Memangnya Tiat Liongsan punya berapa banyak harta sampai harus dicelakainya" Apa untungnya bagi Leng Taiya mencelakainya?" "Aku berkata yang sebenarnya" "Kalau begitu jelaskan padaku" "Baiklah....Tiat Liong-san memiliki sebuah berlian berwarna merah darah yang sangat besar, menurut kabar yang beredar, dia mendapatkan berlian tersebut dari seorang ratu yang sedang berkelana, dia membawa berlian itu kedalam kota.
Orang yang pertama dicarinya adalah Hui Taiya.
Hui Taiya memiliki sebuah bank.
Bawahannya yang bekerja di bank adalah para ahli menebak harga sebuah barang.
Setelah diteliti, akhirnya diputuskan kalau harga berlian itu diatas seratus ribu uang asing.
Tentu saja Hui Taiya tidak rela membayar uang sebanyak itu untuk mendapatkan berlian merah darah.
Karena itu dia memotong harga jual sampai lima puluh ribu uang asing.
Tiat Liong-san juga bukan orang yang tidak mengerti harga sebuah barang.
Ketika mengetahui kalau perjanjian jual belinya sudah dicurangi, dia segera pergi dengan marah" "Mmm..
teruskan ceritamu" "Belakangan berita ini sampai ke telinga Leng Taiya.
Dia memarahi Hui Taiya mengapa dia tidak segera memberitahukan tentang masalah itu padanya.
Pada waktu yang bersamaan, Leng Taiya sudah memberi perintah padaku untuk memperhatikan semua gerak-gerik Tiat Liong-san.
Setelah berapa lama, Tiat Liong-san kembali datang ke kota Pakhia..." "Apakah dia masih berminat menjual berlian itu?" "Betul.
Tapi kali ini dia tidak membawanya ke Hui Taiya.
Hui Taiya adalah saudagar yang mahir jual beli.
Dia pasti akan membeli dengan harga sangat murah dan menjual dengan harga yang sangat mahal.
Sistem jual beli seperti ini sudah tertulis dalam kitab suci para pedagang" "Memangnya ada orang lain yang memiliki uang banyak yang ingin membelinya?" "Ada ! sepertinya orang itu adalah seorang kolektor kaya.
Dia bermaksud memberikan berlian itu untuk istri simpanannya.
Setelah Tiat Liong-san sampai ke kota Pakhia, aku segera memberitahukan Leng Taiya.
Gerak-gerik Leng Taiya juga sangat cepat.
Sebelum Tiat Liong-san sempat bertemu dengan kolektor kaya ini, dia sudah ditangkap oleh Oey Souw.
Pada hari kedua, Tiat Liong-san sudah kehilangan kepalanya." "Lalu berlian merah darah itu?" "Ditaruh didalam kopor kulit kuning yang selalu dibawanya" "Lalu kopor itu?" "Disimpan didalam gudang penyimpanan barang sitaan pemerintah.
Ketika Tiat Liong-san ditangkap oleh Oey Souw, kopor ini disita.
Leng Taiya segera menyuruh seseorang untuk mengambil kopor dari gudang" "Aku dengar kopor itu sudah dititipkan oleh Leng Souwhiang untuk dijaga olehmu" "Tidak! kopor yang diberikan Leng Souw-hiang padaku adalah sebuah kopor kosong" "Aku tidak kaget mendengar kata-katamu.
Leng Souwhiang tidak mungkin menyerahkan berlian besar merah darah semudah itu padamu........apakah kau mengenali Wie Ceng?" "Tentu saja mengenalnya.
Dia tiap hari selalu datang kemari.
Dia mengatakan kalau dia ingin menanyakan peruntungannya, sebenarnya dia sedang mendengar kabar" "Apakah kau tahu tentang dia pergi keluar kota?" "Tahu" "Untuk apa dia pergi keluar kota?" "Pergi menyelidiki barang berharga milik Tiat Liong-san" "Untuk apa menyelidikinya?" "Cu Taiya! kau tidak perlu bertanya tentang hal ini! Leng Taiya takut kehilangan berlian itu" "Hasilnya?" "Apa yang terjadi pada Wie Ceng dan Leng Souw-hiang aku tidak tahu.
Tapi aku tahu satu rahasia lagi." "Oh?" "Wie Ceng diam-diam sedang membantu Thiat-yan.
Nona Thiat-yan adalah anak tunggal Tiat Liong-san" "Oh" Apakah berita ini benar?" "Kalau tidak benar, kau boleh memotong kepalaku" "Apakah sekarang Wie Ceng ada didalam kota?" "Tidak tahu" "Menurut kabar yang beredar, Wie Ceng adalah pembunuh kepercayaan Leng Taiya.
Apakah ini benar?" "Tidak salah.
Hui Taiya sudah dibunuh olehnya.
Leng Taiya sudah berulangkah menyuruh nya membunuh Thiat-yan, tapi dia tidak pernah melaku-kannya" "Kalau begitu siapa yang sudah membunuh Leng Taiya?" "Kalau itu aku tidak tahu.
Aku bahkan baru saja mendengar berita kematiannya dari mulutmu." "Lalu sekarang dimanakah berlian merah darah itu?" "Tidak tahu.
Dugaanku berlian itu mungkin sudah dijual oleh Hui Taiya" "Bertahun-tahun ini, aku selalu diperalat oleh Leng Taiya.
Bahkan ada orang yang sudah menuduhku sebagai dalang yang mencelakai Tiat Liong-san.
Aku sudah menjadi kambing hitam selama bertahun-tahun, apakah kau tahu?" "Aku hanya pernah mendengarnya" "Terhadap masalah ini, apakah kau punya pandangan yang lain?" "Aku....aku tidak tahu harus berkata apa." "Baiklah! kau cepat lah bebaskan Tu Liong dan Wie Kiehong.
Kau jangan katakan apapun tentang diriku.
Aku sudah menjadi kambing hitam selama ini, sebaiknya aku menanggung menjadi kambing hitam sampai aku mati" "Baiklah., baiklah...
aku segera pergi" "Bu Tiat-cui! Kalau aku menemukan bahwa kau berbohong sedikit saja, atau kau melukai Tu Liong atau Wie Kie-hong, aku pasti tidak akan mengampunimu" "Mana aku berani" "Cepat pergi!" " Tiba-tiba didalam kamar terdengar suara keras.
Setelah itu suara jeritan kesakitan.
Terakhir hanya terdengar suara Cu Siau-thian yang berkata dengan keras: "Bu Tiat-cui! orang tidak mungkin melukai hati seekor macan, namun seekor macan selalu bermaksud melukai orang, aku sungguh tidak menyangka" Tu Liong segera menarik tangan Wie Kie-hong.
Dua orang ini segera menghancurkan jendela yang tertutup dan segera menerobos masuk kedalam ruangan.
Mereka melihat Bu Tiat-cui sedang menggenggam sebilah pedang, sedangkan pisau kecil di tangan Cu Siau-thian sudah menembus jantung Bu Tiat-cui.
Kelihatannya situasinya sangat sederhana.
Bu Tiat-cui berpikir menyerang Cu Siau-thian secara mendadak.
Tapi Cu Siau-thian membunuhnya untuk membela diri.
"Cu Taiya!" dua orang itu berteriak bersamaan karena merasa kaget.
"Eh..?" Cu Siau-thian tampak terkejut melihat mereka berdua disana.
"Wie Kie-hong, Tu Liong....apakah kalian tidak apa-apa?" "Cu Taiya, kita berdua sudah datang dari tadi." "Cu Siau-thian melepaskan genggaman pisaunya.
Pisau itu masih menancap di dada Bu Tiat-cui.
Tubuh Bu Tiat-cui jatuh kebelakang dengan suara berdebam lalu tidak bergerak lagi.
tusukan Cu Siau-thian sungguh sangat akurat.
"Kie-hong!" Cu Siau-thian berkata penuh penyesalan, "aku sebenarnya tidak ingin mem-bunuhnya, aku belum bertanya dengan jelas tentang keberadaan ayah kandungmu.
Aku belum mendapat....Aih ! aku tidak menyangka dia akan berbuat seperti ini" "Cu Taiya" Tu Liong juga terdengar sangat menyesal, "aku tidak tahu harus bagaimana menunjukkan apa yang sedang kurasakan.
Aku hanya merasa bahwa hubungan antara manusia dengan manusia yang lain sangat mudah terjadi kesalah-pahaman.
Sebenarnya mendengarkan kenyataan yang sebenarnya bukanlah suatu hal yang sulit diterima.
Contohnya sekarang...." "Sekarang!" tiba-tiba terdengar suara seseorang memotong pembicaraannya dari luar, "sekarang aku sudah berhasil menangkap orang yang memiliki ekor rubah, aku akan memperlihatkan pada semua orang" Berbarengan dengan selesainya kata-kata itu, orang yang mengatakan segera masuk ke dalam ruangan.
Orang itu adalah Thiat-yan.
Ketiga orang didalam ruangan itu semuanya melihat pada dirinya.
Mungkin mereka bertiga memiliki pemikiran masingmasing yang pasti tidak sama.
Semua orang pasti sedang menebak apa arti kata-kata yang baru diucapkannya.
"Thiat-yan!" akhirnya Tu Liong membuka mulutnya, "apa artinya kata katamu itu?" "Wie Siauya!" Thiat-yan berkata dengan dingin, "mengapa kau tidak meminta penjelasan dari Cu Siau-thian?" Wie Kie-hong segera mengalihkan pandangan matanya pada Cu Siau-thian.
Dia melihat kalau sekarang Cu Siau-thian terpaku disana seperti mem-beku.
Sepertinya Wie Kie-hong belum pernah melihat Cu Siau-thian seperti ini.
dia sangat tidak enak dilihat.
"Adik Yan!" Tu Liong berkata dengan tenang padanya, "tampaknya semua misteri sudah ter-pecahkan.
Untuk apa kau ikut campur lagi?" "Cu Taiya! Aku harus mengakui kalau kau adalah orang yang sungguh cerdik.
Tu Liong, Aku hanya perlu berkata satu kata ini saja kau seharusnya sudah mengerti.
Aku sudah lebih dulu datang kemari sebelum kalian.
Karena itu aku tahu lebih banyak hal dari pada apa yang sudah kalian dengar.
Apakah kalian mengerti?" "Teruskan" Sekarang raut muka Tu Liong pun ikut berubah.
"Kalian berdua pasti mengetahui rahasia "tipuan pengembara jembatan langit" yang disukai banyak orang.
Tipuan bergandanya sudah membuat orang bingung.
Namun kalau mengetahui rahasia yang digunakannya, semua orang pasti tertawa.
Hanya saja tipuan ganda berganda yang sudah diperagakan Cu Siau-thian tadi dipentaskan dengan jauh lebih baik." Tipuan ganda berganda" Apakah mungkin tadi Cu Siauthian sedang berbicara sendiri" tidak mungkin! Tidak mungkin seseorang bisa meniru suara orang lain sebaik itu.
tapi kalau memang Bu Tiat-cui dipaksa membuat pengakuan, rasanya hal ini juga tidak mungkin dilakukan.
Cu Siau-thian sama sekali tidak berkata apa apa.
Thiat-yan meneruskan kata katanya, "Sungguh tidak disangka di dunia ini ada orang yang secerdik Cu Siau-thian, dan ada orang yang sebodoh Bu Tiat-cui.
Kedua orang ini bisa bekerja sama adalah hal yang jarang ditemui" "Thiat-yan!" Akhirnya Cu Siau-thian membuka mulutnya.
Kata-katanya diucapkan perlahan-lahan.
"Siasat apapun yang sedang kau rencanakan untukku, aku sudah tidak perduli.
Hanya saja kau tidak dapat membengkokkan kenyataan.
Setidaknya kau jangan membuat dua orang muda ini melihat dunia sebagai tempat yang sangat jahat...." "Cu Taiya, dunia ini sebenarnya tidak jahat.
Yang jahat adalah karakter manusia yang tinggal didalamnya.....
aku sangat mengagumi dirimu.
Kau sudah menggunakan taktik dengan sangat baik.
dari awal sampai akhir, semua yang sudah kau rencanakan tidak meleset sama sekali.
Pertamatama kau menyekap mereka berdua, setelah itu kau sengaja melepaskan mereka dari sekapan.
Dengan sangat cerdik kau sudah melibatkan Bu Tiat-cui.
Karena itu mereka berdua datang kemari mencari tahu.
Setelah mereka sampai, kau mulai mementaskan 'sandiwara kecil'.
Sehingga mereka berdua akan menjadi pendengar yang setia.
"Kau mengatakan bahwa kata-kata Bu Tiat-cui tadi semua sudah kukarang dan aku memaksanya untuk mengatakannya?" "Tidak salah" "Mengapa dia mau mendengarkan perintah-ku?" "Pertama: dia ingin hidup.
Kedua: kau sudah menjanjikan uang yang besar padanya.
Setelah itu kau akan membuatnya menghilang dari peredaran untuk menghilangkan jejak.