Manusia Aneh di Alas Pegunungan Chapter 15

Tapi pada suatu saat, ketika Sam-buk-leng koan kebaskan lengan bajunya kedepan hingga angin kuat menyambar pergelangan tangan, Jun yan merasa kesemutan hampir Pek-lin-to terlepas dari cekalannya.

terpaksa ia melompat mundur, lalu putar golok semakin kencang.

Tampaknya bila empat-lima jurus lagi, pasti si gadis akan kecundang dan goloknya terampas, tiba2 terdengar diluar hotel itu ada suara orang berkata .

He, Li-heng didalam hotel ada orang lagi bertempur, sinar senjata itu tampaknya adalah senjatamu Pek-lin- to! Lalu suara seorang menjawab .

Benar, mari cepat kita melihatnya kedalam ! Girang sekali Jun-yan mendengar suara orang2 itu.

dalam seribu kerepotannya itu ia kenal suara orang pertama itu adalah Jing-ling-cu dan yang lain terang Liok-hap- tong-cu Li Pong adanya.

Saking girangnya semangatnya terbangkit.

ser-ser dua kali ia ayun goloknya hingga Siang Lui terdesak mundur, dan pada saat itulah Jing-ling-cu dan Li Pong pun telah melangkah maju.

Ketika tiba2 melihat yang sedang bertarung itu satu diantaranya ialah Lou Jun-yan yang memegang golok pusakanya sambil memainkan jurus2 ilmu golok yang aneh lagi bertahan mati-matian, sesaat itu Li Pong tertegun.

Tapi kemudian bila mengetahui lawan si gadis adalah Sam-bok-leng-koan Siang Lui, segera iapun terkejut.

Lekas2 ia berseru.

Tahan dulu, tahan dulu! Orang sendiri semua.

Namun Siang Lui sudah ketelanjuran murka, sesaat tak mudah untuk melerai, terutama bila mengingat si gadis segera dapat dilakukan.

Berhenti dulu, Siang-heng! teriak Li Pong pula.

Dengarlah kataku, Siang-heng, anak dara ini adalah murid lo-Jiau, pikiran lo-Jiau (maksudnya Jiau Pek-king situa) biasanya sempit suka mengeloni murid sendiri, kenapa kau mesti cekcok dengan dia ? Jun-yan tahu persahabatan antara Liok-hap tong-cu Li Pong dengan gurunya sangat karib, asal dia ikut campur, betapa besarnya urusan pasti akan beres, maka hatinya menjadi lega.

Segera iapun berseru .

Awas, Li-sioksiok, dibelakang suhu kau berani merasahi, kalau pulang nanti, biar aku laporkan pada suhu, coba bagaimana kau akan bela diri? Sembari berkata, ia menjadi sedikit lengah, kesempatan itu segera digunakan Sam- bok-leng koan untuk menyerang sambil berteriak .

Sebentar lagi, Li-heng, biar aku rebut dulu goloknya! dan cepat sekali ia menabok kedepan, lalu tangannya menekan turun, lengan bajunya terus membelit hingga golok Pek-lin-to itu kena digulungnya sambil ditarik.

Keruan tangan Jun-yan menjadi kesemutan hingga goloknya terlepas dari cekalannya.

Liok-hap-tong-cu Li Pong cukup kenal gurunya Jun-yan yang suka mengeloni muridnya pasti tak mau membiarkan muridnya dihina orang, dan jika sampai urusan makin meluas, kedua pihak sama-sama sahabat, tentu ia serba salah.

Maka cepat ia menyelak ketengah sembari mengomeli si gadis .

Jun-yan, makin lama kau semakin sembrono, Sam-bok-leng-koan adalah Bu-lim-cianpwe, kenapa kau sembarangan bergebrak dengan dia ? Nah, lekas kau minta maaf! Namun Jun-yan masih penasaran, sahutnya.

Hm, kalau dia adalah Bu-lim cianpwe, seharusnya dia mempunyai sifat angkatan tua dari Bu-lim, kenapa dia berkeras menuduh aku yang telah mencuri kapal jamrudnya itu, tak sudi aku meminta maaf padanya! Li Pong benar2 kewalahan, maka dengan tertawa katanya kepada Sam-bok-leng- koan.

Lau Jiau orangnya aneh, murid ajarannya ternyata juga serupa! Kalau Li Pong berulang kali menyebut asal usul Lou Jun-yan perlunya biar Siang Lui mengetahui dan jangan coba terlibat permusuhan dengan Jiau Pek king yang disegani itu.

Tak terduga, maksud baiknya itu berbalik jelek, Siang Lui menjadi salah paham malah, segera dengan tertawa dingin ia menjawab.

Jau-li, budak ini kemarin membawa golok Pek-lin-to dari Kong-tong-pay kalian dan mematahkan tiga bendera pertandaan kami, waktu aku tinggal minum di belakang hingga datang terlambat sedikit, ternyata daun telinga dua orangku sudah kena diirisnya.

Tatkala mana ia sudah terang2an hendak merampas kapal jamrud itu, tapi melihat pertandaan golok pusakamu itu, aku hanya tahan goloknya dan biarkan dia pergi, siapa tahu semalam ia datang kembali untuk mencuri golok dan kapal, kalau bukan bungkusannya kurang rapat hingga dapat kuketahui boleh jadi sekarang ia sudah kabur jauh2.

Hm, kau jeri pada Jiau Pek- king, masakan kami juga takut padanya ? Mendengar lagu kata2 orang menjadi kurang senang juga kepadanya, Li Pong hanya tersenyum saja, sahutnya .

Siang-heng, gadis ini meski nakal, tapi tentang merampas barang kawalanmu, mungkin belum tentu berani melakukannya.

Tapi Siang Lui makin gusar, plok mendadak ia gebrak meja hingga meja itu amblong suatu lubang besar, berbareng tangan lainnya pun mengayun, Pek-lin-to yang dirampasnya ia tancapkan keatas meja, lalu katanya dengan sengit .

Tidak, budak ini takkan kulepaskan pergi, sesudah aku selesai hantarkan barangku, aku sendiri akan mengirimnya kembali ke Jing-sia san untuk menanya pada Jiau Pek-king cara bagaimana mengajar murid.

Jika kau merasa kurang senang, terserahlah kau bila mau membelanya! Melihat Siang Lui ternyata bermaksud menawan si gadis, Li Pong cukup kenal akan watak Jun-yan yang tentu takkan mau turut.

Tapi tabiat Siang Lui juga keras luar biasa, apa yang dikatakannya kembali, maka ia menjadi serba salah untuk sesaat itu.

Li-sioksiok? tiba2 Jun-yan berseru, orang itu menantang kau, masa kau tidak berani? Ciangbunjin dari Khong-tong-pay janganlah sampai dibikin malu orang! Li Pong menjadi geli dan mendongkol, omelnya.

Jun-yan, jangan sembarangan omong ! habis itu ia coba kedipi Jing-ling-cu.

Imam itu faham akan maksud sang kawan, maka cepat ia menyela.

Siang-heng, kalau barang kawalanmu belum sampai hilang, kenapa mesti sepikiran seperti bocah ini? Biarkanlah dia pergi! Boleh juga, asal dia menjura tiga kali meminta maaf padaku , sahut Siang Lui marah2.

Kent.....

segera Jun-yan hendak mendamprat, tapi belum lagi ucapannya selesai, tahu-tahu Sam-bok-leng-koan Siang Lui sudah melesat kedekatnya dimana tangannya sampai, koh-ceng-hiat dipundak si gadis telah kena ditutuknya.

Namun cepat Jun-yan dapat menyalurkan tenaga mematahkan tutukan itu, lalu teriaknya .

Bagus, Li-sioksiok, kau tinggal peluk tangan saja tidak mau menolong, ya? Masa keparat ini menuduh aku merampok, lantas kau mau percaya ? Li Pong tahu didalam urusan ini tentu ada hal2 yang ber-belit2, tapi Siang Lui sudah ketelanjur bergusar sungguh2, rasanya susah mau beres begitu saja, maka cepat ia menyahut .

Jun-yan, lekaslah kau pergi saja.

Disini masih ada aku! Bagus, Lau-Li, beginilah baru benar-benar tegas , teriak Siang Lui tiba-tiba dengan bergelak tertawa.

Dengan kata-katamu ini, putuslah persahabatan kami tiga saudara dengan pihak Khong-tong-pay kalian .

Habis berkata, mendadak tangannya bergerak membalik dengan ilmu thong-pi-kang, tiba-tiba lengan kanannya seakan-akan mulur lebih panjang terus menggaplok ke dadanya Li Pong.

Cepat Li Pong berkelit dan gunakan satu tipu Liok-hap-cio-hoat untuk mematahkan serangan Siang Lui itu.

Dalam hati diam2 ia mengeluh.

Ia cukup kenal Siang Lui bertiga saudara perguruan itu semuanya berwatak keras berangasan.

Ketika melihat Siang Lui hendak buka serangan pula dan Jun-yan masih belum mau pergi, tiba2 hatinya tergerak, cepat ia berseru; Nanti dulu Siang-heng, dengarlah kata2ku .

Apalagi? jengek Siang Lui.

Tapi Li Pong terus menanya si gadis.

Golok Pek-lin-to itu cara bagaimana bisa jatuh di tanganmu, Jun-yan? Maka berceritalah si gadis apa yang dialaminya didalam hotel serta cara bagaimana golok Pek-lin-to itu tahu2 sudah berada disamping bantalnya hingga batang hidungnya hampir2 pesek terpapas.

Manusia Aneh Dialas Pegunungan Karya dari Gan K.l Siang-heng , kata Li Pong sesudah merenung sejenak, setelah mendengar penuturan Jun yan, urusan ini memang rada aneh, sesungguhnya Jun-yan tak bisa disalahkan.

Lalu iapun menuturkan pengalamannya ketika bertemu si-orang aneh dirimba tempo hari dan menyambungnya pula.

Setelah aku melanjutkan perjalanan ke Lo-seng-tian, sampai disana barulah aku mengetahui golokku sudah hilang tanpa aku merasa.

Melihat gelagatnya, terang dilakukan oleh manusia aneh itu.

Maka hendaklah Siang-heng jangan salah sangka pada orang lain .

Namun Siang Lui tidak mau mudah percaya, bukankah sudah terang2an ia melihat Jun yan yang hendak membawa pergi kapal jamrudnya yang dicuri orang malam2 itu ? Maka dengan tertawa dingin ia menjawab .

Liok-hap-tong-cu, biasanya kami tiga saudara selalu pandang kau sebagai seorang laki2 sejati, siapa tahu kaupun tak bertulang, berani pada yang lemah, takut pada yang jahat! Betapa sabarnya Li Pong, akhirnya menjadi kurang senang oleh olok2 Siang Lui ini, katanya segera .

Siang-heng, telah kukatakan bahwa anak dara ini adalah muridnya Lau Jiau, maksud baikku kenapa kausalah artikan? Siang Lui menjadi gusar.

Aku justru ingin tahu betapa lihaynya Thong-thian-sin- mo , sahutnya.

Jika ternyata kau begitu karib dengan dia, nah, silahkan kau pergi memberitahukan padanya, bahwa didalam dua bulan, pasti kami bertiga saudara akan membawa murid mustikanya ini ke Jing-sia-san untuk mencarinya .

Melihat urusan makin lanjut makin runyam Jing-ling-cu cukup kenal watak Siang Lui yang gopoh, tentu susah dilerai, boleh jadi nanti dua bulan lagi amarahnya sudah hilang dan percekcokan inipun dapat didamaikan, maka cepat ia memberi tanda pada Li Pong.

Li Pong tahu maksud kawan itu, maka katanya pada si gadis.

Jun-yan, sebenarnya kau juga salah mematahkan panji pertandaan orang.

Sam-bok-leng-koan ingin kau ikut padanya, dalam dua bulan, kau akan dihantar pulang ke Jing-sia-san, baik kau terima saja, nanti tiba waktunya, tentu kita akan selesaikan urusan ini.

Semula Jun-yan berniat melancong di kang ouw, dengan sendirinya sangat berat kalau disuruh pulang.

Tapi bila mengingat Liok-hap-tong-cu berada dalam keadaan serba salah, kenapa mesti bikin susah padanya, masa nanti di tengah jalan aku tak bisa meloloskan diri? Maka segera ia mengangguk.

Posting Komentar