Perempuan muda itu ternyata adalah istrinya laki laki muda yang mengajak Tio Tiang Cun lari, dan laki laki muda itu kemudian perkenalkan namanya sebagai Goei San Hok.
Tio Tiang Cun memberi hormat dan mengucap terima kasih, setelah itu dia perkenalkan namanya dan menanyakan, kalau-kalau Goei San Hok mengetahui gerombolan yang secara tiba-tiba telah mengepung tadi.
Sebelum menjawab pertanyaan tamunya, maka secara meneliti Goei San Hok mengawasi Tio Tiang Cun, setelah itu baru dia berkata :
"Sebelum aku menjawab pertanyaan Tio hiantee, ingin aku menanya apa sebab kau bermusuhan dengan mereka ..
?" "Bermusuhan dengan mereka? aku bahkan tidak kenal dengan mereka,” sahut Tio Tiang Cun yang sesungguhnya merasa tidak mengerti.
"Hmm, apakah Tio hiantee melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka marah..?" masih Goei San Hok menanya lagi. "Aku sedang duduk makan, secara tiba-tiba masuk empat orang laki-laki, dan salah seorang dari mereka terkait kakinya dengan kaki meja; lalu dia memukul aku tanpa mengucap sesuatu ..."
"Terkait kaki meja atau memang sengaja dia melakukannya ...?" Goei San Hok menanya lagi; ingin memperoleh ketegasan.
"Aku yakin dia lakukan dengan sengaja....” sahut Tio Tiang Cun.
"Nah, kalau begitu mereka sengaja mencari jalan hendak membikin keributan dengan hiantee; dan rupanya mereka menerima perintah demikian, sebab hiantee ..."
“Aku kenapa ...?” tanya Tio Tiang Cun karena melihat Goei San Hok ragu-ragu meneruskan perkataannya.
“Karena agaknya hiantee telah melakukan sesuatu, atau hiantee memang merupakan musuh lama dari atasan mereka ..."
“Musuh lama? siapakah nama atasan mereka ... ?" tanya Tio Tiang Cun yang semakin jadi tambah tidak mengerti.
Sekali lagi Goei San Hok mengawasi bagaikan meneliti tamunya, setelah itu baru dia berkata:
"Namanya Goei Han Seng ..."
"Goei Han Seng ? Aku tidak kenal dengan nama itu , .." sahut Tio Tiang Cun sambil dia berpikir, lalu dia menambahkan perkataannya : "..sebaliknya aku kenal dengan seorang pemuda yang bernama Goei Han Siang.."
Mendengar perkataan itu, maka Goei San Hok yang kelihatan terkejut; dan cepat-cepat dia berkata ;
"Dimana dan sejak kapan hiantee kenal dengan Goei Han Siang .. ?"
Didalam hati Tio Tiang Cun merasa heran karena melihat Goei San Hok terkejut waktu dia menyebutkan nama Goei Han Siang, lalu secara tiba-tiba dia teringat baik orang yang sedang berhadapan dengan dia (Goei San Hok), maupun 'orang atasan' yang katanya memusuhi dia (Goei Han Seng), dan bahkan Goei Han Siang; mereka semua terjadi dari marga Goei !
Oleh karena teringat dengan hal itu, maka Tio Tiang Cun berlaku hati-hati; dan dia berkata dengan suara yang terdengar tenang:
"Baru kemarin aku bertemu dan berkenalan dengan Goei Han Siang ..."
"Dimana .. ?" tanya Goei San Hok bagaikan tak sabar. "Dekat rumah keluarga Lie Kong Cin. ”
"Almarhum ...." tambah Goei San Hok sambil dia menarik napas lega.
Tio Tiang Cun ingin mengajukan pertanyaan, namun dia menunda karena kedatangan istrinya Goei San Hok yang membawakan minum.
Pada waktu Goei sie ( istrinya Goei San Hok ) menempatkan mangkok arak dekat Tio Tiang Cun, secara tidak disengaja mangkok arak itu terjatuh dan membasahi bagian pundak pemuda itu. Dalam kaget atau gugup, Goei sie membersihkan pakaian pemuda itu memakai saputangan yang dia pegang.
Tepat pada saat itu, terdengar bunyi suara yang tidak wajar dari bagian luar rumahnya Goei San Hok, membikin Goei San Hok lompat membuka pintu dan keluar; disusul oleh Tio Tiang Cun, sehingga keduanya sempat melihat adanya sesuatu bayangan hitam yang lari kearah sebelah barat.
Segera Tio Tiang Cun mengajar bayangan hitam itu, sedangkan Goei San Hok tidak ikut mengejar; mungkin karena dia khawatir terperangkap dengan pihak musuh yang datang lebih dari satu orang.
Bayangan hitam yang dikejar oleh Tio Tiang Cun itu terus lari dengan pesatnya, membikin Tio Tiang Cun terus melakukan pengejaran karena dia merasa penasaran.
Meskipun mereka terpisah cukup jauh, namun Tio Tiang Cun dapat melihat rambut panjang yang lepas terurai dibagian belakang tubuh bayangan hitam itu, sehingga pemuda ini merasa yakin bahwa yang dikejarnya itu adalah seorang perempuan.
Bayangan hitam itu lari terus dan mendaki gunung Tong kiong san, dan Tio Tiang Cun kehilangan orang yang dikejarnya, karena gelapnya keadaan disekitar tempat itu, serta banyaknya jalan semak-semak yang belukar. Tio Tiang Cun terus mencari bayangan hitam itu, sampai dia tiba digubuknya Goei Han Siang; namun gubuk itu kelihatan tetap gelap. Pintunya tetap terbentang rusak dan tiada seseorang yang ditemui ditempat itu.
Terpaksa Tio Tiang Cun kembali dengan hampa, dan dia berlari-lari menuju kerumah Goei San Hok; karena dia masih perlu untuk menanyakan sesuatu untuk dapat dia memecahkan tabir rahasia berbagai peristiwa yang sedang dia hadapi.
Akan tetapi, waktu Tio Tiang Cun tiba di depan rumah Goei San Hok, suatu firasat tidak enak terasa oleh pemuda ini, sehingga dengan langkah kaki berhati-hati dia memasuki rumah itu yang pintunya terbuka, serta meja kursi yang terbalik menandakan telah terjadi sesuatu keributan; sampai akhirnya Tio Tiang Cun menyaksikan bekas-bekas penyembelihan yang terjadi ditempat itu !
Mayat Goei San Hok ditemukan oleh Tio Tiang Cun dengan perut robek dan kepala remuk, sedangkan mayat Goei-sie juga dengan perut robek bagaikan dibedah, dan tubuh perempuan itu dalam keadaan telanjang bulat, sehingga Tio Tiang Cun merasa yakin bahwa Goei sie sudah diperkosa sebelum dia dibunuh !