Congsu (panggilan untuk seorang gagah).
Pouw Keng Thian bersenyum, lalu dia menyatakan bahwa dia belum sempat menanyakan nama si pengemis tua itu.
Sementara itu pengaruh obat bius telah perIihatkan gejala, karena tiba-tiba Pouw Keng Thian merasa sangat mengantuk. "Tentu tujuan cong-su ke kota Soan hoa, bolehkah aku mengetahui maksud keperluan kau...?" tanya lagi hartawan Liu Hok Bun; dan tanpa merasa curiga, maka Pouw Keng Thian memberitahukan bahwa dia bermaksud menemui ketiga kakak seperguruannya, yakni Kiang Cun Gee, Tan Hong Lan dan Soen Bian Hie.
Dengan demikian, semakin bertambah jelas diketahui oleh Liu Hok Bun, bahwa dia sedang berhadapan dengan salah seorang pendekar golongan muda yang menentang pihak Hong bie pang; seperti yang beritanya memang sudah dia dengar dari markas pusat persekutuan itu.
Sementara itu Pouw Keng Thian tak kuasa menahan rasa kantuknya, dan dia tertidur sehingga dengan mudah dia ditangkap dan disimpan disuatu kamar tahanan. Hari itu juga hartawan Liu Hok Bun menulis sepucuk surat buat markas pusat Hong-bie pang, untuk mengirim Pouw Keng Thian dan menerangkan siapa adanya pemuda itu. Lalu sepucuk surat lagi buat Hong bie pang cabang kota Hwa an, merupakan berita bahwa kiriman mereka telah dijagal oleh seorang pengemis tua yang belum diketahui namanya, dibantu seorang pemuda bernama Pouw Keng Thian, dan surat ketiga dibikin oleh hartawan Liu Hok Bun buat Hong bie pang cabang kota Soan hoa, untuk hal pengiriman lima orang dara dara remaja yang berasal dari Hong bie pang cabang kota Hwa an, disertai dengan pesan bahwa didalam kota Soan hoa sedang berkumpul sejumlah orang orang gagah yang belum diketahui maksud dan kegiatannya, tetapi perlu diperhatikan dan Hong bie pang cabang Soan-hoa perlu berhati hati.
Petang itu juga hartawan Liu Hok Bun memerintahkan para pembantunya buat melaksanakan pengiriman surat surat dan dara dara remaja itu; bahkan tidak lupa Liu Hok Bun mengurus beberapa orang buat menyelidiki perihal si pengemis tua, sedang Pouw Keng Thian belum sempat dibawa ke markas pusat Hong bie pang, sebab hartawan Liu Hok Bun kekurangan tenaga.
Malam harinya, secara diluar dugaan markas Hong bie pang cabang kota Liok hui itu diserbu oleh lima orang gagah, yang dipimpin oleh si pengemis tua yang namanya belum diketahui oleh hartawan Liu Hok Bun.
Si pengemis tua yang gagah perkasa itu sebenarnya adalah seorang tokoh persekutuan 'Kay pang' yang bernama Ciu Thong Han, (Kay pang : persekutuan orang orang gelandangan).
Si pengemis tua Ciu Thong Han sedang menjelajah wilayah selatan dan tengah, dalam rangka urusan persekutuan Kay pang yang pada saat itu sedang 'dimusuhi' oleh pihak pemerintah kerajaan Mongolia; dan secara kebenaran Ciu Thong Han bertemu dengan rombongan orang-orang Hong bie pang cabang kota Hwa-an, sampai kemudian Ciu Thong Han sudah mengetahui bahwa orang- orang tersebut sedang melaksanakan tugas pengiriman dara dara remaja hasil penculikan, yang hendak dikirim ke kota Soan hoa.
Memang sudah seringkali terdengar oleh Ciu Thong Han, tentang banyaknya kaum penculik dara dara remaja diberbagai kota. Akan tetapi Ciu Thong Han tidak mengetahui kalau penculikan itu dilakukan secara terpimpin oleh pihak Hong bie pang, dan persekutuan Hong bie pang itu, Cu Thong Han bahkan tidak mengetahui dimana pusatnya, juga dia tak mengetahui siapa nama pemimpinnya; sebab yang pernah dia dengar hanyalah dikenal dengan nama Hong bie kauwcu dan Hong bie niocu.
Seorang diri Ciu Thong Han melakukan penghadangan dikepung oleh lima orang Hong bie pang cabang kota Hwa an sampai kemudian datang pemuda Pouw Keng Thian yang memberikan bantuan; dan Ciu Thong Han lalu memerintahkan pemuda itu melarikan kereta kuda yang berisi dara dara remaja hasil penculikan, oleh karena Ciu Thong Han menganggap akan sanggup dia mengalahkan para pengepungnya.
Diluar dugaan Ciu Thong Han, meskipun dia sudah berhasil membinasakan seorang lawannya, namun sisa empat lawannya ternyata tidak mudah dia kalahkan; bahkan lambat laun kelihatan Ciu Thong Han terdesak bagaikan kehabisan tenaga.
Disaat yang berbahaya bagi kedudukan Ciu Thong Han datang bantuan yang berupa dua orang pemuda perkasa dan dua orang pengemis muda. Dengan dua orang pengemis muda itu, sudah tentu Ciu Thong Han memang kenal masing-masing bernama Boe Hong Giap dan Boe Hong Kim; dua bersaudara yang sejak kecil sudah menjadi pengemis, sampai mereka belajar ilmu silat dan menjadi anggota Kay pang.
Dengan datangnya tenaga bantuan yang perkasa itu sudah tentu pihak Ciu Thong Han memperoleh kemenangan, dan semua orang orang Hong bie pang itu dapat dibinasakan.
Setelah diperkenalkan maka diketahui oleh Ciu Thong Han bahwa nama kedua pemuda itu adalah Cie Keng Hong dan Tio Tiang Cun.
Sementara itu Ciu Thong Han kemudian mengajak ke 4 laki laki muda itu memasuki kota Liok hui, dan ditengah perjalanan itu sempat Ciu Thong Han menceriterakan tentang adanya seorang pemuda yang dia perintahkan melarikan kereta kuda, yang berisi dara dara korban penculikan.
Waktu sudah memasuki kota Liok hui dan selagi mereka melewati rumahnya hartawan Liu Hok Bun, maka Ciu Thong Han menjadi girang sebab dia melihat adanya sebuah kereta kuda, dan kereta kuda itu justeru adalah yang dilarikan oleh Pouw Keng Thian.
Segera terpikir oleh Ciu Thong Han bahwa pemuda Pouw Keng Thian telah memilih keluarga hartawan, buat dia menyerahkan isi kereta dan tentunya telah meminta bantuan hartawan itu, buat mengatur pengembalian dara dara korban penculikan ketempat mereka masing masing.
Ciu Tong Han kemudian mengajak ke empat teman seperjalanannya buat memasuki rumah hartawan itu, akan tetapi pemuda Tio Tiang Cun mencegah, sebab waktu itu Tio Tiang Cun sempat melihat adanya seorang laki laki yang berdiri didekat kereta kuda.
"Ciu lopek, aku teringat dengan lelaki yang berdiri didekat kereta itu. Dia adalah bekas perampok yang melarikan diri dari utara " demikian kata Tio Tiang Cun,
sehingga batal dia memasuki rumah hartawan Liu Hok Bun, sebaliknya mereka memasuki sebuah rumah penginapan, buat beristirahat sambil hendak mencari keterangan perihal keluarga hartawan yang sedang didatangi oleh Pouw Keng Thian, sehingga dari seorang pelayan kemudian mereka mengetahui nama hartawan itu adalah Liu Hok Bun, yang katanya merupakan seorang hartawan dan dermawan yang banyak disukai oleh masyarakat setempat.
"Ha ha ha !" tiba tiba pemuda Tio Tiang Cun tertawa,
membikin si pelayan menjadi heran, juga Ciu Thong Han dan dua bersaudara Boe Hong Kim dan Boe Hong Giap, kecuali Cie Keng Hong dan Cie Keng Hong ini lalu memerintahkan si pelayan meninggalkan mereka, disebabkan Tio Tiang Cun hendak menceriterakan tentang si hartawan Liu Hok Bun yang dianggap sebagai seorang hartawan yang dermawan itu.
Ternyata Tio Tiang Cun berdua Cie Keng Hong merupakan orang orang yang pada mulanya menetap di utara, dan kedua orang pemuda itu pernah ikut rombongan para pendekar yang mengganyang penjahat diatas gunung Khin san, sehingga kedua pemuda itu tidak merasa asing lagi dengan nama Liu Hok Bun, maupun dengan pembantunya yang tadi dilihat berada didekat kereta kuda yang katanya bernama Ang Sin Tiu.
Setelah mengetahui siapa nama sebenarnya hartawan Liu Hok Bun, maka Ciu Thong Han berlima melakukan penyerangan kerumah hartawan itu pada malam harinya, namun pada waktu itu mereka belum mengetahui kalau bekas perampok dari gunung Khin san itu, justeru merupakan ketua Hong bie pang cabang kota Liok hui, mereka berlima bahkan tidak mengetahui bahwa saat itu pemuda Pouw Keng Thian sedang menjadi orang tahanan.
Serangan kelima orang itu sudah tentu diluar dugaan pihak hartawan Liu Hok Bun, terlebih pada waktu itu dia baru kekurangan tenaga, karena banyak yang ditugaskan ke luar kota.
Namun demikian, hartawan Liu Hok Bun mengerahkan sisa tenaga yang ada untuk melakukan perlawanan secara gigih disamping dia mengutus seorang pembantunya untuk meminta bantuan kepada pejabat pemerintah setempat, dengan mengatakan rumahnya sedang diserbu kawanan perampok.
Sementara itu, kedua pemuda Tio Tiong Cun serta Cie Keng Hong yang sempat menghadapi hartawan Liu Hok Bun telah mengepung dan melakukan berbagai serangan yang dahsyat, oleh karena mereka bertiga merupakan musuh-musuh lama sejak berada di utara.
Di pihak hartawan Liu Hok Bun, meskipun dia dikepung oleh dua orang pemuda yang perkasa; namun dia memberikan perlawanan yang sukar dikalahkan; sampai kemudian Ciu Thong Han membantu sehingga hartawan Liu Hok Bun dapat dibinasakan.
Kedua pengemis muda Boe Hong Kim dan Boe Hong Giap kemudian berhasil menemukan tempat Pouw Keng Thian ditahan, sehingga pemuda itu dapat ditolong, dan kemudian pemuda ini memberitahukan bahwa hartawan Liu sebenarnya adalah ketua Hong bie pang cabang kota Liok hui, sesuai dengan keterangan yang diperoleh Pouw Keng Thian selama dia berada didalam tahanan. Setelah mengetahui bahwa rumah hartawan Liu Hok Bun dipakai sebagai markas Hong bie pang cabang kota Liok hui, maka keenam orang-orang gagah itu membakar rumah hartawan Liu, membikin masyarakat kota Liok hui menjadi terkejut dan berduyun-duyun datang hendak memberikan bantuan, namun mereka terhalang dengan banyaknya pihak tentara pejabat pemerintah setempat, yang sudah mengurung rumah hartawan Liu Hok Bun dengan lagak hendak menangkap kawanan perampok.
Ditengah kesibukan banyaknya orang-orang itu, maka Ciu Thong Han berhasil mengajak teman temannya untuk kembali ke tempat penginapan, dan malam itu juga mereka kemudian meninggalkan kota Liok hui, untuk menghindar dari terjadinya mereka harus menghadapi pihak tentara negeri.
Sepanjang melakukan perjalanan ditengah malam itu maka Pouw Keng Thian menceritakan segala pengalamannya, sampai dia terperangkap dengan muslihat hartawan Liu Hok Bun.
"Kemana tujuan Pouw hiantit sebenarnya .. , .?" akhirnya tanya si pengemis tua Ciu Thong Han; dan Pouw Keng Thian lalu memberitahukan niatnya yang hendak ke kota Soan hoa, untuk menemui ketiga kakak seperguruannya, yakni Kang Cun Gee, Tan Hong Lan dan Soan Bian Hee.
"Ah, kalau begitu Pouw hiantee adalah adik seperguruan dari Kiang heng , .." tiba-tiba kata pemuda Tio Tiang Cun dengan muka berseri-seri; namun dilain saat kelihatan pandangan matanya menjadi hampa.
“Apakah Tio heng kenal dengan Kiang suheng ...?" balik tanya Pouw Keng Thian yang kelihatan girang. Sejenak kelihatan Tio Tiang Cun diam berpikir, setelah itu dia menceritakan kisah pertemuannya dengan Kiang Cun Gee kakak seperguruan dari Pouw Keng Thian.
Ternyata waktu 'mengungsi’ dari utara ke selatan, Tio Tiang Cun tidak bersama-sama dengan pemuda Cie Keng Hong.
Di selatan, pemuda Tio Tiang Cun teringat dengan dara kekasihnya yang juga berasal dari utara dan yang telah mendahului pindah. Dara kekasihnya Tio Tiang Cun itu bernama Lie Sian Nio, Putri tunggal suami istri Lie Kong Cin yang terkenal mahir ilmu silatnya.
Menurut berita yang Tio Tiang Cun peroleh dari kekasihnya; katanya Lie Kong Cin menetap dan menjadi ketua di dusun Tong-kiong tin, dekat gunung Tong kiong san; oleh karena itu tidak sukar buat Tio Tiang Cun mencari rumah kekasihnya.
Akan tetapi, rumah yang ditemui oleh Tio Tiang Cun ternyata adalah sebuah rumah yang kosong, tiada penghuninya dan tidak dapat pemuda itu menanya kepada seseorang, sebab didekat rumah itu tidak terdapat adanya rumah orang lain.
Selagi pemuda Tio Tiang Cun berdiri terpesona mengawasi rumah yang kosong itu, tiba-tiba ada seseorang yang menyapa dia :
"Apakah hengtiang mencari seseorang. ?”
Tio Tiang Cun memutar tubuh menghadapi orang yang menyapa dia. Itulah seorang pemuda yang usianya kira-kira sama dengan usia Tio Tiang Cun, dan tentunya mahir ilmu silatnya, karena terbukti kehadirannya tidak diketahui Tio Tiang Cun, sebelum pemuda itu bersuara menyapa. "Kalau aku boleh menanya, bukankah ini rumahnya paman Lie Kong Cin.....?" tanya Tio Tiang Cun; dan pemuda itu menjadi terkejut waktu mendengar perkataan 'paman’ tadi.
"Ah, rupanya hengtiang pendatang baru di dusun ini. Marilah kau ikut dan singgah di tempatku....." akhirnya pemuda itu berkata dan mengajak Tio Tiang Cun.
Meskipun dia merasa curiga, namun Tio Tiang Cun mengikuti pemuda itu yang kemudian memperkenalkan diri bernama Goei Han Siang dan mengaku menjadi murid dari Lie Kong Cin.
Rumah pemuda Goei Han Siang ternyata merupakan sebuah gubuk kecil yang letaknya diatas gunung Tiang- Kiong san, dan pemuda Goei Han Siang itu lalu mengatakan bahwa Lie Kong Cin bersama anak dan isterinya telah wafat, sejak setengah bulan yang lalu.
Sudah tentu Tio Tiang Cun menjadi sangat terkejut waktu mendapat keterangan itu. Bagaimana mungkin Lie Kong Cin tewas sekaligus bersama anak dan isterinya ? Apakah sebab menjadi korban penyakit menular atau menjadi korban pembunuhan ?
"Mereka menjadi korban pembunuhan,” kata lagi
pemuda Goei Han Siang yang memberikan ketegasan.
“Dan Lie susiok tidak melakukan perlawanan .. ?" tanya Tio Tiang Cun yang merasa penasaran, bahkan menjadi bertambah curiga karena dia tahu kemampuan Lie Kong Cin membela diri.
“Sayang bahwa itu aku tidak berada di tempat suhu , ..." sahut pemuda Goei Han Siang dengan perlihatkan muka muram. “Tetapi setidaknya hiantee dapat melihat pada bekas- bekas yang terdapat didalam rumah Lie susiok .." kata lagi Tio Tiang Cun seperti mendesak.
"Agaknya memang telah terjadi suatu pertempuran, mayat suhu berlumuran darah dengan tangan masih memegang goloknya.."
"Dan mayatnya Lie moay ...?" tanya pemuda Tio Tiang Cun yang memutus perkataan Goei Han Siang.