Mestika Golok Naga Chapter 06

NIC

Akan tetapi Tio ng Li tidak sesabar gurunya.

"Si Golok Naga! Aku mengerti mengapa engkau hendak membunuh aku dan suhu. Aku telah melihat bahwa engkau membunuhi empat orang tokoh partai besar itu dan aku telah mendengar bahwa engkaulah pencuri golok pusaka dari Istana! Engkau tidak ingin kenyataan semua itu tersiar, bukan? Engkau pencuri jahat, sudah mencuri maslh hendak melempar fitnah kepada orang-orang lai n."

"Bocah keparat mampuslah!" bentak Si Golok Naga dan dia sudah menubruk maju dengan kedua tangan membentuk cakar. Jari-jari tangan besar yang membentuk cakar itu berbahaya sekali. Kalau sampai cakar itu dapat mencengkeram kepala Tiong Li, tentu kepala itu akan remuk dan orangnya tewas!.

Akan tetapi Tiong Li sekarang bukanlah anak berusia lima tahun seperti sepuluh tahun yang lalu. Dia telah menjadi seorang remaja yang amat lihai maka cengkeraman itu dapat dihi ndarkannya dengan lompatan ke kiri. Ketika raksasa hitam itu mengejar dan menampar dengan tangan kanannya, Tio ng Li menangkis dengan lengan kiri-nya sambil mengerahkan tenaga sin-kang.

"Dukkl" Tubuh Tiong Li tergetar ke belakang akan tetapi si raksasa hitam itupun mundur dua langkah.

"Bagus, engkau agaknya telah memiliki sediklt kepandaian!" bentak raksasa hitam itu dan ki ni dia menyerang kalang kabut dengan pukulan-pukulan yang amat dahsyat. Tio ng Li melawan, mengelak, menangkis dan bahkan membalas memukul dengan tidak kalah dahsyatnya. Pemuda ini telah mempelajari ilmu silat tinggi dari kakek hwe-sio tua itu, dan juga sudah menghimpun tenaga sakti yang cukup kuat.

Pertandi ngan antara mereka berjalan denqan seru dan seimbang. Pek Hong San-ji n yang ingin melihat kemajuan muridnya, sengaja tidak mau menolong muridnya andaikata muridnya terancam bahaya. Si raksasa hitam merasa penasaran Sekali. Sampai duapuluh jurus sama sekali dia tidak mampu mendesak Tiong Li dan pertandingan berjalan seimbang.

Dia tidak mau mempergunakan senjata karena merasa malu kalau harus bersenjata melawan seorang pemuda remaja yang bertangan kosong. Akan tetapi, agaknya tengkorak hid up yang datang bersama Si Golok Naga itu tidak bersabar lagi, dua kali tangannya mendorong ke depan dan terdengar suara berciutan, Pek Hong San-jin sendiri terkejut melihat pukulan jarak jauh yang demikian hebat. Dia hendak menangkis, akan tetapi terlambat. Tio ng Li tiba-tiba didorong oleh tenaga yang amat dahsyat dan dia terhuyung ke belakang.

Kesempatan ini dlpergunakan oleh Si Goliok Naga untuk menghantamnya dengan tangan kiri yang tepat mengenai dada Tiong LI. Pemuda Ini terpental ke belakang dan roboh, tak dapat bergerak kembali dan pingsan .

Sementara Itu, Pek Hong San-jin sudah menangkls pukulan jarak jauh yang ke dua, juga dengan dorongan tangannya dan keduanya masing-masing tertolak ke belakang. Si tengkorak hid up mengeluarkan suara melengklng tlnggi dan dia lalu menyerang hwe-sio tua itu dengan pukulan-pukulan tangan terbuka yang mengeluarkan suara berciutan.

Akan tetapi hwe-sio tua itu mengimbangi nya dengan dorongan-dorongan tangannya. Meli hat kawannya sudah bertandi ng melawan hwe-sio tua itu dan si pemuda sudah roboh dan tentu tewas oleh pukulan tangan kirinya, raksasa hitam ki ni menerjang hwesio tua dan mengeroyoknya bersama si tengkorak hidup. Karena maklum akan kelihaian hwesio tua itu, si raksasa hitam telah mencabut goloknya yang nampak hebat, yaitu golok naga!.

Hwe-sio tua itu bersikap tenang namun gerakannya cepat bukan main. Semua sambaran golok dapat dielaknya dengan mudah dan hal ini membuat si tengkofak hidup menjadi penasaran sekai . Dia terkenal sebagai seorang sakti, guru dari Golok Naga, dan sekarang dia harus mengeroyok hwe-sio itu berdua muridnya! Dengan pengerahan tenaga dia lalu mendorong dengan kedua telapak tangannya sambil mengeluarkan teriakan melengking.

"Hieeeeeehhhhhhh !!"

"Omitohud....!" Pek Hong San-jin berseru kaget dan dia menyambut dorongan kedua tangan si tengkorak hidup itu dengan tangannya. Tangan kanan itu bertemu dengan dua tangan si Tengkorak hid up dan melekat. Mereka saling dorong dan terjadilah adu kekuatan sin- kang yang menegangkan.

Melihat kesempatan baik ini, Si Golok Naga tidak mau menyia-nyiakannya dan diapun melompat ke depan, mengangkat goloknya tinggi-ti nggi dan membacok ke arah kepala Pek Hong San-Jin.

Akan tetapi Pek Hong San jin menggerakkan tangan kirinya, mendorong ke arah penyerang itu dan sebelum golok mengenai kepalanya, lebih dahulu tubuh Si Golok Naga terkena dorongan tangan kiri itu dan dia terlempar sampai tiga tombak jauhnya dan jatuh berdebuk dengan keras. Ketika dia bangkit lagi, mukanya berubah pucat dan mulutnya menyeringai kesakitan.

)o-dw-o(

Pada saat itu, Pek Hong San-jin mengerahkan tenaganya dan mendorongkan tangan kanannya yang melekat pada kedua tangan si tengkorak hidup. Akibatnya tengkorak hid up itu pun terpental ke belakang dan dari mulutnya mengalir darah, tanda bahwa diapun sudah terluka di sebelah dalam tubuhnya.

Tanpa banyak cakap lagi, si raksasa hitam dan si tengkorak hidup yang telah menderita luka itu lalu meni nggalkan tempat itu dengan langkah terhuyung, takut melanjutkan pertandi ngan melawan hwe-sio tua yang sakti itu.

Tiong Li siuman dan dia bangkit berdiri, agak terhuyung. Akan tetapi dia mendengar suhunya terbatuk- batuk dan tanpa memperdulika n dirinya sendiri yang juga terluka, dia menghampiri gurunya. Kakek itu terhuyung lalu menjatuhkan diri duduk di atas bangku. lalu muntahkan darah yang cukup banyak Suhunya telah terluka parah!

"Suhu. !" Dia menghampiri .

Pek Hong San-ji n mengangkat mukanya. Dia telah mempergunakan tenaga yang berlebihan melawan dua orang yang sakti sehi ngga dia menderita luka parah tanpa di ketahui kedua orang lawannya yang melarikan diri. Dia melihat muridnya dan tersenyum! .

"Engkau tidak apa-apa, Tiong Li ...?" katanya dengan suara yang lemah sekali .

"Tidak, suhu. Akan tetapi suhu bagaimana ? Suhu muntahkan demikian banyak darah "

"Omitohud . . . . mereka berdua itu .... kuat sekali.. Sayang kesaktian seperti itu..... dipergunakan untuk berbuat jahat ... ! Tiong Li, engkau ingat semua nasihatku.....? Jangan ... jangan sekali-kali kau pergunakan ilmumu untuk kejahatan. "

"Tentu saja teecu ingat Suhu .. "

Tiong Li khawatir sekali melihat wajah gurunya demikian pucat seperti mayat sehi ngga dia lupa akan keadaan dirinya sendiri yang juga terluka parah disebelah dalam tubuhnya.

"Akan tetapi suhu. . . . . , marilah teecu bantu untuk menyalurkan sin-kang ke tubuh suhu "

Gurunya menggeleng kepala dan berkata liri h, "Tidak ada gunanya lagi.. "

"Suhu.......!" Tiong Li berseru ketika melihat suhunya terkulai. Cepat dirangkulnya suhunya agar jangan terjatuh dari atas bangku.

Gurunya memandangnya dengan tetap tersenyum. Menyedihkan sekali melihat bibir yang berdarah itu tersenyum!

"Tiong Li, ingatkah engkau akan pembicaraan kita

tadi..., tentang tentang kematian? Kematian bukanlah

yang terakhir, Tiong Li....... dan sudah ditentukan oleh Tuhan, kita tinggal menyerah.... kehendak Tuhan terjadilah! "

"Suhu. ! "

"Pinceng hanya pesan........ agar jenazah pinceng dibakar bersama gubuk itu....." Kepala itu terkulai dan napasnya putus.

"Suhu!" Tio ng Li merebahkan tubuh yang tak bernyawa itu di atas ba ngku dan diapun terkulai, pi ngsan di atas tanah. Tiong Li membuka dan mengedip-ngedipkan matanya. Mukanya basah terpercik air dan samar-samar dia melihat wajah seorang gadis remaja bersama seorang wanita dewasa yang cantik jelita.

Dia teringat akan kematia n gurunya, teri ngat akan si raksasa hitam dan bibirnya bergerak, "Si Golok Naga. ! lalu dia terkulai dan pingsan lagi.

Wanita itu memang cantik sekali. Usianya sekitar tigapuluh tahun, akan tetapi ia kelihatan seperti seorang gadis duapuluhan tahun. Rambutnya yang subur itu hitam mengkilap tersisir rapi dan digelung ke atas, terhias emas permata berbentuk burung Hong yang indah sekali dan tentu mahal harganya.

Anak rambut berjuntai di dahinya yang putih mulus dan alisnya juga hitam kecil panjang melengkung indah, melindungi sepasang mata yang amat tajam sinarnya. Sinar mata yang seolah menembus segala yang dipandangnya dan kadang sinar mata itu mencorong seperti binatang yang haus darah! Hidungnya kecil mancung dan mulutnya berbentuk manis dengan sepasang bibir yang selalu merah basah.

Wajahnya berbentuk bulat telur. Sungguh sebuah wajah yang cantik jelita, namun si nar mata dan tarikan pada mulut itu kadang membayangkan kekerasan nati yang mengerikan.

Tubuhnya juga padat menggairahkan, sedang dan ramping. Wanita cantik ini kalau sudah memperkenalkan namanya tentu akan membuat orang-orang kang-ouw terkejut setengah mati. Wanita yang amat cancik ini ternyata adalah seorang tokoh kang-ouw yang terkenal sebagai seorang datuk sesat dengan nama julukan Ban- tok Sian-li (Dewi Selaksa Racun)! Selain ilmu si latnya yang tinggi dan lihai bukan main, juga wanita ini terkenal sebagai seorang ahli racun dan kabarnya. sebuah goresan kuku jari tangannye saja sudah cukup membuat orang mati keracunan!

Bahkan tempat tinggalnya juga menjadi sebuah tempat yang menakutkan, yaitu di lembah Sungai Yang- ce dan lembah itu demikian ditakuti orang hingga diberi nama Lembah Maut.

Adapun gadis remaja yang bersamanya itu adalah seorang muridnya, bernama The Siang Hwi, berusia empatbelas tahun akan tetapi sudah pula mewarisi ilmu silat tinggi dari gurunya yang secantik dewi akan tetapi kadang dapat sekejam iblis itu.

Ketika Ban-tok Sian-li dan The Siang Hwi secara kebetulan mendaki puncak itu dalam penyelidikannya tentang Golok Naga, la menemukan seorang hwesio tua yang sudah tewas di atas bangku dan seorang pemuda remaja yang menggeletak pingsan di bawah bangku. Muridnya lalu disuruh mencari air dan memecikkan pada wajah pemuda itu agar si uman dan dapat ditanyal apa yang telah terjadi.

Posting Komentar