Pendekar Bunga Cinta Chapter 47

Mungkinkah puteranya In Kek See memasuki negeri cina dan membawa pulang bini orang cina ? Sebab setahu Kwee Su Liang, kedua puteranya In Kek See bertugas sebagai tentara pada pemerintah negara Watzu, dan tidak tinggal bersama-sama dengan ayah dan ibu mereka.

Sementara itu Sin Lan kembali dengan membawa cangkir berikut teko berisi air teh hangat, tetap sambil dia menyertai senyum yang menawan; sedangkan langkah kakinya begitu lembut, dan pinggulnya bergerak aduhai selagi sepasang kakinya itu melangkah. Benar-benar membikin Kwee Su Liang pusing kepala, bagaikan dia belum pernah melihat wanita yang pintar niru-niru Semar jalan igel-igelan.

"Silahkan siangkong minum." kata Sin Lan lembut perlahan selagi tangannya menuang air teh, tetapi lirikan matanya tak lepas dari muka Kwee Su Liang, sehingga tidak disadarinya waktu air teh meluap dari cangkir yang sangat kecil.

"E-e-h !" Kwee Su Liang bersuara kaget, sebab melihat air teh yang meluap membasahi meja, dan sebelah tangannya ikut bergerak memegang sebelah tangan Sin Lan yang sedang menuang air teh. Tangan yang berkulit putih halus terasa begitu lembut; dan jari jari tangan yang dihias dengan kuku-kuku runcing panjang warna merah seperti darah ayam.

Sekali lagi Sin Lan perdengarkan suara tawanya yang merdu dan memikat, dan dia berkata ;

“E-e-h, siangkong ! Tangan Siao moay kenapa dipegang terus ?" Begitu manja Sin Lan bicara, begitu merdu suaranya, tetapi dia membiarkan sebelah tangannya yang masih dipegang oleh Kwee Su Liang dan laki laki itu tersipu malu bagaikan baru menyadari, sehingga buru-buru dia melepaskan pegangannya, tapi tak mampu mengucap apa- apa, membikin Sin Lan yang berkata lagi :

"Silahkan siangkong minum, tetapi cuma air teh ...” “Terima kasih…." sahut Kwee Su Liang, terdengar

perlahan dan gemetar nada suaranya, sehingga dia merasa

penasaran, mengapa justru perempuan itu yang lebih galak? Mengapa dia jadi gemetar?

Juga sepasang tangan Kwee Su Liang kelihatan gemetar waktu dia mengangkat cangkir, sementara Sin Lan tetap berdiri sambil mengawasi dan perlihatkan senyumnya yang memikat dan merangsang, sempat Kwee Su Liang ikut mengawasi sesudah dia minum dari cangkir yang pertama.

"Apakah In Kek See akan pergi lama. ?" akhirnya Kwee

Su Liang menanya; tetap terdengar perlahan suaranya.

Sin Lan tetap memperlihatkan senyumnya yang memikat, dia tidak segera menjawab pertanyaan Kwee Su Liang, tetapi dengan langkah kaki yang aduhai dia mendekati Kwee Su Liang sehingga dia berdiri dibelakang laki laki itu, dan secara tiba-tiba sepasang tangannya merangkul Kwee Su Liang dari bagian punggung.

"Apakah Liang-ko merasa keberatan kalau menunggu berdua siao-moay ... ?” dan muka Sin Lan berada terlalu dekat dengan muka Kwee Su Liang, bahkan merasa menyentuh hangat dan tercium bau pupur, tetapi secara mendadak Kwee Su Liang menjadi tersentak. Dia memutar kepala mengawasi Sin Lan yang masih merangkul dan memperlihatkan senyum yang aduhai. “Liang-ko ...” kata Sin Lan tadi, sehingga Kwee Su

Liang menjadi tersentak kaget.

Meskipun In Kek See mungkin sudah menceritakan kepada Sin Lan bahwa dia mempunyai seorang teman yang bernama Kwee Su Liang, namun Kwee Su Liang dan Sin Lan sekali pun memang belum pernah bertemu. Jadi, bagaimana mungkin Sin Lan bisa mengetahui bahwa dia sedang berhadapan dengan Kwee Su Liang, tanpa Kwee Su Liang memberitahukan namanya ?

"Lan moay, dari siapa kau mengetahui namaku ?” tanya Kwee Su Liang yang masih merasa heran, sementara hatinya sedang berdebar keras mengajak dang-dut !

Sin Lan tidak segera memberikan jawaban, dia masih berdiri disebelah belakang Kwee Su Liang, dengan sepasang lengan masih merangkul; dan sebelah tangannya kemudian meraba bagian muka Kwee Su Liang sambil dia perlihatkan senyumnya yang memikat, setelah itu baru dia berkata ;

"Liang ko, siapa yang tak kenal dengan kau yang menjadi gubernur penguasa kota Gan-bun koan? Nama kau bahkan sangat menyemarak dikalangan rimba persilatan dan siao-moay ..."

Secara begitu tiba-tiba dan selagi dia mengucap kata- kata; jari-jari tangan Sin Lan yang berkuku runcing hendak menggurat bagian leher Kwee Su Liang, tetapi bertepatan dengan itu, Kwee Su Liang sudah meronta melepaskan rangkulan Sin Lan, sebab dia merasa malu dirangkul dan diraba mukanya. Dengan demikian; secara tidak disengaja Kwee Su Liang berhasil menghindar dari kuku-kuku Sin Lan yang hendak menggurat bagian mukanya, dan kuku- kuku itu padahal mengandung bisa racun yang memungkinkan Kwee Su Liang menjadi tewas ! Di pihak Sin Lan sudah tentu dia jadi penasaran sebab tak berhasil dia mencapai niatnya. Kwee Su Liang masih duduk walaupun sudah meronta melepas diri dari rangkulan, dan Sin Lan mengulang perbuatannya, merangkul Kwee Su Liang memakai sepasang lengannya.

Waktu sekali lagi Kwee Su Liang meronta ingin melepaskan rangkulan Sin Lan, maka Kwee Su Liang jadi terkejut, sebab dia merasakan Sin Lan mengerahkan tenaga hendak bertahan. Tenaga yang bukan sembarang tenaga, akan tetapi merupakan tenaga dalam yang disalurkan kepada sepasang lengannya, sehingga lengan itu terasa bergetar hangat, menandakan Sin Lan memiliki ilmu yang tidak dapat dianggap remeh !

Menyadari bahwa dia sedang terperangkap oleh musuh yang belum dikenalnya, maka tanpa ragu-ragu Kwee Su Liang mengerahkan tenaganya, melepaskan rangkulan Sin Lan bahkan tubuhnya yang sedang duduk, mendadak Iompat bangun sehingga pada saat berikutnya dia sudah berdiri menghadapi Sin Lan.

Hilang senyum Sin Lan yang menghias di mukanya, sebaliknya sepasang matanya kelihatan bersinar menyimpan rasa marah. Terlalu cepat gerak sebelah tangannya waktu dia meraba dibagian pinggangnya yang ramping dan dilain saat ditangan kanannya dia telah memegang sebatang pisau belati yang tajam, lalu dengan pisau itu dia langsung bergerak menikam Kwee Su Liang, memakai jurus 'dewi cantik persembahkan hadiah'.

Kwee Su Liang berkelit menghindar dengan miringkan tubuhnya, membiarkan belati lewat dibagian sisinya; sempat dia mendengar suara angin serangan Sin Lan, menandakan benar-benar Sin Lan memiliki ilmu yang tidak boleh dianggap remeh. Kemudian waktu dengan tangan kirinya Kwee Su Liang hendak memegang lengan kanan Sin Lan, sebab dia bermaksud hendak merampas pisau belati maka tangan kiri Sin Lan ikut bergerak hendak menyerang, mengarah muka yang hendak dia cakar dengan kuku-kuku yang runcing. Tangan kanan Kwee Su Liang ikut bergerak dan sekaligus dia berhasil memegang sepasang lengan Sin Lan.

"Siapa kau sebenarnya .. ,?" tanya Kwee Su Liang bernada galak, selagi sempat dia memegang sepasang lengan Sin Lan, akan tetapi Sin Lan tidak menjawab pertanyaan Kwee Su Liang, sebaliknya jari-jari tangan kirinya yang bebas bergerak, berusaha ingin menggurat bagian lengan Kwee Su Liang, sambil dia mengerahkan tenaganya hendak membebaskan diri dari pegangan tangan Kwee Su Liang.

Kwee Su Liang mengetahui tentang niat Sin Lan yang hendak membebaskan diri, dan dia memang tidak bermaksud untuk seterusnya memegang tangan-tangan perempuan itu, sehingga dia membarengi mendorong dengan niat membenturkan tubuh Sin Lan pada dinding tembok, untuk membikin Sin Lan menjadi pingsan.

Tubuh Sin Lan terdorong secara tiba-tiba dan terlempar kearah dinding tembok, akan tetapi alangkah kagetnya Kwee Su Liang ketika melihat Sin Lan membikin gerakan jungkir balik kearah sebelah belakang sehingga tidak sampai dia terbanting membentur dinding tembok, sebaliknya dia berdiri dengan sepasang mata melotot marah-marah.

Hilang lenyap lagaknya yang memikat dan merangsang, ganti cemberut kelihatan kejam seperti keponakannya kuntianak.

Kembali Sin Lan mengerahkan tenaga dalamnya pada sepasang lengannya, selagi erat-erat dikatupnya kedua baris giginya sehingga terdengar berbunyi seperti lagi menggigit biji-jambu kelutuk sementara sepasang tangannya yang pada mulanya kelihatan halus-halus kulitnya, samar-samar menjadi kelihatan bersinar hitam kelabu, membikin Kwee Su Liang menjadi terkejut dan menyadari bahwa Sin Lan memiliki ilmu 'tangan pasir besi' yang sudah tidak asing lagi bagi Kwee Su Liang yang sudah cukup lama berkecimpung didalam dunia rimba persilatan.

Dengan perdengarkan pekik teriak seperti kuntianak kehilangan anak, secara mendadak Sin Lan menerkam dan menyerang dengan ke sepuluh jari-jari tangan merentang tegang, mengarah bagian perut dan bawah pusar !

Kwee Su Liang yang memang sudah berdiri siaga, menyadari bahwa dia tidak boleh main-main menghadapi Sin Lan yang muda cantik itu, namun yang memiliki ilmu tangan pasir besi. Terjangan Sin Lan sangat pesat dan dahsyat, disamping jari-jari tangan itu mengandung bisa racun maut yang bisa bikin usus Kwee Su Liang jadi berantakan.

Selangkah Kwee Su Liang bergerak mundur kearah belakang, lalu secepat itu pula sebelah tangan mengibas memukul sepasang lengan Sin Lan, dengan gerak tipu 'burung garuda mengibas ekor.'

Posting Komentar