Pendekar Bunga Cinta Chapter 58

NIC

Dengan cara yang sangat mendadak kemudian Pouw Keng Thian buru-buru menarik pulang tangan kirinya, dan diluar dugaannya karena gugupnya maka secara tidak disengaja dia menarik rantai kalung yang dipakai oleh si penyerang, dan kalung itu tetap terpegang oleh Pouw Keng Thian sementara tubuh si penyerang terguling dari kereta yang sedang melaju pesat. Bagaikan orang yang sedang menyerang seekor ular, Pouw Keng Thian menjadi sangat terkejut waktu sempat dia melihat kalung yang dia pegang, sebab kalung itu ternyata bergambar kepala seekor bintang rase; sangat mirip dengan kalung yang dipakai oleh dara-dara Gan Leng Soan berdua Kwa Leng Cu, yang pernah dilihat oleh Pouw Keng Thian didalam mimpinya !

Bertepatan dengan rasa kagetnya itu, maka pada saat itu pula Pouw Keng Thian menarik tali kendali; menghentikan lari keretanya, lalu dia berdiri dan mengawasi arah terjatuhnya si penyerang tadi, namun sekilas sempat dia melihat sesosok tubuh langsing yang lari memasuki daerah belukar yang terdapat di sisi jalan raya.

KEMUDIAN POUW KENG THIAN menemukan sebatang pedang bekas dipakai menyerang dia tadi, dan pemuda itu lalu turun dari atas kereta; menuju ke bagian belakang untuk dia menyingkap tenda kereta, khawatir kalau-kalau masih ada musuh lain yang umpetkan diri.

Akan tetapi, sekali lagi Pouw Keng Thian menjadi sangat terkejut, sebab isi kereta itu ternyata lima orang dara remaja bermuka cantik, namun semuanya kelihatan dalam keadaan terikat kaki dan tangannya, sementara mulut-mulut mereka disumbat memakai secarik kain.

Kelima dara dara remaja itu kelihatan ketakutan waktu Pouw Keng Thian menyingkap tenda kereta memakai sebatang pedang yang tajam, akan tetapi setelah melihat muka Pouw Keng Thian yang tampan, tidak menyeramkan; maka agak berkurang rasa takut mereka.

Segera Pouw Kheng Thian menolong salah seorang dari kelima dara dara remaja itu; lalu dia minta dara itu menolong teman-temannya yang lain. Kemudian dari keterangan singkat yang diperoleh Pouw Keng Thian, maka pemuda itu mengetahui bahwa mereka merupakan korban penculikan dari kota Hwa an, yang diangkut memakai kereta kuda oleh kelima orang laki laki garang, serta seorang dara remaja yang berhati kejam.

Sekarang jelas bagi Pouw Keng Thian bahwa kereta kuda itu justeru milik dari gerombolan si penculik yang terdiri dari lima orang laki laki tadi, bukan milik si pengemis tua. Sebaliknya si pengemis tua itu rupa-rupanya sudah mengetahui tentang penculikan itu, lalu memegat jalan dan terjadi sipengemis tua itu dikepung. Kemudian waktu Pouw Keng Thian datang memberikan bantuan, maka si pengemis tua lebih mengutamakan supaya Pouw Keng Thian menolong kelima dara dara yang diculik itu, dengan pesan menyerahkan kepada siapa saja di kota terdekat, karena letak kota Hwa an cukup jauh terpisah dan Pouw Keng Thian tidak mempunyai waktu buat mengantar dara dara remaja itu ketempat kediaman mereka.

Konon waktu itu perhatian Pouw Keng Thian justeru menjadi lebih tertarik dengan katanya ada seorang dara yang berhati kejam, yang menjadi teman pihak si penculik. Pouw Keng Thian ragu-ragu dengan dara dara Gan Leng Soan berdua Kwa Leng Cu, melulu karena dia mendapat sebuah kalung yang mirip didalam mimpi yang dia lihat dipakai oleh kedua dara dara yang pernah menjadi teman seperjalanannya.

Rasa hati Pouw Keng Thian kemudian menjadi tenang, waktu mendapat gambaran mengenai wajah muka yang katanya berhati sangat kejam itu, oleh karena gambaran itu ternyata tidak sama dengan wajah muka dara-dara Gan Leng Soan maupun Kwa Leng Cu.

Sesuai dengan pesan si pengemis tua, maka Pouw Keng Thian meneruskan untuk melarikan kereta kuda itu. Niatnya akan dia datangi rumah salah seorang hartawan, untuk dia meminta bantuan buat mengantarkan dara itu dikembalikan ke kota Hoa-an.

Kota terdekat yang dijumpai Pouw Keng Thian adalah kota Liok-hui, sebuah kota kecil namun tak kalah ramainya dengan kota Pao kee tin.

Didalam kota Liok hui ini terdapat seorang hartawan yang mempunyai rumah besar dan luas. Hartawan ini bernama Liu Hok Bun, seorang pendatang baru di kota Liok hui yang tidak diketahui dari mana asalnya, padahal dia adalah bekas seorang kepala rampok yang lari dari Tiongkok bagian utara.

Belum cukup setahun Liu Hok Bun menetap dikota Liok hui, namun dalam waktu yang singkat itu dia berhasil menawan hati masyarakat setempat, sering memberikan pinjaman uang tanpa meminta bunga bahkan dia gemar menolong masyarakat setempat yang tidak mampu, menampung dara dara remaja yang diberi pekerjaan dirumahnya.

Diluar tahu masyarakat setempat, Liu Hok Bun ini sebenarnya merupakan pemimpin persekutuan Hong bie pang cabang kota Liok hui, yang baru dibentuk dan belum meluas kegiatannya.

Perintah yang diterima oleh Liu Hok Bun dari markas pusat Hong bie pang, dia diharuskan menampung sebanyak mungkin dara dara remaja yarg bermuka cantik; dan dara remaja itu harus dikirim ke kota Soan hoa buat disampaikan kepada Hong bie pang cabang setempat, yang dipimpin oleh seseorang yang katanya bernama Ma Tay Him.

Mengenai untuk apa dara dara remaja itu ditampung didalam kota Soan-hoa, tidak diketahui oleh Liu Hok Bun. Akan tetapi sesuatu pesan yang ditegaskan didalam perintah itu, yang bahkan disertai dengan ancaman hukuman, bahwa dara dara remaja itu tidak boleh diganggu kehormatannya, harus benar-benar perawan!

doodoo)X(cdOodo

Hari itu hartawan Liu Hok Bun mendapat laporan tentang datangnya tamu, yang terdiri dari seorang pemuda dengan membawa lima orang dara dara remaja.

Hartawan Liu Hok Bun mendatangi ruang tamu, dan dia merasa heran karena tidak mengenal dengan pemuda itu, juga dengan kelima dara dara remaja yang dibawanya.

“Liu wangwee, maafkan kami bahwa kami mengganggu kau. Namaku Pouw Keng Thian," demikian pemuda itu perkenalkan diri,

( "Suatu nama yang baru kali ini aku dengar ....") kata Liu Hok Bun didalam hati; namun dengan paksaan diri untuk tersenyum ramah, dia perkenalkan namanya dan persilahkan Pouw Keng Thian duduk.

“ . , . kedatangan kami adalah hendak minta bantuan Liu wangwee .... " kata Pouw Keng Thian setelah dia duduk berhadapan dengan hartawan Liu Hok Bun; serta si pemuda ini kemudian mengatakan maksudnya, mengharap bantuan hartawan Liu Hok Bun untuk mengatur pengembalian dara dara remaja ke kota Hwa an, sebab mereka katanya telah menjadi korban penculikan.

“Diculik.....?" ulang hartawan Liu Hok Bun yang

kelihatan terkejut dan heran.

Rasa terkejut dan rasa heran hartawan Liu Hok Bun itu bukanlah oleh karena pemuda itu telah mengatakan dara dara itu menjadi korban penculikan; tetapi ada sesuatu hal yang benar-benar diluar dugaan bahwa pemuda itu telah berhasil menolong dara dara itu lalu membawanya kepada dia yang dapat dikatakan sebagai si biang culik !

Disamping itu, hartawan Liu Hok Bun memang telah menerima berita akan datangnya rombongan dari Hong bie pang cabang kota Hwa-an. Mereka akan singgah di kota Liok-hui untuk menyerahkan lima orang dara dara remaja, yang kemudian akan diteruskan pengiriman dara dara remaja itu ke kota Soan-hoa oleh pihak hartawan Liu Hok Bun.

Jelas bagi hartawan Liu Hok Bun, bahwa pemuda Pouw Keng Thian telah menjegal pihak Hong-bie pang kota Hwa an dan menolong kelima dara dara remaja itu; sehingga terpikir oleh hartawan Liu Hok Bun, betapa gagahnya pemuda Pouw Keng Thian yang sanggup mengalahkan kelima orang pengawal laki laki dari Hong bie pang cabang kota Hwa an, ditambah dengan seorang anggota perempuan yang menjadi utusan dari markas pusat sesuai seperti yang Liu Hok Bun terima laporannya.

Dengan demikian, berbagai macam pikiran berada didalam hati hartawan Liu Hok Bun, namun terhadap tamunya dia berlaku wajar dan menyatakan kesediaannya buat mengatur pengiriman dara-dara remaja itu ke kota Hwa an, sesuai dengan permintaan Pouw Keng Thian.

Kemudian hartawan Liu Hok Bun meminta supaya tamunya menunggu sebentar diruang tamu, dan hartawan Liu Hok Bun mengantarkan dara dara remaja itu keruangan lain lalu dia keluar bersama pelayan yang membawakan minuman buat Pouw Keng Thian dan didalam minuman itu sudah tentu dicampur dengan larutan obat bius, karena hartawan Liu Hok Bun hendak menangkap Pouw Keng Thian untuk diserahkan kepada markas pusat Hong bie pang ! Sambil mengajak tamunya minum dan menunggu bekerjanya pengaruh obat bius itu, maka atas pertanyaan hartawan Liu Hok Bun oleh Pouw Keng Thian diceriterakan tentang tujuan perjalanannya yang hendak kekota Soan hoa, dan ditengah perjalanan itu dia menemukan seorang pengemis tua yang sedang bertempur melawan kelima orang pengepungnya sampai kemudian dia memberikan bantuan dan melarikan kereta kuda yang berisi dara dara remaja itu.

"Pengemis tua yang perkasa, kenalkah congsu siapa gerangan nama dia... ?" tanya hartawan Liu Hok Bun ingin mengetahui.

Posting Komentar