"Hemmm, engkau mau apa?" ben Kian Ki semakin marah kepada Liu karena memang dia merasa cem' melihat pemuda itu bersama tunangan
"Chou Kian Ki, engkau tidak memaksanya."
"Peduli apa kamu! Jangan menca puri urusan rumah tangga orang. Hui adalah isteriku, apa sangkutannya nganmu?" bentak Kian Ki.
"Cin-ko, jangan ikut campur. Ini kan urusanmu." kata Ang Hwa Niocu Cu Yin sambil tersenyum mengejek.
"Di mana saja, kapan saja, terj kejahatan, penindasan, dan kesewena wenangan, itu adalah urusanku! Ti peduli siapapun pelaku kejahatan i pasti kutentang!"
"Keparat kurang ajar! Liu Cin, wanita adalah isteriku, apakah engkau hendak i
^halangi aku membawa pulang isteri-Pendekar macam apa engkau ini itg hendak mencampuri pertikaian an-i suami isteri?"
"Chou Kian Ki, biarpun engkau meng- "Keparat busuk! Yin-moi, kau hajar bocah kurang ajar ini, biar aku tangkap Hulu isteriku!" kata Kian Ki dan cepat Bla menubruk ke arah Hui Lan dengan » rangan totokan untuk merobohkan dan 'menangkap gadis itu. Namun Hui Lan iM-pat melompat ke kiri dan mengamuk ' "Henimm, Lai Cu Yin. Sekarang aktm mengerti bahwa engkau adalah seekoJ srigala berbulu ayam' Sekarang aku ter-| ingat akan cerita orang-orang dusun ten-l tang siluman rase itu. Sudah pasti eng-l kaulah siluman rase itu!" Mendengar ini, marahlah Ang Hwa| Niocu Lai Cu Yin. Biarpun ia tidak mencinta Liu Cin, tidak mungkin gadis yang membenci laki-laki ini dapat jatuh cinta, k "Trang.,...!" Liu Cin sudah siap siaga, tua tadi sudah mengeluarkan sepasang tongkatnya yang terselip di buntalan I akaian lalu menangkis pedang Cu Yin n sekaligus balas menyerang dengan tongkat ke dua. "Cring-tranggg !" Kembali pedang bertemu tongkat ketika Cu Yin menangkis. Mereka segera bertanding dengan hebat. Sementara itu, Hui Lan masih terus mengamuk dan menyerang Kian Ki de-rgan penuh kebencian. Pedangnya ber-ibah menjadi sinar kehijauan, akan tetapi kini Kian Ki juga mengeluarkan pedangnya yang bersinar hitam. Pedangnya adalah sebatang pedang mustika yang bernama Hek-kang-kiam (Pedang Baja Hitam) yang amat kuat. Akan tetapi, dia menggunakan pedangnya hanya untuk r lindungi dirinya, untuk menangkisi pe " Hui Lan. Dia sendiri membalas den totokan-totokan tangan kirinya un merobohkan Hui Lan. Akan tetapi karena sinkang (ten^ sakti) yang dikuasai Kian Ki jauh lel kuat daripada Hui Lan, ketika pedi hitam itu menangkis pedang hijau, set' kali kedua pedang bertemu Hui Lan r rasa betapa lengannya tergetar hebat d lama kelamaan lengan kanannya semak lemah kehilangan tenaga. Lewat seki tiga puluh jurus, akhirnya jari tangan k' Kian Ki berhasil menotok jalan darah pundak Hui Lan dan gadis itu terkul roboh akan tetapi pedang Ceng-hwa-kia masih tetap dipegangnya. Ia tidak marr bangkit kembali karena tubuhnya menja lemas dan seperti lumpuh! Yakin bahwa Hui Lan tidak mungki dapat melarikan diri, .Kian Ki melompa dan membantu Cu Yin yang masih ber tanding seru melawan Liu Cin. Menghadapi Cu Yin saja Liu Cin s dah merasa repot untuk dapat mengala nnya, apalagi kini Kian Ki maju mem- tu gadis itu. Liu Cin melawan mati-tian, akan tetapi tiba-tiba sebuah iur merah kecil menyambar dan me-ruai pundak kanannya. Seketika pundak i lengan kanannya lumpuh, pegangan la tongkat kanannya terlepas dan se-i ih tendangan yang menyusul dari kaki i.m Ki mengenai pahanya. Liu Cin ter-i par dan roboh. "Bunuh keparat itu, Yin-moi!" kata n Ki yang hendak menghampiri Hui iin sedangkan Cu Yin menghampiri Liu . Akan tetapi pada saat itu, tiba-Iba terdengar bunyi lengking nyaring iri dari atas menyambar seekor burung ijawali besar. Dengan kecepatan kilat ll-urung rajawali itu menyambar ke arah I pala Cu Yin yang menjadi terkejut dan < pat melempar diri ke bawah lalu ber-I lingan agar terlepas dari ancaman ktdua cakar burung. Burung rajawali itu kini menyambar ke arah Kian Ki, namun Kian Ki sudah melompat mundur dan mbaran itu luput. Burung rajawali terus iaja mengamuk, menyerang dua orang itu bergantian. Sementara itu, seorang pemuda pakaian serba putih sederhana, pem yang bukan lain adalah Sin-*iauw hiong (Pendekar Rajawali Sakti) Si Lin, muncul dan cepat dia mengham Hui Lan dan sekali tangannya berge ke arah punggung dan pundak gadis I Hui Lan terbebas dari totokan. Gadis memandang dan ia teringat akan pem aneh pemilik rajawali yang dulu per menolongnya dan menyelamatkannya % pengeroyokan orang-orang jahat. A tetapi Han Lin hanya tersenyum kepa nya lalu cepat Han Lin melompat arah Liu Cin. la memeriksa keadaan Cin yang terkena senjata rahasia A hwa-piauw (Piauw Bunga Merah) ya tadi dilepas Cu Yin. Han Lin meno" dan mengurut pundak kanan Liu C membubuhkan obat gosok pada luka k di pundak setelah mencabut Piauw Bun Merah yang menancap di situ. Seketi Liu Cin dapat bergerak kembali kar pundak dan lengan kanannya tidak lumpuh. "Terima kasih, sobat!" kata Liu Cin «i cepat dia melompat untuk menyam-f tongkat kanannya yang tadi terlepas i tangannya. "Wuuuttttt desss !" Pukulan jarak jauh tangan kiri Kian Ki menyepi pet tubuh rajawali akan tetapi cukup lut untuk membuat rajawali terpental beberapa puluh helai bulunya rontok, lihat ini, Han Lin berseru kepada Itrung rajawali. "Tiauw-ko, mundur!" Burung itu mengeluarkan bunyi dan segera terbang fli njauhkan diri. Kini Kian Ki menjadi rah sekali kepada Han Lin yang sudah i' cnggagalkan dia membunuh Liu Cin dan (t«'i!tu saja akan menghalangi kehendak-ya. Dan bocah berpakaian putih yang memiliki burung rajawali itu masih tampak begitu muda! "Bocah lancang, mampuslah!!" Kian Ki Jierseru nyaring, melompat ke depan dan etelah berhadapan dalam jarak satu t mbak dari Han Lin, dia merendahkan diri, menyimpan pedangnya lalu mendorong dengan kedua tangan terbuka kearah Han Lin sambil mengerahkan selu tenaga saktinya. Tenaga sakti Kian kuat luar biasa setelah dia dibanjiri naga sakti dari mendiang Thian Siansu, juga menyedot sebagian te sakti dari Hongsan Siansu, Im-yang T dan Kwan In Su. Maka begitu dia m dorongkan kedua tangannya, hawa pur an seperti angin badai melanda Han L Pemuda ini. sudah menduga akan ked syatan tenaga lawan, maka dia pun r nyambutnya dengan tenaga ler as unt melindungi dirinya. "Wuuuttitt desssss !" Bagaik sehelai daun kering tertiup angin kc cang, tubuh Han Lin terlempar jauh | belakang. Akan tetapi tubuh itu tid terbanting jatuh, melainkan melayang d membuat putaran melangkah kembali tempat tadi, di depan Kian Ki dan berdiri sambil tersenyum, jelas sam sekali tidak menderita 'apalagi terluk Kian K i memandang dengan mata ter belalak. Tidak mungkin ini, pikirny Tadi dia memukul dahsyat sekali, me ngerahkan seluruh sinkangnya. Akan tetapi bocah itu hanya terlempar dan m layang kembali, bahkan sedikit pun ti terlukai "Siapa kau bocah lancang berani m campuri urusan orang lain!" bentakny karena di samping kemarahannya, d' juga heran dan ingin sekali mengetah siapa gerangan pemuda yang kelihata masih remaja ini. Si Kan Lin tersenyum dan dia pu mengamati pemuda gagah berpakaia mewah ini. "Wah, sobat, puku anmu tadi hebat sekali, sayang dipergunakan dengan kejam untuk membunuh orang. Kau ingin tahu namaku? Aku Si Han Lin, dan engkau siapa sih, begini galak hendak membunuhi orang?" "Aku Chou Kian Ki, putera Jenderal Chou, Penasehat Angkatan Perang Kerajaan! Gadis itu adalah isteriku yang minggat bersama laki-laki itu, maka aku hendak mengambil isteriku kembali dan membunuh laki-laki jahanam itu!" Dia menuding ke arah Hui Lan dan Liu Cin yang kini sudah mengeroyok Ang Hwa Niocu Lai Cu Yin yang tampak kerepot- *n menghadapi pengeroyokan dua orang ku. Mendengar keterangan Chou Kian Ki ni, Han Lin terkejut. Bukan terkejut mendengar pemuda gagah itu putera \eorang jenderal yang berpangkat tinggi, i elainkan terkejut mendengar bahwa Ong Hui Lan yang pernah dikenalnya itu ternyata isteri Chou Kian Ki yang ming- at dan melarikan diri bersama pemuda yang terluka pundaknya tadi. Dia tidak boleh gegabah, harus mengetahui benar duduknya perkara jangan sampai dia malah membela orang-orang yang jahat dan bersalah. Maka dia lalu melompat- ke tengah antara tiga orang yang sedang berkelahi itu sambil berseru, 'Tahan dulu !" Melihat, pemuda yang tadi menolong mereka, Liu Cin dan Hui Lan biarpun sudah mendesak Lai Cu Yin, segera melompat ke belakang n ei tunda serangan mereka. Sebaliknya, Cu Yin yang tadi melihat betapa Han Lin menolong Hui Lan dan Liu Cin, cepat menyerang pemuda itu dengan sambitan dua Ang-hwa-piauw ke arah sepasang mata Han Lin. Sambitan itu dilakukan dari jarak dek hanya sekitar tiga tombak! Dua si merah itu meluncur cepat sekali karena yang diserang itu mata, bag1 tubuh paling lemah, maka tentu saja i merupakan serangan yang amat berbahay Tentu saja Hui Lan dan Liu Cin menja terkejut sekali dan marah melihat C Yin menyerang orang yang hanya melee mereka dengan cara demikian curangnya Akan tetapi dengan tenang saja H Lin menggerakkan tangan kirinya.