Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 89

NIC

Sekarang si bungkuk penujui kau, asalkan kau berguru padaku, seluruh kepandaian si bungkuk akan diajarkan kepadamu.

Tatkala mana jangankan anak buah Tang-wan bukan lagi tandinganmu, asalkan kau berlatih dengan tekun, dalam waktu tidak lama lagi kau pun dapat mengalahkan Ciamtay Cu-ih.

Nah, Siaucu (anak kecil), mengapa tidak lekas kau menyembah kepada gurumu?" Semakin bersemangat si bungkuk hendak menerima Peng-say sebagai murid, semakin besar pula rasa curiga anak muda itu.

Pikirnya: "Jika dia benar2 suka kepadaku, kenapa tadi dia mencengkeram pundakku sekuat itu dan tanpa kenal ampun" Jelas tujuannya karena hendak memperoleh Siang-liu-kiam-hoat, maka dia merampas diriku dari cengkeraman Ciamtay Cu-ih.

Orang yang berhati keji dan culas begini, bila kujadi muridnya, seterusnya mungkin aku akan terjeblos lebih dalam ke neraka.

Di tengah Ngo-tay-lian-beng tidak kurang tokoh ternama dan berilmu tinggi, untuk belajar ilmu sakti harus kucari tokoh2 angkatan tua dari kelima aliran besar itu, betapapun tinggi ilmu silat si bungkuk ini se-kali2 tidak boleh kuangkat dia sebagai guru." Melihat Peng-say masih ragu dan tidak menanggapi kehendaknya, rasa gusar Soat Koh-hong mulai timbul.

Padahal di dunia Kangouw entah berapa banyak orang yang ingin mengangkat guru padanya, bahkan dengan macam2 daya upaya berusaha menjadi murid akuannya saja tidak mudah.

Sekarang dengan sukarela si bungkuk mau menerimanya sebagai murid, tapi Peng-say berbalik jual mahal.

Coba kalau bukan lantaran Siang-liu-kiam-hoat, bisa jadi sejak tadi si bungkuk sudah membinasakan dia.

-ooo0dw0ooo- Namun Soat Ko-hong memang pintar menyimpan perasaannya, meski didalam hati sangat mendongkol, lahirnya dia tetap tertawa, katanya pula: "Bagaimana" Memangnya kau anggap ilmu silat si bungkuk tidak berharga untuk menjadi gurumu?" Sekilas Peng-say melihat air muka si bungkuk mengunjuk rasa marah, hanya sekejap saja kelihatan beringas menakutkan, tanpa terasa Peng-say ber-gidik.

Akan tetapi rasa gusar Soat Ko-hong itu cuma timbul sekilas saja lantas lenyap pula, segera wajahnya kembali tertawa ramah-tamah.

Seketika Peng-say merasakan bahaya yang mungkin timbul, apabila dirinya tidak mengangkat guru padanya, bisa jadi si bungkuk akan murka dan segera akan membunuhnya.

Terpaksa ia berkata.

anda sudi menerima driku sungguh Wanpwe merasa sangat beterima-kasih.

Cuma Wanpwe sudah punya guru.

jika ingin mengangkat guru baru seyogianya minta izin lebih dulu pada guru pertama.

Ini kan peraturan Bu-lim yang sama2 kita ketahui." Soat Ko-hong mengangguk.

katanya: "Betul ucapanmu.

Cuma sedikit kepandaianmu ini hakikatnya tidak dapat disebut sebagai Kungfu sejati.

Kukira kepandaian gurumu pasti juga terbatas.

Untung bagimu hasratku timbul secara mendadak dan mau mererima kau sebagai murid.

selewatnya saat ini.

belum tentu aku berminat lagi.

Kesempatan ini hanja bisa ditemukan secaraa kebetulan dan tidak dapat diminta.

Kelihataanya kau cerdik.

mengapa sekarang jadi bodoh" Akan lebih baik kau menyembah dan mengangkat guru lebih dulu padaku, biarlah nanti kubicarakan lagi dengan gurumu, kukira iapun takkan keberatan." Tergerak pikiran Peng-say, katanya: "Soat-tayhiap, saat ini Piaumoayku berada dalam cengkeraman orang Tang-wan.

keadaannya sangat berbahaya.

Kumohon Soat-tayhiap suka menolongnja lebih dulu, untuk itu Wanpwe tentu sangat berterima kasih dan apa pesan Soat-tayhiap nanti pasti akan kuturuti." "Apa katamu?" teriak Soat Ko-hong dengan gusar.

"Kau berani tawar-menawar denganku" Memangnya apamu yang hebat sehingga kakek harus menerima kau sebagai murid" Hm, kau berani memeras padaku, sungguh kurang-ajar!" Peng-say terus berlutut dan berkata: "Aku cuma paham sebagian Siang-liu-kiam-hoat, sekalipun Soat-tayhiap menerimaku sebagai murid juga tiada gunanya.

Tapi Piaumoayku paham Kiam-hoat itu secara lengkap, asalkan Soat-tayhiap dapat menolongnya barulah maksud Ciamtay Cu-ih akan mendapatkan Siang-liu-kiam-hoat secara lengkap itu akan dapat digagalkan." Demi menolong Cin Yak-leng, Peng-say tidak segan2 untuk berdusta, segera ia menambahkan pula: "Bila Ciamtay Cu-ih berhasil mendapatkan Siang-liu-kiam-hoat secara lengkap, bisa jadi ilmu silatnya akan melampaui Soat-tayhiap, tatkala mana mungkin Soat-tayhiap yang terpaksa harus menghindari dia, kan susah jadinya?" "Kentut, omong kosong!" damperat Soat Ko-hong "Jika benar Siang-liu-kiam-hoat begitu hebat, mengapa Piaumoaymu sampai tertangkap oleh Ciam?tay Cu-ih" Kan dia paham Siang-liu-kiam-hoat secara lengkap" Kalau dia paham secara lengkap, kan nomor satu didunia" Kenapa Ciamtay Cu-ih mampu menawannya?" Meski dia bicara demikian, tapi bila teringat didepan umum Ciamtay Cu-ih telah mau mengalah padanya, musuh pembunuh anaknya tidak dirobeknya menjadi dua, sakit hati kematian anaknya juga tidak dituntut, jelas ini pasti ada sebabnya.

Padahal orang semacam Ciamtay Cu-ih masa dapat tertipu dengan mudah" Agaknya Siang-liu-kiam-hoat itu betul2 kitab wasiat ilmu silat yang sangat berharga, keterangan bocah ini memang juga beralasan mungkin ilmu pedang Piaumoaynya belum terlatih dengan sempurna, makanya tertawan Ciamtay Cu-ih, Dilihatnya Soat Peng-say hanya berlutut saja belum menyembah, segera Soat Ko-hong berkata-"Hayolah menyembah, asalkan menyembah tiga kali, maka jadilah kau muridku.

Bila sanak keluarga murid ada kesukaran.

mana bisa sang guru tidak ikut prihatin.

Ciamtay Cu-ih menangkap Piaumoay muridku, bila kuminta dia membebas-orangnya kan cukup kuat alasannya.

Masa dia berani menolak?" Lantaran ter-buru2 ingin menyelamatkan Cin Yak-leng, mau-tak-mau Peng-say berpikir pula: "Adik Leng berada di cengkereman bangsat tua Ciamtay Cu-ih, bila asal-usulnya diketahui, tentu jiwanya akan terancam bahaya Apapun juga harus cepat kubebaskan dia dari cengkeraman maut.

Sekarang biarlah kurendahkan diriku dan mengangkat guru padanya, asalkan adik Leng sudah diselamatkan, urusan apapun tidak menjadi soal bagiku." Karena pikiran ini, segera ia henduk menyembah.

Sebaliknya karena kuatir anak muda itu akan berubah pikiran, Soat Ko-hong juga lantas pegang kuduk Peng-say terus ditekan ke bawah, maksudnya supaya anak muda itu lekas menyembah.

Mestinya Peng-say akan menyembah, tapi lantaran ditekan begitu, seketika timbul antipatinya.

Otomatis ia tegakkan leher dan tidak sudi dipaksa.

Soat Ko-hong menjadi gusar, katanya: "Sialan! Kenapa kau tidak menyembah?" "Daya tekannya bertambah kuat.

Dasar Soat Peng-say memang keras kepala dan juga tinggi hati, semakin dipaksa semakin berontak.

Sebenarnya dirinya sudah bertekad akan merendahkan diri dan mau menyembah kepada Soat Ko-hong demi menolong Cin Yak-leng, tapi lantaran ditekan dipaksa, hal ini berbalik menimbulkan watak Peng-say yang keras itu.

Segera ia berteriak: "Jika kau berjanji akan menolong adik Leng, segera kusembah dan angkat guru padamu.

Kalau tidak.

betapapun aku tidak mau menyembah padamu." "Hah, tidak mau?" seru Soat Ko-hong.

"Apa betul kau tidak mau" Baik, kita lihat saja apakah kau benar-benar tidak mau?" Segera ia tambah tenaga pula dan menekan sekuatnya.

Peng-say sudah menegakkan pinggang dan bermaksud berbangkit.

Tapi sekali Soat Ko-hong mengerahkan tenaga, seketika kepalanya terasa seperti ditindih batu beribu kati beratnya.

mana sanggup berdiri lagi" Namun begitu kedua tangannya tetap menyanggah tanah dan melawan sekuatnya.

Ketika Soat Ko-hong menambah sebagian tenaganya lagi, terasalah tulang leher Pcng-say berkeriutan se-akan2 patah.

Soat Ko-hong ter-bahak2, serunya: "Hahaha! Bagaimana sekarang, menyembah tidak" Bila kutekan lagi.

seketika tulang lehermu bisa patah!" Sungguh luar biasa tenaga Soat Ko-hong, Peng-say tidak sanggup bertahan, sedikit demi sedikit kepalanya semakin menunduk ke bawah, tinggal belasan senti saja keningnya akan menyentuh tanah.

Mendadak Peng-say berteriak "Aku tidak mau menyembah!" "Tidak mau"!" jengek Soat Ko-hong, ia tahan terlebih kuat sehingga batok kepala Peng-say tertekan lagi beberapa senti ke bawah.

Pada saat itulah, se-konyong2 Peng-say merasa punggungnya hangat seperti disaluri semacam hawa yang lunak, hawa hangat itu terus menyalur kedalam tubuhnya, mendadak daya tekan pada kepalanya latntas kendur, begitu kedua tangannya menyanggah tanah, dapatlah dia mengangkat tubuhnya ke atas.

Kejadian ini tidak saja diluar dugaan Peng-say, bahkan Soat Ko-hong juga terkejut.

Sekilas pikir segera ia tahu tenaga dalam yang hangat dan mendesak lepas daya tekanannya kepada Soat Peng-say itu adalah "Siu-ciau-kang", ilmu Lwekang termashur Soh-hok-han dari Hu-ciu.

Meski datangnya tenaga lunak itu terlalu mendadak dan tidak diketahui se-belumnya sehingga Peng-say sempat mengangkat tubuhnya, namun Sin ciu-kang itu jelas sangat murni, tenaga yang hangat lunak itu terasa masih terus mengalir tiada hentinya.

Setelah terkejut segera Soat Ko-hong memegang lagi kuduk Soat Peng-say, sekali ini bahkan digunakan tenaga "Cu-hong-jian-kin-lat", tenaga seribu semacam tenaga dalam yang lunak keras.

Tapi begitu tenaga sakti andalan Soat Ko-hong menyentuh kepala Peng-say, terasa ubun kepala anak muda itu timbul lagi tenaga sakti Sin-ciau-kang.

kedua tenaga bergetar, seketika Soat Ko-hong tangannya kesemutan, dadapun terasa sakit.

Cepat ia melangkah mundur sambil tertawa, "Aha, Sauheng, mengapa kau bersembunyi dikaki tembok dan menggoda si bungkuk?" Benar juga, dari balik tembok sana seorang bergelak tertawa, seorang Siansing (orang terpelajar) berbaju hijau dengan dandanan sederhana membawa kipas lempit melangkah keluar, dengan tertawa ia menyapa: "To-heng (kakak bungkuk) sekian tahun tidak bertemu, tampaknya kau gagah dan lebih tangkas.

Posting Komentar