bahwa bayangan hitam itu adalah Ciu San Bin yang sengaja telah mengikuti dia. Akan tetapi akhirnya dia ragukan kalau Ciu San Bin memiliki ilmu lari cepat yang melebihi kemampuan dia.
Esok paginya Ciu San Bin datang kerumah Lim Seng Hong, akan tetapi waktu dia diundang untuk duduk, kelihatan jelas bahwa Ciu San Bin sedang dalam keadaan marah.
“Lim Seng Hong, apa yang menyebabkan kau sehingga tadi malam kau mengintai dirumahku? apakah kau menyangka Lan moay berada didalam rumahku ?"
demikian terdengar Ciu San Bin berkata, tanpa dia mau diundang untuk duduk.
Lim Seng Hong berdiri terpesona waktu mendengar tuduhan sahabatnya yang sekaligus menjadi saingannya itu, padahal semalam dia melakukan penyelidikan dikuil tua, akan tetapi Lim Seng Hong berusaha sabarkan diri dan berkata:
“Ciu heng, sebenarnya apa yang telah terjadi ... ?”
"Bedebah, kau jangan berlagak dihadapanku. Kau sengaja mengintai dirumahku, waktu aku keluar dan mengejar, maka kau lari tetapi tidak pulang kerumahmu. Aku terus saja mengejar akan tetapi kau menghilang sampai kemudian aku lihat kau lari cepat kearah perbatasan dusun
... - “ sahut Ciu San Bin yang agaknya sudah meluap marahnya.
"Akan tetapi, Ciu heng; aku benar-benar tidak mengintai dirumahmu ... " bantah Lim Seng Hong yang kelihatan menjadi gugup.
"Lalu kemana kaupergi tadi malam ?” tanya Ciu San Bin yang tidak menghiraukan Lim Seng Hong menyangkal.
"Aku ... aku ... " Lim Seng Hong ragu-ragu mengatakan bahwa semalam dia telah mendatangi dan mengintai sebuah kuil tua di perbatasan.
"Aku tahu kau hendak memiliki Lan moay seorang diri.....!” kata lagi Ciu San Bin dengan nada suara mengejek; membikin Lim Seng Hong tak kuasa lagi menahan sabar, dan bagaikan berteriak ia berkata: "Apakah kau menghendaki kita sama-sama memiliki Lan moy ...?"
"Bedebah kau ! aku tidak mau dimadu oleh kau. Aku menghendaki kita bertempur untuk menentukan siapa yang berhak memiliki Lan moay ..."
Lim Seng Hong hendak menerima tantangan dari saingannya itu, akau tetapi tiba-tiba didengarnya suara ribut-ribut di luar rumahnya yang berupa teriakan dari beberapa orang: "Anjing anjing kerdil Lim Seng Hong dan Ciu San Bin, lekas kalian keluar buat menerima maut!" demikian terdengar teriakan suara itu.
Lim Seng Hong berdua Ciu San Bin menjadi terkejut. Serentak keduanya lari keluar, dimana mereka melihat adanya sembilan orang lelaki berpakaian serba hitam yang lagaknya sangat garang.
Segera Lim Seng Hong mengetahui bahwa mereka adalah orang orang dikuil yang semalam dia lihat.
"Tjiu heng, mereka adalah orang-orang yang berkomplot dengan si penculik Lan-moay .." kata Lim Seng Hong dengan suara perlahan kepada Ciu San Bin.
Ciu San Bin merasa heran dan tidak percaya, akan tetapi dia menanya :
"Bagaimana kau mengetahui .. , ."
"Semalam aku mengintai ditempat mereka," sahut Lim Seng Hong tetapi dengan suara perlahan :
"Bagus, marilah kita hadapi mereka setelah itu kita berdua berkelahi buat menentukan siapa yang lebih berhak untuk memiliki Lan-moay .." sahut Ciu San Bin yang tetap kelihatan marah.
"Ha ha ha .. !" terdengar tawa seseorang dari rombongan orang-orang yang tidak diundang itu yang lalu meneruskan berkata :
“... kalian masih mau memperebutkan perempuan yang
telah hilang perawannya ...!"
Tak dapat Ciu San Bin menahan marahnya ketika didengarnya perkataan orang itu, dengan didahului oleh teriak suaranya, maka dia lompat menyerang orang yang mengejek itu, menyerang memakai pedangnya dengan menggunakan jurus dari ‘lan hoan siam kiam' (tiga pedang saling susul), oleh karena sedemikian lekas dilihatnya orang itu sempat berkelit, maka serangan kedua telah dia kerahkan mencari sasaran kepala orang itu, akan tetapi waktu San Bin merobah arah pedangnya dengan serangan ketiga yang mencari sasaran bagian bawah, antara sepasang paha laki laki itu !
Dalam kagetnya laki laki itu berusaha Ioncat tinggi buat menghindar, akan tetapi dia kalah cepat dan betisnya terkena tikaman pedang Ciu San Bin, sampai betis itu berdarah dan dia berteriak kesakitan.
Maksud hatinya, ingin benar Ciu San Bin menyerang lagi supaya maut menjadi bagian orang itu; akan tetapi niatnya tidak dapat dia laksanakan, sebab dia justeru harus lompat menghindar kesamping kiri, karena diketahuinya ada seorang musuh yang telah membokong dia.
"Bagus, kau hendak mewakilkan dia berangkat ke neraka
...!” seru Ciu San Bin; sementara pedangnya dengan pesat telah bergerak menggunakan jurus pelangi menutup matahari (pek hong kuan jit); akan tetapi waktu lawan itu hendak menangkis pedang yang sedang mengarah bagian kepala, maka tiba-tiba Ciu San Bin telah membatalkan serangannya, sebaliknya kakinya menendang tepat pada betis lawan itu sehingga lawan itu rubuh terguling; dan tempatnya segera diganti oleh rekannya yang harus bertempur menghadapi Ciu San Bin.
Dilain pihak, dengan memakai jurus 'peng see lok gan' (burung belibis turun dipasir), maka Lim Seng Hong telah terjun pula kedalam arena pertempuran; sehingga di saat berikutnya dia telah dikepung melawan tiga orang musuh namun tanpa gentar dia perlihatkan kemahiran ilmu silatnya, sedangkan didalam hati dia merasa iri karena melihat dalam sekejap saingannya telah berhasil mengalahkan dua orang lawannya.
Gerak pedang Lim Seng Hong bagaikan ular yang berbelit karena sesungguhnya dia telah merobah cara bertempurnya, memakai jurus jurus ilmu silat pedang "ngo heng kiam-hoat” yang khas diciptakan oleh kaum Siaolim yakni pada pecahan ilmu silat ular atau 'coa kun’.
Sebenarnya tidaklah diketahui oleh Lim Seng Hong berdua Ciu San Bin, bahwa rombongan musuh itu sebenarnya merupakan gerombolan dari Hong bie kauwcu; oleh karena pada baju mereka terdapat gambar kepala binatang rase warna putih dalam suatu lingkaran.
Jauh dari kota Kay hong, Gan Hong Bie berdua isterinya sedang melakukan perjalanan menuju ke kota Oei kee tin yang hendak memenuhi undangan dari Pangeran Kim Lun Hoat ong; oleh karena pangeran yang sedang mengumpulkan tenaga buat melakukan pemberontakan itu sudah cukup mengetahui tentang kegagahan Kay hong siangkoay atau sepasang jejadian dari Kay hong yang terkenal kejam dan banyak memiliki akal muslihat. Kepada suami isteri ini, maka pangeran Kim Lun bersepakat bahkan memberikan biaya secukupnya buat Gan Hong Bie berdua isterinya membentuk suatu persekutuan dengan memakai nama Hong bie pang, yang maksudnya hendak mengumpulkan sebanyak mungkin orang-orang gagah dari golongan hitam, buat mendukung gerakan yang akan dilakukan oleh Kim Lun Hoat ong; dan sebagai pusat dari markas Hong bie pang, maka telah dipilih tempat jauh diperbatasan kota Gan bun koan, didalam wilayah kekuasaan bangsa Watzu oleh karena dalam rencana gerakannya itu, Kim Lun Hoat ong mengikut sertakan bangsa Watzu yang sudah menyatakan kesediaan untuk mendukung sepenuhnya. Hong bie pang yang tugasnya hendak mengumpulkan orang orang gagah yang bakal mendukung gerakan Kim lun Hoat ong, diperintahkan untuk membentuk cabang cabang dikota mana saja yang memungkinkan termasuk dikota Soan hoa yang sengaja dirintis oleh Hong bie niocu; selagi Hong bie kauwcu memisah diri buat membentuk cabang- cabang dikota lain.
Jelas merupakan berita yang sangat mengejutkan hati ketika Hong bie kauwcu atau Gan Hong Bie diberitahukan bahwa Hong-bie pang cabang dikota Soan hoa telah dibasmi oleh pihak para pendekar, namun rada lega hatinya ketika dia mengetahui bahwa isterinya sudah berangkat meninggalkan kota Soan hoa bersama Bhok leng siangjin ketika peristiwa itu terjadi.
Waktu menerima laporan dari anak buahnya yang membawa berita, sengaja Gan Hong Bie menyesali bahwa yang membawa laporan itu tidak mengetahui kemana tujuan Bhok leng siangjin berdua Lie Bie Nio, padahal Gan Hong Bie sudah mengetahui bahwa isterinya pasti akan diajak pulang kemarkas pusat Hong bie pang; oleh karena Bhok leng siangjin yang sengaja menyusul; pasti membawa berita penting yang diperoleh dari Kim Lun Hoat ong.