"Aku akan menemanimu sampai engkau menemukan guru sakti itu, Hui Lan." kata Liu Cin.
"Aih, Liu Cin, aku menjadi tidak i ak. Tidak perlu engkau bersusah payah n mengorbankan waktumu yang berharga untuk aku."
"Sama sekali tidak susah payah 1 mengorbankan waktu, Hui Lan. Ena tahu bahwa aku juga seorang perant dan aku senang bertualang ke ter yang belum pernah kukunjungi. Apa] bertemu dengan seorang sakti!"
"Hui Lan, niat baik seorang sahabat jangan ditolak. Aku tahu bahwa Liu Cin berkata dan bertindak jujur menurutkan kata hatinya. Nah, sekarang aku harus pergi!" Han Lin mengeluarkan suara melengking dan dari atas terdengar jawaban lengkingan, lalu tampaklah rajawali itu melayang turun. Sebelum rajawali itu hinggap di atas tanah, tubuh Han Lin Ludah melompat ke punggungnya dan burung itu pun terbang pergi dengan kepakan sayapnya yang besar dan kuat sehingga sebentar saja burung itu telah melayang tinggi dan hanya tampak sebagai sebuah titik hitam yang semakin jauh dan akhirnya tidak tampak lagi.
Hui Lan dan Liu Cin memandang dengan kagum. Mereka lalu melanjutkan perjalanan, kini tidak jadi ke selatan, melainkan ke barat karena mereka tidak ingin melalui kota raja yang mengandung bahaya bagi mereka. Mereka mengambil jalan memutar untuk kemudian ke utara melintasi Tembok Besar. Dalam perjalanan ini Hui Lan bercerita kepada Liu Cin akan pertemuannya yang pertama dengan Han Lin sehingga pemuda murid Siau-limpai itu menjadi semakin kagum pada Si Pendekar Rajawali Sakti.
ooOOoo
Gadis berpakaian serba hitam itu memang cantik jelita dan manis sekali. Usianya masih muda, sekitar delapan belas tahun lebih sedikit. Rambutnya panjang di kuncir tebal bergantungan di belakang sampai ke pinggul, sebagian yang berada di atas berjuntai dan membentuk lingkaran anak rambut halus di dahi dan pelipisnya! wajahnya berbentuk bulat telur, dagunya meruncing, sepasapg matanya jeli dan bersinar-sinar penuh gairah hidup seperti sepasang bintang, mulutnya yang manis dengan bibir berbentuk indah kemerahan itu selalu tersungging senyum setengah mengejek nakal. Tubuhnya sintal, pinggang kecil akan tetapi padat dengan lekuk lengkung yang memiliki daya tarik amat kuat, terutama terhadap kaum pria.
Pakaiannya dari sutera hitam, bentuknya sederhana, la Memakai sabuk merah. Sepatunya juga hitam. Karena pakaiannya serba hitam maka kulit tubuhnya yang tampak, yaitu muka, leher dan sebagian lengannya kelihatan putih mulus kemerahan.
Gadis ini adalah Song Kui Lin yang pernah bertemu dengan Si Han Lin ketika ia ikut berlagak di Puncak Pegunungan Thaisan di mana menjadi arena perebutan kejuaraan silat untuk memperebutkan julukan Jago Nomor Satu Di Dunia! Dari sepak terjangnya ketika ia membikin ribut di Puncak Thaisan karena menentang tindakan sewenang-wenang dari murid Tung Hai-tok yang bernama Boan Su Kok, dapat diketahui bahwa Song Kui Lin adalah seorang gadis yang memiliki ilmu silat yang cukup tinggi, pemberani, nakal, lincah Jenaka, dan agak liar walaupun ia memiliki watak gagah perkasa penentang kejahatan. Song Kui Lin adalah anak yang pilih oleh Louw Keng Tojin untuk i jadi muridnya. Seperti kita ketahui, Loi Keng Tojin adalah tosu (Pendeta yang berdebat dengan Thong Leng L pendeta Buddha Lama dan Tiong Gi jin pendeta Agama Khong-cu, tenta agama. Perdebatan itu berakhir keti muncul Thai Kek Siansu yang meter dan menjelaskan bahwa tugas sen» agama itu sama, yaitu menjadikan man sia insan-insan yang baik dan penuh kasi terhadap sesamanya. Kemudian, mere" saling berpisah dan berjanji bahwa m reka masing- masing akan mencontoh Th Kek Siansu, mengambil seorang mun Louw Keng Tojin bertemu dengan Son Kui Lin yang ketika itu berusia tuju tahun. Akan tetapi dalam usia tuj tahun Song Kui Lin sudah menguas dasar-dasar ilmu silat yang baik karei sejak kecil sekali ia dilatih ayahnya sen diri. Ayahnya adalah seorang pendeka silat yang terkenal bernama Song Kak yang tewas setelah menderita luka dalam pertempuran melawan segerombolan peimpok yang mengganas di dusun te-»ngga. Dia terluka namun berhasil mengiur para perampok dan membunuh bayak anak buah perampok dan beberapa Sang pemimpin mereka. Luka ini mem-wanya kepada maut, meninggalkan lerinya yang baru berusia dua puluh am tahun dan anak tunggalnya, Song Uh Lin yang berusia enam tahun. Ketika ouw Keng Tojin bertemu dengan Kui i pada saat dia hendak mengunjungi long Kak yang menjadi sahabatnya, Song Cak telah tewas setahun yang lalu. Me-li >at gadis cilik ini, Louw Keng Tojin memilihnya sebagai murid dan Nyonya 'v>ng juga menyetujuinya. Demikianlah, Kui Li dilatih oleh gurunya di rumah ibunya yang menjanda, selama sepuluh tahun lebih, la berusia sekitar delapan k>las tahun kurang ketika Louw Keng Tojin meninggalkan rumah Janda Song.
urunya berpesan kepadanya agar ia meluaskan pengalaman dengan terjun ke dunia kangouw dan menganjurkan murid-i ya itu untuk menonton pertandingan silat memperebutkan juara dengan sebutan Jago Nomor Satu.
Seperti kita ketahui, di Puncak Th«| san itu Kui Lin menentang Boan Su K yang sombong dan ia bertemu dengan Han Lin, akan tetapi ia meninggalk pemuda itu dengan marah karena ia buat jatuh ketika memaksa burung ra wali untuk menerbangkannya.
Pada pagi hari itu, Song Kui h melakukan perjalanan menuju pulang || kota Cin-an di mana ibunya tinggal. Ibt nya, Nyonya Janda Song, telah mempj lajari soal pengobatan dari mcndian suaminya dan sekarang membuka sehufl toko obat yang penghasilannya lebih dai cukup untuk membiayai kebutuhan hidu mereka berdua dan dua orang pembant» seorang laki-laki dan seorang perempuai keduanya sudah berusia lima puluh tahu lebih.
Setelah turun dari Pegunungan Thal san, Kui Lin merantau dan melakukai perjalanan seenaknya. Sudah beberapj kali ia menentang kejahatan, membeli yang benar dengan cara yang adil dai keras, sesuai dengan wataknya yang ga»
«k. Karena tindakannya sebagai seorang »ndekar wanita yang gagah perkasa dan i jarang memperkenalkan namanya, ma-.» orang-orang menyebutnya Hek I Li-lap (Pendekar Wanita Baju Hitam).
Song Kui Lin adalah seorang gadis < riang. Biarpun pada saat itu ia berian seorang diri di jalan umum yang . apit banyak pepohonan karena jalan itu i emang memasuki hutan, ia tidak me-isa kesepian. Dengan gembira ia mendengarkan burung-burung berkicau, me-hat kupu-kupu beterbangan dan sinar i atdhari pagi yang hangat menembus celah-celah pohon, "menimbulkan garis->aris cahaya yang tampak terang di antara halimun yang masih mengepul dari tanah ke atas. Seperti biasa, kalau hatinya sedang riang, gadis manis itu ber-enandung ria. Suaranya memang cukup merdu dan mendengarkan lika-liku suaranya ketika bertembang, dapat diketahui bahwa Song Kui Lin memang memiliki bakat baik dalam seni suara.
Tiba-tiba suara nyanyiannya terhenti, la siap siaga karena pendengarannya yang tajam menangkap suara-suara yang tid wajar Kui Lin berhenti melangkah, pc dengarannya yang tajam terlatih mena kap suara gerakan-gerakan yang ti wajar. Tak lama kemudian bermuncu banyak orang yang berloncatan kelu. dari balik pohon dan semak-semak. Mer ka berjumlah sekitar dua puluh lirr orang, terdiri dari laki-laki yang ra rata bertubuh kekar dan berwa'ah beng" menyeramkan, pakaian mereka kasar da sembarangan. Dari wajah, sikaK dan pc nampilan mereka saja Kui Lin dapa menduga bahwa ia berhadapan denga segerombolan orang yang biasa melakukan kejahatan. Gerombolan itu dipimpi oleh tiga orang kepala perampok yan sudah kita kenal, ialah Tiat-pi Sam-wa (Tiga Lutung Tangan Besi) kakak beradi seperguruan yang sudah belasan tahu menjadi kepala perampok. Seperti kita telah ketahui, Tiat-pi * Sam-wan inilah yang 'dahulu membunuh Si Tiong An dan Isterinya, yaitu ayah ibu Si Han Lin. » Orang pertama dari Tiat-pi Sam-wan adalah Yong Ti yang bertubuh tinggi m ar muka hitam, berusia sekitar lima Miluh tahun dan dia memegang sebatang mbak baja. Orang ke dua adalah Oh (un, berusia empat puluh tujuh tahun, -rtubuh tinggi tegap dan mukanya penuh «ewok dan dia memegang senjata siang-o (sepasang galok). Adapun orang ke iga bernama Joa Gu, berusia empat tiluh lima tahun, tubuhnya gendut pen-lek dan mukanya kekanak-kanakan. Kena tangannya memegang sepasang kapak. Tiga orang kakak beradik seperguruan ini sejak belasan tahun malang melintang bersama puluhan anak buah-ya. Pekerjaan mereka hanya merampok, nenyiksa sampai membunuh orang yang berani melawan, memperkosa wanita, dan menghamburkan uang hasil rampokan sampai habis lalu merampok lagi! Kini, anak buah mereka tinggal sekitar dua puluh orang yang rata-rata pemberani dan pandai oerkeiahi, kejam dan ganas. Mereka tidak mengira akan melihat seorang gadis sendirian berani melakukan perjalanan dalam hutan itu. Semula mereka tentu saja hanya ingin merampok, akan tetapi begitu meli bahwa orang yang mereka hadang seorang gadis yang demikian muda maja, cantik mungil menggairahkan, t tu saja tiga orang kepala perampok merasa girang bukan main. Bukan ha barang yang hendak mereka ramp melainkan semuanya, berikut orangnya!
Dua puluh lima orang anak buah rampok yang sudah mengepung Kui L menyeringai dan tertawa-tawa.
"Hah-ha-ha! Kionghi (Selamat), Sa wi Twa-ko (Kakak Bertiga)!" Sekali i Twako menemukan seorang calon iste yang hebat sekali!" Demikian koment mereka, memberi selamat kepada ti orang pemimpin mereka.
"Bagus, tangkap gadis ini. Akan teta awas, jangan lukai calon isteri kam kalau sampai ada yang melukai, tent akan kami hukum!" kata Yong Ti, kepal rampok tertua.-Tiga orang kakak beradik seperguruan yang berjuluk Tiga Lutung Tangan Besi ini memang rukun sekali. Mereka tidak pernah menikah dan kalau mendapatkan seorang wanita yang mere-
<> suka, mereka lalu menjadikannya isteri t u lebih tepat kekasih mereka bertiga nnpa ada rasa cemburu. Mereka saling
mbela dan saling setia.
Dikepung . demikian banyaknya laki-
i berwajah bengis kejam, Kui Lin i.ima sekali tidak merasa takut. Ia ber-11 r i tegak menghadapi tiga orang kepala tmpok itu dan membentak.
"Kalian ini orang-orang liar dari mana an berani mati menghadang perjalanan- 9..
Joa Gu yang gendut pendek berwajah kekanak-kanakan itu memang yang 'paling pandai bicara di antara mereka ber-t ga. Sebagai saudara termuda dia sering menjadi juru bicara dan biarpun mukanya eperti kanak-kanak, namun wataknya ang periang itu hanya merupakan kedok nenyembunyikan hatinya yang paling kejam dan sadis di antara mereka.
"Ha-ha-ha, Nona m^nis! engkau hari ni sungguh beruntung sekali bertemu dengan kami. Ketahuilah, kami adalah Tiat-pi Sam-wan yang sudah terkenal sebagai \ jagoan-jagoan gagah berani tak terkalahkan selama puluhan tahun!"
"Aku tidak peduli kalian ini Tiga I tung, Tiga Anjing, atau Tiga Babi y busuk. Hayo minggir dan janpan ga aku kalau kalian masih ingin hidup!" Lin sudah melolos sabuknya dan t nyata yang dipakai sebagai ikat pmgga itu adalah sebatang pedang yang air tipis dan berkilauan tertimpa caha matahari.
Tiga orang kepala perampok itu t belalak dan mata mereka mencoro marah. Kalau yang memaki mereka s perti itu seorang laki-laki atau seora wanita yang tidak cantik, pasti mer sudah langsung menerjang dan membunu nya! Akan tetapi karena mereka sud tergila-gila oleh kecantikan Kui Li yang ketika bicara tampak bibirnya s olah-olah hidup, mereka hanya tersenyu masam.
"Suheng (Kakak seperguruan), ku betina yang liar ini akan mengasyikka . sekali kalau dijinakkan, ha-ha-ha!" kat 3da Gu.
"Hayaaattttt !!" Kui Lin bertena