“Apakah piauwtauw kenal siapa sebenarnya Wei Beng Yam .,.,?" tanya dara Lian Cay hong ditengah pertempuran yang sedang mereka lakukan.
"Kenapa tidak?" sahut piauwtauw Yap Seng Lim, yang bahkan menyambung perkataannya :
"... aku bahkan kenal siapa gurunya, si pendekar gila Jie Cu Lok yang ternyata memang benar-benar orang sinting !"
Dara Lian Cay Hong tertawa, tetap merdu suaranya meskipun pada waktu itu mereka sedang bertempur, setelah itu berkata :
"Tetapi Wei Beng Yam adalah puteranya almarhum
tayhiap Wei Tan Wie !”
"Siapa kau bilang ?" sahut piauwtauw Yap Seng Lim yang kaget setengah mati, sampai batal dia menyerang lawannya yang sedang bersenyum manis, bahkan dia lompat mundur tiga langkah kebelakang, takut kena sasaran pedang dara sakti itu.
"Puteranya tayhiap Wei Tan Wie !" ulang dara Lian Cay Hong sambil menyertai seberkas senyum yang menawan hati, dan Yap Seng Lim sampai tertawa tak hentinya setelah mendapat penjelasan, seterusnya hilang rasa bencinya terhadap Wei Beng Yam, bahkan bertiga mereka merupakan sahabat-sahabat yang akrab.
Jelas bahwa waktu itu, melulu sebab salah mengerti akibat perbuatan koayhiap Jie Cu Lok, yang mengakibatkan seringkali orang-orang menjadi salah mengerti dengan Wei Beng Yam; dan sekarang Cay hong suthay mendengar berita dari si golok maut Go Bun Heng; bahkan bekas piauwsu tua Yap Seng Lim katanya berada di kota Lam yang, sedang menjadi tamu Cin wan piauwkiok, sebuah perusahaan pengangkutan yang dipimpin oleh seorang gagah bernama Ma Heng Kong yang menjadi sahabatnya Yap Seng Lim.
Perjalanan jarak jauh yang ditempuh oleh Cay hong suthay, sesungguhnya telah membangkitkan kenangan lama sehingga berulang kali dia bersenyum, sambil pandangan matanya terpesona mengawasi sesuatu; dan dilain kesempatan kelihatan wajahnya muram, bahkan tanpa terasa dia sering berlinangkan butir-butir air mata.
Pada kesempatan hendak mendaki gunung Tiang-pek san, maka Cay hong suthay memutuskan akan singgah di kota Lam-yang menyambangi piauwtauw Ma Heng Kong dari Cin wan piauwkiok, sekaligus ingin bertemu lagi dengan bekas piauwsu-tua Yap Seng Lim.
oooZXZooo
DISEBELAH barat dari kota Lam-yang terdapat sebuah perusahaan pengangkutan yang memakai merek Cin wan piauwkiok, yang dipimpin oleh seorang gagah bernama Ma Heng Kong yang menjadi sahabatnya bekas piauwsu tua Yap Seng Lim.
Usia piauwtauw Ma Heng Kong waktu itu sudah 40 tahun lebih, perusahaannya berkembang baik dengan mendapat kemajuan pesat, sehingga dia memiliki banyak pembantu pembantu yang muda usia dan gajah perkasa, antara lain terdapat seorang pemuda yang bernama Cin Yam Hui yang sangat lincah dan gesit gerak tubuhnya.
Waktu Cay hong suthay sudah memasuki kota itu dan sedang melewati sebuah daerah perdagangan yang ramai, tiba-tiba perhatian Cay hong suthay tertarik dengan adanya pertempuran yang dilakukan oleh seorang dara remaja melawan beberapa orang laki-laki yang sedang mengepung.
Mula pertama perkelahian mereka saling tidak mengeluarkan senjata; akan tetapi waktu dara remaja itu kelihatan repot menghadapi para pengepungnya yang terdiri dari 7 orang laki-laki, maka dara remaja itu memakai pecut kuda yang dia jadikan senjata, sedangkan dipihak para pengepungnya telah menggunakan berbagai macam senjata tajam.
Banyak orang yang sedang berbelanja atau berdagang menjadi ketakutan dan lari simpang siur; menambah keadaan menjadi kacau balau.
Cay hong suthay mendekati tempat pertempuran dan menanyakan keterangan, sampai akhirnya dia mengetahui bahwa pangkal terjadinya pertempuran adalah karena beberapa orang laki laki itu yang mulai menggoda dara remaja itu.
Disuatu saat Cay hong suthay melihat adanya seorang laki-laki yang juga hendak membokong dara remaja itu, sehingga tangan Cay hong suthay bergerak mengambil beberapa butir kacang tanah dalam keranjang tempat orang jualan, lalu dia menimpuk membikin laki-laki itu terkejut, dan dara remaja itu kemudian memecut memakai senjatanya yang istimewa, membikin laki-laki itu berteriak terkuing-kuing dan lari terbirit-birit dan yang lain juga ikut melarikan diri bahkan ada yang kecepirit, sebab mereka melihat datangnya serombongan orang-orang dari Cin wan piauw kiok, yang datang naik kuda serta membekal senjata, mirip seperti polisi yang hendak menangkap gerombolan kawanan pencopet.
Ternyata orang-orang dari Cin wan piauw kiok itu sudah kenal dengan dara remaja yang bertempur tadi. Setelah saling berdekatan, kelihatan orang-orang dari Cin wan piauwkiok memberi hormat dan mengucap maaf; karena mereka terlambat datang sehingga tidak sempat memberikan bantuan bagi dara remaja itu.
Sebaliknya dara remaja itu kelihatan bersikap acuh dan sombong, dengan perlihatkan senyum mengejek, setelah itu dia mengikut orang-orang Cin-wan piauwkiok meninggalkan bekas pertempuran tadi.
Diluar tahu Cay-hong suthay, perbuatannya yang membantu dara remaja tadi, tak lepas dari perhatian seseorang dan seseorang itu adalah seorang perempuan yang berpakaian sangat sederhana, seperti layaknya seorang pembantu rumah tangga alias si ‘inem', berumur kira-kira sudah 40 tahun, dan saat itu yang sedang berbelanja membawa keranjang sayur.
Si 'Inem' yang setengah baya itu mengawasi kepergian Cay hong suthay memakai sudut matanya, sambil dia menyertai seulas senyum dibibir, setelah itu dia pun melangkahkan kakinya dan memasuki Cin-wan piauwkiok lewat pintu belakang, oleh karena dia adalah pembantu dibagian dapur dari perusahaan itu. Piauwtauw Ma Heng Kong memerlukan keluar menyambut waktu dia mendapat warta tentang datangnya seorang biarawati yang mencari dia; dan piauwtauw yang kenamaan itu tertawa girang meskipun dia tidak pernah menduga bakal kedatangan Cay hong suthay yang katanya sudah mengasingkan diri.
Setelah dipersilahkan duduk diruangan tamu maka Cay hong suthay memberitahukan tentang pertemuannya dengan si golok maut Go Bun Heng, yang menyatakan bekas piauwsu tua Yap Seng Lim sedang berada dirumah piauwtauw Ma Heng Kong, sehingga dia sengaja datang menyambangi piauwtauw Ma-Heng Kong, sekaligus ingin bertemu dengan bekas piauwsu tua Yap Seng Lim, yang sudah belasan tahun tak pernah bertemu.
Sementara itu piauwtauw Ma Heng Kong menambah tawanya, lalu mengatakan bahwa memang pernah lo piauwtauw Yap Seng Lim datang menyambangi dan menginap ditempatnya, namun pada saat itu ternyata sudah pergi lagi pulang ketempatnya di kota San hay koan.
Cay hong suthay perlihatkan senyumnya, meskipun didalam hati sebenarnya dia merasa sedikit kecewa, karena tidak berhasil dia bertemu dengan lo piauwtauw Yap Sang Lim selanjutnya membicarakan urusan yang bertalian dengan kejadian tempo dulu, sampai pembicaraan mereka beralih dengan membicarakan urusan perkembangan perusahaan miliknya piauwtauw Ma Heng Kong, namun yang kurang menarik perhatian Cay hong-suthay, sebab dia memang sudah mengasingkan diri, sehingga lebih banyak Cay hong suthay hanya perlihatkan senyumannya namun dia menerima waktu Ma Heng Kong menawarkan tempat buat dia menginap dirumah piauwtauw yang ramah tamah itu. Cay hong suthay kemudian menanyakan tentang dara remaja yang tadi dilihatnya bertempur dan kemudian jalan bersama-sama dengan orang-orang Cin wan piauwkiok, sedangkan piauwtauw Ma Hang Kong memanggil dara remaja itu, yang ternyata bernama Ma Kim Hwa, seorang keponakan Ma Heng Kong yang baru datang dari kota lain.
Dara Ma Kim Hwa merupakan seorang dara remaja yang haus dengan pelajaran ilmu silat. Adanya dia sering datang mengunjungi piauwtauw Ma Heng, adalah untuk dia belajar ilmu silat. Dia tidak tahu sampai dimana batas kemampuan pamannya, akan tetapi dia pun tidak sering mengeluh, menganggap sang paman sangat kikir dalam memberikan pelajaran, oleh karena dia yakin bahwa ilmu silatnya belum memadahi untuk dia menjagoi dikalangan rimba persilatan.
Malam harinya, oleh karena mengetahui bahwa Cay- hong suthay menginap dirumah pamannya, maka dengan penuh perhatian dan harapan, Ma Kim Hwa menanyakan keterangan yang mendalam perihal Cay-hong suthay, sampai kemudian dia mendesak sang paman supaya dibicarakan agar dia diterima menjadi muridnya biarawati yang katanya sakti itu.