Pendekar Bunga Cinta Chapter 45

"Kalian mencari Cheng hwa liehiap Liu-Giok Ing, aku berada disini !"

ooo-O-ooo

ORANG PERTAMA yang melihat kehadirannya liehiap Liu Giok Ing adalah Cay hong suthay. Dilihatnya waktu itu liehiap Liu Giok Ing memakai pakaian serba putih, dengan kepala memakai tudung lebar berikut cadar dari kain warna putih juga, membuat mukanya tidak terlihat nyata.

Sehabis dia berteriak maka Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing tidak menyerbu ketempat pertempuran, sebaliknya dia lompat keluar tembok halaman; sedangkan orang-orang yang datang menyerang Cin wan piauwkiok serentak melakukan pengejaran.

Pemuda Cin Yam Hui berdua dara Ma Kim Hwa merasa penasaran karena ditinggalkan lawan-lawan mereka, sehingga mereka ikut melakukan pengejaran, sedangkan para piauwsu yang juga hendak ikut mengejar, telah dilarang oleh piauwtauw Ma Heng Kong.

"Heran . , .apakah benar-benar liehiap Liu Giok Ing berada didalam rumahku ..." gumam piauwtauw Ma Heng Kong waktu dia telah berada didekatnya Cay hong suthay.

"Dia memang berada disini ...” sahut Cay hong suthay sambil bersenyum, sehingga Ma Heng Kong jadi terpesona mengawasi, sementara Cay-hong suthay lalu menceritakan tentang pertemuan dengan Cheng-hwa lie hiap Liu Giok Ing pada waktu makan malam tadi, yang menyamar sebagai pembantu dapur.

"Hayaa ! Kalau begitu aku telah berlaku kurang hormat terhadap dia ......," kata piauwtauw Ma Heng Kong sambil dia membanting kaki, kelihatan sangat menyesal dan penasaran.

Dengan mengucapkan kata kata yang menghibur, maka Cay hong suthay minta diantar ke kamarnya liehiap Liu Giok Ing, tapi mereka tidak lagi menemukan pakaian liehiap Liu Giok Ing yang sudah dibawa semua, melainkan ada sepucuk surat dari Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang ditujukan buat piauwtauw Ma Heng Kong. Dipihak Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing sebenarnya dia memang mengetahui bahwa pihak musuh terus membayangi dia. Dengan mengikuti bisikan hatinya, kemudian liehiap Liu Giok Ing menyamar dan melamar kerja sebagai pelayan pada Cin wan piauwkiok; dan oleh karena dia menyamar dengan cara yang cermat sebagai seorang perempuan setengah baya golongan tidak mampu, maka berhasil dia mengelabui piauwtauw Ma Heng Kong, bahkan Cay hong suthay tidak segera mengenali pada saat mereka bertemu.

Dengan cara penyamarannya dan bekerja di perusahaan pengangkutan Cin wan piauw kiok, maka untuk sementara Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing menjadi terhindar dari pihak musuh-musuhnya, padahal hampir setiap hari mengunjungi thabib Liauw Tek Jin untuk mengobati penyakitnya, yakni disaat dia sekalian keluar belanja keperluan dapur.

Tetapi, diluar tahu liehiap Liu Giok Ing, adalah pihak musuh tidak berani melakukan penyerangan terhadap gedung piauwkiok yang dipimpin oleh Ma Heng Kong, sehingga mereka memerlukan minta bala bantuan dari Kim Lun Hoat-ong.

Selama umpatkan diri ditempat piauwtauw Ma Heng Kong, maka tanpa terasa kandungan liehiap Liu Giok Ing telah genap berusia 3 bulan, sehingga sudah mulai bisa dilihat oleh orang orang termasuk Cay hong suthay.

Malam itu waktu Cin-wan piauwkiok diserang, sebenarnya liehiap Liu Giok Ing tak bermaksud perlihatkan diri sebab kesehatannya belum pulih benar. Dengan adanya Cay hong suthay, dia yakin bahwa pihak musuh tidak sukar untuk diusir pergi, tetapi kemudian dia teringat bahwa Cay- hong suthay sudah hidup mengasingkan diri, sehingga biarawati yang sakti itu pantang melakukan pembunuhan dan sudah tidak mau lagi mencampuri urusan orang-orang rimba persilatan, sehingga terpaksa Cheng hwa liehiap memperlihatkan diri, supaya dia tidak membikin susah pihak Cin wan piauwkiok.

Demikian, setelah dia persiapkan diri dan tidak lupa menulis sepucuk surat buat piauw tauw Ma Heng Kong, maka dia muncul dan sengaja dia 'mengajak' pihak musuh supaya mereka tidak bertempur didalam tempatnya piauwtauw Ma Heng Kong.

Disuatu tempat belukar yang jauh terpisah dari Cin-wan piauwkiok, maka Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing sengaja menunggu pihak musuh yang sedang mengejar, sehingga dilain saat terjadi dia bertempur melawan tiga orang musuh, sampai kemudian ditambah lagi dengan empat orang musuh yang ikut menyusul.

Dengan tabah dan berlaku lincah Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing membiarkan dia dikepung pihak musuh dan dia mengerahkan ilmu 'coan hwa-jiauw-sie' (menembus bunga melihat pohon), suatu ilmu kelincahan tubuh yang sukar dicari tandingannya, sementara didalam hati dia merasa penasaran karena tidak dapat melihat kehadirannya See thia tok ong Sila Ponchay, sebab dia hendak membalas dendam terhadap si biang racun dari barat yang licik !

Akan tetapi, yang dia harapkan itu tidak kelihatan muncul, sebaliknya yang datang dan memasuki arena pertempuran adalah pemuda Cin Yam Hui berdua dara Ma Kim Hwa, sehingga pihak musuh memisah diri, empat orang mengepung pasangan muda mudi itu sedangkan tiga orang yang lainnya tetap menghadapi Liu Giok Ing; namun dilain saat muncul lagi rombongan musuh yang semuanya telah meninggalkan rumah piauwtauw Ma Heng Kong; dan semuanya telah ikut mengejar liehiap Liu Giok Ing yang hendak mereka bunuh mati. Kembali semangat tempur liehiap Liu Giok Ing menjadi bangkit lagi, seperti dulu selagi dia belum menikah dengan pangeran Giok Lun, dan saat itu dia bahkan melupakan kandungannya yang telah berusia tiga bulan.

Dalam menghadapi musuh yang belasan orang jumlahnya, dan yang semuanya memiliki ilmu yang cukup mahir, maka liehiap Liu Giok Ing berlaku bengis, sehingga meskipun dia dikepung, namun pihak dia justeru yang banyak melakukan penyerangan dengan pedang 'Ku tie kiam' yang terkenal ampuh serta kadang-kadang dia menyebar bunga-bunga cinta, yang mengakibatkan dalam sekejap telah ada beberapa tubuh yang bergelimpangan menjadi mayat atau terluka parah.

Dilain kesempatan hanya sisa tiga orang musuh yang masih tetap bertahan melakukan pengepungan atas diri Liu Giok Ing; akan tetapi ketika Liu Giok Ing mengerahkan ilmu simpanannya yang terdiri dari 36 jurus dan yang dapat dipecah menjadi 3 bagian, maka sebagai hasilnya, dua musuh berteriak mengerikan dan rubuh tewas kena 13 kali tikaman dan bacokan pedang liehiap Liu Giok Ing, sedangkan yang seorang lagi berusaha hendak melarikan diri, namun kalah cepat, dengan melayangnya bunga-bunga cinta yang dilepas oleh liehiap Liu Giok Ing, sehingga sisa musuh itu pun ikut rebah tewas seketika.

Disaat liehiap Liu Giok Ing hendak membantu pemuda Cin Yam Hui berdua Ma Kim Hwa yang masih bertempur dan dikepung oleh sejumlah musuh, maka mendadak dia mendengar suara tawa seseorang, lalu muncul See thian tok ong Sila Ponchay, yang bahkan memerlukan dan berkata dengan mengejek :

"Aku sangka si kuntianak sudah masuk ke liang kubur, ternyata dia masih mampu bernapas bahkan membawa tambur !” Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing menjadi sangat gusar waktu melihat musuh yang pernah mencelakai dia, sehingga batal dia yang hendak membantu pemuda Cin Yam Hui berdua dara Ma Kim Hwa, sebaliknya dengan suatu gerak 'macan betina keluar dari goa', dia melompat menerkam sementara pedangnya menyambar memakai gerak tipu 'macan betina melihat tiang'.

See thian tok-ong Sila Ponchay mengangkat senjatanya yang istimewa. Dengan mengerahkan tenaganya dia menangkis, mengakibatkan senjata mereka saling bentur dan dari senjatanya yang istimewa itu berhamburan asap disertai dengan percikan lelatu anak api, yang semuanya menyambar kearah Cheng Hwa liehiap Liu Giok Ing.

Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing kali ini sudah siaga untuk menghadapi asap yang mengandung bisa racun itu, berkat pertemuannya dengan si thabib sakti Liauw Tek Jin; sehingga tanpa ragu-ragu dia membiarkan senjata mereka saling bentur. Akan tetapi, sebagai akibat mereka mengadu tenaga dalam, maka tubuh keduanya tergempur, saling mundur tiga langkah kebelakang !

"Hm ...!" desis Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing, lalu dengan gesit dia mengulang serangannya, dengan suatu tikaman memakai gerak tipu ‘macan betina melepas mustika'; sedangkan See-thian tok ong Sila Ponchay sekarang melayani dengan kelincahan tubuh, tidak lagi saling mengadu kekuatan tenaga dalam.

Berbagai macam ilmu silat yang berasal dari Thibet telah diperlihatkan oleh See thian-tok-ong Sila Ponchay, akan tetapi sekarang Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing dapat mengimbangi diri oleh karena dia tidak takut lagi dengan asap beracun dari senjata lawannya. Kecuali senjatanya yang istimewa itu, sekarang See thian tok-ong Sila Ponchay menggunakan juga telapak tangan kirinya buat melakukan berbagai serangan, dan ternyata dia memakai jurus-jurus semacam ilmu 'tay-yang-sin-ciang' (pukulan tangan-sakti) yang memang sudah dikenal dengan baik oleh liehiap Liu Giok Ing.

Disuatu saat See-thian tok-ong Sila Ponchay bahkan menggunakan senjata rahasia berupa jarum-jarum halus yang juga mengandung bisa racun, sehingga dalam usahanya untuk menghindar dengan berkelit atau mengibas memakai lengan bajunya, maka mengakibatkan kedudukan mereka terpisah cukup jauh.

Ketika telah kehabisan jarumnya, maka tiba-tiba See- thian tok-ong Sila Ponchay perdengarkan suara seruan yang aneh bagi pendengaran Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing, setelah itu tubuh See thian tok ong Sila Ponchay mencelat tinggi hendak menerkam lawannya !

Telapak tangan kiri See thian tok ong Sila Ponchay merentang tegang bagaikan hendak mencakar, sedangkan senjatanya yang berupa huncwee yang istimewa disiapkan hendak memukul memakai gerak tipu 'tay-san ap-teng' atau gunung tay-san menindih.

Liehiap Liu Giok Ing tidak gentar menghadapi ancaman serangan yang nekad dari lawannya. Tubuhnya lalu ikut terbang buat menyambuti lawan. Tenaga tangan dilawan dengan tenaga tangan, dan senjata mereka ikut saling bentur dengan kerasnya !

Kesudahannya tubuh liehiap Liu Giok Ing terpental jatuh dengan mulut mengeluarkan darah, sementara punggungnya terpukul dan pundak kirinya terluka kena senjata musuh dalam pertempuran yang serba cepat dan pedang 'ku tie kiam' sudah lepas dari tangan Liu Giok Ing, masih membenam didalam perut lawannya !

Dilain pihak, See thian tok ong Sila Ponchay terjatuh dengan perut masih membenam pedang lawannya, sementara darah segar sudah membasahi tubuh dan pakaiannya.

Dengan wajah muka meringis menahan rasa sakit, See thian tok ong Sila Ponchay mengawasi musuhnya yang terduduk lemah dan terluka.

See thian tok ong Sila Ponchay kemudian memaksa diri buat bangun berdiri, lalu dengan langkah kaki perlahan dia mendekati Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing. Senjata huncwee dia siapkan untuk melakukan serangan terakhir terhadap musuhnya yang dia anggap sudah tidak berdaya !

Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing masih sadar mengetahui bahwa maut sedang mendekati dia. Dengan sepasang tangan menekan tanah dia berusaha hendak berdiri, tetapi sia-sia percobaannya karena keadaannya yang sangat lemah.

Waktu kemudian See thian tok-ong Sila-Ponchay sudah bertambah mendekati, maka sepasang tangan liehiap Liu Giok Ing meraba pinggangnya, mencabut dua batang pisau terbang atau hiu kim; lalu dengan mengerahkan sisa tenaganya, maka liehiap Liu Giok Ing melontarkan sepasang hui kiam itu yang terbang dan membenam didada sebelah kiri dan sebelah kanan See thian tok-ong Sila Ponchay sehingga sekali lagi See thian tok-ong Ponchay kelihatan meringis menahan rasa sakit, namun tubuhnya lemas dan kehabisan darah, dan dia terjatuh tewas didekat tempat liehiap Liu Giok Ing terduduk lemah.

Sekali lagi Liu Giok Ing sempat memperhatikan pertempuran yang dilakukan oleh muda mudi Cin Yam Hui berdua Ma Kim Hwa, meskipun seluruh tubuhnya merasa sangat lemas. Lalu dengan sinar mata yang samar sempat diketahuinya bahwa pasangan muda mudi itu juga telah berhasil mengalahkan musuh mereka yang kabur melarikan diri.

Kedua muda mudi itu kemudian lari mendekati liehiap Liu Giok Ing yang mereka lihat terluka parah.

Posting Komentar