Si pemuda bermuka pucat seperti mayat hidup itu kemudian tertawa, dan dia menjadi lebih tertawa lagi waktu dilihatnya kedua rekannya juga telah berhasil mengalahkan Yo Sun yang mereka kepung berdua.
Hong Bie kauwcu Gan Hong Bie dalam ujut muka seperti pemuda yang pucat itu kemudian mengawasi si pemilik kedai yang waktu itu berada berdua dengan pelayannya, sehingga membikin kedua orang itu menjadi sangat ketakutan sekali.
Didalam hati mereka mengutuk perbuatan kejam dari si pemuda bermuka pucat yang mengaku bernama Gan Hong Bie itu, atau yang katanya menjadi ketua dari persekutuan mengharap agar tujuh turunan mereka jangan sampai menemui manusia buas yang seperti itu lagi.
Kemudian mereka melihat si pemuda bermuka pucat seperti mayat hidup itu mendekati mereka, sambil dia perdengarkan lagi suara tawanya, yang membikin si pemilik kedai dan pelayannya menjadi saling rangkul dan sekali lagi mereka berdo'a semoga mayat hidup itu tidak membunuh mereka berdua, dan mereka berdua rela umur mereka dikurang tujuh hari ... )
cooo)X(oooo
"DAN SEKARANG ternyata kalian masih hidup ..." kata Pouw Keng Thian setelah si pemilik kedai menyudahi kisahnya; sambil sempat dia melirik ke arah sipelayan yang waktu itu sedang mencuci mangkok mangkok kotor di ruangan dalam.
"Pada mulanya kami pun tidak menyangka kalau nyawa kami tidak direnggut oleh simayat hidup itu. Sekiranya kami mengetahui bahwa kami akan tetap hidup, maka ..."
"Maka kenapa ... ?" tanya Pouw Keng Thian yang melihat sipemilik kedai tidak meneruskan bicara.
"Maka kami menyesal bahwa kami sudah menyatakan kesediaan hidup kami dikurang 7 hari, sebab . , .."
“Sebab., ?" sekali lagi Pouw Keng Thian mendesak. "Sebab, jangankan dikurang tujuh hari meskipun hanya
tujuh menit kami tidak rela mengurangi kesempatan hidup
kami ..."
"Bagaimana kalau dikurangi tujuh detik..?” tanya Pouw
Keng Thian yang jadi menggoda.
“Hayaa ! siangkong telah bergurau ..." sahut sipemilik kedai dengan muka bersungut; akan tetapi dia tidak marah maupun tersinggung.
"Dan tentang kuda yang ada didepan itu, apakah miliknya si mayat hidup itu ...?" tanya Pouw Keng Thian sehabis sejenak dia perlihatkan senyumnya; padahal didalam hati dia sedang memikirkan tentang penyamaran Hong bie kauwcu alias Gan Hong Bie. Mungkinkah ujut muka 'si hartawan' Cio Sin Eng juga merupakan penyamaran belaka ?
Sementara itu si pemilik kedai terdengar memberi jawaban atas pertanyaan Pouw Keng Thian.
"Hayaa! kalau kuda kuda itu miliknya si mayat hidup, tentu artinya mereka akan datang lagi dan kalau mereka datang lagi, artinya kami akan bertemu lagi dengan mereka padahal kami sudah bersumpah untuk tujuh turunan jangan lagi bertemu dengan rombongan itu..."
"Jadi kuda kuda itu adalah miliknya ..."
"Sudah tentu miliknya itu lima orang orang gagah dari kota Kim an, yang mayat mayat mereka sudah kami pendam kedalam liang kubur...." sahut si pemilik kedai yang memutus perkataan Pouw Keng Thian.
Pouw Keng Thian menjadi tertawa karena lagak dan gaya bicara si pemilik kedai yang jenaka: setelah itu dia menanya lagi.
"Tentang Leng In Liang itu; apakah pernah datang setelah terjadinya peristiwa itu ?” Sejenak si pemilik kedai terdiam seperti berpikir, setelah itu baru dia berkata :
"Heran, biasanya Leng suhu tentu sudah datang, akan tetapi entah kenapa, selama lebih dari sepuluh hari ini kami tidak pernah kedatangan dia …"
Ganti pemuda Pouw Keng Thian yang jadi terdiam berpikir, sampai sesaat kemudian dia menanyakan tentang alamat Leng In Liang; yang ternyata menetap diatas gunung Lam san, bukan didalam dusun Liok hap cung.
Perjalanan mendaki gunung Lam-san, apa lagi untuk mencapai tempat kediaman Leng In Liang; ternyata bukan merupakan perjalanan yang mudah bagi seorang biasa. Akan tetapi Pouw Keng Thian kelihatan tidak menghadapi kesukaran, oleh karena dia telah pergunakan ilmu ringan tubuh, berlompatan dari satu bukit kelain tebing, sampai akhirnya dia berhasil mencapai tempat tujuan.
Akan tetapi, pemuda ini kemudian menjadi terkejut dan terpesona, sebab yang dia temukan adalah sejumlah mayat- mayat yang sudah kaku dan kebanyakan dari mayat-mayat itu adalah menjadi korban dari senjata rahasia "tok piao" dan pisau belati penembus tenggorokan yang khas merupakan senjata rahasia dari Gan Hong Bie alias Hong bie kauwcu !
Pouw Keng Thian kemudian mendekati salah satu mayat dan dia mencabut salah satu pisau belati itu, yang ternyata terdapat huruf huruf 'coan yo shin jie'.
Jelas bagi pemuda Pouw Keng Thian bahwa Hong bie kauwcu telah menyebar maut di atas gunung Lam san, bahkan tempat bersemayam Leng In Liang; seorang guru silat yang terkenal tinggi ilmunya. Entah berapa banyak gerombolan orang orang Hong bie pang yang dibawa oleh Hong bie kauwcu untuk melakukan pembantaian itu sementara yang tewas ada lima belas orang banyaknya, termasuk Leng In Liang yang tewas dengan usus berantakan dan muka rusak, disamping itu ada juga orang- orang Hong bie pang yang tewas, terbukti dengan pakaian mereka yang serba hitam dengan lambang kepala seekor seekor binatang rase didalam sebuah lingkaran.
Pouw Keng Thian yakin bahwa pihak Gan Hong Bie sudah mengetahui tentang orang-orang yang ikut melakukan pengganyangan terhadap markas Hong bie pang cabang kota Soan hoa; sehingga mereka mulai melakukan pembelaan.