Mestika Golok Naga Chapter 26

NIC

"Aha! Puteri Kaisar Sung?"

"Ya, dan puteri yang pernah membuat thai-ciangkun terkagum-kagum ketika ciangkun berkunjung ke istana," tambah pula Ciang Sun Hok.

"Cepat bawa ia masuk ke sini !" perintah panglima besar itu dengan hati tertarik sekali.

Mendengar bahwa wanita itu adalah puteri Kaisar Sung, tentu saja persoalannya menjadi lain lagi. Ketika puteri itu sudah dibawa masuk dan berdiri dengan kepala tunduk di hadapa nnya, ia tersenyum lebar dan wajahnya yang gagah itu menjadi berseri-seri. Dia teringat akan puteri yang pandai menari dan ketika dia berkunjung ke Istana Kaisar Sung dan disuguhi tarian puteri ini, dia memang sudah tergila-glla, akan tetapi tidak berdaya karena penari itu adalah puteri Kaisar! Dan sekarang, ternyata Perdana Menteri Jin dapat mengirim puteri yang pernah membuatnya terglila-gila itu kepadanya, bahkah mempersembahkan kepadanya! . "Ah, puteri yang pandai menari itu!" katanya sambil memandang dengan penuh kagum.

Sung Hia ng Bwee mengangkat muka dan memandang kepada panglima utu dengan alis berkerut.

"Kalau engkau sudah tahu bahwa aku puteri Kaisar, cepat kirim aku kembali kalau engkau tidak menghendaki ayahanda Kaisar marah kepadamu ! "

Panglima besar itu hanya tertawa dan memerintahkan beberapa orang dayang untuk membawa sang puteri ke dalam gedungnya. Hiang Bwee lalu di iri ngkan beberapa orang dayang ke dalam, dengan memegang! kedua lengannya dari kanan kiri.

Kini wajah panglima itu. menjadi cerah dan agaknya dia sudah melupakan lagi tentang kematlan pembantu yang di sayangnya, yaitu Hak Bu Cu.

Kini Si Muka Tengkorak yang ingin mendapat pujia n melaporkan bahwa dia juga menangkap seorang pemimpin pemberontak yang penting karena pemuda itu lihai sekali dan masih tokoh Kun-lun- pai .

"Hemm, Kun-lun-pai berani terang-terangan memusuhi kita? Bawa dia masuk!"

Souw Cun Ki diseret masuk dalam keadaan terbelenggu. Dia berdiri tegak di depan Panglima Wu Chu dan baru berlutut setelah dari belakang lututnya ditendang oleh Si Muka Tengkorak.

"Benarkah engkau seorang tokoh Kun-lun-pai?" tanya Panglima Wu Chu sambi1 memandang wajah yang tampan itu. "Siapa namamu dan siapa menyuruh engkau melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Kin?"

"Aku memang murid Kun-lun-pai bernama Souw Cun Ki, akan tetapi aku melawan penjajah Kin tidak atas suruhan siapa-siapa, melainkan kehendakku sendiri! Kalau mau hukum, laksanakanlah, aku tidak takut mati !"

"Hemm, kamipun tidak percaya bahwa Kun-lun-pai terang-terangan memusuhi kami! Kalau demikian halnya, kami akan mengutus pasukan untuk membasmi Kun-lun- pai! Pengawal, masukkan dia dipenjara sambil menanti penyelidikan apakah benar Kun-lun-pai memusuhi kita!"

Empat orang pengawal lalu maju dan menyeret Cun Ki untuk dibawa dan dimasukkan ke dalam penjara.. Setelah itu, Panglima Wu C hu menjamu Ciang Sun Hok sebagai utusan Perdana Menteri Jin Kui sambil bercakap-cakap membicarakan keadaan di Kerajaan Sung.

"Harap thai-ciangkun jangan khawatir. Jin-taiji n sedang berusaha sekuatnya untuk menghancurkan para pemberontak itu dan kami yakin akan dapat menangkap pembunuh Hak Bu Chu," kata Ciang Sun Hok ketika mereka menghadapi perjamuan.

"Aku percaya akan hal itu dan sampaikan terima kasihku kepada Jin-tai jin atas pengiriman puteri itu." KataWu Chu dengan gembira membayangkan betapa dia akan dilayani oleh seorang puteri tulen, bahkan puteri dari Kaisar Sung.

Sebuah penghormatan yang teramat besar! Bahkan rajanya sendiri tidak memperoleh kehormatan seperti itu!

Akan tetapi, betapa kecewa hati Pangiima besar Wu Chu. Ketika malam itu dia memasuki kamar Sung Wang Bwee, puteri itu sama sekali tidak mau menerimanya dengan Ьаik, ара lagi mela- yaninya. Puteri itu bahkan memaki-maкi ia sebagai orang tidak tahu malu. "Engkau dulu menjadi tamu ayahanda Kaisar dan diterima dengan penuh penghormatan. Siapa tahu engkau hanya seorang manusia rendah budi, seorang pengecut besar yang menyuruh orang mencullk aku. Jangan dekati aku. Kalau sampai meraba tubuhku, aku akan membunuh diri!"

Panglima Besar Wu C hu adalah seorang jantan. Selama ini, hampir setiap wanita mengharapkan untuk menjadi selirnya. Dia adalah orang mempunyai kekuasaan besar di Kerajaan Kin, menjadi orang kedua setelah raja. Dia gagah perkasa dan royal, maka mana ada wanita menolaknya.

Kini, berhadapa n dengan puteri Sung Hiang Bwee, dia malah dimaki-maki! Dia bukan seorang laki-laki yang suka memaksa atau memperkosa wanita. Maka tentu saja dia menjadi marah bukan main karena merasa terhina.

"Bawa ia ke penjara! Jebloskan ke dalam kurungan sampai ia bersedia melayani aku!" bentaknya dengan marah setelah dia membujuk-bujuk dengan halus sampai kasar tidak dapat menundukkan hati puteri itu..

Para pengawal lalu menggiring Hia ng Bwee masuk ke dalam penjara. Agaknya panglima itu hendak memanci ng agar sang puteri dan orang Kun-lun-pai itu bercakap- cakap mengenai rahasia pemberontakan, maka dia menyuruh kurung puteri itu berdekatan dengan kamar tahanan Souw Cun Ki hlngga mereka dapat saling bicara melalui celah-celah jeruji baja yang memisahkan mereka.

Ketika melihat penolongnya berada di kamar sebelah, hati Hiang Bwee agak terhibur dan segera ia mendekati dan memegang jeruji baja itu sambil memandang ke kamar sebelah. Souw C un Ki terkejut dan heran meli hat sang puteri dimasukkan dalam kamar penjara sebelahnya.

"Eh, kenapa engkau Juga dipenjara, nona?" katanya dan dalam keadaan seperti itu, dia lupa akan peradatan bersikap dan berbicara kepada sang puteri kaisar! Hiang Bwee juga tidak

memperdulikan

pemuda itu

menyebutnya nona dan berengkau ke padanya.

"Aku menolak kehendaknya yang terkutuk dan dia marah lalu aku dipenjarakan!" jawabnya."Biar aku dibunuh mati sekalipun, aku tidak akan sudi menyerah kepadanya!"

Cun Ki memandang kagum. Heran dia melihat seorang puteri kaisar demikian tabahnya menghadapi segala kesulitan yang demikian menyudutkannya.

"Ah, engkau seorang pemberani, nona. Sungguh aku kagum dan hormat kepadamu."

"Akan tetapi engkau, Souw-enghiong. Demi menolong aku, engkau sendiri sampai tertangkap dan nyawamu terancam."

"Акц tidak takut mati, nona. Mati dalam perjuangan merupakan suatu kehormatan bagiku. Mati bukan apa- apa bagiku, akan tetapi aku amat memprihatinkan dirimu, nona.. Engkau terancam bahaya yang hebat, bahkan mungki n bahaya maut." Gadis itu tersenyum! Hampir Cun Ki tidak percaya kepada matanya sendiri. Dalam keadaa n seperti ttu, gadis itu masi h dapat tersenyum demikian manisnya.

" Dalam hal keberanian menghadapi kematian, engkau bukan seorang diri, enghio ng. Aku sendiripun tidak takut mati kalau kehormatanku terancam. Aku lebih menghargai kehormatan dari pada kematian."

"Nona...... engkau.... engkau Seorang Wanita yang mulia dan bijaksana, aku kagum sekali !" kata Cun Ki dengan suara terharu.

Panglima Wu Chu marah sekali mendengar laporan penjaga akan isi percakapan mereka itu dan dia memerintahkan menahan terus kedua orang itu.

0oo-dw-oo0

Istana gempar lagi pada keesokan harinya ketika kaisar mendengar laporan para pengawal dan dayang. Puteri Sung Hia ng Bwee kembali dicuHk orang berkedok hitam! Kaisar lalu memanggil semua menteri dan panglima dan memerintahkan mereka semua untuk berusaha menemukan puteri dan menghukum penculik nya dengan hukuman yang paling berat.

"Ampun, Yang Mulia. Menurut pendapat hamba, penculik nya pastilah pemuda yang bernama Tan Tiong Li itu."

Kaisar mengerutkan alisnya. "Ah, tidak masuk diakal! Pemuda itu bahkan yang menolongnya dari penculik nya yang pertama kali. Bagaimana kini engkau menuduh dia menjadi penculiknya?"

"Dengan perhitungan yang tepat, Yang Mulia. Menurut basil laporan para penyelidik, terjali n hubungan antara pemuda itu dengan tuan puteri sejak ia ditolong. Dan mengi ngat bahwa pemuda itu belum lama ini bergabung dengan pemberontak Gak Li u, bahkan mengakibatkan kematian anak laki-laki hamba, maka hamba yakin bahwa penculiknya tentulah dia ! Bukan menculik, melainkan sudah bersekutu dengan sang puteri yang ingin melarikan diri dari istana untuk dapat berkumpul dengan pemuda itu!"

"Jin Kui, kalau engkau ternyata tidak mengucapkan tuduhan yang benar, kami dapat marah sekali kepadamu

! " bentak kaisar.

"Akan tetapi kalau hamba berkata benar bagaimana, Yang Mulia ? Kalau pemuda itu dapat tertangkap, tentu akan dapat ditemukah di mana adanya puteri paduka."

"Kalau begitu tangkap dia!"

'Акаn tetapi, dahulu paduka pernah menjanjika n kedudukan kepada nya, kalau sekarang tanpa perintah penangkapan paduka, bagaimana hamba dapat melaksanakannya?"

Posting Komentar