Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 69

NIC

Mendadak aku merasa Hiat-to yang diurut Sau-toako itu kesakitan, karena tidak ter-duga2, aku menjerit tertahan.

Maka celakalah sekali ini, Thio Yan-coan lantas ter-bahak2 dan melangkah kearahku.

Sedangkan Sau-toako hanya berjongkok saja di samping, tetap tidak bergerak dan tidak bersuara.

Sambil melangkah maju Thio Yan-coan berkata dengan tertawa: 'Ai, dombaku sayang, kiranya kau masih bersembunyi di dalam gua ini"' -Segera ia menjulurkan tangannya untuk meraih tubuhku.

Mendadak terdengar suara cret satu kali, dia telah kena ditusuk oleh pedang Sau-toako.

Sayang tusukan itu tidak tepat mengenai tempat yang fatal, Thio Yan-coan sempat melompat mundur dan melolos dalam kegelapan segera ia membacok ke arah Sau-toako.

Trang.

pedang dan golok beradu.

mereka lantas saling gebrak.

Setelah bergebrak beberapa jurus dalam kegelapan lalu keduanya sama2 melompat mundur.

Dalam kegelapan yang sunyi.

suara napas mereka kedengaran dengan jelas.

hatiku ketakutan setengah mati." "Berapa jurus Sau Peng-lam bergebrak dengan dia?" tanya Thian-bun Tojin mendadak.

"Waktu itu Tecu dalam keadaan bingung sehingga tidak tahu persis berapa lama mereka bergebrak," jawab Gi-lim.

"Kudengar Thio Yan-coan berkata dengan tertawa: "Aha, kau ini murid Lam-han! Lam-han-kiam-hoat bukanlah tandinganku.

Eh, siapa namamu"' Sau-toako menjawab: 'Ngo-tay-lian-beng.

senapas setanggungan.

Baik Lam-han maupun Siong-san semuanya akan membinasakan bangsat cabul macam kau ini.

' Belum habis ucapan Sau-toako segera Thio Yan-coan menerjang maju lagi.

Kiranya dia sengaja memancing Sau-toako bersuara agar dapat mengetahui tempatnya dengan persis.Beberapa gebrakan lagi, mendadak Sau-toako menjerit, agaknya dia terluka lagi.

Dengan tertawa Thio Yan-coan berkata: 'Kan sudah kukatakan Lam-han-kiam-hoat bukan tandinganku.

biarpun gurumu sendiri si Sau tua juga bukan tandinganku.' Tapi Tau-toako tidak menggubris ocehannya.

Sebabnya Hiat-to yang diurut Sau-tosko tadi mendadak kesakitan, rupanya karena Hiat-to itu telah terbuka dan sekarang terasa sakit pula.

Aku coba merangkak bangun dan berusaha menemukan pedang buntung.

Sau-toako mendengar suaraku, dia berseru dengan girang: 'He.

Hiattomu sudah terbuka.

lekas pergi!' Aku menjawab: 'Suheng dari Lam-han, biarlah kubantu kau melabrak orang jahat ini.' Tapi Sau-toako malah mencegah, katanya: 'Tidak, lekas kau pergi saja! Gabungan kita berdua juga tak dapat mengalahkan dia.' -Thio Yan-Coan tertawa, katanya: 'Bagus, asal kau tahu saja, untuk apa kau mengantarkan nyawa percuma" Eh, aku menjadi kagum kepada keperwiraanmu.

siapa namamu"' Dengan ketus Sau-toako menjawab: 'Jika kau tanya siapa namaku yang terhormat, tentu tidak berhalangan akan kuberitahukan.

Tapi kau tanya secara kasar, tidak nanti kukatakan padamu.' Lalu Sau-toako ber-kaok2 pula mendesak aku agar lekas pergi, katanya kawan2 kita sama berkumpul di Cu-joan, bila kulari kesini tentu orang jahat itu tidak berani menggangguku lagi.

Tapi aku masih ragu.

kataku: 'Jika kupergi lalu bagaimana baiknya bila dia membunuhmu?" -Sau-toako menjawab: 'Tidak, dia takkan membunuhku kurintangi dia, hayolah kenapa tidak lekas pergi kau!'.

Aduh! -Di tengah suara benturan senjata, agaknya Sau toako terluka lagi.

Dia tambah gelisah dan berteriak pula padaku: 'Lekas pergi, kalau tidak segera akan kumaki kau!' -Tiba2 dapat kutemukan pedang buntung yang dibuang Thio Yan-coan tadi.

segera aku berseru: kita berdua mengerubuti dia!' Dengan tertawa Thio Yan coan berkata: 'Bagus, lihatlah pertunjukan Thio Yan-coan seorang diri menempur dua murid Lam-han dan Siong-san pay.' -Mendadak Sau-toako benar2 mendamprat diriku: 'Nikoh cilik yang tidak tahu urusan, barangkali kau sudah pikun, lekas lari kau, kalau tidak.

bila kelak bertemu lagi bisa kutempeleng kau!' Dengan cengar cengir Thio Yan coan berkata:'NiKOh cilik ini merasa berat meninggalkan aku, dia tak akan pergi.' Sau-toako tambah gelisah, teriaknya gemas: 'Kau mau pergi atau tidak"' Aku menjawab tegas: 'Tidak!' -Sau-toako mengancam pula: 'Jika kau tidak pergi segera akan kumaki gurumu si tua Ting-sian yang pikun itu sehingga mendidik murid linglung macammu ini.' -Aku menjelaskan: 'Ting-sian Supek bukan guruku.' Dia lantas berkata pula, "O, jika begitu, akan kumaki Ting-yat si tua pikun itu.

' Ting-yat menarik muka karena namanya disinggung, jelas dia sangat mendongkol.

Cepat Gi-lim menyambung: "Suhu, jangan marah, ucapan Sau-toako adalah demi kebaikanku, ia tidak sengaja memaki Suhu, -Tecu menjawab; 'Aku sendiri yang pikundan bukan ajaran Suhu!'.

Diluar dugaan, se-konyong2 Thio Yancoan menubruk kearahku, aku terkejut dan menabas serabutan dengan pedang buntung sehingga dia terdesak mundur lagi.

-Sau-toako berseru pula padaku; 'Hayolah lekas pergi jika kau tidak mengharapkan aku memaki gurumu, masih banyak kata2 kurang sedap didengar akan kuhamburkan, kau tidak takut"' -Aku menjawab; 'Janganlah kau memaki, marilah kita lari bersama saja!'.

-Tapi SWau-toako berkata; 'Tidak, lantaran kau berdiri disitu, ilmu pedangku yang paling lihay menjadi terhalang dan tak dapat kumainkan dengan leluasa.

Tapi begitu kau pergi, segera orang jahat ini dapat kubinasakan.' -Thio Yan-coan ter-bahak2, katanya; 'Tampaknya baik juga hatimu terhadap Nikoh cilik ini, cuma sayang, namamu saja dia tidak tahu.' -Kupikir ucapan orang jahat itu ada benarnya, segera kukatakan; 'Suheng dari Lam-han, siapakah namamu" Akan kukatakan kepada Suhu di Cu-joan nanti bahwa engkau yang telah menyelamatkan jiwaku.' - Sau-toako lantas berteriak; 'Lekas pergi, lekas! Untuk apa omong ber-tele2 tanpa habis.

Aku she Kiau, Kiau Lo-kiat.

" Mendengar sampai disini, Kiau Lo-kiat jadi melengak, ia heran mengapa Toa-suheng memalsukan namanya" Bun-siansing manggut2, katanya; "Sau Peng-lam benar2 hebat, berbuat bajik tidak perlu menonjolkan nama, memang inilah jiwa ksatria sejati." Tapi Kiau Lo-kiat berpendapat lain, ia tahu Toasuhengnya itu banyak tipu akalnya, tindakannya itu pasti ada maksud lain.

Sungguh harus disesalkan, Toa-suheng yang pintar dan cerdas itu harus tewas ditangan Lo Ci-kiat dari Tang-wan.

Dalam pada itu Ting-yat telah pandang Kiau Lo-kiat sekejap, lalu bergumam sendiri: "Kurang ajar benar Sau Peng-lam itu, dia berani memaki aku, Hm, besar kemungkinan dia kuatir kuusut perbuatannya, maka sengaja mengalihkan dosanya kepada orang lain." Mendadak teringat sesuatu olehnya, ia melototi Kiau Lokiat dan bertanya: "He, orang yang memaki diriku di gua itu apa betul kau?" Cepat Kiau Lo-kiat menjawab dengan hormat: "Buk ....

bukan, mana Tecu ber .

berani!" Dengan tersenyum Wi Kay hou juga menengahi: "Tingyat Suthay, si Sau Peng-lam sengaja memalsukan nama Sutenya, kukira memang beralasan.

Kita tahu Kiau-sutit ini berguru kepada Sau-suheng pada usia likuran, Waktu itu Kiau-sutit sendiri sudah mahir ilmu-ilmu silat, meski tingkatannya tergolong angkatan muda, tapi kini setelah belajar 28 tahun kepada Sau-suheng, usianya sudah terhitung lanjut, jenggotnya juga sudah panjang, untuk menjadi kakek Gi-lim Sutit juga pantas." Seketika pahamlah Ting-yat setelah mendengar penjelasan Wi Kay-hou ini.

Rupanya demi menjaga kebersihan nama Gi-lim, maka Sau Peng-lam sengaja memalsukan nama Kiau Lo-kiat.

Hendaklah maklum bahwa umur Sau Peng-lam baru 33 tahun.

jadi jauh lebih muda daripada Kiau Lo-kiat.

Sebabnya dia menjadi Suheng dengan usia yang lebih muda adalah karena dia masuk perguruan terlebih dulu.

Di dunia persilatan umumnya memang ada dua macam aturan, bergantung kepada perguruan masing2.

Ada yang urutan Suheng dan Sute dihitung menurut usia, ada yang berdasarkan dulu dan lamanya seseorang masuk perguruan.

Dan perguruan Lam-han menganut peraturan yang kedua ini.

Pada waktu Sau Peng-lam mengangkat guru Sau Cenghong, waktu itu dia baru berumur tiga tahun.

Tidak lama setelah masuk perguruan, Sau Ceng-hong melihat pembawaan anak ini sangat bagus, pintar dan cerdiK, bakat belajar silatnya sangat tinggi maka timbul hasrat Sau Ceng-hong akan mengangkat sebagai murid ahli-waris.

Cuma keluarga Sau dari Lam-han juga serupa dengan keluarga Sau dan Pak-cay, ada sebagian Kungfu keluarga tidak boleh diajarkan kepada murid kecuali kepada anaknya sendiri.

Posting Komentar