"Dunia begini luas. Kemana kita harus mencari mereka? Batas waktunya sudah sampai pula, untuk apa kita bercapai diri lagi?" ucap Lung Goan Po sambil menarik napas panjang.
Sembari berbicara, sepasang lengannya terus menggigil. Kemudian terdengar suara Krek! Krek! dua kali. Di kening laki- laki bertubuh gemuk pen-dek itu, tampak keringat dingin bercucuran. Seebun Jit adalah seorang tokoh bu lim yang banyak pengalaman. Melihat keadaan ini, dia tahu bahwa Lung Goan Po telah memutuskan seluruh urat nadi di kedua lengannya dengan paksa.
Hati Seebun Jit semakin curiga. Dari kata-kata Lung Goan Po barusan, dia bisa menduga bahwa ketiga iblis itu mendapat perintah dari seseorang untuk menemukan Lie Cun Ju dan Tao Ling. Bahkan diberikan batas waktu. Seandainya sampai batas waktunya mereka masih belum menemukan kedua orang itu, mereka harus memutuskan urat-urat di kedua lengan mereka sendiri!
Orang yang berani bermusuhan dengan tiga iblis dari keluarga Lung, di dalam dunia kang ouw boleh dibilang dapat terhitung dengan jari tangan. Seebun Jit sendiri juga mempunyai nama yang cukup terkenal di dunia kang ouw, tetapi dia pun tidak berani sembarangan mencari masalah dengan ketiga iblis ini. Kecuali Gin leng hiat ciang I Ki Hu atau tokoh yang sebanding dengannya, Seebun Jit benar-benar tidak habis pikir siapa yang berani mendesak ketiga iblis dari keluarga Lung itu?
Seebun Jit merenung sejenak.
"Sahabat Lung, tunggu sebentar. Seandainya tidak berhasil menemukan seorang laki-laki dan perempuan itu, mengapa Anda sampai harus memutuskan seluruh urat di kedua lenganmu sen¬diri?" tanya kakek itu.
"Sahabat Seebun toh tidak tahu dimana kedua orang itu berada, untuk apa bertanya? Kami memberitahukan pun tidak ada gunanya." Sembari berkata, dia menolehkan kepala kepada kedua saudaranya. Setelah itu berkata lagi. "Kalian berdua masih tidak cepat turun tangan! Apalagi yang kalian tunggu? Meskipun kehilangan dua buah le¬ngan, paling tidak masih ada selembar nyawa!" kata orang yang gemuk pendek sambil menahan sakit yang dideritanya.
Seandainya Seebun Jit seorang tokoh dari golongan lurus, tentu dia akan mendesak siapa orangnya yang memaksa mereka dan untuk apa mereka ingin menemukan Lie Cun Ju dan Tao Ling. Dia juga akan mencegah perbuatan mereka bertiga yang memutuskan urat nadi lengan sendiri. Tetapi pada dasarnya dia memang seorang tokoh dari golongan hitam. Dia sadar seorang diri melawan mereka bertiga, lebih banyak ruginya daripada untungnya. Lebih baik menunggu mereka me¬mutuskan dulu urat nadi lengan masing-masing, dia baru tentukan langkah selanjutnya. Karena itu, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ternyata kedua adik Lung Goan Po juga mengikuti tindakan toako mereka memutuskan urat nadi di lengan masing-masing.
Tubuh mereka gemetar dengan hebat. Keringat dingin membasahi kening. Seebun Jit menunggu sampai pekerjaan mereka sudah selesai, baru tersenyum simpul.
"Entah siapa nama laki-laki dan perempuan yang kalian cari itu? Apabila kalian bisa menyebutkan namanya, mungkin aku bisa membantu!"
Wajah ketiga iblis dari keluarga Lung langsung berubah hebat.
"Rupanya kau memang tahu, mengapa kau tidak mengatakannya dari tadi?" teriak Lung Goan Po.
"Toako, jangan bersikap kasar! Sahabat Seebun, orang yang ingin kami cari bernama Tao Ling dan Lie Cun Ju!" Lung Ping menjawab sambil mengerlingkan matanya pada toakonya.
Seebun Jit melihat kening ketiga orang itu dibasahi oleh keringat dingin. Sepasang lengan mereka menjuntai ke bawah, belum lagi wajah mereka yang pucat pasi. Dapat dipastikan bahwa urat nadi di lengan ketiga orang itu sudah putus. Diam-diam hatinya merasa senang. Seebun Jit menggetarkan cambuknya dan tertawa terbahak-bahak,
"Rupanya mereka yang kalian cari! Meng¬apa kalian tidak katakan dari tadi?"
"Rupanya Anda tahu dimana mereka sekarang berada?" tanya Lung Goan Po. "Tentu saja tahu. Kalian tadi mengatakan kokcu menolong seorang laki-laki dan perempuan. Kedua orang itu bukan ditolong oleh kokcu, mereka bahkan datang sendiri."
"Dimana mereka sekarang?" tanya Lung Ping gugup.
Tentu Seebun Jit tidak mungkin mengatakan jejak Lie Cun Ju dan Tao Ling kepada ketiga iblis dari keluarga Lung itu. Karena dia tahu mereka terdiri dari orang-orang yang keji dan selalu turun tangan dengan telengas. Tentu mereka mengan- dung niat kurang haik.
Sekarang Seebun Jit melihat ketiga iblis itu karena sesuatu hal memutuskan urat nadi tangannya sendiri. Dengan kekuatannya sendiri, kakek itu juga sanggup mengalahkan mereka dalam beberapa jurus saja. Karena itu dia tidak merasa takut sedikit pun.
"Tao kouwnio pergi mengikuti kokcu. Sedangkan Lie Cun Ju masih ada di dalam lembah!" sahutnya tenang.
"Mengapa kau tidak mengatakannya sejak tadi?" Ketiga iblis itu bertanya sambil melangkahkan kakinya maju.
"Mengatakannya sejak tadi? Siapa yang tahu apa yang terkandung dalam hati kalian?" jawab kakek itu dengan nada mempermainkan.
"Baik. Kami akan mengadu jiwa denganmu!" ujar Lung Goan Po dengan nada marah.
Lung Goan Po yang pertama-tama bergerak. Tubuhnya membungkuk sedikit, dengan nekat dia menyerudukkan kepalanya ke arah Seebun Jit. Tenaganya begitu kuat sehingga mengejutkan!
Seebun Jit malah tertawa terbahak-bahak.
"Manusia tanpa lengan! Masih berani sesumbar? Apakah setelah mati ingin menjadi setan gentayangan?" Tubuh kakek Jit berkelebat, pecut di tangannya langsung melayang ke depan. Cahaya perak berkilauan. Dalam sekejap timbul bayangan cam¬buk yang tidak terhitung jumlahnya.
Pecutan Seebun Jit itu juga terhitung keji sekali. Walaupun tidak sampai mematikan, tetapi apahila Lung Goan Po sernpat tersambar pecutannya, paling tidak sebelah wajahnya langsung men¬jadi tidak karuan karena seluruh kulitnya terkelupas.
Lung Goan Po menggeserkan kepalanya sedikit, kedua lengannya masih menjuntai ke bawah. Tetapi sepasang cambuk di tangan Seebun Jit seperti seekor naga sakti. Cahaya terang memercik. Tampaknya sekejap lagi, Lung Goan Po pasti akan terkena sambaran pecut itu.
Tetapi tiba-tiba, sepasang lengan Lung Goan Po yang tadinya menjuntai ke bawah langsung meng-angkat ke atas. Tangan kirinya membentuk cakar mencengkeram ke arah cambuk Seebun Jit yang sedang menyambar ke arahnya. Dalam waktu yang bersamaan, tangan kanannya juga menjulur ke depan mengirimkan sebuah pukulan ke dada Seebun Jit.
Gerakan kedua tangan ini benar-benar di luar dugaan Seebun Jit. Hatinya terkesiap bukan kepalang. Karena tadi dia melihat dengan kepala sendiri keringat dingin menetes membasahi kening Lung Goan Po. Tangan mereka juga menimbulkan suara berderak-derak seperti tulang yang remuk, belum lagi tubuh mereka yang gemetar dan wajah mereka yang pucat pasi!