Kong Ci berubah pucat mukanya, "Ya,"jawabnya, "suhu sudah dapat mengampuni jiwa, mana tecu lupa akan kata-kata dalam sumpah itu ialah, Menggunakan obat Llap hun-hiong tanpa ijin dari suhu, dengan rela hati menerima hukuman mati-"
hweshio tua itu adalah Tay Hong Hongsiang, ia ingin menjadi orang baik dan telah menjadi kepala dalam kuil itu, muridnya banyak juga.
Tay Hong Hosiang setelah mendengar muridnya mengatakan kata kata sumpahnya, lalu berkata pada sang murid, "Kong Ci- kata-kata sumpah itu betul demikian bunyinya. Kau dari sebab disayang olehku, masakau sudah berani sembarangan menggunakannya obat tidur itu, kau sama sekali tidak mengindahkan kata sumpahmu itu. Aku
tidak berani berdusta pada sang Budha. Kalau kau mau tahu, saat apa kau boleh keluar dari hukuman, adalah pada saat kematianku, inilah berarti- bahwa aku telah mewakili hukuman matimu, kau mengerti ?"
Kong Ci kaget bukan main, badannya menggigil seperti orang diserang penyakit panas dingin- Tapi Tay Hong Hosiang tidak perduli perubahan itu hanya terus mendorong ia jalan lebih jauh.
Lie-lo sat Ie Ya mendengar bicaranya Tay Hong Hosiang diam-diam berpikir, Kong Ci itu ada satu murid yang nyeleweng, untuk apa dikasih tinggal hidup? Lebih baik dia di hukum mati-
pada waktu ia hendak meninggalkan tempa tpersembunyiannya, ia dibikin kaget oleh kata- kata nya Tay Hong Hosiang seperti yang sedang berdoa.
"Sahabat, jangan sembunyi-sembunyi unjukkanlah dirimu. Aku Si padri tua selamanya menyambut tetamunya dengan tidak ada kecualian tinggi rendahnya kedudukan yang datang."
Ie Ya terkejut dibelakang pintu, ia pikir hweshio tua ini benar lihay lantas saja mendapat tahu ada orang sembunyi dibalik pintu, ia lebih kaget lagi ketika Tay Hong Hosiang menyambung perkataannya. "Aku menghukum muridku dengan cara ini apakah itu termasuk mengeloni murid sendiri?"
Betul- betul Lie lo-sat Ie-Ya tidak habis mengerti dengan kepandaiannya si hweshio tua yang bisa menebak apa yang dipikirkannya barusan, ia seolah-olah dewa saja yang dapat mengetahui orang punya isi hati-Karena mana, Ie Ya tak dapat bersembunyi lebih lama, ia lantas unjukkan diri dihadapannya Tay Hong Hosiang, yang saat ini ada bersama-sama dengan dua muridnya yang lain, yalah Kong Cie dan Kong Goan di sampingnya si murid nyeleweng Kong Cie.
Kawanan hweshio itu kaget melihat yang muncul dari belakang pintu ada satu wanita jelita yang jarang tandingannya, Lincah dan gesit sekali ia lompat keluar dari tempat sembunyinya, kemudian menjura pada Tay Hong Hosiang sambil berkata. "Ie Ya dengan julukannya Lie lo sat datang berjumpa dihadapan Taysu sekalian."
"Oh, kiranya nona Ie," kata Tay Hong Hosiang pelahan, tapi kedengarannya seperti lonceng ditelinganya Ie Ya disebabkan tenaga dalamnya yang hebat sekali-Ie Ya kaget, pikirnya. "Hweshio tua ini tidak boleh dibuat gegabah, aku harus hati- hati untuk melayaninya supaya dapat membawa Ho Tiong Jong keluar dari sini dengan selamat..."
Matanya Tay Hong Hosiang mengawasi dengan tajam, tapi tidak mengandung maksud lain dari pada menakeir orang punya kepandaian sampai dimana. Tapi sebaliknya dengan Kong Ce si murid nyeleweng dan sute nya itu, begitu melihat Ie Ya yang cantik jelita, lantas saja hatinya berdebaran, Pikirannya, "cantik betul ini wanita telengas, tidak surup dengan julukannya . "
Mereka suheng dan sute memang biasa diluaran suka main perempuan dan main mabok mabokan, Sampai sebegitu jauh Tay Hong Hosiang sebagai gurunya, bukannya tidak tahu kelakuan dua muridnya ini- akan retapi karena mereka sangat disayang si hweshio tua telah pura pura tidak tahu saja.
Cuma tempo-tempo dengan jalan memutar ia memberikan nasehat supaya mereka yang sudah masuk kalangan agama jangan melupakan kesujudannya, Tapi nasehat itu, masuk dikuping kanan keluar di kuping kiri.
Mereka terus melakukan perbuatannya yang terkutuk, tapi dengan yang lebih hati- hati pula jangan sampai kena diketahui oleh gurunya.
Ie Ya mengerti kedua kelakuan dua hweshio cabul itu, dilihat dari tingkah lakunya dan cengar cengir seperti monyet
kena terasi kata orang Jakarta. Ia sebal melihatnya, lalu menanya pada Tay Hong Hosiang. "Numpang tanya, apakah obat Liap hun-hiong itu bikinan Taysu?"
"Hahaha," terdengar sihweshio tua berkakakan ketawa, "tidak salah pertanyaan nona barusan. Aku Tay Hong Hosiang, sebenarnya sudah lama ingin kembali menjadi orang baik-baik makanya juga telah mendirikan kelenteng disini. Cuma sayang tabeat busukku masih terus saja melengket didadaku, Oleh karena nya aku tidak dapat kembali ke Siauw lim-sie karena aku kuatir ditertawakan oleh saudara-saudara disana."
"Tidak apa, kalau memang ada ingatan umuk kembali kejalan yang baik, aku rasa dalam sedikit waktu lagi Taysu akan berhasil dengan maksud Taysu."
"Mudah-mudahan perkataan nona itu mendapat perhatian sang Buddha, Nah sekarang kita bicarakan apa yang terjadi disini."
"Urusan apa?" tanya si nona cepat,
"Barusan yang membuat onar dalam kuil ini tentu adalah nona sendiri, Nona menggunakan muridku Kong Ci, ini sama juga tidak memandang mata padaku."
Ie Ya kaget sekali mendengar kata-katanya si hweshio tua, Pikirrya, celaka, ini kepala gundul bangkotan mau cari urusan dengannya. Apakah ia ungkulan melayaninya, itulah masih dalam pertanyaan. jikalau mengingat kegagahan dan kemashuran nama Tay Hong Hosisng dalam kalangan Kangouw.
Dengan suara sabar dan tenang Ie Ya menjawab "Taysu, kau ada seorang beragama yang sudah banyak tahun membaca kitab suci tentunya juga tidak akan turun tangan terhadapku seorang perempuan tidak ada gunanya."
"Sejak dahulu aku ada memegang peraturan, siapa saia yang menghina muridku aku akan bikin perhitungan kesalahan
dari muridku, hanya aku saja sebagai gurunya yang dapat menghukumnya tidak memperkenalkan orang lain mengacak-acak peraturanku. Maka sekarang, kau dengan sengaja datang kemari membuat onar, harus kau berani mempertanggung-jawabkan perbuatanmu itu."
"Ooo,jadi Taysu tidak perkenankan aku berialu dari sini ?"
"Kecuali kalau kau tahan menyambuti sepuluh jurus seranganku ?"
Ie Ya pikir, ia tidak dapat lolos sebelum unjuk sedikit kepandaian maka ia berkata.
"Baiklah, kalau Taysu mau lihat seorang muda berlaku kurang ajar didepan orang tua."
"Bagus,bagus..... memang sudah lama aku mendengar munculnya seorang wanita bernama dengan gelar Li-losat, yang beroperasi di sekitar Sungai Kuning, sekarang aku beruntung menghadapinya dan dapat mencoba kepandaiannya."
Ie Ya kertek gigi mendengar si hweshio tua berkata demikian-
"Silahkan Taysu menyerang" menantang, Ie Ya saat itu sudah siap sedia memasang kuda-kudanya untuk menyambut serangannya si hweshio tua.
"Awas, serangan pertama" teriak Tay Hong Hosiang.
Ia menyerang dengan telapakan tangannya yang kurus, tapi Ie Ya menggunakan kelincahannya untuk menyingkir dari serangan lawan.
"Bagus...." kata Tay Hong Hosiang, ketika melihat serangan pertamanya dapat dihindarkan oleh si nona.
"Awas, serangan kedua " teriaknya pula.
Kali ini serangannya disambuti dengan telapakan tangan juga, tampak telapakan tangan Ie Ya mengeluarkan sinar hijau, yalah ilmu "Telapakan tangan Api Setan" yang ia yakinkan sudah lama.
Itulah ada ilmu nyeleweng yang ampuh, maka Tay Hong Hosiang yang sudah lama dalam kalangan Kaugouw tidak berani gegabah untuk mengadukan telapakan tangannya dengan api setan itu, maka ia menarik serangannya.
"Taysu, sudah dua jurus" teriak Ie Ya. Si hweshio tua terkekeh-kekeh ketawa.
"Serangan ketiga, awas" teriaknya lagi.
Kali ini Tay Hong Hosiang telah menggunakan tenaga dalamnya menyerang, tampak tangannya didorong mengeluarkan angin hebat sekali, Ie Ya tidak mau kalah ia coba kekuatan si hweshio tua menyambut dengan kedua telapakan tangannya digabung menjadi satu. Kesudahannya sungguh tidak enak bagi Ie Ya, sebab si iblis telengas sudah terdorong tujuh-delapan tumbak.
Ie Ya merasakan dadanya seperti menyesak, tapi ia tahan dan berdiam sejenak untuk memulihkan tenaganya. Kemudian ia loloskan ikat pinggangnya, dengan senjata mana ia menyerang hweshio tua itu.
Tapi ternyata Tay Hong Hosiang sangat tinggi kepandaiannya susah diukur, sebab dengan mudah saja ia telah berkelit kesana sini untuk menghindarkan serangan ikat pinggang si nona yang sangat diandalkan sebagai senjatanya yang ampuh dalam setiap pertempuran.
Untung Ie Ya dapat bertahan sampai sepuluh jurus dari serangannya si hweshio tua kemudian ia melompat keluar dari kalangan pertempuran ia menjura seraya berkata.
"Taysu, sudahlah Ie Ya mengaku kalah..."
Tay Hong Hosiang ketawa. "Bagus" katanya. "kau telah dapat tahan sampai sepuluh jurus dari seranganku bukannya urusannya yang mudah. Aku persilahkan kau boleh berlalu dari sini. Nah pergilah..."
Tapi Ie Ya tinggal berdiri terpaku ditempatnya.
"Kenapa kau tinggal berdiri saja, bukannya lantas berlalu?" tanya si hweshio itu,