"Hei. Tiong Jong, aku ini Ngo ho San-jin bernama Cia Peng San, aku datang hendak menolong kau, harap kau jangan bicara keras-keras"
Ho Tiong Jong melongo. ia tak kenal pada orang itu. Apa maksudnya ia hendak menolonGi dirinya yang tidak kenal satu dengan lain-
"Sahabat." kata Ho Tiong Jong: "aku dengan kau tidak saling mengenal, untuk apa kau hendak menolonGi diriku?"
"Soal itu, sebentar kalau kau sudah keluar dari sini nanti aku terangkan dengan jelas apa sebabnya." kata cia Peng san-
Setelah berkata demikian cia Peng San sudah hendak gerakkan badannya meluncur kebawah menghampirinya Ho Tiong Jong berkata.
"Hei, sahabat, nanti dahulu? Aku tidak mau sembarangan menerima budi orang, maka aku harap kau suka memberi keterangan lebih dahulu?"
"Ah, kau ini banyak cerewet. Kalau sebentar diluar aku menerangkan padamu bukankah sama saja dengan disini"
Sebelum Ho Tiong Jong membuka suara lagi, tiba-tiba terdengar seorang berkata. "Aaaa saudara cia, kau rupanya kelebihan tempo jalan-jalan sampai disini" Itulah suara mengejek dari si Rajawali Botak Ie Yong. Kiranya kedatangan cia Peng san kesitu sudah kena diintai oleh Ie Yong.
Mendengar perkataannya si Rajawali Botak cia Peng San tidak jadi takut. Dengan suara tenang ia menjawab. "oo, ie congkoan juga ada melakukan ronda sampai di sini? Benar-benar kamar tahanan ini sangat dijaga rapih sekali." Si Rajawali Botak tertawa dingin
"cia Peng San kau ini ada ke sorga bukan dijalani malah berjalan masuk ketempat jebakan disini. Ha ha ha... "
"ie Congkoan," kata pula cia Peng San, "aku tidak mengerti apa artinya kau kata barusan? Apakah kau maksudkan tempat ini terlarang untuk orang melihat- lihatnya?"
Sambil berkata demikian, cia Peng San matanya celingukan mencari tahu. kalau- kalau dibelakangnya si botak ini ada lagi yang akan membantunya. Tapi lantaran keadaan gelap.
maka ia tidak dapat lihat orang lain-
"Ha ha ha, Cia Peng San, kau jangan berlaga bodoh dengan maksudmu yang sebenarnya. Aku tahu namamu ada terkenal juga di kalangan kangouw, aku si orang she le ingin menjajalnya disini. Mari, mari kita bertempur"
Setelah berkata, tangan kirinya menyerang dengan senjata, sedang tangan kanannya membuka telapakan tangannya dan lima jarinya yang runcing mengancam hendak mencengkeram pada si orang she Cia.
Cia Peng San marah melihat kelakuannya si Rajawali Botak.
Ilmu mencengkeram dari le Yong dianggap tidak ada artinya bagi Cia Peng San, sebab ia juga ada akhli ilmu demikian- Ia dapat menggunakan tiga puluh enam jalan menyerang dari ilmu menceng kramnya. Tidak heran, kalau dalam tempo pendek saja si botak sudah ke-desak oleh musuhnya, akhirnya ia hanya dapat menangkis tapi tak dapat balas menyerang.
Ho Tiong Jong menyaksikan pertandingan kedua lawan itu dengan nyata. Pikirnya hendak membantunya Cia Pek San, tapi diluar dugaannya dalam dua tiga gerakan saja le Yong sudah kena dijatuhkan oleh lawannya.
Berbareng Ho Tiong Jong mendengar Co Kang Cay berkata.
"Tiong Jong, kau jangan enak-enakan- Kau harus waspada, sebab orang yang hendak menolongmu itu aku lihat bukannya orang baik-baik."
Ho Tiong Jong tidak begitu percaya akan kata-katanya, tapi diam-diam ia memikirkan juga. Kini ia melihat sibotak rubuh, apakah ia mati?
Kiranya sibotak rubuh hanya berpura-pura saja mati, karena tidak sanggup meladeni lebih jauh lawannya yang kosen. Ia sudah terkena goresan kukunya cia Peng San hingga berlumuran darah. Saat itu ia pikir lebih baik mencari jalan selamat dan pura-pura rubuh binasa.
Tapi ia lupa bahwa lawannya tidak mudah dikelabui oleh akal bulusnya.
cia Peng San perdengarkan tawa dingin, katanya.
"Hei, botak, lekas balut lukamu dan mari kita bertempur lagi?"
Si Rajawali Botak paling benci kalau mengatakan "si botak", maka ketika mendengar lawannya itu perdengarkan itu perkataan, kontan darahnya mendidih dan sambil kertak gigi ia mengawasi musuhnya dengan mata beringas.
-ooo0dw0ooo-
LUCU sekali kelihatannya si botak dalam keadaan demikian-
Ngo-ho San jin cia Peng San tertawa geli melihat si botak yang sudah tidak berdaya, Ia berkata menyindir.
"Hmm.... botak, kau ini nasibmu sangat jelek. orang satu-satunya yang melindungimu seng Eng, kini sedang repot dengan urusan pertandingan luitay, maka sekarang siapa yang dapat menolong dirimu? Ha ha ha, kau lihat aku nanti akan memapas kedua kupingmu supaya lebih pantas dengan kepala botaknya."
le Yong bukan main marahnya, tapi ia tidak berdaya. ia tidak berani bergebrak lagi dengan lawannya yang ia sudah tahu ada lebih tinggi kepandaiannya dari ia. Maka ia hanya dapat memaki-maki saja.
"orang she cia, perkataanmu ini benar-benar menyakitkan tuanmu. Sampai mati aku tidak nanti daant melupakannya. Tunggu saja nanti pada Suatu hari tuanmu akan mencari kau untuk menagih hutang kekalahannya. Kau ini masuk partay apa? Hmm berani-berani mau berserikat dengan Ho Tiong Jong Apa kau kira kami tidak tahu?"
Hatinya cia Peng San bercekan pikirannya, kalau begitu Seng Eng menahan Ho Tiong Jong dengan maksud tertentu untuk memperalat anak muda itu dikemudian hari. Ia lalu berkata pada Ie Yong.
"Hmm baik sekali kau membuat jebakan macam ini. Sekarang aku mau tanya kau, didalam benteng ini selainnya Seng-Eng dan itu hweshio tua Pek Boe, apakah tidak ada lain orang lagi yang kosen? Mereka hendak menghalangi aku cia Peng San punya kehendak. hmm jangan harap"
Si botak yang sedari tadi merasa dihina dan tak tahan menahan amarahnya yang membuat dadanya seakan-akan mau meledak, maka sudah lompat bangun dan menyerang dengan senjata martilnya bertubi-tubi.
Perbuatan mana ada diluar dugaannya cia Peng San, maka dengan agak kaget ia telah mengegoskan serangan kekanan dan kekiri. Pertempuran kali ini kelihatan sangat ramai. Kedua pihak telah mengeluarkan kepandaiannya yang lihay.
Sementara itu Ho Tiong Jong dilainpihak hatinya merasa sedih, karena cia Peng San hendak menolong dirinya bukan didasarkan atas kebaikan hatinya, jikalau mendengar pembicaraan diantara dua orang itu, cia Peng San juga bermaksud akan memperalat dirinya saja.
Si botak bertempur dengan cia Peng San lama juga, tiga puluh jurus, tapi tampak nyata bahwa ia bukan tandingannya Cia Peng San-
Memikir kalau pertandingan diteruskan, si botak nanti akan keburu mendapat bantuan, maka Cia Peng San setelah mendesak mundur lawannya lantas lompat keluar dari kalangan berkelahi untuk melarikan diri.
"Ha ha ha " si botak tertawa. "Orang she Cia, tanya sebegini saja kemampuanmu menjual
lagak didepan tuan besarmu, sungguh menyebalkan. Mari kembali untuk bertempur dengan tuanmu sampai tiga puluh jurus "
Cia Peng San tidak meladeni diejek demikian- Ia masih berusaha untuk meloloskan diri dari tempat itu. Siapa tahu ketika ia membiluk disatu tikungan didepannya ada menghadang seseorang. Bukan main kagetnya, ketika ditegasi ia rupanya kenali orang yang menghadang didepannya.
"Hei, yang menghadang didepan itu bukan nya cio Lopocu?" tanyanya.
orang itu mengenakan baju hijau dan berjenggot panjang, tidak menjawab atas tegurannya Cia Peng San hingga ia ini menjadi gelisah hatinya. Ketambahan pintu buat ia ke Iuar ternyata sudah tertutup, maka pikirnya ia tak dapat lolos dari tempat itu.
Sayang ia tadi tidak membekuk si botak buat dijadikan, barang jaminan terhadap orang yang menghadang didepannya itu. "Co Lopocu, bukan?" ia mengulanGi pertanyaannya.
"Ha ha, pandanganmu tak salah. Siapakah yang menjebak kau disini?" jawab orang itu. "Ya, pocu sudah tahu kedatanganku kesini, buat apa menanya lagi."
orang itu tertawa dingin. "Bagus," katanya. "Nah sekarang aku mau minta pelajaran dari ilmumu " Gerakan Tangan Sakti" yang mempunyai tiga puluh jalan-"
"Bagus, aku juga ingin menjajal ilmumu "Kuda semberani melayang diangkasa." Keduanya kelihatan sudah siap untuk bertempur.
Ngo ho Sanjin Cia Peng San dengan kepalannya menjaga didada, tangan lainnya membuka jarinya dan menyerang dengan angin pukulan yang santar.
Co Tong Kang (Co Pocu) telah mengerahkan tenaga dalamnya, hingga jenggotnya bergoyang-goyang meskipun tidak ketimpa angin-
Cia Peng San mengirimkan serangan hebat dengan gaya "Di waktu malam mengintai kereta istana" dan "Singa bertahan". Tapi dengan menggunakan kegesitan lompat kesana-sini, Co Tong Kang dapat mengundurkan semua serangan lawannya.
Cia Peng San gelisah hatinya melihat semua serangannya luput, ketambahan ia lihat lawannya sudah mulai menggunakan ilmunya "Kuda sembari melayang keangkasa".
Tubuhnya Co Tong Kang tampak melesat tinggi dari atas ia menyerang musuhnya dengan tangan dan kaki berbareng di kerjakan- Sebetulnya ilmu ini hanya untuk menyerang, tidak untuk menjaga diri. Genanya untuk membikin musuh tak dapat melarikan diri.
Cia Peng San tidak tahu serangan macam ini, maka dengan dua tangannya ia menyerang kedadanya sang lawan yang masih melayang diudara, Co Tong Kang tahu serangan lawan ada hebat maka tidak sembarangan ia menyambut. Ia meluncur turun dibelakang nya Cia Peng San, kemudian dengan satu gerakan manis sekali ia buat Cia Peng San terpental dan tubuhnya membentur dinding, kemudian rubuh meloso ditanah."