Dara Lian Cay Hong masih diam menyaksikan pertempuran itu, lalu terdengar lagi pekik marah dari Coa Wie San :
“Semua minggir...!" demikian teriak Coa Wie San yang kemudian telah memutar senjata rantainya dan disaat teman-temannya sudah memisah diri, maka dengan suatu gerak tipu 'thian tee chong san' atau geledek menggempur gunung, maka rantai baja itu dengan dahsyat menghantam Yo Sun.
Yo Sun berkelit menghindar, akan tetapi dia tidak berkesempatan mendekati tempat Coa Wie San berdiri; sebab rantai baja Coa Wie San berputar terus mencari sasaran.
Dengan tabah kemudian Yo Sun melakukan berbagai penangkisan memakai senjatanya yang istimewa, sampai kelihatan mengeluarkan lelatu anak api, dan disuatu saat rantai baja Coa Wie San terhenti dari perputaran dan kena dipegang dengan tangan kiri Yo Sun, lalu dengan mengerahkan tenaganya dia menarik secara tiba tiba.
Coa Wie San masih terpesona menghadapi ketabahan lawan yang berani menangkis memakai senjata yang tipis dan pendek, dari itu dia tidak siaga waktu rantainya ditarik; sehingga tubuhnya Coa Wie San ikut terbang dan terbentur dengan sebatang pohon Pek yang besar, dan Coa Wie san terjatuh duduk dengan kepala terasa pusing.
Menggunakan kesempatan selagi Coa Wie San belum sanggup bangun berdiri, maka Yo Sun lompat dengan gerak 'burung walet menembus angkasa'. Sebelah tangan kiri Yo Sun kemudian meraih leher baju Coa Wie San, sementara senjata ditangan kanannya siap hendak membabat batang leher Coa Wie San yang sudah mati daya.
Coa Wie Su tidak berdaya menolong kakaknya, meskipun dia sudah bergerak mendekati dengan golok siap hendak menyerang; sementara Yo Sun perdengarkan suara menghina tetapi tidak meneruskan membunuh Coa Wie San.
“Lekas kalian pulang ke dusun Ong kee po. Beritahukan
bahwa aku Yo Sun akan membasmi kalian semua...!"
Sehabis mengucap demikian maka Yo Sun melepaskan tubuh Coa Wie San, dan Coa Wie San buru-buru ngeloyor mengajak semua teman-temannya yang mengepung tadi.
"Ternyata kau juga memiliki ilmu tangan besi dari golongan tiat ciang pay ......" kata Lian Cay Hong yang mendekati dan memberikan pujian.
"Terima kasih ..." sahut Yo Sun yang turut perlihatkan senyum.
Sejenak Lian Cay Hong terdiam sebentar dan berpikir, setelah itu dia berkata lagi :
"Kau telah berhasil mengalahkan dua dari kelima ular belang dari dusun Ong kee po. Artinya didusun itu masih ada tiga ular belang yang belum kau kenal dan ada si Singa hitam bekas berandal diatas gunung Hee gak san, serta beberapa tokoh orang orang rimba persilatan yang tidak dapat dipandang ringan, terlebih kau tidak boleh melupakan si golok patkwa Ong Sin Ho yang tinggi ilmunya. Dialah orang yang telah membunuh ayahmu. ”
"Lian kouwnio tahu tentang rahasia tewasnya ayahku?" tanya Yo Sun yang bermuka muram. "Aku bahkan mengetahui tentang kau lima bersaudara yang masih terpisah ..." sahut Lian Cay Hong yang terus saja menjelaskan tentang dirinya; sampai kepada pertemuannya dengan Yo Jim yang bekerja sebagai piauwsu pada Hui eng piauwkiok di Heng ciu.
"Jadi si gagak putih Yo Jim yang terkenal dikalangan rimba persilatan itu, adalah aku punya kakak yang kedua
....?" tanya Yo Sun yang perlihatkan muka girang bercampur bangga.
Dara Lian Cay Hong bersenyum dan manggut membenarkan. Lalu dia juga mengatakan tentang rencananya sampai pada janji pertemuannya dengan sigagak putih Yo Jim.
"... dari itu kau harus bersabar sampai kalian berlima berkumpul diatas bukit Kim-nia, buat kalian mengatur siasat melakukan balas dendam ..." demikian akhirnya kata Lian Cay Hong.
"Terima kasih, Lian kouwnio; aku akan menurut dengan rencanamu, dan aku akan mencari ketiga saudaraku ... " sahut Yo Sun yang menjadi terharu dengan kesediaan dara jelita itu memberikan bantuan bagi mereka berlima.
Demikian, mereka berdua lalu berpisah, setelah berjanji akan bertemu lagi nanti, dan mereka batal menuju kedusun Ong kee po, sedangkan dara Lian Cay Hong kemudian singgah didusun yang terdekat dengan hutan pohon pek itu, buat dia beristirahat dan bermalam.
Esok paginya Lian Cay Hong keluar dari tempat dia menginap, hendak mencari tempat buat dia sarapan.
Didusun itu ada seorang tukang besi namanya Yo Toa, bertubuh tinggi besar dan bermuka hitam. Usianya masih muda dan tenaganya sangat besar; terbukti dengan palu besi yang dia biasa gunakan beratnya ratusan kati, sehingga penduduk setempat menamakan dia sebagai ‘toapekong dapur' yang masih hidup sebab meskipun dia kelihatan galak, akan tetapi murah hati dan ramah tamah.
Pagi itu dia bekerja dengan kesibukan yang luar biasa. Peluh membasahi tubuh dan mukanya, sehingga muka itu kelihatan bertambah hitam bahkan berminyak.
Yo Toa bekerja tanpa menghiraukan lain orang orang yang berlalu lintas didekat tempat dia bekerja seorang diri; tanpa memakai pembantu, sampai dilain saat datang serombongan orang orang ketempat dia bekerja itu.
Mereka yang datang itu terdiri dari tujuh orang laki laki galak, dipimpin oleh seorang laki laki tinggi kurus, berkumis tipis panjang dan umurnya kira kira sudah mencapai empat puluh tahun lebih.
Laki laki yang tinggi kurus itu bernama Kong sun Wie, juru keuangan dari Ong Sin Ho.
Pat kwa to Ong Sin Ho sangat marah waktu menerima laporan perihal kekalahan rombongan Coa Wie San berdua Coa Wie Su, melawan seorang laki laki muda yang katanya mengaku bernama Yo Sun; dari itu dia segera memerintahkan Coa Wie Tong, si ular belang yang tertua membawa belasan orang, termasuk Coa Wie Go si ular belang yang paling muda; dan tak ketinggalan Kong sun Wie si juru keuangan. Disamping perintah untuk menerima upeti, kepada mereka ditugaskan juga buat mencari si pemuda yang katanya bernama Yo Sun, serta mengambil pesanan enam puluh batang golok Pat kwa pada si tukang besi Yo Toa.
Waktu Kong sun Wie dengan rombongan datang ke tempat si tukang besi Yo Toa, maka Coa Wie Tong dengan rombongannya yang lain sedang berada disebuah rumah makan terbesar, berpesta pora dengan memesan beberapa orang perempuan lacur.
"Hey, tukang besi; apakah pesanan kami sudah kau sediakan .. ?" tanya Kong sun Wie dengan lagak tengik, ketika dia telah berhadapan dengan Yo Toa yang masih bekerja sendirian, dengan sebuah palu baja ditangan kanan memukul besi yang membara ditangan kiri.
Yo Toa memang sudah kenal dengan Kong sun Wie yang bahkan dia benci, dan yang dia anggap sebagai anjing buduk yang berlagak. Saat itu dia memang sedang tidak bersemangat melakukan pekerjaannya, sebab selama dia mendapat impi yang dia anggap buruk; dari itu dia jadi mendongkol waktu mendengar pertanyaan dan melihat lagak Kong sun Wie. Dia diam tidak menghiraukan sebaliknya dia terus memukul-mukul besi yang masih membara, sampai banyak mengeluarkan lelatu anak api.
Kong sun We perlihatkan lagak marah. Dia mendorong tubuh Yo Toa memakai huncwee atau alat dia merokok.
"Hey tukang besi, kau berlagak tuli ya..!" bentak Kong sun Wie.
Yo Toa menunda pekerjaannya. Sepasang matanya bersinar menyala waktu dia mengawasi Kong sun Wie dan dengan dua jari tangan kirinya kemudian dia mendorong tangkai huncwee yang ditekankan pada tubuhnya.
"Baru selesai empat puluh batang .. ,” sahut Yo Toa
singkat.
Sehabis berkata demikian, maka Yo Toa melangkah ketempat golok golok yang sudah selesai dia bikin; sedangkan tangan kanannya masih tetap dia memegang palu baja yang besar dan berat. Kong sun Wie mengikuti dengan langkah kaki yang dibuat-buat, lalu dia memeriksa golok-golok bikinan Yo Toa; setelah itu tiba tiba dia berkata :
"Kau berani membangkang perintah kami ya .. !" bentaknya sambil meraih perut Yo Toa dengan tangan kiri, sedangkan ditangan kanannya dia memegang sebatang golok yang baru selesai dibikin. Lagaknya seperti orang yang ingin merobek perut Yo Toa.
Yo Toa mundur beberapa langkah kebelakang, diikuti oleh Kong sun Wie yang tetap memegang bagian perut Yo Toa dan tetap mengancam dengan golok yang dipegangnya, sampai Yo Toa tidak mungkin mundur lagi sebab tubuhnya sudah memepet dengan tiang rumah yang berada disebelah belakang; sementara Kong sun Wie tertawa dan berkata dengan nada suara mengejek :
"Hey, anak anak ...!" teriak Kong sun Wie yang ditujukan kepada orang orang bawahannya yang menunggu dibagian luar, sedang berkumpul dengan orang-orang lain yang ikut menyaksikan adegan itu dan Kong sun Wie meneruskan perkataannya;
".,. kalian semua lihat, aku hendak menguji ketajaman golok ini pada perut si tukang besi laknat...!"
Dipihak si tukang besi Yo Toa, sudah tentu dia menjadi sangat marah sebab dia dikatakan tukang besi laknat, sambil dia didesak dan diancam memakai golok bikinannya sendiri
!