Dipihak Cay-hong suthay, didalam kamarnya malam itu Cay-hong suthay tak dapat mudah tertidur. Pada kesempatan waktu makan malam tadi, perhatian biarawati ini tertuju kepada seorang pelayan perempuan yang menyiapkan hidangan. Dia seperti teringat kepada seseorang yang entah dimana dan siapa gerangan namanya. Tapi waktu dia menanya kepada Ma Heng Kong, maka dikatakan oleh piauwtauw itu, bahwa nama si pelayan perempuan itu adalah Lim Cay Nio, yang baru mulai bekerja sejak dua bulan yang lalu. Namun demikian, pikiran Cay hong suthay ingat terpengaruh, sehingga didalam kamar dia masih berpikir, sampai kemudian dia teringat bahwa perempuan yang bekerja menjadi si ‘Inem' itu, adalah isteri seorang Pangeran di kota-raja yang sebelumnya namanya pernah menyemarak dikalangan rimba persilatan sebagai Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing !
Benar-benar Cay hong suthay merasa heran tidak mengerti, mengapa Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang sudah menjadi istri seorang pangeran, sekarang bekerja di Cin-wan piauwkiok, bahkan menjadi seorang ‘inem' ?
(“ ... , dan, akh ! Dia bahkan kelihatannya sedang hamil muda ....”) Cay-hong suthay berkata didalam hati; karena sempat dia tadi memperhatikan si 'lnem' yang istimewa itu.
Terpikir oleh Cay-hong suthay, bahwa besok pagi terlebih dulu dia hendak mengajak piauwtauw Ma Heng Kong bicara. Ingin dia menanyakan, dengan pangeran yang mana gerangan Liu Giok Ing menikah; dan sesudah membicarakan hal itu baru dia hendak memberitahukan tentang adanya Cheng hwa liehiap dirumahnya piauwtauw Ma Heng-Kong.
Begitu pandainya Liu Giok Ing menyamarkan diri, sehingga sepintas dia kelihatan bertambah tua; sehingga berhasil dia mengelabui piauwtauw Ma Heng Kong, seorang jago yang kenamaan yang namanya cukup menyemarak dikalangan rimba persilatan. Mungkinkah Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing sedang umpatkan diri ? Mengapa ? dan kenapa dia meninggalkan istana tempat suaminya ?
Cay hong suthay merasa sangat penasaran, sehingga tidak sabar lagi buat dia menunggu sampai esok paginya; segera dia turun dari tempat tidurnya, niatnya hendak mendatangi kamar Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing buat dia menanyakan keterangan tanpa lain orang ikut mengetahui. Tetapi pada saat itu mendadak telinganya yang tajam mendengar adanya suara yang tidak wajar dekat jendela kamarnya !
"Siapa yang berada diluar jendela...?” sengaja Cay hong suthay menyapa dengan suara yang cukup keras, supaya didengar oleh seseorang yang berada diluar jendela kamarnya, akan tetapi tiada suara jawaban yang didengar oleh Cay hong suthay, sebaliknya sempat dilihatnya sesuatu bayangan hitam yang lompat naik keatas genteng.
Dengan geraknya yang sangat gesit dan ringan, Cay hong suthay membuka daun jendela dan lompat naik keatas genteng, sehingga sempat pula dilihatnya suatu bentuk tubuh yang kecil langsing yang sedang lari menjauh, dan Cay hong suthay yakin bahwa orang itu adalah dara Ma Kim Hwa !
Cay hong suthay membiarkan dara Ma Kim Hwa menghilang, sebaliknya dengan langkah kaki yang tenang dia menuju kearah belakang hendak mencari kamarnya Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang sedang menyamar menjadi seorang 'inem', lalu tiba-tiba dia dikejutkan dengan terdengarnya bunyi suara berbagai senjata yang saling bentur, menandakan telah terjadi suatu pertempuran.
Dalam kagetnya Cay hong suthay lompat melesat kearah bunyi pertempuran itu, dan di lain saat dilihatnya ada beberapa orang pegawai piauwkiok yang sedang bertempur melawan beberapa orang yang semuanya memakai tutup muka dengan secarik kain warna hitam.
Disuatu sudut Cay hong suthay melihat adanya piauwtiauw Ma Heng Kong bersama pemuda Cin Yam Hui, yang sedang berdiri dengan sikap siaga. Cay hong suthay kemudian mendekati tempat kedua orang itu berdiri. Dia menanyakan kalau-kalau Ma Heng Kong mengetahui siapa gerangan pihak yang datang menyerang itu.
Akan tetapi piauwtauw Ma Heng Kong menggelengkan kepalanya. Dia bahkan menyatakan keheranannya disamping dia merasa sangat penasaran karena perusahaannya ada yang berani datang menyerang, sedangkan biasanya dia sangat dimalui dan tidak banyak mendapat rintangan selama dia mengurus perusahaan tersebut.
Disaat piauw Ma Heng Kong sedang berpikir, tiba-tiba dia dikejutkan dengan adanya teriak suara seseorang yang memaki dia :
"Ma Heng Kong ! Lekas keluarkan simpananmu si kuntianak penyebar cinta Liu Giok Ing. Kami adalah murid-murid dari Kwan gwa sam eng yang hendak menuntut balas dendam , ... !"
Setelah selesai teriak suara itu, maka kelihatan berlompatan tiga orang yang juga memakai tutup muka dengan secarik kain warna hitam, dan mereka sudah langsung menyerang terhadap Ma Heng Kong.
Piauwtauw Ma Heng Kong berkelit mundur, dan pemuda Cin Yam Hui mewakilkan dia untuk bertempur melawan dua orang yang baru datang itu, dan waktu seorang lagi telah mengulang lagi serangannya terhadap Ma Heng Kong, maka piauwtiauw itu menekan senjata orang itu memakai goloknya sambil dengan nada suara bengis dia berkata :
"Kau ulangi lagi perkataan kalian tadi...!'' demikian kata Ma Heng Kong yang ingin mendapat ketegasan; oleh karena sesungguhnya dia menjadi sangat terkejut dan heran, ketika dia dituduh menyimpan Liu Giok Ing yang namanya sudah tidak asing lagi baginya dan dia bahkan ikut mengetahui bahwa Liu Giok Ing telah menjadi isterinya pangeran Gin Lun di kota raja.
"Kami menghendaki Liu Giok Ing untuk membalas dendam guru kami, dan kau telah menyembunyikan dia !" sahut orang itu sambil dia mengerahkan tenaga untuk melepas tekanan pada senjatanya.
"Kurang ajar ! Kau telah menuduh secara sembarangan
!" bentak piauwtauw Ma Heng-Kong dengan marah, namun didalam hati dia tambah terkejut.
Meskipun belum pernah bertemu muka, akan tetapi piauwtauw Ma Heng Kong sudah tidak asing lagi dengan nama Liu Giok Ing yang pernah menyemarak dikalangan rimba persilatan, mendampingi si pendekar tanpa bayangan Kwee Su Liang, sehingga ada sebagian orang yang menyiarkan berita bahwa Liu Giok Ing merupakan pacarnya si pendekar tanpa bayangan Kwee Su Liang, namun dilain saat ada yang menyebar beritanya bahwa antara Liu Giok Ing dengan Kwee Su Liang sebenarnya merupakan musuh turunan yang saling menyimpan dendam dan ingin saling membunuh. Kemudian diketahui pula oleh piauwtauw Ma Heng Kong tentang Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang menikah dengan Pangeran Giok Lun di kotaraja, sedangkan si pendekar tanpa bayangan juga telah menikah dengan Lie Gwat Hwa dan menjabat pangkat sebagai Gubernur yang berkuasa di perbatasan kota Gan bun koan; dan dua berita ini memang pernah membikin dia goyang-goyang kepala, namun dia tidak mau mencampuri urusan lain orang. Akan tetapi mengapa sekarang dia justeru dituduh telah 'menyimpan' bini orang ? Dan bini Pangeran itu bahkan katanya dia 'simpan' didalam rumahnya itu ? Dilain pihak, lawannya Ma Heng Kong telah berhasil melepaskan senjatanya dari tekanan goloknya Ma Heng Kong; setelah itu lawan ini mengulang serangannya, bergerak bagaikan seekor burung elang yang gesit; karena dia tak mau terulang senjatanya dibikin tidak berdaya lagi.
Melihat cara lawannya Ma Heng Kong bertempur, maka Cay hong suthay merasa yakin bahwa orang itu benar-benar merupakan muridnya Kwan gwa sam eng, atau tiga garuda dari Kwan gwa.
Dahulu memang Cay hong suthay pernah bertempur melawan Kwan gwa sam eng yang terkenal ganas kejam, hanya dia tidak tahu entah ada permusuhan apa antara Kwan gwa sam eng dengan Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing, karena seperti yang tadi dikatakan bahwa kedatangan orang-orang yang menyerang Cin wan piauwkiok itu hendak membalas dendam Kwan gwa sam eng. Apakah Kwan-gwa sam eng sudah terkalahkan dan gugur ditangan Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing?
Kemudian lebih tidak diketahui lagi oleh Cay hong suthay, bahwa sebenarnya murid-muridnya Kwan gwa sam eng itu merupakan kaki tangan dari pangeran Kim Lun yang hendak melakukan perbuatan makar, atau hendak merebut kekuasaan Negara.
Disamping menyimpan dendam pribadi oleh karena guru mereka dibinasakan oleh Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing berdua Bo-im kiamhiap Kwee Su Liang, maka ketiga muridnya Kwan gwa sam eng itu memang sedang melakukan tugas hendak membunuh Liu Giok Ing; sampai kemudian mereka dibantu oleh See thian tok ong Sila Ponchay, dan akhirnya mereka kehilangan jejak Liu Giok Ing didalam kota Lam yang. Akan tetapi berkat mereka dengan gigih terus berusaha, maka sempat mereka mengetahui bahwa Liu Giok Ing berdiam didalam rumah Ma Heng Kong, meskipun mereka tidak mengetahui bahwa Liu Giok Ing menyamar dan bekerja sebagai seorang 'inem'.
Berempat mereka tidak berani menyerbu kedalam rumah piauwtauw Ma Heng Kong sehingga mereka lalu memberikan laporan kepada Kim Lun Hoat ong, dan Kim Lun Hoat-ong mengirimkan bala bantuan tanpa dapat menyertai ciangkun Sie Pek Hong yang kebenaran sedang menghadapi tugas lain.
Sementara itu waktu Cay hong suthay mengawasi kearah pertempuran yang dilakukan oleh pemuda Cin Yan Hui, maka dilihatnya dara Ma Kim Hwa sudah ikut terjun dalam pertempuran itu, membantu pemuda Cin Yam Hui, sedangkan dibagian lain kelihatan para piauwsu sedang sibuk menghadapi para penyerang yang sudah bertambah banyak, tidak kurang dari dua puluh orang !
Mau tidak mau, Cay hong suthay merasa wajib untuk memberikan bantuan bagi pihak Ma Heng Kong. Akan tetapi selagi dia bergegas hendak memasuki arena pertempuran, tiba-tiba terlihat adanya sesuatu tubuh orang yang melesat keatas tembok halaman, lalu dari tempat itu dia melepaskan beberapa senjata rahasia mengarah pihak orang-orang yang datang menyerang, sambil dia perdengarkan pekik teriaknya yang nyaring :