Pendekar Bunga Cinta Chapter 60

NIC

Pemuda Goei Han Siang tidak langsung menjawab pertanyaan Tio Tiang Cun. Sejenak dia mengawasi tamunya, setelah itu baru dia berkata :

"Agaknya sumoay juga telah melakukan perlawanan, dia masih memegang pedang waktu aku menemukan mayatnya

.. ,"

"Dimana hiantee berada waktu peristiwa pembunuhan itu terjadi ... ?"

"Aku diperintah oleh suhu ke kota Tong kiong shia, waktu aku kembali, mereka semua sudah binasa ..." sahut Goei Han Siang sambil dia menunduk.

Sejenak Tio Tiang Cun tidak mengucapkan sesuatu perkataan, sementara pemuda Goei Han Siang kemudian mengawasi lagi tamunya yang kelihatan seperti sedang berpikir.

“Dimana mereka dimakamkan...?" akhirnya tanya Tio Tiang Cun; dan pemuda Goei Han Siang kemudian mengajak tamunya mengunjungi tempat makam Lie Kong Cin bertiga; yang memang tidak terlalu jauh terpisah dari gubuknya Goei Han Siang, diatas gunung Tong-kiong san.

Tio Tiang Cun berdiri mengawasi ketiga makam yang baru selesai dibikin itu. Dia mengheningkan cipta sambil memikirkan, entah perbuatan siapa gerangan yang telah membinasakan kekasihnya berikut kedua orang tuanya. Didalam hati dia bersumpah dihadapan makam kekasihnya, bahwa dia akan melakukan balas dendam kekasihnya.

Setelah berpisah dari Goei Han Siang maka Tio Tiang Cun segera mencari sebuah rumah penginapan didusun Tong-kiong tin.

Dalam peristiwa pembunuhan kekasihnya berikut kedua orang tuanya itu, Tio Tiang Cun condong pada hatinya yang mencurigai pemuda Goei Han siang; dari itu dia tidak mengatakan akan bermalam di dusun Tong kiong tin pada waktu dia berpisah dari pemuda yang mengaku menjadi muridnya Lie Kong Cin itu.

Malam harinya Tio Tiang Cun tidur gelisah didalam kamarnya. Dia bermimpi buruk merasa kedatangan kekasihnya dengan tubuh yang penuh berlumuran darah.

Disaat Tio Tiang Cun tersadar dari mimpinya yang buruk itu, mendadak telinganya mendengar bunyi suara yang tidak wajar di atas genteng kamarnya.

Dengan meringankan tubuh, Tio Tiang Cun mendekati daun jendela kamar yang lalu dia buka. Setelah itu dengan gerak yang ringan dia melesat keluar kamar, dilain saat dia sudah berdiri diatas genteng, dengan pedang siap ditangannya.

Diatas genteng itu, dia tidak akan bisa menemui adanya seseorang: akan tetapi jauh disebelah barat, dilihatnya ada sesuatu bayangan hitam yang sedang melarikan diri, sehingga tanpa membuang waktu Tio Tiang Cun melakukan pengejaran. Bayangan hitam itu lari dengan amat pesatnya, dan Tio Tiang Cun sudah ditinggalkan cukup jauh, sehingga tak mungkin dia mengejar. Namun demikian pemuda itu bisa melihat bayangan hitam lari ke arah gunung Tong kiong san, untuk kemudian mendaki gunung itu.

(“pasti dia.....!") pikir pemuda Tio Tiang Cun didalam hati, karena segera dia menduga bayangan hitam itu adalah Goei Han Siang.

Ditempat yang belukar diatas gunung Tong kiong san itu, Tio Tiang Cun kehilangan bayangan hitam yang dikejarnya, akan tetapi dengan senyum mengejek pemuda itu meneruskan langkah kakinya untuk dia mendatangi gubuknya Goei Han Siang.

Gubuk tempat tinggalnya Goei Han Siang kelihatan gelap tiada sedikitpun adanya alat penerangan. Dalam keadaan gelap seperti itu, biasanya tidak mungkin akan ada seseorang didalam gubuk itu; akan tetapi Tio Tiang Cun merasa yakin bahwa Goei Han Siang pasti umpatkan diri didalam gubuknya.

Dengan hati geram Tio Tiang Cun mendekati pintu gubuk itu, pedangnya tetap dipegang ditangannya; lalu secara tiba-tiba dia menendang membuat pintu gubuk itu terbuka dengan perdengarkan bunyi yang ribut.

Akan tetapi, bagian dalam gubuk itu tetap gelap dan tiada seseorang yang dilihatnya.

Sudah tentu Tio Tiang Cun tidak mau sembarang memasuki gubuk yang amat gelap itu. Oleh karenanya dia lompat naik keatas sebuah pohon didekat gubuk itu, untuk dia umpatkan diri sambil menunggu perkembangan.

Lebih dari sejam lamanya Tio Tiang Cun terdiam diatas pohon itu, namun tetap tak ada seseorang yang dilihatnya; bahkan tak ada bunyi suara yang menandakan didalam gubuk itu terdapat seseorang.

Oleh karena merasa sia-sia menunggu, maka Tio Tiang Cun kembali ke tempat penginapan, dan dia memutuskan akan mendatangi Goei Han Siang esok harinya.

Tetapi, waktu Tio Tiang Cun tiba didalam kamarnya, dia menjadi sangat terkejut sebab kamarnya telah didatangi seseorang; dan seseorang itu telah meninggalkan sepucuk surat singkat, ditusuk dengan sebatang pisau belati yang membenam diatas meja :

"Hati hati, kau menghadapi musuh kuat..!" demikian isi surat itu, yang tidak diterangkan nama pengirimnya.

Dengan hati gusar dan penasaran, Tio Tiang Cun menyimpan belati dan surat itu didalam kantong bajunya. Dia yakin bahwa dia sedang diancam oleh Goei Han Siang, supaya dia jangan melakukan penyelidikan mengenai peristiwa pembunuhan terhadap Lie Kong Cin sekeluarganya.

Esok paginya Tio Tiang Cun mendekati gunung Tong kiong san, akan tetapi sengaja dia tidak langsung mendekati gubuk Goei Han Siang, sebaliknya dia menyambangi makam kekasihnya.

Diluar dugaan, dia menjadi terkejut karena menemui seseorang yang sedang berlutut didekat makam kekasihnya, dan orang itu justeru adalah Goei Han Siang!

(“Haaaa ! agaknya dia mencintai Lie moy, akan tetapi cintanya ditolak oleh Lie moy dan terjadi pertikaian antara mereka ...”) pikir Tio Tiang Cun didalam hati. Akan tetapi sanggupkah Goei Han Siang mengalahkan Lie Kong Cin berdua puterinya ? Maka terpikir pula oleh Tio Tiang Cun bahwa Goei Han Siang pasti telah memakai akal muslihat, atau mungkin mendapat bantuan seseorang atau sekelompok orang-orang.

"Tadi malam aku datang ketempatmu …” tiba-tiba Tio Tiang Cun bersuara menyapa setelah dia berdiri disebelah belakang Goei Han Siang yang masih berlutut dekat makam Lie Sian Nio.

Sudah tentu pemuda Goei Han Siang menjadi sangat terkejut karena mendengar suara itu, akan tetapi wajah mukanya tidak terlihat oleh Tio Tiang Cun; oleh karena dia sedang berlutut membelakangi Tio Tiang Cun yang menyapa.

“Aku tahu..." akhirnya Goei Han Siang menyahut; akan tetapi dia tetap berlutut dan membelakangi Tio Tiang Cun.

"Bagaimana kau mengetahui ..." sengaja Tio Tiang Cun menanya.

"Aku datang ketempat kau menginap, lalu aku melihat kau mengejar seseorang yang lari kearah gunung Tong- kiong san ..." sahut Goei Han Siang namun masih tetap dia berlutut menghadapi makam Lie Sian Nio.

"Dari mana kau mengetahui tempat aku menginap ?”

masih Tio Tiang Cun menanya lagi. "Secara tidak disengaja "

"Bohong ! kau bukan sengaja telah membayangi aku !"

kata Tio Tiang Cun dengan nada suara marah.

"Apa perlunya aku mengikuti kau ...?" ganti Goei Han Siang yang menanya, akan tetapi tetap sambil dia berlutut ditempatnya.

"Sebab kau takut aku melakukan penyelidikan dan mengetahui rahasia perbuatanmu !'' "Maksud kau ...?" perlahan suara Goei Han Siang yang menanya lagi.

"Kau yang melakukan pembunuhan terhadap Lie susiok sekeluarga .. !"

Perlahan tetapi tenang Goei Han Siang bergerak bangun berdiri, lalu dia memutar tubuh menghadapi Tio Tiang Cun; sementara Tio Tiang Cun mundur beberapa langkah kebelakang siap menghadapi segala kemungkinan.

"Jadi kau menuduh aku yang melakukan pembunuhan terhadap Lie suhu dan ..."

"Benar ...!” Tio Tiang Cun memutus dengan suara singkat dan tegas.

"Atas dasar apa kau menuduh aku berbuat begitu ... ?" tetap perlahan suara Goei Han Siang menanya.

"Sebab kau menyintai Lie-moay, dan .."

"Ha ha ha ..!” tiba-tiba Goei Han Siang tertawa dan memutus perkataan Tio Tiang Cun; lalu dia pun berkata :

"... lalu kau mengatakan aku menyintai Lie sumoay itu memang benar dan kuakui, akan tetapi "

Posting Komentar