Pendekar Bunga Cinta Chapter 56

NIC

"Aku hendak ke kota Soan hoa ..." sahut Pouw Keng Thian sejujurnya.

"Heh, kebetulan sekali, kami juga sedang menuju ke kota itu......" kata dara Kwa Leng Cu girang, tanpa menghiraukan temannya mengawasi dia dengan rasa heran dan dengan pandangan mata bertanya.

Dilain pihak, Pouw Keng Thian juga heran waktu mendengar perkataan dara Kwa Leng Cu. Apakah mereka juga merupakan teman teman dari ketiga kakak seperguruannya ?

Hasrat hatinya ingin Pouw Keng Thian bertanya kalau- kalau kedua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu kenal dengan ketiga kakak seperguruannya; namun entah karena apa niatnya itu tidak dia laksanakan. Sebaliknya dia kelihatan girang, waktu kedua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu ingin melakukan perjalanan bersama-sama, karena dengan demikian berarti pemuda itu mendapat kawan seperjalanan yang lincah dan periang, membikin tidak membosankan melakukan perjalanan jauh yang harus dia tempuh itu. Akan tetapi, mendadak dia teringat akan niatnya yang hendak mengejar dara Soh Sim Lan, sehingga dia lalu berkata :

"Akan tetapi, aku sedang tergesa gesa perIu melakukan

perjalanan secepat mungkin...”

"Apakah siangkong anggap tenaga kami tidak dapat mengimbangi tenaga siangkong ? Lagipula, guna apa harus tergesa gesa ...?" kata dara Kwa Leng Cu yang membikin dara Gan Leng Soan tertawa tak hentinya; dan Pouw Keng Thian terpaksa ikut tertawa batal mengatakan bahwa dia hendak mengejar atau menyusul dara Soh Sim Lan.

Dengan demikian Pouw Keng Thian jadi melakukan perjalanan bersama-sama dua dara yang cantik dan perkasa. Perjalanan yang mereka lakukan cukup cepat, akan tetapi tidak tergesa-gesa seperti yang dikatakan oleh Pouw Keng Thian, sebab pemuda itu sudah memutuskan akan sia-sia dia mengejar dara Soh Sim Lan; sebaliknya dia berpikir bahwa sebaiknya dia tetap menuju ke kota Soan hoa, disana mereka nanti akan bertemu.

Malam itu, Pouw Keng Thian dengan dua temannya memasuki sebuah kota kecil dan mencari sebuah rumah penginapan. Sebelum waktu tidur, dua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu mendatangi kamar Pouw Keng Thian, dimana mereka berdua melakukan percakapan dengan disertai minum arak; penuh dengan suasana ria dan tawa karena amat pandainya dua dara periang itu bergurau.

Setelah dia tidur, Pouw Keng Thian bermimpi bahwa dia kedatangan dara Gan Leng Soan. Dara cantik yang periang itu langsung duduk dekat dia yang rebah diatas tempat tidurnya dan melarang Pouw Keng Thian yang hendak bangun untuk duduk; melarang dengan menekan sepasang pundak Pouw Keng Thian memakai sepasang tangannya yang putih halus, sementara bau harum dari bedak yang dipakai oleh dara Gan Leng Soan, tercium oleh pemuda Pouw Keng Thian, yang agaknya terpaksa membiarkan dirinya rebah, sedangkan dara Gan Leng Soan tidak menarik pulang sepasang tangannya yang masih memegang bagian pundak Pouw Keng Thian sebaliknya sedikit demi sedikit muka dara Gan Leng Soan kian mendekati muka pemuda itu, sampai keduanya saling rangkul.

Didalam mimpi indah itu, Pouw Keng Thian merasa menjadi terangsang, karena belum pernah mendapat perlakuan atau saling rangkul dengan seorang perempuan; terlebih waktu kemudian sebelah tangan dara Gan Leng Soan terasa meraba muka pemuda itu dengan mesra, sampai kemudian dara Gan Leng Soan mencium muka pemuda itu; dan waktu Pouw Keng Thian balas mencium, maka terjadi keduanya saling rangkul dengan eratnya, bahkan saling bergumul diatas ranjang.

Sebelah tangan dara Gan Leng Soan kemudian liar bergerak tak menentu, meraba sekujur tubuh pemuda yang masih merangkul dia; sambil kemudian Pouw Keng Thian membiarkan pakaiannya dilepas oleh dara cantik yang periang itu yang bahkan sangat pandai merayu. Kemudian didalam mimpinya juga, Pouw Keng Thian melihat tubuh polos dara Gan Leng Soan yang sudah ikut menanggalkan pakaiannya sehingga sempat pula pemuda itu melihat bahwa dara Gan Leng Soan memakai kalung dileher, dan pada kalung itu terdapat gambar kepala seekor binatang rase.

Dara Gan Leng Soan yang sudah menanggalkan pakaiannya itu kemudian mendekati dan duduk disisi pemuda Pouw Keng Thian yang rebah tanpa sehelai benang yang menutup tubuhnya, dan pemuda Pouw Keng Thian bagaikan tidak sabar, meraih dan menarik tubuh dara Gan Leng Soan, sehingga mereka terjadi lagi bergumul dan saling cium sementara tangan-tangan mereka sama sama liar bergerak dan meraba.

Entah berapa lama sudah kedua insan muda itu bermain cinta. Rintih suara dara Gan Leng Soan bagaikan hilang ditelan oleh napas Pouw Keng Thian yang memburu, sampai kemudian dara Gan Leng Soan meninggalkan pemuda Pouw Keng Thian yang rebah terkulai dengan tubuh terasa letih.

Pemuda Pouw Keng Thian belum sempat memakai pakaiannya, ketika disaat lain dia bagaikan melihat datangnya dara Kwa Leng Cu dan dara yang pandai merayu dan memikat hati, ternyata juga sangat merangsang; melebihi dara Gan Leng Soan sehingga Pouw Keng Thian lupa dengan tubuhnya yang sudah merasa sangat lelah, sampai kemudian pemuda itu juga melihat tubuh polos dari dara Kwa Leng Cu, dan herannya dara Kwa Leng Cu juga memakai sebuah kalung juga; mirip seperti yang dipakai dara Gan Leng Soan !

Akan tetapi, waktu itu Pouw Keng Thian tidak menghiraukan soal kalung dengan gambar seekor binatang rase yang dipakai oleh dara Kwa Leng Cu; sebab perhatiannya lebih dia tujukan pada bagian dada dara Kwa Leng Cu.

Maka sekali lagi terjadi pergumulan diatas ranjang yang sama, akan tetapi dengan isi perempuan yang lain, sementara Pouw Keng Thian bagaikan tak menyadari yang dilakukannya, sehingga akhirnya dia rebah terkulai kehabisan tenaga.

Esok harinya Pouw Keng Thian terbangun dari tidurnya. Segera dia teringat dengan mimpinya; dan dia berkata perlahan seorang diri :

"Syukur hanya terjadi didalam mimpi.”

Pouw Keng Thian turun dari tempat tidurnya dengan tubuh masih terasa sangat letih. Dengan rasa enggan dia merapihkan pakaiannya yang bekas dia pakai tidur, dan dia kelihatan terkejut waktu dia mendapati ada noda noda pada pakaian itu; namun akhirnya dia tersenyum hampa dan didalam hati dia merasa heran, karena baru pertama kali itu dia mengalami mimpi yang mengakibatkan dia lemas bagaikan kehabisan tenaga.

Hari sudah siang waktu Pouw Keng Thian keluar dari dalam kamarnya, dan dia menemui dua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu yang sudah siap diruang tamu, dengan memperlihatkan wajah muka mereka yang cerah serta dihias dengan seberkas senyum yang memikat.

Bagaikan tanpa terasa, sepasang mata Pouw Keng Thian melirik kebagian dada dari dara Kwa Leng Cu; namun secepat itu juga dia tunduk dengan muka terasa panas.

Ketiga insan muda mudi itu kemudian meneruskan perjalanan mereka dengan tetap memakai kuda. Tetapi belum dua jam mereka melakukan perjalanan, terasa Pouw Keng Thian sudah merasa sangat letih, sehingga dia mengajak kedua teman seperjalanannya untuk beristirahat, duduk dibawah pohon ditepi jalan.

"Hi hi hi, ternyata Pouw siangkong benar-benar kalah tenaga dengan kami berdua,,..” kata dara Kwa Leng Cu dengan tertawa dan menggoda; membikin muka Pouw Keng Thian merah karena merasa malu:

“Entah kenapa, tenagaku hari ini benar-benar sangat lemah. " kata Pouw Keng Thian dengan muka muram.

"Tidak apa apa, lain kali akan siao-moay berikan obat kuat penambah tenaga, kalau siangkong hendak melakukan perjalanan jarak jauh ..." dara Gan Leng Soan ikut bicara; juga dengan menyertai tawa yang menggoda tetapi yang terdengar merdu oleh pemuda Pouw Keng Thian.

Pouw Keng Thian tidak menghiraukan perkataan dara Gan Leng Soan yang dia anggap sebagai suatu gurau belaka, dan dia pun tidak tersinggung dengan dara Kwa Leng Cu yang tertawa tak sudahnya; waktu mendengar perkataan dara Gan Leng Soan tadi.

Dengan adanya Pouw Keng Thian merasa lemah tenaganya, maka perjalanan yang semula dia rencanakan dapat dilakukan dengan cepat ternyata mereka lakukan dengan sangat lambat dan pada malam harinya, diwaktu tidur kembali pemuda Pouw Keng Thian memperoleh mimpi indah yang serupa, bermain cinta dengan kedua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu, sehingga lagi lagi Pouw Keng Thian merasa sangat letih seperti kehilangan tenaga. Tetapi untung didalam mimpi itu dia mendapat sebutir obat kuat pemberian dara Gan Leng Soan, yakni sehabis mereka berdua bermain cinta; sehingga waktu kemudian Pouw Keng Thian didatangi oleh dara Kwa Leng Cu yang siap menunggu giliran, maka pemuda itu bagaikan sudah pulih tenaganya dan sanggup dia mengulang bermain cinta dengan dara itu.

Dengan demikian sampai tiga malam berturut-turut Pouw Keng Thian memperoleh mimpi yang indah, namun yang menghabiskan tenaganya itu, dan dimalam yang keempat, mereka tiba dan beristirahat didusun Soen kee po.

Pada malam itu, kedua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu tidak mendatangi kamar Pouw Keng Thian untuk berkelakar sambil minum arak seperti biasanya, sehingga pemuda itu menduga bahwa kedua dara teman seperjalanannya merasa sangat letih. Dan pada waktu tidur Pouw Keng Thian tidak lagi mendapat mimpi indah bermain cinta dengan dua dara Gan Leng Soan dan Kwa Leng Cu.

Pagi harinya waktu Pouw Keng Thian bangun dengan tenaga utuh dan merasa segar akan tetapi dengan hati yang kosong hampa karena kehilangan mimpinya yang indah itu.

Posting Komentar