Tetapi selamanya ketiga iblis dari keluarga Lung ini tidak pernah mengungkit tentang gurunya kepada siapa pun juga. Apabila bergebrak dengan seseorang, selamanya musuh mereka tidak pernah dibiarkan hidup. Karena itu tidak ada orang yang tahu sampai dimana ketinggian ilmu mereka dan keistimewaan yang mereka miliki. Mereka juga selalu mengenakan topeng. Bahkan setiap tokoh hitam yang takluk kepada mereka, dijadikan anak buah dan diharuskan mengenakan topeng serupa. Ini merupakan peraturan bagi mereka. Apabila mereka sampai melepaskan kedok atau topeng yang menutupi wajah mereka, itu tandanya mereka mempunyai dendam sedalam lautan dan turun tangan mereka pun tidak tanggung-tanggung lagi.
Karena teringat selentingan di luaran bahwa ketiga orang ini merupakan murid Hek leng sin kun dan begitu bertemu mereka langsung melepaskan topengnya, Seebun Jit jadi tertegun. Tampak ketiga orang itu tidak berwajah buruk. Setidaknya semua panca inderanya komplit. Kalau ditilik dari usianya, ketiga orang itu paling sedikit sudah di atas empat puluhan tahun.
"Dari tempat yang jauh kalian berkunjung ke¬mari. Sebetulnya ada keperluan apa? Harap katakan terus terang saja!" tanya kakek Jit.
"Apakah Anda Seebun Jit yang pernah bertemu muka dengan kami di Kui Cou tempo dulu?" tanya Lung Goan Po sambil batuk-batuk kecil.
Mendengar nada mereka yang tidak begitu garang, perasaan Seebun Jit pun agak lega. Karena bagaimana pun, mereka terdiri dari tiga orang, sedangkan dia hanya sendirian, apakah dia sanggup mengalahkan mereka masih merupakan sebuah tanda tanya besar.
"Ingatan sam wi sungguh hebat. Cayhe memang Seebun Jit!" sahutnya.
Ketiga orang itu saling lirik sekilas. Kemudian topeng di tangan mereka dilempar ke atas tanah. Trang! Rupanya topeng itu terbuat dari emas murni yang kemudian dilumuri lagi dengan sejenis zat pewarna.
Setelah melemparkan ketiga topeng itu di atas tanah, tiba- tiba mereka menjatuhkan diri berlutut di hadapan Seebun Jit
... Tentu saja Seebun Jit terkejut setengah mati. Dia menduga mereka sedang menjalankan akal yang licik dan mencari kesempatan untuk mencelakainya. Karena itu dia segera menghentakkan kakinya mencelat ke belakang sejauh beberapa tindak untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan. Pecut bercabang limanya pun langsung dikeluarkan dari selipan ikat pinggang.
Tetapi saat itu juga Lung Goan Po mendongakkan wajahnya.
"Sahabat Seebun, jangan khawatir. Kecuali di hadapan guru kami yang berbudi, selamanya kami belum pernah menekuk lutut di hadapan siapa pun. Tetapi urusan ini gawat sekali, kami memohon bantuan sahabat Seebun. Kami sengaja datang kemari untuk memohon bantuanmu. Apahila sahabat Seebun bersedia mengabulkan, meskipun kami harus menjadi kerbau atau kuda di kehidupan mendatang, kami pun rela."
Seebun Jit mendengar nada bicara Lung Goan Po yang tulus, seakan tidak ada maksud jahat sedikit pun. Juga tidak tampak berpura-pura. Dia merasa aneh, meskipun kakek itu belum pernah bergebrak langsung dengan ketiga orang itu, tapi mereka cukup terkenal di dunia kang ouw. Apalagi di wilayah Hun Kui. Entah berapa banyak tokoh golongan hitam yang tidak berani menginjakkan kakinya ke wilayah itu, karena merupakan tempat tinggal ketiga iblis dari keluarga Lung ini. Sekarang mereka seakan menghadapi suatu masalah besar yang entah apa, malah berlutut di hadapannya.
"Sam wi harap berdiri! Ada apa-apa bisa kita rundingkan baik-baik!"
"Sebelum sahabat Seebun mengabulkan, untuk selamanya kami tidak akan bangun!" kata Lung Goan Po.
Seebun Jit adalah tokoh yang sudah banyak makan asam garam. Dia bisa melihat apa yang terkandung di dalam hati seseorang hanya dari mimik wajahnya. Dia tahu ketiga orang ini ada sesuatu dan ingin memohon bantuannya, tetapi dia justru tidak habis pikir apa masalahnya?
"Terserah, katakan saja apa permohonan ka¬lian itu!"
Wajah ketiga orang itu langsung beseri-seri mendengar jawaban Seebun Jit.
"Sekarang Anda tinggal di Gin Hua kok ini, tentunya Anda mempunyai hubungan yang baik dengan I losian sing. Kami bertiga ingin bertemu dengannya, harap Anda sudi mengantar kami kepada orang tua itu!" kata Lung Goan Po kembali.
Tadinya Seebun Jit mengira ada urusan sebesar apa sehingga mereka perlu meminta bantuannya, ternyata mereka hanya ingin bertemu dengan si raja iblis I Ki Hu. Hampir saja dia tertawa geli.
"Kedatangan kalian sungguh tidak tepat. I Kokcu sedang keluar, tidak ada di dalam lembah!"
Tidak disangka-sangka wajah ketiga orang itu semakin bersseri-seri.
"Benar?"
"Tentu. Buat apa aku rnendustai kalian?”
"Dalam perjalanan menuju tempat ini, secara kebetulan kami bertemu dengan Leng Coa sian sing, dia mengatakan hahwa I kokcu menolong seorang laki-laki dan perempuan, apakah yang di-katakannya benar?"
"Tidak ..." Hampir saja Seebun Jit kelepasan bicara. Tetapi baru mengucap sepatah kata 'tidak', dia teringat sesuatu hal. Rupanya ketiga orang ini takut berselisihan dengan I Ki Hu, karena itu mereka menggunakan aka! licik untuk memancingnya. Mendengar I Ki Hu tidak ada di lembah, wajah mereka semakin berseri-seri. Lain secara tiba-tiba mereka menanyakan tentang Lie Cun Ju dan Tao Ling. Di balik semua itu pasti ada apa-apanya. "Tidak tahu menahu mengenai urusan ini!" Seebun Jit memang manusia yang cerdas, meskipun dalam sedetik, dia mengalihkan jawabannya, namun tidak terlihat sedikit pun bahwa dia sedang berdusta.
Lung Goan Po menarik nafas panjang.
"Sahabat Seebun benar-benar tidak bersedia berterus terang kepada kami?"
"Aku tinggal di Gin Hua kok, ada kejadian apa pun di sini, aku pasti tahu. Tapi aku memang tidak mengenal laki-laki dan perempuan yang ditolong kokcu."
"Mungkinkah Leng Coa sian sing mendustai kami? Aih!
Sudahlah!" gumam Lung Goan Po.
Tiba-tiba ketiga orang itu melonjak bangun.Seebun Jit langsung menggetarkan pergelangan tangannya. Sepasang cambuk di tangannya mengeluarkan cahaya yang berkilauan. Diam-diam dia bersiap siaga terhadap segala kemungkinan.Tetapi tiba-tiba dia melihat wajah Lung Goan Po berubah pucat pasi.Sepasang lengannya gemetar!
"Toako! Kita toh masih bisa menemukan mereka!" teriak kedua saudara Lung Goan Po.
"Dunia begini luas. Kemana kita harus mencari mereka? Batas waktunya sudah sampai pula, untuk apa kita bercapai diri lagi?" ucap Lung Goan Po sambil menarik napas panjang.
Sembari berbicara, sepasang lengannya terus menggigil. Kemudian terdengar suara Krek! Krek! dua kali. Di kening laki- laki bertubuh gemuk pen-dek itu, tampak keringat dingin bercucuran. Seebun Jit adalah seorang tokoh bu lim yang banyak pengalaman. Melihat keadaan ini, dia tahu bahwa Lung Goan Po telah memutuskan seluruh urat nadi di kedua lengannya dengan paksa.
Hati Seebun Jit semakin curiga. Dari kata-kata Lung Goan Po barusan, dia bisa menduga bahwa ketiga iblis itu mendapat perintah dari seseorang untuk menemukan Lie Cun Ju dan Tao Ling. Bahkan diberikan batas waktu. Seandainya sampai batas waktunya mereka masih belum menemukan kedua orang itu, mereka harus memutuskan urat-urat di kedua lengan mereka sendiri!
Orang yang berani bermusuhan dengan tiga iblis dari keluarga Lung, di dalam dunia kang ouw boleh dibilang dapat terhitung dengan jari tangan. Seebun Jit sendiri juga mempunyai nama yang cukup terkenal di dunia kang ouw, tetapi dia pun tidak berani sembarangan mencari masalah dengan ketiga iblis ini. Kecuali Gin leng hiat ciang I Ki Hu atau tokoh yang sebanding dengannya, Seebun Jit benar-benar tidak habis pikir siapa yang berani mendesak ketiga iblis dari keluarga Lung itu?
Seebun Jit merenung sejenak.
"Sahabat Lung, tunggu sebentar. Seandainya tidak berhasil menemukan seorang laki-laki dan perempuan itu, mengapa Anda sampai harus memutuskan seluruh urat di kedua lenganmu sen¬diri?" tanya kakek itu.
"Sahabat Seebun toh tidak tahu dimana kedua orang itu berada, untuk apa bertanya? Kami memberitahukan pun tidak ada gunanya." Sembari berkata, dia menolehkan kepala kepada kedua saudaranya. Setelah itu berkata lagi. "Kalian berdua masih tidak cepat turun tangan! Apalagi yang kalian tunggu? Meskipun kehilangan dua buah le¬ngan, paling tidak masih ada selembar nyawa!" kata orang yang gemuk pendek sambil menahan sakit yang dideritanya.
Seandainya Seebun Jit seorang tokoh dari golongan lurus, tentu dia akan mendesak siapa orangnya yang memaksa mereka dan untuk apa mereka ingin menemukan Lie Cun Ju dan Tao Ling. Dia juga akan mencegah perbuatan mereka bertiga yang memutuskan urat nadi lengan sendiri. Tetapi pada dasarnya dia memang seorang tokoh dari golongan hitam. Dia sadar seorang diri melawan mereka bertiga, lebih banyak ruginya daripada untungnya. Lebih baik menunggu mereka me¬mutuskan dulu urat nadi lengan masing-masing, dia baru tentukan langkah selanjutnya. Karena itu, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ternyata kedua adik Lung Goan Po juga mengikuti tindakan toako mereka memutuskan urat nadi di lengan masing-masing.
Tubuh mereka gemetar dengan hebat. Keringat dingin membasahi kening. Seebun Jit menunggu sampai pekerjaan mereka sudah selesai, baru tersenyum simpul.
"Entah siapa nama laki-laki dan perempuan yang kalian cari itu? Apabila kalian bisa menyebutkan namanya, mungkin aku bisa membantu!"
Wajah ketiga iblis dari keluarga Lung langsung berubah hebat.
"Rupanya kau memang tahu, mengapa kau tidak mengatakannya dari tadi?" teriak Lung Goan Po.
"Toako, jangan bersikap kasar! Sahabat Seebun, orang yang ingin kami cari bernama Tao Ling dan Lie Cun Ju!" Lung Ping menjawab sambil mengerlingkan matanya pada toakonya.
Seebun Jit melihat kening ketiga orang itu dibasahi oleh keringat dingin. Sepasang lengan mereka menjuntai ke bawah, belum lagi wajah mereka yang pucat pasi. Dapat dipastikan bahwa urat nadi di lengan ketiga orang itu sudah putus. Diam-diam hatinya merasa senang. Seebun Jit menggetarkan cambuknya dan tertawa terbahak-bahak,
"Rupanya mereka yang kalian cari! Meng¬apa kalian tidak katakan dari tadi?"
"Rupanya Anda tahu dimana mereka sekarang berada?" tanya Lung Goan Po. "Tentu saja tahu. Kalian tadi mengatakan kokcu menolong seorang laki-laki dan perempuan. Kedua orang itu bukan ditolong oleh kokcu, mereka bahkan datang sendiri."
"Dimana mereka sekarang?" tanya Lung Ping gugup.
Tentu Seebun Jit tidak mungkin mengatakan jejak Lie Cun Ju dan Tao Ling kepada ketiga iblis dari keluarga Lung itu. Karena dia tahu mereka terdiri dari orang-orang yang keji dan selalu turun tangan dengan telengas. Tentu mereka mengan- dung niat kurang haik.