Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat Chapter 65

CSI

"Waktu kau datang kemari, apakah dia sudah sampai dirumahmu ?" tanya Giok-yau.

Mendengar Cin Liong-hwi sebagai sahabat karib Ling Tiat-wi, Lu-hujin menjadi kurang senang, serta melihat orang berlaku hormat dan tahu sopan santun, lambat laun ia menjadi ketarik juga. Katanya tertawa : "Giok-ji, seharusnya kau tanyakan dulu perihal ayahmu."

Giok-yau seperti sadar, serunya, "Benar, Cin toako, apakah ayahku sudah sampai di-rumah keluarga Ling belum ? Kira-kira dua bulan yang lalu dia sudah berangkat. Kabarnya kedua keluarga kalian tinggal dalam satu kampung, tentu kau tahu, bukan ?"

Cin Liong hwi pandang Lu Giok yau sebentar, dalam hati membatin : "Kiranya Suhu memang tidak ngapusi aku, nona Lu ini benar-benar secantik bidadari dari kahyangan. Baik, akan kucari akal untuk bergaul lebih dekat lagi dengan dia." dalam batin berpikir mulutnya lantas menyahut, "Justru sekarang aku diutus oleh ayah kemari untuk memberi kabar tentang ayahmu. Secara tidak terduga ayahmu telah terluka ditengah jalan saat ini masih merawat luka-lukanya dirumah keluarga Ling."

"Siapakah orangnya yang telah melukainya ?" tanya ibu dan anak bersama.

"Seorang aneh yang tidak diketahui namanya," sahut Cin Liong-hwi. Sudah tentu dia tidak berani menceritakan keadaan peristiwa yang sesungguhnya, dia hanya menceritakan pengalaman Lu Tang wan malam itu. Lu-hujin juga seorang persilatan mendengar ceritanya itu, iapun maklum akan kebenaran ceritanya itu.

Lu-hujin menghela napas lega, ujarnya, "Terima kasih akan bantuan ayahmu membantu dia mengobati luka-lukanya, sekarang sudah sembuh?"

"Sudah banyak baikan, tapi paling tidak harus istirahat satu dua bulan lagi," jawab Cin Liong hwi. "Maka ayah mengutus Siauwtit kemari untuk memberi kabar, harap Pekbo suka mengirim seorang kembali bersama aku untuk menjemputnya pulang. Soalnya ayah dan paman Ling tidak leluasa berkelana di-kalangan kangouw, kepandaian Siautit sendiri kurang becus seorang diri kuatir kurang kuat untuk melindunginya pulang."

Sebetulnya luka-luka Lu Tang wan sudah sembuh tujuh delapan bagian, dia mampu pulang sendiri. Cin Liong-hwi sengaja menggambarkan penyakit Lu Tang wan sedemikian berat dan memerlukan orang menjaga dan mengantarkan pulang tujuannya memang untuk mendekati dan bergaul lebih akrap dengan Lu Giok yau. Menurut jalan pikirannya Lu-hujin perlu menjaga dan mengatur rumah tangga, orang yang perlu diutus satu-satunya hanyalah putrinya sendiri.

Betul juga lantas terdengar Lu-hujin berkata, "Yau ji, bersama Piauko besok kau ikut Ci siheng menyambut pulang ayahmu."

Cin Liong hwi rada kecewa namun hatinya cukup terhibur juga, pikirannya, "Menurut kata Suhu kepandaian silat dan kecerdikan otak bocah ini jauh tidak memadai dibanding aku. Namun dengan adanya nona Lu dalam perjalanan ini, kenapa aku kuatir bocah ini berani menjadi batu penghalang bagi rencanaku?"

Kata Lu Giok yau, "kemana aku tidak dengar kau menyinggung diri Tiat-wi, apakah dia belum pulang kerumah ?"

Cin Liong hwi mengunjuk lagak serba sulit bicara, katanya terpaksa, "Ling suheng telah mengalami suatu kejadian yang benar benar diluar dugaanku. Ini ... ini ."

"Aku anggap Tiat-wi sebagai keponakanku sendiri, tiada kalangannya kau tuturkan kepada kami." demikian ujar Lu hujin. "Tapi bila ayahmu dan paman Lingmu melarang kau bicara, akupun tidak enak memaksa !"

Cin Liong-hwi menghela napas rawan, ujarnya, "Waktu aku kemari paman Ling memang ada berpesan supaya aku tutup mulut. Katanya kejelasan rumah tangga sendiri jangan dibeber keluar. Tapi Pekbo adalah orang sendiri bila akan menutupi rahasia ini rasanya kurang enak malah."

Lu Giok yau terperanjat, tanyanya, "Kejelekan rumah tangga apa ?"

"Ling-suheng kepincut oleh paras cantik, menurut kabar yang diperoleh katanya dia bergaul erat dan keluntang keluntung dengan seorang perempuan siluman yang bernama In-tiong-yan."

"Apakah benar kejadian itu ?" tanya Lu Giok yau menegas.

"Piau-moay," jengek Khu Tay seng dingin, "kali ini kau mau percaya."

Melihat mereka tidak begitu kaget akan heran, Cin Liong hwi lantas meneruskan obrolannya. "Ha, jadi kalian sudah tahu akan berita ini. Jadi siapakah sebenarnya In tiong-yan itu tentu kalian sudah tahu ?"

"Aku hanya tahu bahwa Ling Tiat wi memang benar berada dirumah keluarga Lou di Yo ka-thong bersama siluman perempuan In-tiong-yan itu. Soal asal usulnya aku masih belum jelas," demikian jawab Khu Tay-seng.

Lagi lagi Cin Liong-hwi menghela napas meneruskan sandiwaranya, katanya pelan pelan, "Siluman perempuan yang punya julukan In-tiong-yan ini sebenarnya adalah tuan putri Tartar Mongol !"

Keterangannya ini kontan membuat Lu Giok yau berjingkrak kaget, teriaknya tak tertahan lagi; "Apa, Ling toako kepincut oleh tuan putri bangsa Mongol?"

"Justru hal inilah yang dianggap sebagai kejelekan rumah tangganya oleh paman Ling!" demikian tutur Cin Liong-hwi pula.

Lu Giok-yau geleng-geleng kepala, katanya, "Kejadian ini betapapun aku tidak mau percaya.''

Lu hujin berkata tawar, "Tahu anak hanyalah ayahnya. Ayah Ling Tiat hwi sendiri percaya akan peristiwa ini, kenapa kau masih mau membela dia?"

"Cin-toako,'' ujar Lu Giok-yau tidak mau terima, ''darimana kau peroleh berita ini?"

"Aku punya seorang paman terdekat yaitu simaling sakti nomor satu diseluruh jagat yang terkenal itu, beliau bernama Sip It-sian. Dialah yang membawa berita ini. Beliau pernah menyelidiki sendiri di yo ka thong, dengan perempuan siluman itu.'' Sejenak ia merandek mengunjuk rasa sayang dan gegetun lalu melanjutkan, "Sudah tentu aku sendiri mengharap berita ini tidak benar. Untung Yo-ka thong itu kotanya tidak terlalu juga letaknya; dari sini kalian mengutus seseorang untuk menyirapi kesana.''

Bicara sampai disini kebetulan pembantu tua yang diutus keluar tadi sudah kembali membawa Siau seng-cu yang dicari itu.

Kata Lu hujin, "Tidak perlu jauh-jauh kesana lagi, Siau seng cu ini menjadi pengawal kontrak dirumah Lou Jin-cin, marilah kita mencari tahu lebih jelas dari keterangannya."

Setelah masuk keruang tamu, dengan laku ketakutan dan tergopoh-gopoh Siau-seng cu berlutut kepada Lu hujin, serunya, "Apakah Hujin memanggilku untuk minta keterangan soal Ling siangkong? Apa yang aku tahu sudah kututurkan semua kepada Khu siauya. Besok pagi aku harus segera pulang kerumah keluarga Lou, harap Hujin suka memakluminya.''

"O, jadi kau takut diketahui oleh Lou Jin-cin bahwa kau telah membocorkan rahasianya?" tanya Lu-hujin.

Kata Sian-seng cu, "Meskipun aku belum pernah melihat dia membunuh orang dengan tangannya sendiri, menurut cerita seorang kawan, majikan kami itu ternyata cukup kejam dan telegas, membunuh orang tanpa mata berkedip, tampangnya memang kereng dan menakutkan. Setiap kali melihat tampangnya jantungnya pasti berdebar takut."

"Siau seng-cu," ujar Lu hujin, "apakah kau mau menjadi pengawal kontrak dirumah keluarga Lou selama hidupmu?"

"Siapa yang rela menjadi kuli kontrak seumur hidup. Soalnya keluargaku miskin, kalau tidak mau bagaimana keluargaku masih hidup.''

"Bagus, kau tunggu sebentar," seru Hujin lalu ia mau masuk kekamarnya dan keluar lagi membawa sebuntal uang perak, katanya lagi, "Disini terbungkus seratus tail uang perak, cukup untuk modal dagang kecil-kecilan."

Siau-seng cu terkejut, katanya, "Hujin apa maksudmu ini? Sedikitpun Siau-jin tidak pernah membuat pahala atau jasa betapapun tidak berani terima hadiah besar ini."

"Kau boleh terima uang ini dan pergi jauh jangan pulang lagi," kata Lu hujin, "pergilah kedaerah lain untuk berdagang, dengan kurang seorang pegawai macam kau, Lou Jin-cin tidak akan mengusut lebih lanjut. Sekarang kau boleh ceritakan sejelasnya keadaan Ling siangkong waktu berada dirumah gedung Lou Jin cin bukan?"

"Benar," sela Khu Tay-seng, "kau tiada punya orang tua lagi, saudaramu hanya seorang adik perempuan, dengan adikmu kan bisa pergi jauh dan menghilang, apa pula yang kau kuatirkan dan berati disini?"

Kata Siau-seng cu, ''Begitu baik dan prihatin Hujin terhadap Siaujin, seumpama aku harus ketimpa bencana apapun aku harus membuka mulut sekarang. Harap Hujin tidak salahkan hamba terlalu cerewet. Menurut apa yang kutahu, mungkin Ling-siangkong itu bukan seorang baik."

Bertaut alis Lu Giok-yau, tanyanya kurang senang, "Darimana kau tahu?"

"Siau seng cu," ujar Lu hujin, "kau tidak usah takut atau kuatir, bicara saja sejelasnya."

Posting Komentar