Warisan Jendral Gak Hui Chapter 58

NIC

Benar-benar dia tiada lagi berkata bohong dan tidak dapat membantah tanpa disadarinya telah begitu kuat jatuh hati kepada Tong Kiam Ciu. Cintanya begitu hebat hingga tidak dapat lagi dia berpura-pura untuk mengalah. Hatinya seolaholah telah lekat pada Tong Kiam Ciu. Tong Kiam Ciu adalah dirinya dan dirinya adalah Tong Kiam Ciu Maka serasa tiada sempurnalah menurut perasaan Cit siocia kalau dia berpisah dengan Tong Kiam Ciu, Hingga dia terpaksa harus selalu membayangi dimanapun Kiam Ciu berada.

Cit siocia memeriksa hasil pekerjaanya. Kemudian melampaikan tangan dan tiada lama kemudian tampaklah seorang wanita mendatanginya, wanita itu telah menerima perintah dari Cit siocia kemudian pergi lagi. Tinggalah gadis jelita itu seorang diri mendekati tempat Kiam Ciu, sedangkan Kiam Ciu telah terbangun dan pemuda itu merasa heran karena dirinya telah tertidur diluar kesadaran.

"Mengapa aku tertidur tanpa kusadari ? pikir Kiam Ciu.

Kiam Ciu lalu berdiri dan keluar pagoda memeriksa keadaan. Ternyata semua orang dalam keadaan tertidur nyenyak. Juga Kun-si Mo-kun dan Kwi Ong begitu juga Teng Siok Siat dan Ceng-hi Sio-li.

"Mengapa mereka semuanya juga telah tertidur. Hem.. . semuanya sangat aneh!” pikir Tong Kiam Ciu. Kemudian pemuda itu telah memasuki pagoda lagi Tetapi ketika kakinya baru menginjak ambang pintu pagoda telah tercium bau harum yang pernah dikenalnya.

Belum sempat Kiam Ciu berpikir lebih lanjut, dia telah menyaksikan Cit siocia berdiri sambil tersenyum sangat manis sekali. Di tangan gadis jelita itu tampak secarik kertas Peta Pek-seng.

"Oh, kau telah datang kemari juga ?"seru Kiam Ciu.

"Ya, aku datang. Marilah ikut aku!” bisik gadis itu sambil tersenyum dengan sikap yang sangat menarik dan menawan hati.

Tiada lama kemudian tampaklah kelebatan sebuah bayangan. Kiam Ciu terperanjat. Tetapi pemuda itu juga pernah melihat orang yang baru datang itu yang tiada lain adalah dayang-dayang Cit siocia. Ialah dayang serta yang selalu mengiringkan kemana saja gadis jelita itu pergi. Dialah yang bernama Sio Cien membawa sebilah pedang yang diketemukan dari punggung Kwi Ong yang masih tertidur. Pedang itu tiada lain ialah pedang Oey Liong Kiam.

Sio Cien telah berdiri disamping Cit siocia dan menyerahkan pedang Oey Liong Kiam itu kepadanya. Cit Siocia menarik pedang itu sambil tersenyum dan menyerahkan kembali kepada Tong Kiam Ciu.

"Siauwhiap, kita telah berhasil merebut kembali pedang Oey Liong Kiam dari tangan Kwi Ong. marilah kini kita segera pergi meninggalkan tempat ini dan pergi mencari kota Pek-seng untuk mencari kitab Pek-seng-ki-su!” seru Cit Siocia.

Sesaat lamanya Tong Kiam Ciu terdiam, dia telah menjanjikan kepada segenap pendekar untuk mengajak mereka ke kota Pek-seng dan menunjukkan tempat tersimpannya kitab Pek-seng-ki-su berdasarkan petunjuk yang tergambar dalam peta Pek-seng itu. Maka gelisahlah hati Tong Kiam Ciu karena usul Cit siocia itu. "Tetapi". aku". telah.. .” jawab Tong Kiam Ciu bingung.

Cit siocia tersenyum mendengar jawaban pemuda itu, kemudian berbisik kepada Tong Kiam Ciu. "Apakah Tong siauwhiap ingin membangunkan mereka semua?” tanya Cit siocia sambil tersenyum. Tong Kiam Ciu menganggukkan kepala, tetapi Cit siocia tersenyum.

"Tetapi menurut pendapatku, mereka biarlah tetap tertidur disini, lalu kita pergi mencari kitab Pek-seng-ki-su. Setelah kita menemukan kitab itu kita kembali lagi kesini. Cara itu saya kira sama saja dan tidak melanggar dari ketentuan bukan? Aku ingin lihat nanti bagaimaaa musuh Tong siauwhiap dalam keadaan kebingungan dan terheran-heran karena mereka tertidur itu !” kata Cit siocia sambil tersenyum. Tong Kiam Ciu terdiam dan memikirkan usul yang diajukan oleh Cit siocia itu. Menurut perhitungan Tong Kiam Ciu usul gadis jelita itu memang benar dan baik. Pedang Oey Liong Kiam telah jatuh kembali ditangan. Tong Ki am Ciu, lalu ia memegang pula kitab pusaka Pek-seng-ki-su dia pikir dengan kedua benda pusaka itu dia dapat melaksanakan segala pesan suhunya.

Dalam pada itu Cit siocia dau Sio Cien telah pergi meninggalkan pagoda itu.

Peta Pek-seng masih dibawa oleh Cit siocia. Peta itu tadi telah diambil oleh Cit siocia dari saku Tong Kiam Ciu ketika pemuda itu tertidur. Dengan melihat Peta Pek-seng itu dia telah dapat mengingat-ngingat jalan mana yang harus ditempuh. Setelah Tong Riam Ciu mempertimbangkan masak-masak semua usul Cit siocia maka akhirnya Tong Kiara Ciu memilih jalan yang diusulkan oleh Cit siocia kalau dia pergi ke kota Pek seng untuk mengambil kitab pusaka Pek-seng-ki-su itu mendahului para pendekar silat yang saat itu sedang dalam keadaan tertidur lelap tidaklah melanggar dari ketentuan yang lelah diputuskan ialah ketentuan jalan kedua. Mereka salahnya sendiri tertidur, menurut persetujuan orang-orang gagah itu bahwa mereka boleh mengikuti Tong Kiam Ciu untuk mencari tempat disimpannya kitab Pek-seng-ki-su dan bebas menggunakan segala macam akal dan kepandaiannya. Maka Kiam Ciu akhirnya merasa lapang pikirannya karena kalau dia telah meninggalkan mereka itu bukan berarti dia curang.

Sengaja Cit siocia berjalan agak lambaian sedikit sambil menantikan Tong Kiam Ciu yang masih tampak bimbang akan meninggalkan pagoda.

Namun akhirnya Tong Kiam Ciu menyusul Cit siocia juga.

Dengan berpedoman peta Pek-seng yang tadi telah dilihat dan dipelajarinya didalam pagoda, Cit siocia berjalan menuju ke tepi telaga berhati-hati. Tong Kiam Ciu mengikuti Cit siocia tanpa mengeluarkan sepatuh katapun.

Sampai sekian lamanya mereka berjalan tetapi belum juga menemukan jalan menuju ke kota Pek-seng. Tong Kiam Ciu juga merasa heran karena dia belum melihat adanya gua piniu gerbang kota Pek-seng itu. Namun pemuda itu terdiam dan kembali teringat janjinya dengan gadis she Gan yang akan di tolong dan membebaskan gadis itu dari belenggu kota Pek-seng. Maka akhirnya dia kembali ragu-ragu untuk menuju ke kota itu.

Sedangkan Cit siocia merasa heran juga menyaksikan keadaan itu. Dia telah berjalan sekian lamanya menurut petunjuk peta Pek-seng. Tetapi ternyata sampai sekian lamanya pula dia harus berputar-putar kembali lagi ke tempat semula. "Sungguh suatu keanehan!” seru Cit siocia dengan memandang keadaan sekitarnya dan memandang kearah Tong Kiam Ciu.

"Apanya yang aneh Cit siocia ?” tanya Kiam Ciu.

"Aku menurutkan petunjuk peta tetapi mengapa sampai sekian lamanya aku belum sampai ke tempat yang dituju, lagi pula tempat yang kita lalui yang iniini saja. Rupa-rupanya kita hanya berputar-putar di tempat yang sama".” seru Cit siocia. Tong Kiam Ciu hanya tersenyum, pemuda itu melihat hutan-hutan cemara disekitarnya. Begitu pula Sio Cien merasa heran dengan pengalaman itu. Mereka telah berjalan lama sekali tetapi mengapa tempat-tempat itu saja yang mereka lalu lagi. Akhirnya Cit siocia mengeluarkan peta Pek-seng dan dia bermaksud untuk memeriksanya. Tetapi ketika dia membuka peta itu ternyata gambar-gambarnya yang tadi dilihat kini telah lenyap. Peta itu ternyata kini hanya merupakan sehelai kertas putih tanpa sebuahpun goresan yang tampak.

Tong Kiam Ciu melirik dan dalam hati dia tersenyum. Tetapi pemuda itu sengaja tidak memberitahukan kalau belum ditanya tentang rahasia melihat peta Pek-seng ttu. Tampaklah Cit siocia bingung mendapat kenyataan itu. Begitu pula Sio Cien dayang setia Cit sio cia itu tampak heran menyaksikan keadaan itu. Namun karena watak Cit siocia yang tinggi hati dan maunya dia serba diatas kepandaian orang lain itu, maka dia tidak mau bertanya kepada Tong Kiam Ciu.

Dia berpura-pura memeriksa psta itu seolah-olah dia dapat melihat eari?2 gambar dalam peta itu. Tetapi Sio Cien yang sudah hafal dengan sifat Cit siocia segeralah menghampiri Tong Kiam Ciu. Tetapi ketika dia akan berbicara dengan pemuda itu dengan tiba-tiba jadi ragu2. Kembali dia menghampiri Cit siocia dan memandang kearah gadis jelita itu.

Tong Kiam Ciu pura-pura tidak memperhatikan keadaan dayang yang bingung dan Cit siocia yang gelisah. Tong Kiam Ciu tersenyum tetapi pura-pura melihat ketempat yang lain. Burung-burung beterbangan diangkasa, angin berhembus menggoyang-goyangkan pucuk pohon Liu dan beberapa helai daun berguguran, ada beberapa helai daun Liu yang jatuh dikepala Cit siocia. Gadis itu mengusap rambutnya dan kemudian tersenyum memandang kearah Tong Kiam Ciu yang kebetulan juga tengah melihat kearah gadis itu.

"Cit siocia, mungkin Tong siauwhiap dapat memberikan penjelasan tentang peta Pek-seng itu !” bisik Sio Cien.

Akhirnya Cit siocia menuruti pula nasehat dayangnya yang setia itu. Sambil tersenyum dan sebenarnya merasa sangat segan, gadis jelita itu lalu bertanya kepada Tong Kiam Ciu. "Ya Tong siauwhiap, apakah kau dapat memberitahukan padaku bagaimana rahasia untuk membaca peta Pek-seng ini ?” tanya Cit siocia dengan wajah merah karena malu. Tong Kiam Ciu tersenyum, tetapi dia tidak dapat menolak pertanyaan gadis itu, walaupun sebenarnya dia saat itu belum berniat untuk pergi kembali ke kota Pek-seng. Karena dia belum dapat memenuhi janjinya untuk menolong gadis she Gan yang terkurung di kota itu. Tong Kiam Ciu adalah seorang pemuda yang setia kepada janjinya, Dia harus mendapatkan dulu biji buah Cu-sik untuk menolong gadis she Gan di kota Pek-seng yang hilang itu. Tetapi kini Cit siocia menanyakan rahasia peta Pek-seng itu kepada Tong Kiam Ciu, dia tidak dapat menolak pemintaan gadis itu: "Cit siocia, peta itu harus dilihat di tempat yang gelap. Tetapi". sebenarnya aku saat ini belum berminat untuk pergi mencari kitab Pek-seng-ki-su".” jawab Tong Kiam Ciu "Mengapa ?” tanya Cit siocia heran.

"Sebenarnya aku pernah tiba dikota Pek-seng yang hilang, tanpa petunjuk peta Pek-seng itu. Didalam kota Pek-seng, ada sebuah gedung mungil dan indah tertawan seorang gadis. Gadis yang malang itu adalah cucunya Gan Hua Liong yang memberikan peta Pek-seng itu kepadaku". Kiam Ciu menjelaskan.

"Kakek Gan Hua Liong telah memberikan peta Pek-seng kepadaku dengan pengharapan agar aku memenuhi permintaannya yang terakhir. Ialah untuk menolong cucunya dari kurungan gaib didalam kota Pek-seng itu. Itulah sebuah amanat yang harus kupenuhni ! Gadis she-Gan itu dapat terbebas dari pengaruh gaib kalau dia makan buah Cu-sik dan akar batang Lok-bwee-kim-keng. Akar Lok-bwee- kim-keng aku telah punya, ialah pemberian Kun-si Mo-kun. Tinggallah kini aku harus mencari biji Cu-sik itu yang sampai kini aku belum mendapatkannya. Barulah kalau kedua benda itu kudapatkaa aku akan dapat datang kembali ke kota Pek-seng. Gadis she-Gan itu sebenarnya telah menemukan kitab pusaka Pek-seng-ki-su dan kini dia telah menyimpannya didalam gedung mungil itu. Dia telah berjanji kalau saya menyerahkan kedua benda itu akar Lok-bwee-kim-keng dan biji Cu-sik diapun akan menyerahkan kepadaku kitab pusaka Pek-seng-ki-su”

Cit siocia dan Sio Cien mendengarkan kisah Tong Kiam Ciu itu dengan penuh perhatian, setelah Kiam Ciu berhenti bercerita maka Cit siocia lalu menyahut dengan nada suaranya penuh kegirangan.

"Rupa-rupanya kita beruntung! Biji Cu-sik itu aku punya! Aku mendapatkannya dari pemberian ibuku dan kusimpan baik-baik dalam kotak obat-obatanku. Aku perlu pulang dulu untuk mengambil, kemudian kita dapat segera pergi ke kota Pek-seng !” seru Cit siocia dengan girang.

Tong Kiam Ciu juga merasa gembira mendengar penuturan gadis itu.

kemudian dia mendesak kepada Cit siocia.

"Sekarang begini saja, Cit siocia dan Sio Cien dapat segera pulang dulu untuk mengambil biji Cu-sik itu. Sedangkan aku akan mencari sebuah penginapan dulu untuk mengobati luka-luka dalamku serta memulihkan kembali tenaga dalamku yang telah kacau balau ini".”

Usul Kiam Ciu itu dapat diterima juga oleh Cit siocia. maka sampai di tempat itu mereka berpisah Cit siocia dan Sio Cien pergi keutara untuk mengambil biji Cu-sik. Sedangkan Kiam Ciu sesaat lamanya memandangi kepergian Cit siocia dengan hati penuh keharuan.

"Gadis itu begitu jelita dan menawan hati, lagi pula telah banyak menolongku.

Hem.. . sayang sekali..” pikir Kiam Ciu.

Kembali dia teiingat adiknya Tong Bwee dan juga kedua orangtua serta pamannya yang telah lenyap dan tiada mendengar kabar beritanya semenjak pertemuan di atas telaga Ang-tok-ouw dan kemudian datang bencana angin topan hebat itu dulu. Sedangkan dengan Shin Kai Lolo dia belum sempat bertanya tentang keadaan ketiga Shin-ciu-sam-kiat serta adiknya Ji Tong Bwee, karena ternyata keadaan terlalu gawat.

Saat itu Kiam Ciu masih merasakan keadaan tubuhaya sangat lemah. Dia memerlukan istirahat selama beberapa hari lamanya untuk memulihkan kembali kesehatan tubuhnya dan mengembalikan tenaga dalam serta tenaga intinya yang kacau akibat luka dalam yang dideritanya. Maka kini Kiam Ciu lalu meninggalkan tempat itu untuk mencari tempat penginapan.

Diceritakan bahwa pada saat itu Kwi Ong telah tersadar dari tidurnya. Dia telah meraba tempat pedang Oey Liong Kiam ternyata pedang itu telah lenyap.

Dia jadi gelisah dan telah menduga hal2 yang tidak, baik. Maka segeralah dia meloncat dan memasuki kedalam pagoda untuk mencari Tong Kiam Ciu.

Alangkah kagetnya ketika ternyata Tong Kiam Ciu tidak diketemukan didalam pagoda itu. Dia telah mengobrak-abrik tempat itu tetapi Tong Kiam Ciu tidak diketemukannya. Maka segeralah dia lari keluar dan membangunkan semua jago-jago silat yang pada tertidur itu.

Mereka semuanya bangun dengan perasaan heran. Mereka sama sekali tidak merasakan keadaan dirinya yang telah tertidur begitu saja. Maka tampaklah kacau keadaan saat itu. "Tong Kiam Ciu telah lenyap! Dia telah mengecoh kita lagi!” seru Kwi Ong dengan suara lantang penuh kegusaran.

Posting Komentar