Mestika Golok Naga Chapter 04

NIC

"Ilmu silat banyak ragamnya," demikian antara lai n kakek itu menjelaskan, "namun pada dasarnya mempunyai sumber yang sama. Mempergunakan tenaga sedikit mungkin untuk menghaslikan daya serang sebanyak mungki n. Semua ilmu silat ditujukan untuk membela diri, dan dasar bela diri itu semua sama saja, hanya kembangannya yang berbeda sesuai dengan aliran masing-masing."

"Suhu, kalau Ilmu silat itu ditujukan untuk membela diri, mengapa ada Jurus-Jurus untuk menyerang?" Tanya Tiong Li.

"Membela diri bukan berarti bertahan saja. Menyerang dan merobohkan lawan juga merupakan bentuk bela diri. Akan tetapl, jangan sekali-kali menyerang orang yang tidak mengganggu kita atau jangan mendahului menyerang orang. Ilmu silat bukan dipelajari untuk melakukan kekerasan, bukan pula untuk mencari kemenangan, atau untuk menyembongkan diri. 0leh karena itu, di jaman dahulu, ilmu silat hanya dipelajari oleh orang-orang yang lemah, yang tertindas dan bertenaga keciI. Semua itu merupakan usaha untuk dapat membela diri dari peni ndasan mereka yang 1ebih kuat."

"Apalagi tujuan Ilmu silat selain untuk membela diri dari penindasan mereka yang sewenang-wenang, suhu?"

"Ilmu silat mengandung tiga unsur, Tio ng Li. Pertama sekali, sebagaimana awal mulanya, ilmu silat adalah untuk menjaga kesehatan karena ilmu silat adalah olah raga yang baik sekali dan yang menyehatkan. Kedua, di dalam Ilmu silat dlmasukkan unsur seni tari yang indah, yang sesuai dengan kelemasan dan kelincahan gerakan seorang manusia atau bahkan meniru gerakan hewan . Dan unsur ketiga adalah seni bela diri Itulah."

"Akan tetapi, teecu (murid) melihat ada ilmu-ilmu sesat seperti yang dipergunakan oleh raksasa hitam dahulu, suhu. Apakah memang ada ilmu bersi h dan ilmu kotor?" "Semua ilmu asal mulanya datang karena ada anugerah Yang Maha Kuasa sebagai dayanya sang budi atau disebut budi-daya yang menjadi kebudayaan manusia. Tidak ada yang bersih dan tidak ada yang kotor. Barulah ilmu itu menja di bersih atau kotor setelah dipergunkan manusia. Ilmu apapun kalau dipergunakan untuk kejahatan, maka ilmu itu menjadi sesat, Seperti halnya sebatang pisau, pisau itu tidak dapat disebut baik atau buruk, melainkan pisau waja saja; Setelah dipergunakan untuk bekerja di kebun atau di dapur, mengupas bahkan memotong sayuran maka pisau itu baik, akan tetapi kalau pisau itu dipergunakan untuk menyerang orang, melukai atau membunuh, maka pisau itu menjadi buruk. Sebetulnya yang jahat itu bukan, pisaunya, bukan pula ilmunya, melainkan manusianya. Semua itu hanya alat, ilmu silatpun dianugerahkan kepada manusla untuk dijadikan alat, yaitu sebagai olah raga, sebagai seni tari dan sebagai seni bela diri. Kalau dipergurnakan untuk berbuat kejahatan, yang Jahat bukanlah ilmu silatnya, melainkan orangnya. Kau ingat golok yang dipegang oleh raksasa hitam dahulu itu? Golok itu adalah sebuah pusaka yang langka didapatkan, kalau tidak salah golok itu adalah Mestika Golok Naga yang tempatnya di gudang pusaka istana. Nah, biarpun mestika itu sebuah pusaka yang ampuh dan keramat sekalipun, kalau dipergunakan untuk kejahatan, maka tetap saja menjadi jahat sifatnya. Tergantung yang mempergunakannya. Kepintaran itu baik bagi manusia, akan tetapi bagaimana kalau kepintaran itu dipergunakan untuk menipu orang orang lain yang bodoh ? "

Tiong Li mengangguk-angguk mengerti. Baru berusia belasan tahun dia sudah mendengar banyak sekali tentang kehidupan dari gurunya yang arif bijaksana.

**** Pencurian Mestika Golok Naga Itu menggegerkan kota raja. Terjadinya memang aneh sekali. Bukan pencurian biasa karena perbuatan itu dilakukan orang dengan terang-terangan. Seperti biasa, gudang pusaka itu dijaga siang malam oleh pasukan pengawal, tujuh orang banyaknya dan pengawal itu bukanlah perajurit biasa melainkan pengawal pili han yang rata-rata memi liki ilmu silat yang tinggi. Akan tetapi pada malam hari itu, tahu- tahu pada keesokan harinya orang mendapatkan tujuh orang pengawal ini telah tewas semua dan di antara barang-barang pusaka yang demikian banyaknya, hanya sebuah saja yang hllang, yaitu Mestika Golok Naga.

Kaisar menjadi marah dan mengutus para ahli menyelidikinya. Para jagoan istana yang berilmu tinggi memeriksa mayat ke tujuh orang pengawal itu dan mereka mendapat kenyataan bahwa di antara para mayat ini terdapat tanda-tanda dengan ilmu apa mereka dibunuh. Ada yang terbunuh oleh pukulan Pek-lek-jlu (Tangan Geledek) yang mereka tahu merupakan ilmu pukulan dari Kun-lun-pai. Ada pula yang terbunuh oleh senjata rahasia paku yang disebut Touw-kut-teng (Paku Penembus Tulang) yang biasa dipergunakan oleh para pendekar Butong-pai. Ada pula yang tewas karena pukulan Ang-se-ciang (Tangan Pasir Merah) dari Siauw- Lim-pai dan ada pula yang tewas karena pukulan Ilmu Tiat-ciang (Tangan Besi) dari Hoa-san- pai.

Tentu saja para jagoan Istana melaporkan hal ini kepada kaisar. Pada waktu itu Kerajaan Sung telah pecah berantakan oleh serangan Kerajaan Cin yang menyerang sampai ke kota raja Kai feng. Kaisar beserta seluruh keluarganya tertawan dan dibuang. Semua ini adalah akibat pengkhianatan Jin Kui yang bersekutu dengan Kerajaan Cin, sehingga Kerajaan Sung menjadi berantakan.

Akan tetapi, seorang pangeran adik Kaisar yang bernama Sung Kao Cung, berhasil melarikan diri dan tidak tertangkap oleh bangsa Yucen atau Kerajaan Cin dan Sung Kau C ung melarikan diri ke selatan, menyeberangi Sungai Yang-ce.

Di selatan ini, Sung Kao Cung naik tahta dan Kerajaan Sung berdiri kembali dalam tahun 1127. Akan tetapi karena kekuasaan Kerajaan Sung hanya berada di sebelah selatan Sungai Yang-ce, maka kerajaan Itu dinamakan Kerajaan Sung Selatan .

Daratan Clna kemball terpecah menjadi dua. Di sebelah utara Sungai Yang ce berkuasa Kerajaan Cin, dan di sebelah selatan sungai itu berkuasa Kerajan Sung. Akan tetapi Kerajaan Sung Selatan ini amat lemah sehingga Kaisarnya terpaksa harus membayar upeti kepada Kerajaan Ci n.

Memang tidak selamanya Sung Selatan tunduk. Ada kalanya terjadi pertempuran sengit antara kedua kerajaan itu. Akan tetapi dalam Kerajaan Sung Selatan, kekuasaan yang besar berada di tangan kaum tuan tanah yang tidak merasa berkepentingan untuk merebut daerah sebelah utara Sungai Yang-ce, maka pertempuran itu tidak pernah menjadi peperangan umum. Sebaliknya, Kerajaan Cin sendiri juga tidak memandang penting untuk merebut daerah Kerajaan Sung, karena daerah pertanian di selatan tidak menarik bagi mereka yang berasal dari Bangsa Nomad berkuda.

Yang terjadi adalah perang di ngin. Dan yang lebi h banyak mengadakan perlawanan kepada Bangsa Cin adalah orang-orang kang-ouw, para pendekar yang masih mendendam dan membenci bangsa Cin yang telah menguasai Kerajaan Sung dan memaksa kaisarnya pindah ke selatan sehi ngga Kerajaan Sung menjadi sebuah negara yang lemah dan nampaknya seperti sebuah pemerintahan yang mengungsi. Para pendekar banyak yang seringkali bentrok dengan pasukan Cin di sepanjang perbatasan dan sepak terjang para pendekar ini kadang memusingkan Kerajaan Cin karena mereka banyak kehilangan.anak buah yang terbasml oleh pa?a pendekar.

Dalam keadaan seperti itulah tiba tlba saja Mestika Golok Naga itu lenyap dicuri orang dalam gudang pusaka Istana Kerajaan Sung. Ketika Kaisar Sung Kao C ung mendengar bahwa ada tanda-tanda bahwa yang membuhuh para pengawal adalah orang-orang dari empat perkumpulan besar Siauw-lim-pai, Bu- tong-pai, Hoa-san-pai dan Kun-lun-pai, Kaisar menjadi marah. Kaisar mengutus para jagoannya membawa pasukan untuk mendatangi partai-partai itu.

Akan tetapi, para jagoan istana sendiri tidak percaya bahwa ke empat partai yang biasanya amat setia itu mencuri golok pusaka, dan mendatangi mereka bukan untuk melakukan penangkapan, melainkan mengajak mereka berunding membicarakan perkara pencurian itu.

Para ketua keempat partai persilatan itu berjanji akan berusaha mencari pencuri yang selain mencuri golok pusaka juga telah melakukan fitnah kepada nama perkumpulan mereka berempat. Mereka mengutus murid-murid pilihan mereka untuk menyebar dan melakukan penyelidikan, kalau perlu sampai ke sebelah utara Sungai Yang-ce-kiang.

Para ketua empat partai besar itu mengadaka n pertemuan sendiri dan mereka terutama membicarakan murid-murld mereka yang menjadi tokoh kelas tiga, yang mengadaka n pertemuan di Liong-san akan tetapi tidak pernah kembali.

Mereka lalu mengutus murid-murid lain menyusul ke sana dan mendapatkan empat orang murid itu telah tewas dan mayat mereka telah menjadi kerangka. Mereka mengenali mereka dari pakaian dan senjata- senjata mereka saja.

"Omitohud! Jelas ini tentu perbuatan si pencuri itu dan dia tentu bukan pencuri sembarangan. Di balik perbuatannya mencuri ini agaknya terkandung maksud yang lebih besar lagi, Pertama, untuk mengadu domba antara para partai dan Kerajaan Sung, dan kedua untuk membingungkan para tokoh partai itu sendiri agar saling tuduh dan terjadi perpecahan. Pendeknya, di balik pencurian golok pusaka itu terkandung maksud untuk semakin melemahkan Kerajan Sung," kata ketua Siauw- lim-pai "Yang jelas, orang yang mencuri golok pusaka itu adalah seorang yang ahli banyak macam ilmu dan dia lihai sekali."

"Kami mencurigai Bangsa Yu-ce yang berdiri di balik semua ini " Sambung ketua Butong-pai ketika keduanya mengadaka n pertemuan untuk membicarakan masalah itu.

"Bangsa Yu-cen pertama-tama menjalin persahabatan dengan kerajaan Sung hanya ketika mereka hendak menundukkan. Bangsa Khitan dan membutuhkan bantuan. Setelah mereka mengalahkan Bangsa Khitan, Kini mereka hendak menguasai Sung dengan berbagai cara."

"Benarlah demikian. Dahulu, Bangsa Khitan yang merupakan gangguan bagi kita, dan ki ni ternyata Bangsa Yu-cen setelah kita bantu mengalahkan Bangsa Khitan, menjadi pengganggu yang lebih kejam lagi. Di sepanjang perbatasan mereka selalu membikin kacau dan mengganggu rakyat jelata. Harapan kita satu-satunya terletak kepada ... Jenderal Gak Hui yang berjaga di garis terdepan. Hanya Jenderal Gak itulah yang akan mampu menghancurkah Bangsa Yu-cen dengan Kerajaan Cin mereka!" kata pula ketua Siauw-lim-pai.

Posting Komentar