Si Rajawali Sakti Chapter 54

NIC

"Ceppp! Ceppp!" Dua buah senja rahasia itu menancap di celah-celah jar tangannya! Kemudian dia menggerakk tangan kiri itu ke arah Cu Yin. D sinar merah itu meluncur sedemikia cepatnya sehingga Cu Yin tidak sempa mengelak lagi. Tahu-tahu dua batah piauw bunga merah penghias rambut i sudah bersarang kembali di rambutnya akan tetapi ujung tangkai 'penghias ram but yang dijadikan senjata rahasia iti melukai kulit kepalanya.

"Aduhhh !" Tak tertahankan lagi

Lai Cu Yin berteriak dan cepat meng-J

Bibi I dua tangkai bunga itu lalu meng Biuk-garuk kepalanya yang terluka. Ada B h menodai jari tangannya yang meng- k.

B "Wah, maafkan aku, Nona. Kusangka Blit kepalamu sudah cukup keras ter-B tuh tangkai bunga merah yang indah Bj1" kata Han Lin sambil tersenyum B> nggoda. Cu Yin marah sekali akan B tapi ia pun bukan orang bodoh dan I» kat. la dapat menduga bahwa pemuda Irrpakaian putih sederhana itu memiliki l>*pandaian yang amat tinggi, maka sambit merengut ia pun mundur mendekati hou Kian Ki. Kini Han Lin menghadapi Liu Cin dan g Hui Lan. Dia tersenyum kepada Hui an dan bertanya. "Nona, apakah engkau masih mengenalku?"

"Tentu saja, Han Lin. Engkau dan ra-walimu pernah menolongku." jawab Hui Lan. "Nah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, Hui Lan. Menurut keterangan fhou Kian Ki putera jenderal ini, engkau adalah isterinya yang minggat dari mahnya.

Benarkah itu?"

"Bohong! Aku bukan isterinya,. mang tadinya aku ditunangkan kepa oleh orang tua kami, akan tetapi membatalkan ikatan perjodohan itu. bukan isterinya dan aku tidak sudi jadi isterinya. Aku benci Keluarga C dan aku memang melarikan diri me galkan mereka karena aku tidak tinggal di sana, tidak sudi menjadi Jenderal Chou! Jahanam busuk ini hong, aku bukan isterinya, aku bah bukan tunangan, bukan apa-apanya lagi Chou Kian Ki hendak membant akan tetapi Si Han Lin mengangkat ngan mencegahnya bicara. "Biar aku tanya kepada sobat ini." Dia menghad Liu Cin. "Siapa namamu, Sobat?" "Aku she Liu, bernama Cin." "Sobat Liu Cin, aku mendengar terangan dari Chou Kian Ki ini ba engkau mengajak lari Ong Hui Lan, narkah?" "Bohong dan fitnah! Sama sekali t' dak!"

"Kalau begitu, mengapa engkau ber-m Hui Lan? Bagaimana ceritanya?" v a pula Han Lin.

[ 'Aku pergi dari rumah Jenderal Chou }rna aku tidak suka diajak bekerja >a olehnya. Kebetulan tadi pagi aku temu dengan Nona Ong ini. Aku me-i ia hendak bunuh diri dengan meng-:ung diri. Aku mencegahnya dan aku «dengar bahwa ia juga melarikan diri Keluarga Chou karena tidak suka i berada di sana. Lalu kami ber-ma-sama melakukan perjalanan. Sama Kali tidak ada hubungan apa pun antara mi, hanya merasa senasib dan aku :in menolongnya." Liu Cin lalu meman-ng kepada Chou Kian Ki. "Kemudian iagi kami berjalan, muncul Chou Kian 1 dan wanita itu. Chou Kian Ki hendak emaksa membawa Ong Hui Lan pergi, arena gadis itu tidak mau dan hendak ipaksa, aku membelanya dan kami ber-jrlahi melawan mereka!"

Kini Si Han Lin memutar tubuhnya ncnghadapi Kian Ki dan Cu Yin.

"Nah, sekarang aku sudah mendengar pengakuan mereka dan ternyata, se dugaanku, mereka berdua ini bersih dak bersalah apa pun dan kalau mer tidak bersalah, maka jelas kalian ber lah yang bersalah, hendak mera kemerdekaan orang dan bahkan he~ membunuh. Terpaksa aku harus m halangi niat jahat itu, Chou Kian Ki!"

Chou Kian Ki marah sekali. Dia " rasa ditantang oleh pemuda berpaka putih yang masih amat muda itu. T ketika dia menyerang dengan puku jarak jauh, pemuda itu terlempar j akan tetapi dapat melayang kembali sama sekali tidak terluka. Biarpun hal merupakan keanehan dan membuat menduga bahwa pemuda itu meru kan lawan yang tangguh, namun Kian tidak merasa gentar. Pemuda ini mem menjadi sombong bukan main, mengan gap diri sendiri tanpa tanding. Tak orang pun dapat mengalahkannya.

"Keparat, kalau begitu engkau sud bosan hidup!" Teriaknya dan dia mene jang dengan dahsyat, menggunakan ngan kosong yang dipenuhi penyalur

Kinng untuk menyerang Han Lin. Akan tetapi dengan tubuh ringan se-i Han Lin menghindarkan diri dengan »ij;kah Ajaib Jiauw-pouw-poan-sin. Ke-kakinya melangkah ke sana sini de-Jn aneh, akan tetapi hebatnya, semua Imlan dan tendangan Kian Ki yang i't dahsyat itu tidak ada yang mampu pnyentuh tubuhnya! Sementara itu, Hui Lan sudah me-nng Lai Cu Yin lagi, dibantu oleh U Cin. Mereka berdua menyerang gadis tnit yang mereka tahu kini menjadi f f k Chou Ban Heng itu dan mulai i desaknya lagi karena betapapun lihai-i, menghadapi dua orang itu Cu Yin rasa kewalahan juga. Kian Ki menjadi penasaran bukan Min setelah belasan jurus dia menyerang f ara bertubi-tubi, tak sebuah pun se-i pannya berhasil mengenai tubuh lajunya. Gerakan kedua kaki Han Lin i-mikian aneh akan tetapi langkah-lang-ih itu selalu seolah dapat mendahului inya serangannya sehingga pada saat ringan dia lakukan, lawannya telah bergerak menjauh sehingga selalu luput pukulan atau tendangannya.

"Hyaaaaattttt !!" Tiba-tiba Kian

memekik dan mengubah serangan. Tubuhnya berputar dan kedua lengan membuat gerakan pukulan aneh dari nan kiri dan angin pukulan yang b£ sing seperti angin puyuh menyambar ngan dahsyatnya.

"Aih !" Han Lin mengeluarkan

ruan karena kaget dan heran. Tentu dia mengenal baik serangan p ikulan ai puyuh itu karena itu adalah sebuah j dari ilmu silat Keluarga Kok yang j' dia pelajari dari gurunya. Thai Kek Si sktl Bagaimana mungkin Kian Ki da melakukan pukulan rahasia ini den demikian baiknya, padahal ilmu keturu Keluarga Kok ini dirahasiakan dan tid boleh diajarkan kepada seorang mur' Gurunya sendiri hampir dibunuh Th; Beng Siansu, susiok*couwnya (kakek ; man gurunya) karena menurunkan il .sirat Keluarga Kok kepadanya!

Keheranan menjadi-jadi ketika *. berhasil menghindarkan diri dari pukul

, Kian K i mendesak dan menyerangnya ..ra bertubi-tubi dan kini bersilat de |n ilmu silat Keluarga Kok itu!

"Wirrr duk-duk-takkk !!" Han Lin

paksa mengerahkan tenaga sinkangnya c menangkis karena mengandalkan u langkah ajaib tidak menjamin diri— V.< dapat terhindar dari pukulan-pukulan ku t ilmu silat Keluarga Kok itu.

Kini Kian Ki yang merasa heran. La-»nnya yang masih muda itu menangkis bngan gerakan ilmu silat yang sama »ogan yang dia mainkan dan ternyata \an Lin memiliki tenaga "Jemas" yang ' guh hebat. Pukulannya yang kuat itu lah benda keras dipukulkan kepada kr, amblas tanpa meninggalkan bekas a yang dipukul! Pada saat itu, Ang Hwa Niocu Lai. Yin juga terdesak hebat sekali oleh u Cin dan Hui Lan yang mengeroyok-ya. Tadinya ia masih mengharapkan lan Ki yang amat lihai akan dapat * galahkan lawannya dengan cepat hingga dapat membantunya menghadapi ia orang pengeroyoknya, maka ia masih bertahan dengan mati-matian. Akan tapi setelah lewat beberapa lama dan sudah mulai terdesak dengan hebat ketika ia melirik ia melihat betapa Ki sama sekali tidak mampu mend lawannya, bahkan lawan pemuda putih yang muda itu agaknya ma> mengimbanginya, Cu Yin menjadi gen dan panik. Tak mungkin ia dapat tahan lebih lama lagi karena pang lengan kirinya sudah disentuh ujung dang Hui Lan sehingga baju berikut dikit kulitnya robek dan berdarah, harus menyelamatkan diri! Tiba-tiba melompat jauh ke belakang, mengger kan tangan kirinya dan dua sinar me meluncur ke arah Hui Lan dan Liu C Itulah dua batang kembang merah pe hias rambut yang tadi disambitkan ke bal i oleh Han Lin. Hui Lan dan Liu terkejut, maklum akan bahayanya senja rahasia itu.

Mereka cepat memutar se jata untuk menangkis. Hui Lan yang membenci Kian rl melihat betapa Kian Ki masih bertandir melawan - Han Lin, cepat melompat

Irndak mengeroyok, diikuti Liu Cin. kkan tetapi Han Lin cepat berseru. 'Jangan mengeroyok!" Kian Ki kini sudah mencabut pedang-rya, akan tetapi tidak segera menyerang elainkan berseru lantang. "Majulah, alian pengecut-pengecut tak tahu malu. Aku tidak takut dikeroyok. Majulah!"

Liu Cin memegang lengan Hui Lan dan menggelengkan kepala, tanda mencegah gadis itu untuk mengeroyok. Se-I agai seorang pendekar yang berwatak I agah, mendengar tantangan Kian Ki itu i a merasa malu dan tidak mau maju i elakukan pengeroyokan. Akan tetapi Hui Lan menudingkan pedangnya ke muka Kian Ki. "Engkau sendiri yang pengecut tak tahu malu. Engkau tidak mampu mengalahkan Han Lin dengan tangan kosong, sekarang hendak r-.cry*i«»ng dia yang bertangan kosong dengan pedangmu!"

Kian Ki tampak ragu-ragu dan dia memandang kepada Han Lin dengan sinar mata penuh permohonan. "Lan-moi, engkau isteriku, marilah kita pulang dan di rumah nanti aku akan berlutut m ampun kepadamu. Marilah, Sayang Dia membujuk dengan suara bersunggi sungguh.

"Tidak sudi! Lebih baik aku ma daripada harus menjadi isteri seora jahanam busuk sepertimu!" kata Hui Lj dengan marah.

Kian Ki menghela napas panjang menyarungkan kembali pedangnya, mandang kepada Han Lin dan berka "Si Han Lin, temanku sudah pergi. A seorang diri dan engkau bertiga, ma tidak adil kalau kita melanjutkan per tandingan di sini! Kelak akan tiba saat nya aku menantangmu bertanding sat lawan satu sampai seorang di antara kit kalah dan tewas!"

Han Lin tersenyum. "Chou Kian Ki, aku tidak mempunyai permusuhan denganmu, akan tetapi aku akan selalu menentang semua perbuatanmu yang tidak adil dan tidak benar."

Kian Ki tidak menjawab, melainkan berkelebat pergi dengan gerakan yang cepat sekali. Han Lin memandang kagum

berkata lirih, seperti kepada diri ftttdiri. "Dia hebat ilmu silatnya lihai

kkali, dan dia itu sungguh amat men- ir tamu, Hui Lan "

"Han Lm, engkau tidak tahu! Jahanam i merayuku hanya dengan maksud untuk birnarikku agar aku mau mendukung ren-t.ina jahat ayahnya!" kata Hui Lan, ten-p

"Hui Lan, semua ini membingungkan. Dia mengaku bahwa engkau isterinya dan dari sikap dan suaranya, aku percaya bahwa dia sungguh mencintaimu. Benarkah engkau isterinya dan apa yang telah terjadi sehingga engkau meninggalkan-ya?"

"Aku bukan isterinya. Memang kami telah ditunangkan oleh orang tua kami.

Aku tidak dapat menolak kehendak ora tuaku dan tadinya aku mengira dia or baik- baik maka aku menerima menja tunangannya. Akan tetapi kemudian a" mengetahui rahasia busuk mereka. 3e derai Chou hendak memberontak d' mendirikan atau membangun kemba Kerajaan Chou dengan dia yang kcl menjadi kaisarnya. Dia berusaha mengu pulkan orang-orang yang memiliki ilmi silat tinggi untuk melaksanakan lencana nya yang jahat, yaitu menyingkirkan ar kalau perlu membunuh para pejabat ting gi yang setia kepada Kaisar Sung Tha Cu agar Kerajaan Sung menjadi lemah Setelah itu baru dia akan mengerahka para sekutunya untuk memberontak da merampas tahta kerajaan. Aku menentangnya dan mereka semua mulai curiga dan membenciku, maka aku lalu melarikan diri dari sana."

Posting Komentar