Pengemis itu laiu menyelinap pergi dari situ dengan cepat. Ban-tok Sian-li dan Siang Hwi segera dibawa masuk ke dalam kamar dan mereka diberi рakаian ni- kouw untuk menyamar, dengan memakai penutup kepala berwarna kuning seperti kebiasaan calon-calon ni-kouw yang belum menggunduli rambutnya.
Benar saja. Tempat itu aman. Biar pun ada rombongan perajurit yang mengadakan pemeriksaan di situ, akan tetapi para perajurit ini tidak berani berbuat sesukanya. Kuil ini biasa dikunjungi oleh permaisur dan keluarga kaisar, maka perajurit pun menghormatinya.
Setelah keadaan agak aman, barulah mereka. berdua berkenalan dengan Ceng Ni-kouw, kepala ni-kouw di situ dan baru mereka tahu bahwa Ceng Niko uw adalah simpatisan para pejuang yang berusaha mengusir para pasukan Kin yang merajalela di perbatasan. Juga, nikouw ini adalah pengagum mendiang Panglima Gak Hui.
Ketika mendengar dari The Siang Hwi mengapa mereka. menjadi buronan, karena membela An Kiong yang ditangkap sebagai anggauta keluarga mendiang Pang lima Gak Ниi, ni-kouw itu merasa senang telah dapat menolong mereka.
"Omitohud...., memang keadaa n sekarang amatlah menyedihkan. Sebetulnya, semua ini gara-gara keluarga Jin itulah!"
"Apakah yang dimaksudkan adalah perdana Menteri Jin Kui?" tanya Ban-tok Sian-li yang merasa tertarik juga.
"Siapa lagi? Sebetulnya kaisar tidaklah jahat, akan tetapi kaisar amat lemahnya dan terlalu percaya kepada perdana menteri itu. Da hulu, Panglima Gak Hui tewas juga karena perdana menteri itu. Hal ini siapakah yang tidak tahu? Seluruh rakyat juga mengetahui belaka akan tetapi kekuasaan Jin Kui amat besar, siapa berani menentang dia? Dan puteranya itu tidak kalah jahatnya dengan ayahnya. Merampas anak gadis orang, bahkan isteri orang, apa saja yang tidak dilakukan pemuda jahat itu. Da n semua orang juga tahu bahwa Perdana Menterl Jin Kui itu diam-diam menjadi antek Kin. Hanya kaisar seorang yang tidak mau tahu dan tidak percaya. Aihh, entah apa yang akan terjadi dengan Kerajaan Sung"
"Akan tetapi kematian Gak Hui sudah lama terjadi. Sekarang mengapa tahu-tahu hartawan An Kiong ditangkap? Apakah bibi mengetahui sebabnya?" tanya Ban-tok Sian-li .
Ni-kouw Itu menghela napas panjang. "Omitohud ....... sebetulnya, kalau memang hendak ditangkap sudah dari dahulu. An Kiong itu masih saudara misan mendiang nyonya Gak Hui, maka dapat di kata masih sanak keluarga. Akan tetapi kalau sampai sekarang baru ditangkap hal ini tentu sudah lai n jadinya. Mungki n Jin Kiat itu tergita-gila kepada puteri Sulungnya atau mungki n juga merupakan usaha untuk merampas kekayaannya. Pin-ni (aku) sendiri tidak tahu jelas mengapa dia sekeluarga ditangkap. Pada hal semua orang di kota raja tahu belaka bahwa hartawan An itu adalah seorang yang dermawan dan bi jaksana, tidak pernah melakukan kejahatan sama sekali .
"Kalau begitu, pasti ada sebab tertentu dan mengapa Perdana Menteri Jin Kui sampai mengutus puteranya sendiri bahkan ditemani raksasa hitam yang lihai itu "
"Pin-ni juga tidak tahu. Lalu ji-wi ini siapakah dan bagaimana sampai terlibat dalam penangkapan An Kiong itu?"
"Nama saya Souw Hian Li dan ini murid saya bernama The Siang Hwi, bibi. Kami berdua kebetulan tertarik melihat Anwangwe membagi-bagikan beras kepada fakir miskin. Kemudian ketika terjadi penangkapan, kami berdua menjadi tamunya. Sayang sekali kami tidak dapat melindunginya dari tangkapan karena datangnya banyak pasukan kerajaan dan si raksasa hitam itu lihai bukan main. Terpaksa kami melarikan diri, kalau tidak kami tentu tertangkap oleh pasukan yang demikian banyaknya."
"Jangan ji-wi khawatir. dii sini ji-wi pasti aman. Tidak ada yang akan berani menggeledah sampai ke dalam karena kui l ini biasa dikunjungl permaisuri dan keluarga kaisar." "Kami tidak mengkhawatirkan diri kami, bibi, yang kami khawatirkan adalah keadaan keluarga An yang ditangkap."
"Omitohud, apa yang dapat kita lakukan, toa-nio? Kekuasaan Perdana Menteri Jin Kui amat besar, hanya di bawah kekuasaan kaisar sendiri. Hanya kaisarlah yang dapat menghentikan semua perbuatannya. Apa daya kita?"
"Hemm, kalau perlu kami akan mempergunakan kekerasan untuk membebaska n hartawan An, atau dapat juga kami memaksa Perdana Menteri Ji n Kui!" kata Ban- tok Sian-li sambil mengepal tinju.
la sungguh merasaya tidak rela meli hat An Kiong, hartawan yang demikian bijaksana dan dermawan, diperlakukan sewenanq-wenang oleh siapapun juga. Memang demikianlah watak Ban-tok Sian-li. Kalau ia sudah tidak perduli, maka iapun tidak akan memperhatikan apapun yang terjadi kepada seseorang, ia akan acuh saja. Akan tetapi sekali ia membela orang, akan dibelanya sampai semampunya! .
"Harap toa-nio bersabar. Jin Kui itu besar sekali kekuasaannya dan dia dijaga oleh sepasukan pengawal yang berilmu tinggi. Berbahaya sekalilah kalau memasuki ruangan gedungnya. Sebaik nya kita menanti sampai Gan-enghio ng datang."
"Gan-enghiong?"
"Oh ya, ji-wi belum mengetahui namanya. Pemuda yang membawa ji-wi ke sini, dia adalah putera ketua Hek-tung Kai-pang (Perkumpulan Pengemis Tongkat Hitam). Biarpun golongan pengemis, namun mereka adalah para pengemis kang ouw yang gagah dan tidak pernah berbuat jahat, bahkan selalu siap menolong orang yang tertindas. Bahkan ketuanya bersimpati kepada para pejuang, akan tetapi di kota raja tentu saja mereka tidak berani terang-terangan .
"Bukankah para pejuang itu berarti membela pula kedaulatan Kerajaan Sung?"
"Sebenarnya demikian. Para pejuang itu setia kepada kerajaan dan mereka memusuhi Kerajaan Kin, Akan tetapi, karena pengaruh Perdana Menteri Jin Kui, Kaisar menyalahkan para pejuang yang dianggap membikin kacau saja memanci ng permusuhan dengan Kin."
"Sungguh aku tidak mengerti. Kaisar dibela para pejuang malah memusuhi mereka. Pasti ada hal-hal kotor dan busuk tersembunyi dibalik semua, ini " kata Ban-tok Sian-li penasaran.
"Telah menjadi rahasia umum bahwa Perdana Menteri Jin Kui memang bersikap baik dan bersahabat terhadap Kerajaan Kin. Dia yang membujuk. Kaisar untuk berdamai dengan Kerajaan Kin. Contohnya Pang lima Gak Hui. Kurang bagaimana panglima besar Itu? Dia setia kepada Kaisar, akan tetapi kenyataannya dia dihukum mati hanya karena dia bersikap terus menentang Kerajaan Kin dan melancarkan serangan yang sama sekali tidak disetujui oleh Perdana Menteri Jin Kui."
"Sungguh celaka! Äpa yang akan terjadi dengan Kerajaan Sung sikapnya demikian lemah terhadap musuh yang selalu mengancam keamanan negara dan bangsa? Sungguh mengherankan sekali. Semestinya kaisar merasa bangga dan senang meli hat rakyatnya setia dan membela kerajaannya. Pada hal, sudah amat luas tanah air yang dijajah bangsa Yu cen. Sepatutnya kaisar menghimpun kekuatan rakyat untuk merampas kembali daerah yang direbut oleh penjajah Itu."
"Pikiran seperti toa-nio itulah yang membuat para pendekar patriot membentuk laskar-laskar rakyat dan menyerang pasukan Kin.Akan tetapi sayangnya di rumah sendiri mereka dimusuhi oleh pasukan Sung yang semestlnya malah mendukung dan membela mereka.. Yah, beginilah keadaa nnya, toa-nio. Kita mampu berbuat apakah?"
Sampai jauh malam mereka bercakap-cakap Bantok Sian-li dan muridnya mendapat banyak keterangan dari ni-kouw itu sehingga hati datuk wanita itu menjadi semakin tertarik. Tadinya ia sama sekali tidak perduli tentang perjuangan akan tetapi kini ia mulai bersimpati kepada para pejuang.
O0dw0O
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali Gan Kok Bu, yaitu pemuda yang menolong guru dan murid semalam dan menyembunyikan mereka ke dalam kuil ni-kouw, muncut di kuil itu.
Kedatangannya secara rahasia dan Ceng Nikouw lalu membawanya ke ruangan belakang dl mana dia bertemu dengan Ban-tok Si anli dan The Slang Hwi.
Begitu bertemu, Ban-tok Sian-li segera bertanya, "Saudara Gan, bagaimana kabarnya dengan An-wangwe dan keluarganya?"
Yang ditanya menggeleng kepalanya dan menghela napas panjang lalu berkata pendek,
"Celaka mereka itu " Siang Hwi menjadi terkejut dan khawatir. "Apa yang terjadi dengan mereka?"
"Benar-benar keparat ayah dan anak she Jin itu!" Kok Bu berkata sambil mengepel tinju. "Orang-orang yang tidak bersalah apapun, bahkan yang berjasa bagi rakyat jelata, dibunuhi secara kejam!"
"Dibunuh? Maksudmu, mereka semua dibunuh?" tanya Ban-tok Sian-li membelalakkan matanya yang indah.
"Tidak cuma dibunuh, mereka disiksa sampai mati." "Akan tetapi, mengapa? Apa kesalahan mereka?"
Ban-tok Sian-li kini bertanya dengan setengah berteriak.
Sukar ia membayangkan orang tua yang berbudi itu dibunuh sеkеluarganya begitu saja, bahkan disiksa sampai mati! .
"Menurut hasil penyelidikan kami melalui para perajurit pengawal, mereka itu disiksa untuk mengaku di mana adanya pemberontak Gak Liu. Karena tidak ada yang dapat mengatakan di mana adanya Gak Liu, mereka disiksa sampai mati dan dicap sebagai pemberontak. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi, puteri sulung An wangwe oleh Jin Kiat telah diperkosa kemudian diserahkan kepada pengawal sampai gadis itupun menemui ajalnya. Da n harta benda hartawan itu disita untuk negara yang tentu saja telah disaring dulu melalui tangan Perdana Menteri .
"Terkutuk! Kami tidak dapat mendiamkannya saja, subo!" tiba-tiba Siang Hwi berseru nyaring, mukanya berubah merah sekali saki ng marahnya.
"Benar! Kita harus berti ndak. Malam ini juga kita berdua akan menyusup ke dalam gedung Perdana Menteri Jin dan kita bunuhi mereka semua sekeluarga!" kata Ban-tok Sian-1i.
"Omitohud..., toa-nio dan nona pi n-ni harap ji-wi tidak melakukan pekerjaan yang amat berbahaya itu. Salah salah ji-wi sendiri yang akan menderita celaka di tangan para pasukan pengawal."