Pada mulanya Coa Giok Seng ingin keluar untuk melihat, akan tetapi dia dicegah oleh suatu gerak tangan dari Ong Sin Kian.
Untuk sesaat keduanya terdiam tidak bersuara. Setelah tidak terjadi sesuatu, maka Ong Sin Kian lalu berkata lagi :
"Aku kira sebaiknya aku pergi sekarang, mudah- mudahan kau berhasil, hiantee "
Ong Sin Kian kemudian bergerak mendekati daun pintu, akan tetapi dia hentikan langkah kakinya, waktu dia mendengar Coa Giok Seng bicara :
"Dimana kau tinggal, Ong heng ? Marilah aku antar kau
..."
"Jangan. Hal itu bahkan akan mengakibatkan suatu rintangan buat tugas kau. Berilah aku waktu dua menit untuk keluar dari kuil ini, setelah itu baru kau keluar. Satu lagi pesanku, berhati-hatilah, terutama dengan anggota perempuan dari Hong bie pang , , , ,"
Sehabis mengucapkan perkataannya itu, maka Ong Sin kian menghilang dari pintu kuil; dan Coa Giok Seng menunggu sambil dia memikir berbagai masalah buat dia menghadapi pihak Hong bie pang dan menolong Lim Hwat Bie, disamping dia memikirkan masalah Ong Sin Kian yang kesudian mengabdi kepada Ma Tay Him, bekas musuh pribadinya.
Coa Giok Seng terkejut waktu kemudian dia mendengar pekik nyaring yang mengerikan dari Ong Sin Kian. Dia memburu keluar dan cukup jauh terpisah jaraknya dari kuil tua itu dia melihat banyak orang sudah berkumpul mengitari mayat Ong Sin Kian, yang tewas dengan sebatang pisau belati dibagian punggungnya. Tidak banyak darah yang keluar dan itu memang tidak perlu, sebab pisau belati itu mengandung bisa racun yang amat dahsyat !
ooooo) X (ooooo
FIRASAT Coa Giok Seng mengatakan bahwa si pengemis tua yang tadi membayangi dia, berada disekitar tempat terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap Ong Sin Kian. Si pengemis itu tentu tidak membayangi untuk hampa belaka !
Coa Giok Seng tidak mengenal dan dia mencurigai kalau kalau pengemis itu bukan pengemis sesungguhnya. Mungkin si pengemis itu justeru adalah orang yang telah membunuh Ong Sin Kian, atau setidaknya melihat waktu terjadinya peristiwa pembunuhan itu.
Mengenai sebab sebab Ong Sin Kian dibunuh, sudah jelas bagi Coa Giok Seng. Sahabatnya itu telah dibunuh oleh pihak Hong bie pang, sebab Ong Sin Kian dicurigai atau dianggap sudah berhianat.
Secara tiba-tiba Coa Giok Seng melihat sipengemis tua itu, tepat selagi si pengemis mengawasi dia. Dan pada muka sipengemis itu, jelas kelihatan seperti dia sedang merasa ketakutan, dan sejenak dia terpesona mengawasi Coa Giok Seng. Coa Giok Seng bergerak cepat mendekati ketempat si pengemis berdiri, namun sipengemis tua cepat-cepat pula menyelusup diantara orang banyak; dan terus berusaha menyingkir dari Coa Giok Seng, sementara pemuda itu terus mengikuti kearah mana saja sipengemis itu coba menjauhi.
Si pengemis itu kemudian lari dan lari semakin cepat ketika dia telah berada dibagian tempat yang sepi; namun sudah tentu dia tidak sanggup melawan ilmu lari cepat dari Coa Giok Seng, sehingga pada saat berikutnya dia sudah tidak berdaya dihadapan pemuda itu.
"Maafkan aku, Coa siangkong. Akan tetapi percayalah bahwa aku bukan pihak musuh.." kata sipengemis seperti meratap.
"Hm ! kau kenal namaku ... !" Coa Giok Seng bersuara geram, dan menyambung lagi :
" . , . sejak tadi kau ikut aku, siapakah kau ?"
"Namaku Lie Kiu. Aku diperintah oleh pangcu untuk mengundang kau, akan tetapi aku dilarang menemui kau ditempat orang banyak "
"Siapakah nama pangcu itu ....?” tanya Coa Giok Seng, yang sejenak menjadi ragu ragu.
“Dywa Sin Hok, dan dia menunggu kau bersama Wie
toaya. "
"Wie toaya, Wie Heng Siang maksud kau , ,?” "Benar.”
"Hm! kau ikuti aku sampai aku memasuki kuil tua itu, kau pun tentu juga mengetahui tentang orang yang membunuh Ong Sin Kian tadi .." Coa Giok Seng berkata lagi; tetap dengan suara geram. 'Tidak .." sahut si pengemis lalu dengan ragu-ragu dia menambahkan perkataannya:
".. aku melihat adanya beberapa orang-orang dari Hong bie pang, dari itu aku terus mengawasi pintu kuil sampai kau keluar. Aku bermaksud berteriak kalau orang-orang Hong bie pang menyerang kau, namun yang mereka bunuh adalah lain orang ..."
"Baiklah, mari kita pergi menemui Dywa pangcu .." akhirnya Coa Giok Seng berkata.
Dywa Sin Hok dan Wie Keng Siang sedang duduk bermain catur, waktu Coa Giok seng memasuki markas orang orang Kay pang cabang kota Soan hoa.
Coa Giok Seng mendekati Wie Keng Siang yang menjadi sahabat gurunya, untuk dia memberi hormat dan menyebut paman; kemudian dia diperkenalkan dengan Dywa Sin Hok.
Usia Dywa Sin Hok sudah lebih dari lima puluh tahun, sedikit lebih muda dari Wie Keng Siang. Dia memiliki wajah muka hitam dan kelihatan garang, namun nada suaranya kedengaran ramah tamah.
"Silahkan duduk, kau tentu sudah kenal dengan pembantuku, Lie Kiu .. " demikian kata Dywa Sin Hok; dan Coa Giok Seng manggut sambil dia mengucap terima kasih.
" .. Lie Kiu memang tepat bertugas di bagian penyelidik. Dia berhasil menemui kau, padahal dia belum pernah bertemu dengan kau ..." kata lagi si biang pengemis itu.
"Kau harus memberikan laporanmu, bagaimana dengan keadaan gurumu, dan pengalaman apa yang kau peroleh selama didalam perjalanan menuju ke kota ini.." kata Wie Keng Siang yang ikut bicara. "Suhu dalam keadaan sehat, dan tiada rintangan yang aku hadapi selama di dalam perjalanan. Akan tetapi, dapatkah susiok memberikan keterangan kepadaku, perihal Hong-bie pang di kota ini ... ?" sahut Coa Giok Seng yang balik menanya.
Wie Keng Siang berdua Dywa Sin Hok saling mengawasi waktu mendengar pertanyaan Coa Giok Seng. Sejenak kedua orang tua itu tak mengucapkan sesuatu perkataan, sampai kemudian Dywa Sin Hok yang mendahului bicara :
"Ternyata kau sudah mengetahui bahwa Lim Hwat Bie menjadi tawanan pihak Hong bie pang ..."
"Benar, pangcu. Akan tetapi, sebelum membicarakan perihal Lim piauwko; ingin aku mengetahui perihal Hong- bie pang ..." sahut Coa Giok Seng.
"Tidak banyak yang kami ketahui tentang persekutuan itu, kami bahkan tidak mengetahui siapa nama yang sebenarnya dari pimpinan mereka, dan dimana markas pusat mereka. Pemimpin mereka hanya dikenal dengan nama Hong-bie kauwcu berdua Hong-bie niocu, pengaruhnya luas dengan memiliki cabang dibanyak tempat. Segala kegiatan mereka adalah untuk kepentingan pihak pemerintah bangsa Mongolia, sehingga benar benar merupakan penghianat bangsa...”
"... dikota ini yang menjadi cabang adalah Ma Tay Him, seorang bekas okpa yang kejam. Kegiatan yang mereka lakukan dikota ini, kebanyakan adalah merupakan bagian pengiriman perempuan perempuan muda yang cantik, hasil penculikan yang mereka lakukan diberbagai tempat atau kota, dan perempuan-perempuan muda itu mereka bawa ke pulau Hay Ciu, untuk kepentingan orang orang Mongolia yang berada dipulau itu yang bertugas mengawasi orang- orang buangan atau orang orang hukuman, disamping mereka ditugaskan membangun ..."
Coa Giok Seng mendengarkan dengan penuh perhatian, akan tetapi dia merasa kecewa waktu Dywa Sin Hok menyudahi keterangannya, sebab ternyata yang diketahui oleh si biang pengemis mengenai Hong bie pang memang sangat terbatas sekali.