Suling Naga Chapter 05

NIC

Dia memang tidak dapat melihat jalan keluar lain kecuali mati dengan cepat. Sementara itu, sejak tadi Bi Lan yang sudah bangkit duduk di atas rumput dan mengenakan kembali bajunya yang tadi direnggut lepas dan robek, dan nonton semua peristiwa itu dengan mata terbelalak dan muka pucat.

Selama hidupnya belum pernah ia menyaksikan tontonan yang demikian mengerikan. Seluruh tubuhnya menjadi panas dingin dan ia merasa ngeri sekali. Bukan main hebatnya pengalaman yang dihadapi gadis cilik ini secara beruntun. Mula-mula melihat ayahnya terbunuh oleh perampok, lalu melihat ibunya diculik, dan ia sendiri dilarikan si tinggi kurus yang melakukan hal-hal tak senonoh terhadap dirinya, perlakuan yang belm dimengertinya benar akan tetapi yang membuat ia hampir gila karena ngeri, muak dan takut. Kemudian, munculnya tiga orang kakek aneh yang menyiksa si tinggi kurus itu membuat ia mencapai ketegangan yang sudah tiba pada puncaknya. Agaknya pemandangan menegangkan dan mengerikan yang bertubi-tubi menghantam perasaan Bi Lan membuat gadis cilik itu terbiasa dan kini,

Biarpun ia memandang dengan mata terbelalak dan muka pucat, mulutnya tidak mampu mengeluarkan suara apapun, akan tetapi ia tidak takut lagi, bahkan mulai menggunakan pikirannya. Jelas baginya bahwa tiga orang kakek itu telah menyelamatkannya, bahwa tiga orang kakek yang aneh itu tentu orang-orang yang memiliki ilmu kepandaian tinggi akan tetapi juga memiliki kekejaman yang luar biasa. Dan ia tentu tidak akan terlepas dari tangan tiga orang kakek itu, dan ia harus pandai membawa diri, demikian pikirnya. Ia tidak boleh cengeng, tidak boleh bingung, harus dapat mempergunakan akalnya karena tidak ada orang lain di dunia ini yang akan dapat diharapkan menolongnya kecuali dirinya sendiri. Bahkan, disamping kengerian, timbul pula rasa senang dan puas melihat betapa si tinggi kurus itu mengalami penyiksaan yang demikian mengerikan.

"Wah, ilmu kiam-ciang (tangan pedang) yang kau kuasai sudah hebat sekali, Mayat Hidup. Bagaimana pendapatmu, Iblis Hitam? Apa kau mampu menandinginya dalam hal kehebatan kiam-ciang itu?"

Kata si Iblis Akhirat kepada Hek-kwi-ong. Raksasa hitam itu menggeleng kepala.

"Aku tidak mampu sehebat dia."

"Heh-heh, akupun demikian. Akan tetapi, kita berdua pernah melatihnya. Coba kita lihat, apakah orang pengecut dan pengkhianat seperti dia ini mampu hidup tanpa lengan tanpa kaki,"

Kata pula Iblis Akhirat yang melangkah maju mendekati si tinggi kurus yang sudah buntung kedua lengannya. Hek-kwi-ong si Raja Iblis Hitam mengangguk dan menghampiri pula. Tiba-tiba mereka berdua menggerakkan tangan seperti yang dilakukan oleh Iblis Mayat Hidup tadi, tangan mereka membacok, masing-masing ke arah kaki kanan dan kaki kiri si tinggi kurus.

"Krokk! Krokk!"

Si tinggi kurus kembali menjerit dan tubuhnya roboh, kedua kakinya, sebatas paha, buntung oleh bacokan tangan dua orang kakek itu! Kembali darah muncrat dan Im-kan Kwi si Iblis Akhirat yang gendut itu kembali mempergunakan obat cairan yang cepat menghentikan cucuran darah.

Ketika Im-kan Kwi mengurut jalan darah dan si tinggi kurus itu siuman kembali, tentu saja dia tidak mampu bangkit lagi. Tubuhnya hanya tinggal kepala dan badan, tanpa kaki tanpa lengan tanpa daun telinga, nampak menyedihkan sekali. Dia hanya merintih-rintih dan tergolek ke kanan kiri, mendesis-desis kesakitan. Dia tidak akan mati karena darahnya tidak bercucuran keluar, akau tetapi hidupnya takkan berguna lagi. Dan kalau tidak ditolong orang lain, tentu dia akhirnya akan tewas kelaparan atau diterkam binatang buas kalau dibiarkan di tempat itu. Kini tiga orang kakek itu agaknya sudah bosan mempermainkan si tinggi kurus, dan mereka lalu menghampiri Bi Lan. Akan tetapi anak perempuan ini tidak takut. Ia bahkan bangkit berdiri, memandang tiga orang kakek itu dengan sinar matanya yang jernih. Mukanya masih pucat, akan tetapi tidak terbayang ketakutan pada muka yang manis itu.

"Tiga orang kakek buruk, setelah kalian membunuh bangsat itu, apakah juga akan membunuh aku? Tapi jangan siksa aku seperti dia."

Tiga orang kakek itu saling pandang. Lalu Iblis Akhirat yang gendut terkekeh, Raja iblis Hitam yang seperti raksasa itu tersenyum lebar dan Mayat Hidup menyeringai aneh.

"Ha-ha-ha-ha, anak baik. Kami suka padamu. tidak akan membunuhmu, akan tetapi kami ingin mengambilmu sabagai murid. Bagaimana, maukah kau menjadi murid kami? Mau tidak mau harus mau!"

Dan dalam suara kakek gendut itu terdengar suara mengancam! Akan tetapi Bi Lan tetap tenang. Anak ini tadi sudah memutar otaknya dan mengambil keputusan bahwa ia harus dapat mempergunakan kepandaian tiga orang kakek ini untuk menolong ibunya dan membalas dendam!

"Tentu saja aku mau, akan tetapi kalian juga harus memenuhi permintaanku lebih dulu!"

Tiga orang kakek itu kembali saling pandang dan tersenyum girang. Mereka suka kepada anak yang berani dan anak perempuan ini cukup berani, bahkan berani menyebut mereka "tiga kakek buruk", sebutan yang menggembirakan hati mereka!

"Permintaan apa?"

Tanya Iblis Mayat Hidup yang biasanya jarang sekali bicara.

"Pertama, kalian harus menolong ibuku. Ke dua, kalian harus membunuh gerombolan penjahat yang tadi membunuh ayah dan menculik ibu."

"Ha-ha-ha, permintaan yang mudah saja. Coba, ceritakan siapa namamu dan apa yang terjadi dengan ayah ibumu,"

Kata Iblis Akhirat, biarpun tertawa-tawa, akan tetapi hatinya menjadi tak senang karena iri hati mendengar anak itu menyebut-nyebut ayah ibunya. Apapun yang terjadi, kalau ayah dan ibu anak itu masih ada, harus mereka bunuh dulu sebelum mengambil anak ini menjadi murid, pikirnya. Pikiran yang luar biasa kotor dan jahatnya!

"Namaku Can Bi Lan, aku bersama ayah dan ibu sedang melakukan perjalanan mengungsi dari sebelah barat Sungai Nu Kiang. Ketika kami menyeberang Sungai Lan-cang, di tepi sungai sebelah timur kami dikepung oleh belasan orang perampok itu dan Ayah yang melakukan perlawanan mereka bunuh, ibu diculik dan aku dilarikan oleh si keparat itu. Nah, kalau kalian mau menolong ibu dan membunuh belasan orang akupun mau menjadi murid kalian."

"Baik, baik, mari kita pergi!"

Kata iblis Akhirat.

"Hek-kwi, kau yang tinggi besar dan kuat gendonglah Bi Lan murid kita ini."

Hek-kwi-ong Si Raja Iblis Hitam itu mendengus, lalu tangannya yang besar itu dijulurkan ke arah Bi Lan. Gadis ini merasa ngeri melihat lengan yang panjang itu dapat mulur ke arahnya, akan tetapi ia menahan rasa takutnya dan diam saja ketika tiba-tiba tangan itu menangkap tangannya dan sekali disentakkan tubuhnya melayang ke atas dan tiba di punggung kakek raksasa hitam itu! Mereka bertiga lalu melangkah pergi dengan amat cepatnya, meninggalkan si tinggi kurus yang kini tidak tinggi lagi, hanya merupakan kepala dan badan yang bergelimang di rumput yang berlepotan darah. Dia mengeluarkan suara dari tenggorokannya, entah tawa ataupun tangis. Peristiwa yang amat hebat menimpa dirinya, membuat si tinggi kurus ini menjadi gila saking takutnya.

"Brakkkkkk....!"

Pintu pondok kecil di tengah hutan yang tertutup rapat itu jebol, mengejutkan seorang laki-laki tinggi besar yang mukanya bercambang bauk, juga bertotol-totol hitam buruk yang sedang rebah dengan dada telanjang, hanya mengenakan celana dalam yang tipis. Siang itu hawanya panas dan laki-laki inipun berkeringat. Bau arak yang keras tercium ketika pintu itu jebol, dan melihat wajah laki-laki buruk rupa itu yang kemerahan, juga matanya liar, bau arak yang keluar dari mulutnya, jelas menunjukkan bahwa dia terlalu banyak minum arak.

"Ibu....!"

Bi Lan menjerit ketika melihat ibunya tergantung di dalam kamar itu. Wanita yang malang ini tergantung dalam keadaan telanjang bulat, dengan kepala di bawah dan kaki terikat pada tali yang digantungkan di tihang melintang di atas.

Melihat tubuh telanjang itu sama sekali tidak bergerak, dan melihat mata yang terbuka akan tetapi tanpa sinar itu, mudah saja bagi. tiga orang kakek Sam Kwi untuk ,menduga bahwa wanita itu sudah tewas, seperti juga mayat laki-laki yang menjadi ayah Bi Lan yang menggeletak di luar dengan tubuh hancur oleh senjata tajam. Tiga orang Sam Kwi bernapas lega. Ayah ibu anak ini sudah mati. Bagus! Mereka tadi mempergunakan ilmu kepandaian mereka untuk mengejar gerombolan itu dan melihat mereka semua berada di dalam hutan itu. Anak buah pasukan Birma yang berubah menjadi gerombolan jahat itu nampak tidur-tiduran di bawah pohon. Guci-guci arak berserakan dan agaknya mereka baru saja makan minum dan kini tertidur setelah puas kekenyangan.

Apa lagi dalam keadaan mabok dan tidur, andaikata mereka dalam keadaan sadar dan tidak tidur sekalipun, amat mudah bagi tiga orang kakek itu untuk mendatangi pondok itu tanpa mereka ketahui. Melihat bahwa ayah anak itu sudah tewas di tempat perampokan, mereka bertiga lalu melakukan pengejaran dan jelas nampak jejak kaki mereka sampai di tengah hutan itu. Dan karena ibu anak itu tidak ada, mereka dapat menduga bahwa tentu wanita itu dibawa ke dalam pondok kecil itu, maka mereka langsung saja mendobrak daun pintu sampai jebol. Dan benar saja, wanita itu berada di dalam kamar, akan tetapi agaknya sudah tidak bernyawa lagi setelah mungkin diperkosa beramai-ramai lalu digantung karena mungkin wanita itu melawan. Si tinggi besar brewokan yang menjadi kepala pasukan, seorang Birma yang biasa hidup dalam kekerasan, terkejut bukan main.

Baru saja dia memuaskan diri memperkosa dan menyiksa wanita itu sampai mati, lalu dia makan dan minum-minuman sampai mabok dan merebahkan diri untuk tidur. Kini, kaget melihat jebolnya daun pintu dan melihat tiga orang kakek yang aneh, seorang di antaranya menggendong anak perempuan yang tadi dilarikan oleh pembantunya, dia mencium bahaya. Cepat dia bergerak kepada anak buahnya dan menyambarkan golok besarnya, menerjang ke depan, membabat ke arah Iblis Mayat Hidup yang paling menyeramkan dan berdiri paling dekat. Akan tetapi, rangka terbungkus kulit itu dapat bergerak cepat bukan main. Golok itu menyambar seperti mengenai sasarannya membabat pinggang, akan tetapi tiba-tiba saja tubuh kurus kering itu lenyap dan ternyata sudah mengelak ke samping dan pada saat itu si tengkorak hidup menggerakkan tangannya yang kurus.

"Tukkk!"

Posting Komentar