Si Rajawali Sakti Chapter 49

NIC

"Wah, gawat sekali kalau begitu! Aku pasti tidak sudi membantu pekerjaan yang jahat itu. Membunuh para pejabat yang setia kepada Pemerintah? Dan pejabat yang benar-benar setia justeru mereka yang baik dan tidak korup."

"Jenderal Chou tentu akan mencap mereka yang setia itu sebagai pembesar- pembesar korup yang lalim sehingga para pendekar mau membasmi mereka. Aku tidak setuju dan menentang mereka dan saat ini aku tahu bahwa diam-diam Jenderal Chou dan puteranya marah kepadaku."

"Hemmm, apakah karena itu maka tadi engkau diserang dan hendak di bunuh?"

"Kukira tidak, Liu Cin. Kalau mereka hendak membunuhku, tentu akan mudah saja dilakukan Chou Kian Ki. Kau tahu dia itu memiliki ilmu kepandaian yang amat lihai, jauh lebih lihai dari semua jagoan yang mendukung Jenderal Chou. Pasti bukan dia yang tadi menyerangku dengan senjata gelap. Entah siapa, namun yang jelas, orang itu ahli menggunakan senjata gelap yang disambitkan sehingga hanya menggunakan ranting kecil dia dapat melukai aku dan nyaris membunuhku."

"Ahhh ! Siapa lagi kalau bukan ia? tiba-tiba Liu Cin berseru.

"Ia-siapa, Liu Cin?"

"Siapa lagi kalau bukan Ang Hwa Niocu! Kau tahu, tiga tangkai bunga merah yang menghias rambut Lai Cu Yin itu dapat ia pergunakan sebagai senjata rahasia yang ampuh. Kalau ia mampu menyambitkan setangkai kembang sebagai senjata gelap, tentu ia pandai menggunakan sepotong ranting kayu sebagai senjata rahasia. Ya, pasti ia orangnya yang menyerangmu tadi!" kata Liu Cin gemas.

"Akan tetapi kalau benar ia, mengapa ia harus menyerangku? Antara ia dan aku tidak ada permusuhan apapun, mengenal juga tidak!" "Hemmm, sekarang aku semakin mengenal siapa perempuan itu. Pasti ia seorang perempuan sesat yang kejam sekali! Ia menyerangmu tentu dengan niat untuk merampas calon suamimu. Engkau merupakan penghalang baginya, maka ia berusaha membunuhmu! Aku akan menegur dan menghajarnya!" Liu Cin kini menjadi marah sekali. Akan tetapi Hui Lan cepat mencegah.

"Jangan bertindak gegahah, Liu Cin. Engkau akan celaka kalau bermusuhan dengan mereka. Terima kasih atas pembelaanmu kepadaku, akan tetapi jangan sekali-kali engkau menuduh perempuan itu. Apa buktinya? Engkau malah dituduh melempar fitnah dan kalau Chou Kian Ki membelanya, nyawamu terancam bahaya maut. Aku nasehatkan, sebaiknya engkau besok pagi-pagi mencari alasan untuk pergi dari tempat ini dan jangan kembali lagi!"

"Dan engkau sendiri, Hui Lan? Eng kau tidak suka membantu mereka, bahkan menentang. Engkau tidak suka pula menjadi isteri Chou Kian Ki apa lagi melihat ulahnya bersama Lai Cu Yin walaupun demi baktimu kepada orang tua engkau terpaksa harus menerimanya. Ah, engkau seolah hidup di dalam gua penuh harimau yang akan menerkammu. Mengapa engkau tidak pergi saja?"

Dengan wajah sedih Hui Lan meng gelengkan kepalanya. "Bagaimana aku dapat membantah kehendak ayahku? Selama ini aku belum pernah membalas jasa kebaikan orang tuaku. Aku tidak ingin menjadi seorang anak ,yang put-hauw (durhaka, tidak berbakti)." Ia menunduk, menyembunyikan matanya yang panas dan basah lagi, lalu ia berkata, "Pergilah, Liu Cin, kembalilah ke kamarmu dan besok pagi- pagi berpamitlah baik-baik dan tinggalkan tempat ini. Adapun aku biarlah aku

menerima nasibku jadi isterinya akan tetapi, aku bersumpah akan tetap

menentang semua petbuatan jahat dari mereka semua ”

Liu Cin merasa iba sekali. Akan tetapi apa yang dapat dia lakukan? Tidak mungkin dia mencampuri urusan orang lain, apalagi urusan perjodohan. Bagaimanapun juga, Hui Lan sudah mengambil icputusan menerima nasib menjadi isteri Chou Kian Ki, demi baktinya kepada orang tuanya! Timbul rasa iba dan di luar kesadarannya, pemuda itu mengalami cinta pertama yang membuat dia terharu dan juga sedih.

"Kasihan engkau, Hui Lan. Kalau engkau mau pergi dari sini, aku akan membantumu dan melindungimu dengan taruhan nyawaku sekalipun " Dia melangkah pergi

meninggalkan ucapan lirih itu.

Hui Lan tertegun mendengar ucapan itu, dan air matanya menetes turun, pandang matanya kabur tertutup air mata ketika ia memandang pemuda tinggi tegap berbaju kuning itu yang berjalan perlahan meninggalkan taman.

ooOOoo

Pada keesokan harinya, Liu Cin tidak mendapatkan halangan ketika dia berpamit kepada Jenderal Chou dengan alasan bahwa dia ingin berjalan-jalan di sekitar kota raja dan besok pagi akan kembali ke gedung itu. Dia membawa buntalan pakaiannya. Sementara itu, Hongsan Siansu sudah menemukan cara terbaik untuk menundukkan Ong Hui Lan agar gadis itu membantu rencana mereka. Kalau saja Chou Kian Ki tidak benar-benar jatuh cinta kepada Hui Lan, tentu Jenderal Chou dapat begitu saja mengusir gadis meninggalkan rumahnya. Akan tetaj Kian Ki menentang niat ini. Dia berkeras ingin memperisteri Hui Lan yang dicintanya. Biarpun dia telah mendapat t Lai Cu Yin yang dapat menjadi kekasih yang mengasyikkan, namun cintanya tetap ada pada Hui Lan dan dia hanya Ingin menjadikan Cu Yin sebagai hiburan saja, sedangkan dia ingin membentuk keluarga dengan Hui Lan. Dia ingin Hui lan menjadi ibu anak-anaknya. Karena itu, maka Hongsan Siansu mencari siasat yang dianggapnya paling baik. Malam itu, siasat ini dilaksanakan. Dengan tidak adanya Liu Cin di situ, hal ini bahkan memudahkan terlaksananya siasat itu.

Malam itu, dengan cara yang berani sekali, bahkan terang-terangan, Ang Hwa Niocu Lai Cu Yin berada dalam kamar Chou Kian Ki. Mereka minum arak sambil makan kue dan terjadilah percakapan yang tentu akan menarik sekali bagi orang lain kalau mendengarnya.

"Menurutmu, bagaimana dengan gagasan siasat itu, Yin-moi?" tanya Chou Kian Ki sambil minum araknya dari cawan perak.

Posting Komentar