Golok Sakti Chapter 82

NIC

Sikapnya yang luar biasa dan kata-katanya yang dingin seperti es, membuat ia sangat penasaran, Sebab apa si nona cantik ini menjadi marah-marah terhadap dirinya dan mengatakan ia sudah berbuat kesalahan terhadap orang lain? Siapa itu orang lain? Dan apa salahnya?

Sementara itu, co Kang cay yang melihat suasana buruk. diam-diam ia angkat kaki hendak menyembunyikan dirinya, karena ia tidak berkepandaian silat. Tapi tidak disangka, Ie Ya dengan mata melotot membentak padanya. "Hentikan langkahmu. jangan meninggalkan ruangan ini"

Ho Tiong Jong tidak senang dengan ucapanya si nona. Pikirnya, betul betul si nona membentak seorang tua, hingga oleh karenanya menjadi menggigil tubuhnya dan hampir hampir jatuh lemas.

"Enci Ie," kata sipemuda dengan suara heran, "hati-hatilah sedikit dengan perkataanmu. Meskipun aku bukannya satu pendekar tapi aku tidak ijinkan orang menghinakan sesamanya didepanku, apalagi orang yang dihinakan itu ada seorang yang ketahuan jujur dan baik hatinya, Dapat orang berbuat demikian, tapi harus..."

"Harus apa?" Menyelak Ie Ya.

"Harus membunuh dahulu aku" jawab Ho Tiong Jong tegas.

"Hihihi..."si wanita telengas tertawa. Meskipun tertawanya merdu, tapi romannya menyeramkan, karena kelihatan ia seperti sedang mendongkol sekali. "Tiong Jong, apa kau kira kau seorang gagah tanpa tandingan?" tanyanya.

"Bukannya maksudku untuk menonjolkan diri sebagai jagoan, tapi aku tidak senang kau perlakukan co lopek semacam itu."

"Habis kau mau apa?"

"Aku akan membelanya."

Li-lo sat Ie Ya kertak gigi. ia gemas sekali terhadap si anak muda, sebab pikirnya, ia sudah banyak membuang budi menolongi anak muda itu, akan tetapi Tiong Jong saban-saban membela orang lain saja. Ia perdengarkan tertawa dingin.

"Tiong Jong," katanya. "sekali aku marah tidak seorangpun yang berani menghalang-halangi maksudku, maka sekarang kau mau apa."

Ie Ya sambil berkata menyerang co Kang cay hingga ia ini ketakutan setengah mati. Tapi sebelumnya tangan Ie Ya menyentuh dirinya, Ho Tiong Jong dengan gesit sudah lompat dan menangkis, hingga Ie Ya terhuyung-huyung mundur.

Bukan main marahnya si iblis Wanita, dengan muka bengis ia sekarang menyerang pada Ho Tiong Jong. Tangan dan kakinya bergerak dengan berbareng, tepisi pemuda hanya mengegos dan berkelit saja dari semua serangan Ie Ya, tidak mau balas menyerang.

Hatinya tidak tega, sebab ia banyak hutang budi kepada perempuan galak ini, Biar bagai mana ia diserang hebat, selalu Ho Tiong Jong dapat mengegoskan dirinya dengan mudahnya.

Tapi melihat serang-serangan Ie Ya mengarah bagian yang tidak mematikan, seolah-olah tak memikirkan persahabatannya pada waktu yang lampau, diam-diam si pemuda merasa tidak senang. Pikirnya, jikalau ia minta penjelasan juga tak ada gunanya Karena si nona sedang sengit dan marahnya.

Segera ia merobah gerakannya, kini ia mencoba menyerang dengan angin pukulan telapakan tangannya ternyata si nona tidak tahan, ia mundur sampai empat enam tindak

"Gila kau" bentak nona Ie, sambil menyender pada dinding.

Tiong Jong hanya bersenyum, Amarahnya si nona makin memuncak. maka ia sudah gerakan tubuhnya lompat keatas dan menyerang dari arah ini kebatok kepalanya Ho Tiong Jong, tapi si pemuda dengan gesit sudah menghindarkan dirinya, kemudian ia menyusul melesat dan mereka saling menyerang diudara kosong, akhirnya Ie Ya tak tahan juga.

Ia jatuh kelantai, sebelumnya ia bergerak Ho Tiong Jong sudah menekan bahunya dan kemudian menotok jalan darahnya, hingga si nona jatuh lemas.

"orang she Ho." kata sinona gemas. "Kalau kau menghina aku, nanti akan kucaci maki habis-habisan-"

Si nona sangat gemas, bicaranya yang seperti hendak menangis karena tidak berdaya untuk mengatasi kepandaiannya Ho Tiong Jong, yang tidak sangka-sangka sama sekali dalam tempo pendek saja ada demikian hebat ilmu silatny^ Ho Tiong Jong melihat sinona seperti mau mewek merasa tidak tega.

Rambutnya menjadi kusut bekas tadi bertarung, dalam keadaan seperti hendak menangis dan mengawaskan sipemuda dengan sorot mata panasnya, tampaknya Ie Ya yang memang cantik wajahnya ada lebih cantik berlipat ganda.

Pertama kali Ho Tiong Jong melihat kecantikannya si nona sudah menggetarkan hatinya, kini untuk kedua kalinya ia menyaksikan dengan tegas kecantikannya orang bagaimana ia coba menekan debarannya tiang hati ternyata tidak menolong.

Maka dengan cepat ia menarik tangannya yang menekan orang punya pundak yang halus lunak seperti kapas dan membuka totokannya. Parasnya agak jengah, kemudian berkata dengan hormat, "Enci Ie, bukannya maksudku berlaku kurang ajarpada enci, Dari sebab kau menyerang keterlaluan mengarah bagian yang berbahaya, maka terpaksa aku membela diri dari seranganmu yang bertubi-tubi tadi."

Si pemuda menutup bicaranya dengan bersenyum manis.

Wajah si pemuda yang tampan menawan dan pengawakannya yang gagah menimbulkan rasa suka, memang sudah lama menjadi kenangan wanita telengas.

cuma ia tidak bisa mengikat hatinya sipemuda itu, karena kelihatannya Ho Tiong Jong hatinya sudah jatuh pada Seng Gick ciu dan Kim Hong Jie, dua gadis jelita dan putri dari dua orang ternama, yalah putri dari Seng-keepo dan Kim-Liong-po"

Meskipun demikian, satu tempo ia suka melamun dan merasa dirinya tidak kalah dalam kecantikan maupun dalam ilmu silat dari dua dara itu, hanya bedanya dirinya sudah terkenal sebagai iblis, maka ia merasa sangsi apakah Ho Tiong Jong dapat dipincuk oleh gaya tarik kecantikannya kalau mengingat kedudukannya ada kurang harum.

co Kang cay dilain pihak merasa heran kepada Ho Tiong Jong yang dengan tiba-tiba saja dapat berbicara begitu halus dan sopan santun-Melihat sicantik diam saja, maka Ho Tiong Jong berkata pula.

"Enci ie, coba tolong ceritakan dari sebab apa kau marah-marah terhadapku dan tak memberi kesempatan untuk aku membela diri."

"Hmm" menyahut nona ie, masih kelihatan sombong sifatnya. Tapi Ho Tiong Jong ganda dengan penuh kesabaran-

"Sekarang begini," kata Ie Ya, "aku mau tanya kau bagaimana perlakuannya adik Seng terhadapmu ?"

Ho Tiong Jong terkejut Tapi lantas menjawab dengan sejujurnya.

"Baik, baik sekali, Adik Giok sangat baik dan berbudi terhadapku, untuk mana sukar aku melukiskannya."

Hati cemburunya Ie Ya meluap dengan tiba-tiba, maka wajahnya berubah lantas cemberut setelah mendengar jawabannya si nona.

"Hu..." kata si nona sambiljebikan bibirnya, "Sangat baik, sukar dilukiskan, sekarang aku mau tanya kau, dia ada begitu baik terhadapmu tapi apa balasmu terhadap kebaikannya itu?"

Ho Tiong melongo. Diam-diam ia bergidik, pikirnya, "apakah adik Giok mengalami kejadian seperti yang dibayangkan oleh co lo-pek?" Sebelumnya ia membuka mulut, ie Ya berkata lagi.

"Jawab, jawab pertanyaanku apa balasnya kau atas kebaikan adik Giok?"

"Enci ie, aku masih belum paham akan bicaramu ini."

"Hmm... belum paham..." ie Ya menjebikan bibirnya, " Kau tentu tidak berani berterus terang padaku, Nah, biarlah aku sendiri tidak bisa berbuat apa apa padamu, tapi nanti ada lain orang yang akan membereskan jiwamu." setelah berkata ie Ya lantas berjalan keluar.

Tapi seperti angin saja cepatnya Ho Tiong Jong sudah menghadang dipintu keluar, maka ketika ie Ya bertindak ia sudah dihalang-halangi, Ie Ya tertawa dingin melihat kelakuannya Ho Tiong Jong. "Kau ingin menahan aku disini, bukan?" tanyanya gemas sekali.

"Bukan, aku tidak berani menahanmu."

"Nah, kasih jalan buat aku berlalu dari sini."

Ho Tiong Jong tidak berdaya, Melihat sikapnya ie Ya yang dingin dan saban-saban unjuk sikap yang mengandung amarah, maka ia tidak berani menanyakan lagi soal yang ia masih belum mengerti dari kata-katanya Ie Ya tadi.

Si pemuda jadi berdiri menjublek sambil mengawasi ie Ya naik kuda berlalu, sampai tidak kelihatan bayangannya.

"Tiong Jong, kau kenapa berdiri bengong saja?" tanya co Kang Cay, yang seketika itu telah menyusul keluar.

Ho Tiong Jong kaget mendapat teguran sahabat tua.

"Tidak apa-apa, aku hanya belum mengerti apa maksudnya perkataan Ie Ya tadi."

"Kalau dilihat dari pembicaraannya, dapat dipastikan ada banyak orang yang akan mencari dirimu, Entah, lantaran apa kau bisa dicari mereka. Apakah mereka itu ada orang-orang dari Perserikatan Benteng perkampungan? "

Menyebut nama Perserikatan Benteng Perkampungan tanpa merasa Co Kang Cay badannya menjadi menggigil seperti yang kedinginan.

IHo Tiong Jong yang menyaksikan itu merasa kasihan pada si kakek.

Pikirnya, orang boleh mencari dirinya dan membuat perhitungan dengannya, tapi jangan mengganggu pada dirinya si orang tua, jangan mengaduk-ngaduk rumahnya yang barusan saja selesai di bangun, ia sangat kasihan pada orang tua itu, yang disiksa sampai dua puluh taihun lamanya oleh Seng Eng dan baru saja mendapat kemerdekaannya lagi, lantas nanti dapat ditangkap kembali.

Ia tidak lepaskan Ie Ya sebab ie Ya tentu akan mengundang banyak kawannya yang datang kesitu, maka juga seketika itu ia lantas lompat melesat kekandang kuda, dimana kudanya ada dipelihara.

Cepat-cepat ia pasang pelananya dan lantas lompat naik di atasnya, kemudian membedal lesnya supaya sang kuda lari keras menyusul Ie Ya yang sudah lama pergi.

Co Kang Cay berteriak-teriak, seperti mau memesan apa-apa, akan tetapi Ho Tiong Jong tidak perduli, iapesatkan kudanya dan dilarikan sekencangnya supaya bisa menyusul si iblis cantik yang telah datang kepadanya dengan membawa

teka-teki. Tidak lama ia kaburkan kudanya, tampak didepannya Ie Ya sedang larikan kudanya. Si nona juga mendengar kerapan kaki kuda, ia menduga pasti bahwa dibelakangnya Ho Tiong Jong yang menguber padanya, Maka ia sudah siap sedia dengan senjata ikat pinggangnya untuk menempursi pemuda.

Posting Komentar