Si Rajawali Sakti Chapter 57

NIC

Melengking dan begitu ia bergerak, pelangnya berubah sinar kilat meluncur ke rah perut gendut 3oa Gu. Orang ini jrrkejut setengah mati. Maklum betapa Sibatnya serangan itu dan agaknya dia t- k sempat lagi untuk menangkis, dia r.elempar tubuhnya ke belakang, ter-Y ngkang dan bergulingan menjauh. Kui |.in mengejar dan menusukkan pedangnya ke arah dada Joa Gu.

"Cringgg !" Bunga api berpijar ketika pedangnya ditangkis sepasang golok yang

dipegang Oh Kun. Orang ke dua ini sudah cepat maju melindungi sutenya yang terancam maut. Kini Kui Lin dikeroyok bertiga, akan tetapi ia mengamuk dan melawan dengan gigih dan mati-matian.

Sebetulnya, biarpun tingkat ilmu silat Kui Lin masih lebih tinggi dibandingkan masing-masing lawannya, akan tetapi karena mereka maju bertiga mengeroyok ya, tentu saja Kui Lin lebih banyak bertahan melindungi dirinya daripada menyerang. Akan tetapi karena ketiga Tiat-pi Sam-wan itu tidak berniat melukainya. pnya ingin menangkapnya dalam keadaan ►tuh, maka tentu saja tidak mudah bagi uereka untuk menangkap Kui i-in. Gadis lu bagaikan seekor harimau betina ma-th, tidak mudah ditangkap tanpa membahayakan diri. Tiga orang kepala pe-mpok itu juga hanya menggunakan enjata mereka untuk menangkis sambaran pedang Kui Lin yang lihai dan mereka mencoba untuk menangkap atau merobohkan gadis itu tanpa melukainya.

Karena penasaran dan kecewa setelah sebegitu lamanya tidak mampu menangkap gadis itu, Joa Gu meneriaki anak buah mereka untuk maju mengeroyok. Akan tetapi anak buah perampok yang maju itu mencari penyakit. Mereka hanya mengandalkan keberanian yang nekat tanpa perhitungan, mengandalkan tenaga tanpa menggunakan akal. Baru segebrak-an saja, empat orang anak buah perampok telah roboh terluka, terkena sambaran sinar pedang Kui Lin!

"Pergunakan tali dan jala!" Yong Ti berteriak, memerintah anak buahnya, seperti baru teringat. Para perampok itu selain pekerjaannya merampok, terkad kalau kehabisan bahan makan mer juga suka memburu dan menangkap bi tang hutan. Maka mereka pandai men gunakan tali dan jala untuk menangi binatang buas.

Tak lama kemudian, Kui Lin menj kerepotan menghadapi serangan tali-ta dan jala yang dilemparkan kepadanya. 1 mengamuk, berloncatan ke sana sini sam bil membabat dengan pedangnya. Aka tetapi karena dara itu terkepung ketat! akhirnya ia tertutup sehelai jala da sebelum ia dapat membabat putus jal itu, jala-jala lain sudah menyelimutin dan tali-tali telah dilibatkan ke tubuhny sehingga ia tidak mampu berkutik d hanya memaki-maki. \

"Kalian jahanam-jahanam, kepar busuk, pengecut hina dina, beraninya mengeroyok seorang perempuan! Hayo bebaskan aku dan ,kita bertanding sampai selaksa jurus!" Ia meronta-ronta dan menjerit-jerit dengan makiannya, namun percuma. Tubuhnya sudah terbelit-beli tali dan jala sehingga ia tidak mampu l«-rkutik. 3oa Gu lalu merampas pedang ya dari balik jala. Maki makian Kui Lin [tidak dapat terdengar karena tertutup v>rak sorai para anak buah perampok yang bergembira ria karena gadis liar itu dapat tertangkap. Mereka merasa seperti kalau mereka berhasil menangkap seekor binatang liar yang berbahaya dan sukar ditundukkan.

Oh Kun yang mukanya penuh brewok memelintir kumisnya. "Ambil kereta dorong, kita bawa calon isteri kita ini ke sarang kita!"

Anak buah perampok membawa sebuah kereta dorong. Beramai-ramai mereka mengangkat tawanan dalam selimut-n jala itu dan menaikkannya ke atas kereta dorong. Lalu dengan gembira mereka mendorong kereta menuju ke dalam hutan yang lebih dalam di mana terdapat sarang mereka berupa pondok-pondok darurat karena kawanan penjahat ini sering berpindah-pindah tempat.

Agaknya jeritan-jeritan Kui Lin yang memaki-maki dan sorak sorai anak buah perampok yang riuh rendah itu menarik perhatian rajawali yang sedang terbi di atas hutan itu. Burung raksasa menukik ke bawah dan setelah meli* betapa sekawanan laki-laki kasar nr dorong sebuah kereta di mana terdaf seorang gadis yang tertawan dalam ja Han Lin yang duduk di atas punggi rajawali lalu membisikkan kata-kata , rintah kepada burung rajawali. Rajaw itu melayang turun dan Han Lin ui lompat ke atas sebatang pohon bes Setelah memberi kesempatan Han L mendarat di pohon, burung rajawali it sesuai dengan perintah Han Lin, I menukik ke bawah dan menyambal nyambar dahsyat, menyerang para rampok itu dengan ganasnya! Mere yang terkena patukan, cakaran dan kiba an sepasang sayapnya yang kuat, jat berpelantingan dan keadaan menjadi k cau balau. Akan tetapi liat-pi Sam-w lalu memimpin anak buahnya untuk m lawan dan mengeroyok burung rajawal yang mengamuk itu. Karena mereka ma sekali tidak menghubungkan peng amukan rajawali itu dengan penangkapa

las diri Kui Lin, maka perhatian mere-a hanya ditujukan kepada burung yang i* nyambar—nyambar itu. Sementara itu, tanpa ada yang me-atnya, Han Lin sudah melompat turun hri atas pohon, menghampiri kereta 11 rong dan dia membebaskan Kui Lin i' iri selimutan dan libatan jala-jala dan lali temali itu. Sejak rajawali itu meng- mnuk, Kui Lin yang dapat melihat dari < elah-celah tali jala, melihat rajawali d n segera mengenalnya. Maka ketika Han Lin melepaskannya, ia segera - mengenal pemuda itu. Begitu terbebas, ia

tersenyum.

"Kau lagi yang menolongku!" katanya, akan tetapi tanpa bilang terima kasih ia lalu melompat dan sambil melepas sabuk merah yang mengikat pinggangnya ia langsung saja menyerang 3oa Gu yang tadi merampas pedangnya dar. kini menggantungkan pedang tipis itu di pinggangnya. Melihat sinar panjang merah menyambar, Joa Gu cepat menggerakkan sepasang kapaknya untuk menangkis dan balas menyerang.

Segera terjadi perjaia dan tali temali itu. nian antara Si Gendut Pendek itu m Kui Lin. Biarpun gadis itu hanya senjatakan sehelai sabuk sutera, na iun karena tingkat kepandaiannya jauh bih tinggi daripada Joa Gu, gadis itu iendesaknya dengan hebat. Melihat ini, Yong Ti dan Oh Kun ang sedang sibuk membantu anak buah mereka mengeroyok burung rajawali, - f-pat menghampiri untuk membantu sute i ereka.

Akan tetapi, segulung sinar putih menghadang dan ternyata Han Lin udah berada di situ menghadang mereka yang hendak membantu Joa Gu. Melihat veorang pemuda berpakaian putih sederhana, memegang sebatang pedang putih, ua orang itu menjadi marah dan mereka lalu menerjang dan mengeroyoknya.

"Wirrrrr !" Sabuk sutera merah di

tangan Kui Lin meluncur dan menotok ke arah mata Joa Gu. Karena datangnya ijung sabuk merah itu cepat sekali, Joa Gu terkejut juga dan cepat dia menggerakkan kapak kirinya untuk menangkis.

"Prattt!" Ujung sabuk itu melibat gagang kapak dan sekali renggut, gagang kapak itu terlepas dari tangan Doa Gu! Lin menangkap kapak itu dengan tangan rinya dan kini ujung sabuk merahnya k bali meluncur dan menyerang ke tenggorokan lawan. Joa Gu yang terke melihat kapak kirinya terampas, menge' Akan tetapi Kui Lin sudah mengguni kesempatan itu untuk menyambitkan ka rampasannya ke arah lawan sambil men rahkan seluruh tenaganya.

"Wuttt... cappp...!!" Kapak itt mena di perut Joa Gu yang gendut d< n orang tiga dari Tiat-pi Sam-wan itu roboh tewas! Kui Lin melompat dan cep mengambil pedangnya dari pinggang may Joa Gu. Kemudian ia mengamuk, mened jang para anggauta perampok yang dang sibuk mengeroyok rajawali. Ketika Yong Ti dan Oh Kun melihat su mereka roboh dan tewas, mereka marah se kali. Akan tetapi mereka bukan orang orang bodoh. Mereka tahu benar betapa hainya gadis yang tadi mereka tawan, k mudian muncul burung rajawali ya ganas dan pemuda berpakaian putih ya amat lihai, yang sama sekali tidak ter

sak oleh pengeroyokan mereka. Maka, i elihat keadaan yang tidak menguntungkan ini, sute mereka mati dan di antara para anak buahnya, -banyak yang sudah roboh, mereka berdua lalu melompat dan elankan diri. Anak buah mereka juga ikut melarikan diri tunggang langgang meninggalkan kawan-kawan yang terluka dan tewas.

Kui Lin yang masih merasa marah dan penasaran, hendak mengejar, akan tetapi Han Lin cepat memegang lengan kirinya menahan. "Musuh yang sudah melarikan diri, tidak baik untuk dikejar. Engkau dapat terjebak mereka."

Kui Lin berhenti dan membalikkan tubuhnya, berdiri berhadapan dengan Si Han Lin. Sejenak mereka hanya saling pandang, dan gadis itu memandang dengan sinar mata penuh keheranan dan juga kekaguman. Memang sejak pertama kali bertemu, ia merasa kagum melihat 'penampilan dan pemunculan Han Lin yang menunggang rajawali! Apalagi setelah ia menyaksikan sendiri -betapa pemuda itu juga memiliki iJ,mu- silat yang amat lihai.

Kini Han Lin dapat melihat denga jelas wajah Kui Lin yang selain cantT juga demikian cerah penuh senyum ngan pandang matanya yang bersinar sinar penuh semangat hidup. Dia menjM kagum. Tadi, dia mendengar gadis iu meronta dan memaki-maki ketika mer jadi tawanan seperti seekor binata-buas dalam libatan jala dan tali temali Sama sekali tidak kelihatan takut, apalag menangis seperti kebiasaan wanita kala berada dalam bahaya. Seorang gadis yan masih muda namun dengan keberania yang luar biasa!

"Hemmm, engkau yang sudah m nolongku, kenapa sekarang malah meng halangi aku melakukan pengejaran untu" membasmi semua tikus busuk itu?" kata Kui Lin dengan suara mengandung teguran marah. "Apa tiba-tiba engkau merasa kasihan dan membela mereka?"

"Bukan begitu, Adik manis " "Jangan mencoba merayuku!" "Lho! Siapa yang merayu?"

"Itu, kau sebut aku adik manis, ber

«»rti memuji-muji aku, dan biasanya, laki-I ki kalau memuji wanita tentu ada mau- ya! Kau kira aku kesenangan ya, kau puji manis segala!"

Han Lin tersenyum. "Wah, engkau ini j'adis galak yang mudah menyangka buruk. Aku sebut kau Adik karena memang ngkau jauh lebih muda daripada aku, fan aku sebut engkau Manis karena mukamu memang manis? Apakah engkau lebih senang kusebut Bibi Jelek?"

Muka itu cemberut, alisnya berkerut. 'Coba kalau berani. Kutampar kau!"

Han Lin tertawa. "Heh-heh, nah, lebih enak kalau kusebut Adik manis, bukan? Atau, agar kau tidak marah, kusebut Moi-moi (Adik) saja. Sekarang kujawab pertanyaanmu tadi, Moi-moi. Aku bukan merasa kasihan atau membela mereka, aku tahu mereka itu orang-orang sesat, akan tetapi aku mencegahmu mengejar mereka justeru karena aku khawatir ka lau engkau terjebak dan celaka. Pula, lebih baik memaafkan orang daripada mengandung dendam kebencian."

"Enak saja kau bicara! Memaafkan mereka? Huh, engkau yang tidak m alami apa-apa tentu mudah memaafk akan tetapi aku yang mereka keroy lalu secara curang mereka .awan, «-mengalami penghinaan, bagaimana mu km aku bisa memaafkan mereka? Kalai tidak kau cegah, aku tentu sudah merw bunuh mereka semua!" "Adikku yang baik, penderitaanmu karena kejahatan mereka itu belum sej berapa dibandingkan dengan apa yar#J kualami. Ketahuilah, sepuluh tahun yanjj lalu, tiga orang itu dengan para anal buah mereka, merampok di dusun tempa! tinggal orang tuaku. Dan mereka bertigj itulah yang telah membunuh ayah dai ibuku."

Kui Lin terkejut sekali sampai U melompat ke belakang seperti dipagu ular. 'Astaga! Ayah ibumu dibunuh oranj dan engkau tidak ingin membalas derv3 dam? Engkau ini manusia apakah? Padahal, kalau engkau mau, tentu tidak sukar bagimu untuk membalas dendam dani membunuh mereka! Engkau memiliki kepandaian yang amat tinggi dan mem-j

Lnyai pula burung rajawali yang hebat, enapa engkau begini lemah? Kenapa irmangatmu begini melen.ipem? Atau

p, a engkau takut dan ngeri melihat pem-fcunuhan, walaupun yanjg terbunuh itu l- ang jahat?"

Han Lin menghela ria pas panjang dan knemandang ke arah mayat Joa Gu yang I* enggeletak telentang dan lima orang |v ng terluka parah oieh pedang Kui Lin ingga tidak mampui bangkit. "Memang benar, aku merasa ngeri melihat pembunuhan antara manusia, membunuh terdorong nafsu dendam kebencian. Aku muak melihat manusia sa-I ng bermusuhan, saling membenci, saling membunuh, lebih buas daripada binatang yang liar dan buas!"

"Ih, manusia aneh! Bagaimana engkau mengatakan manusia lebih buas daripada matang? Binatang buk?« hanya membunuh, akan tetapi juga makan daging yang dibunuhnya! Ih, mengerikan!"

Posting Komentar