Untung Ho Tiong Jong dapat lihat dengan satu kebutan lengan bajunya saja ular itu sudah mental balik kegerombolan tadi dan kini ia kabur serta tidak berani muncul lagi-
"Berbahaya..." terdengar si hwesio berkata, mukanya tampak pucat. "Sukur ada sicu yang menolong, kalau tidak, tentu aku akan menjadi makanan ular kurang ajar itu tadi, Terima kasih Ho sicu."
"ltu tidak apa." kata Ho Tiong Jong merendah "Perbuatan tadi hanya dengan cara kebetulan saja. Kalau tidak mendengar jeritan suhu tentu aku juga tidak bisa berbuat apa2."
Diam-diam si hweshio mengagumi sipemuda yang bukan saja kebal dagingnya, tapi juga kepandaian silatnya tentu ada sangat tinggi. Dilain saat mereka sudah berada didalam kuil. Kong Ci dengan hormat telah berkata. "Ho sicu, harap kau beristirahat sebentar, aku hendak sembahyang pada sang Buddha yang sudah melindungi aku tadi-"
Setelah berkata, dengan tersipu-sipu ia menghampiri tempat sembahyang dan berlutut. Ho Tiong Jong yang melihat kelakuannya si hweshio, tapi ia diam-diam merasa senang karena Kong Ci sangat ramah tamah dan jujur kelihatannya.
Tanpa merasa ia sendiri menghampiri dan berlutut bersama-sama Kong Ci- Kong Ci ketika berbangkit ia juga mengikuti bangun berdiri, akan tetapi kepalanya dirasakan sangat pening napasnya sesak dengan tiba-tiba.
"Kepala gundul." bentaknya, ketika ia rubuh lemas, "Kau berani main gila pada tuan mudamu, awas kau" berbareng ia hendak menyerang, tapi tenaganya sudah lemas. la tidak bisa sekehendak hatinya yang sangat marah.
"Ha ha ha... Ho Tiong Jong, kan sudah terjatuh dalam tanganku, ha ha ha..."
Bukan main marahnya Ho Tiong Jong, ia masih mencoba merangkak mendekati bangku panjang, dengan sisa tenaganya yang ada ia angkat bangku dilontarkan kepada Kong Ci-
sambil membentak. "Hweshio jahat, makan nih hasil perbuatanmu." Bangku panjang meluncur dengan cepatnya kearah Kong Ci-
"Hmm... Ho Tiong Jong, kau bisa berbuat apa?"
sambil tangannya diulur menyambuti bangku yang diluncurkan sipemuda, ia tidak mengira tenaganya Ho Tiong Jong istimewa, sekalipun ia dalam keadaaan lemas, masih dapat meluncurkan bangku itu dengan kekuatan yang cukup membikin tangannya Kong Ci tergetar dan merasa kesemutan tubuhnya sendiri terdorong mundur terhuyung-huyung. Ia jadi ketakutan setengah mati- apa lagi melihat Ho Tiong Jong dapat berdiri dan jalan sempoyongan menghampiri padanya, semangatnya sudah terbang, tapi untung sianak muda hanya dapat melangkah beberapa tindak saja dan lantas rubuh.
Melihat kejadian ini, hatinya yang tadi ketakutan dan semangatnya sudah terbang sekarang sudah berbalik kegirangan dan semangatnya berkumpul kembali. Kini ia bisa ketawa ngakak, perlahan lahan ia menghampiri tubuhnya sipemuda yang telah pingsan, sambil tolak pinggang ia berdiri didekat Ho Tiong Jong, berkata pada orang yang sedang tidak ingat orang
"Aku hweshio miskin maka tak dapat menolak uang hadiah yang disediakan oleh Seng pocu, bagi siapa yang dapat
menangkap dirimu. Kini aku yang beruntung ah, uang sebanyak sepuluh ribu tail entah bagai mana aku dapat menggunakannya. Ha ha ha " ia tertawa bergelak-gelak. Uang sepuluh ribu tail sudah berbayang didepan matanya. Kiranya ia sudah dapat membikin rubuh Ho Tiong Jong dengan menggunakan obat tidur yang tidak ada baunya sama sekali- Pantasan sipemuda tidak curiga, hanya datang-datang ia merasakan kepalanya pusing dan badannya merasa sangat lemas.
Demikianlah, meskipun bagaimana hati2-nya Ho Tiong Jong, kalau sedang "apes" akhirnya ia kena juga dikerjai Kong Ci Hweshio yang temaha itu.
Tengah ia enak ketawa, mendadak tubuh Ho Tiong Jong bergerak dan mengirim pukulan dengan angin telapak tangannya, sehingga si kepala gundul terpental sampai setumbak jauhnya.
Ketika ia jatuh, ia tidak bergerak lagi pura-pura mati- takut dikejar oleh Ho Tiong Jong dan jiwanya dihabisi.
Sebenarnya ia tak usah ketakutan, karena Ho Tiong Jong sudah rubuh lagi dan tak ingat orang, karena pengaruhnya obat tidur si kepala gundul masih bekerja.
Kong Ci setelah sesaat memperhatikan Ho Tiong Jong tidak bergerak, hatinya mulai berani lagi- pelahan-lahan ia menghampiri bantalan untuk orang sembahyang ia duduk diatasnya bersemedi mengumpulkan pula jalan napasnya, yang tadi merasa sesak kena angin pukulan Ho Tiong Jong yang hebat. Ia terluka didalamnya, Diam-diam ia menghela napas dan berkata sendiri.
"Ya, tidak begiru mudah untuk dapat sepuluh ribu tali- hampir-hampir saja jiwaku melayang oleh Ho Tiong Jong."
Sambil berkata ia menelan pil untuk mencegah luka didalam menjalar lebih luas. Apa mau, seiring ditelannya pil dan menjalankan pernapasannya, tiba-tiba ada meluncur dua
buah batu kecil sebesar jari jempol menghantam ia punya jalan darah Tay-ih hiat dan Thian su hiat, jalan pernapasan menjadi mandek lagi- kemudian dirasakan seluruh badannya gatal dan-... ia terus-terusan ketawa seperti yang dikitik-kitik urat ketawanya. Karena kecapaian ketawa, tenaganya menjadi habis dan ia jatuh pingsan-Sebentar lagi tampak ada dua hweshio lain yang masuk kedalam ruangan itu, mereka semuanya kena diserang obat tidur yang masih bekerja dalam ruangan itu. Kiranya yang melontarkan batu tadi adalah Li-lo-sat Ie Ya.
Ketika melihat ketiga hweshio sudah pada rubuh maka si nona baru berani keluar dari tempat persembunyiannya. Sambil menekap hidungnya dengan setangan, ia masuk kedalam ruangan dan mengambil Ho Tiong Jong keluar diletakkan disebuah pohon kecil yang terdapat disamping kuil itu. Setelah mana ia balik lagi dan sembunyi dibaliknya pintu. Tidak lama kemudian masuk satu hweshio tua diiringi oleh tiga hweshio muda. Melihat keadaan Kong Ci dan dua orang lainnya hweshio tua itu mengerutkan alisnya dan berkata pada satu hweshio muda yang bernama Kong Goan.
"Kong Goan, mereka rupanya kena obat tidur, Kau angkat suhengmu, Kong Ci, yang lainnya boleh menolong dua orang lainnya di bawa kebelakang dan dikasih obat kita supaya mereka pada sadar kembali- Entah apa yang terjadi dalam ruangan ini-" Berkat ketajaman hidungnya, diam-diam si hweshio tua sudah mendapat tahu bahwa didalam ruangan itu ada disebar obat tidur bikinan gerejanya itu yang tidak dapat dibade oleh sang korban, ia heran, karena senjata itu jadi makan tuan, bukannya orang lain yang menjadi korbannya. Tiga hweshio muda itu telah menjalankan tugasnya masing-masing.
Setelah dua saudara seperguruannya sadar lebih dahalu, Kong Goan yang berbadan tinggi- telah mengangkat Kong Ci
hendak menyusul kawannya. Tapi tiba-tiba terdengar ia menggerendeng sendirian-
"Apa benar suheng telah kena obat tidur? Tidak bisa jadi kalau melihat keadaannya. Dia seperti telah berkelahi dengan orang?"
Gerendengannya Kong Goan dapat didengar oleh si hweshio tua, siapa sekali lompat saja sudah berada dihadapannya Kong Goan yang sedang hendak membawa Kong-Ci kedalam.
"Tahan" katanya, sambil datang dekat dan memeriksa keadaannya Kong Cie. hweshio tua itu telah geleng kepalanya setelah memerikea keadaan muridnya.
"Memang tidak salah apa yang kau katakan, Kong Goan-" katanya.
Kemudian ia menepuk punggungnya Kong Cie tiga kali- segera si hweshio temaha sudah siuman daripingsannya. ia kembali tertawa-tawa tak sudahnya. cepat si hweshio tua membuka totokan pada urat ketawaan-nya dan sekarang Kong Cie dengan ketakutan telah menghadap gurunya.
"Kong Cie," kata si hweshio tua, "kau telah melanggar larangan, dengan sembarangan telah menggunakan obat tidur Lian hun hiong, Kau sebetulnya hendak membunuh siapa? Lekas cerita terus terang, kalau berdusta sedikit saja, akan menghukummu dengan hukuman paling berat, mengerti."
Kong Cie menggigil tubuhnya, ia takut benar kepada gurunya yang bengis dan tak pernah mengampuni pada muridnya yang nyeleweng dari peraturannya. Terdengar ia mengalah napas, kemudian dengan suara lemah berkata.
"Suhu, tecu harap suhu jangan marah dulu, sebenarnya tecu sangat menyesal sekali telah melakukan ini perbuatan yang melanggar peraturan suhu."
"Lekas cerita, tak perlu berputar-putar" bentak si hweshio tua dengan bengis.
"Duduknya urusan, yalah tecu ada mempunyai sahabat bernama Lauw Tek Cong, yalah orang bawahannya Louw Thungcu yang termasuk dalam Persekutuan Benteng Perkampungan. Menurut katanya, Seng Pocu dari Seng-kee-po ada kehilangan satu benda wasiat dan yang dituduh sebagai pencurinya adalah seorang anak bernama Ho Tiong Jong. Dia minta tecu membantunya. Karena katanya, kalau bisa menangkap Ho Tiong Jong dalam keadaan hidup dan benda wasiat itu bisa didapatkan kembali- maka orang yang berpahala itu akan mendapat hadiah sepuluh ribu tail perak. Tecu mendengar itu telah gelap mata dan janjikan pada Louw Tek Cong akan membantu sehingga berhasil. Apa mau Ho Tiong Jong telah datang sendiri kesini sebelumnya tecu bersusah payah mencari- carinya.
"Karena Ho Tiong Jong ini ada berkepandaian sangat tinggi- Saya tidak ungkulan menangkapnya dengan jalan kekerasan maka tecu sudah pasangkan obat Liap hun hiong. Tecu mohon belas kasihan suhu, mengingat akan perhubungan kita antara guru dan murid sudah begitu lama, memberi ampun kepada tecu dan tecu berjanji selanjutnya tidak berani melanggar larangan suhu."
Kong Cie berkata sambil berbuat,jidatnya sampai membentur lantai mengharap belas kasihan sang guru.
hweshio tua itu hatinya tergetar, merasa kasihan juga melihat kelakuannya sang Murid yang memang sangat disayang olehnya, Tapi ia tak dapat membebaskan murid yang melanggar peraturan itu demikian saja. Untuk menjaga tata tertib supaya dipegang teguh oleh murid- muridnya, maka mau tidak mau harus ia menghukum Kong Ci- sebagai contoh untuk yang lain-lainnya.
"Kong Ci- perbuatanmu sungguh tidak tepat dengan namamu Kong Cie (menolong seluas-luasnya). Baiklah,
hukuman mati kau dapat bebas akan tetapi tak terluput dari hukuman hidup" kemudian ia meneruskan kata katanya kepada Kong Goan-"Kong Goan kau bawa suhengmu ini dan jebloskan dalam tahanan lm mo teng, tiap hari boleh kasih makan nasi jelek dua mangkok dan secangkir air putih. Biarlah dia dalam tahanan dapat memikirkan kedosaannya dan menjadi insaf."
"Terima kasih suhu, suhu sudah bermurah hati mengasih tinggal hidup pada tecu yang berdosa ini." tiba-tiba Kong Ci memotong bicaranya sang suhu, terus angguk-anggukan kepalanya hingga jidatnya membentur lantai. Hatinya sang guru tidak tega melihat muridnya yang tersayang itu akan menjalani hukuman, tapi ya, apa boleh buat, ia harus ambil tindakan tegas sebagai contoh untuk murid yang lainnya
. "Kong Ci, kau laki laki dalam tahanan memikirkan akan dosamu dan insaf, supaya hukumanmu mendapat keentengan." demikianlah katanya sang murid dibawa oleh Kong Goan yang menjadi sutenya. Lie lo sat Ie Ya dibalik pintu mendengar tegas pembicaraan diantara guru dan murid itu. ia terkejut ketika mendengar disebutnya obat tidur Liap hun-hiong, karena ia tahu bahwa obat ajaib ini adalah bikinannya Tay Hong Hosiang, satu hweshio yang gentayangan didalam kalangan Kang-ouw di kenal termasuk golongan hitam (golongan yang menjalankan kejahatan).
Ajaibnya obat itu karena kalau dibakar tidak memberi rasa bau apa- apa. Setelah asap itu masuk kedalam hidung, tak ampun lagi sang korban akan jatuh pingsan-
Tay Hong Hmtang berkepandaian sangat tinggi ia memiliki ilmu silat rahasia dari Siauw limpay. Sayang dengan kepandaiannya yang tinggi ini- karena ia tergolong seorang murid murtad.
Nona Ie heran apakah dalam kuil itu semua ada anak muridnya Tay Hong Hosiang, makanya ada mempunyai obat tidur Llap-hun-hiong yang manjur itu.
XXVII. IE YA UNJUK KEPANDAIAN
HATINYA nona Ie gelisah, ia ingin membawa Ho Tiong Jong menyingkir dari situ, akan tetapi melihat sikap si hweshio seperti yang mempunyai kepandaian yang tinggi- pikirnya kapiran pekerjaannya itu, sebab tentu akan dikejar olehnya.
Tapi mengingat lagi- kalau tidak berani meneejang bahaya, sampai kapan ia dapat meloloskan diri? Maka ia nekad dan akan membawa sipemuda pergi kalau sudah ada kesempatan baik. Kong Ci digiring oleh Kong Goan diikuti juga oleh suhunya.
Ketika mereka berjalan hendak melewati pintu belakang mana ada bersembunyi Ie Ya, tiba-tiba Kong Ci berkata, "Suhu, pada saat apa tecu boleh keluar dari hukuman?"
"Hmm.... bagus kau menanya demikian, tapi terlebih dahulu tanya pada diri sendiri dahulu, apa kau katakan dalam sumpahmu untuk tidak sembarangan menggunakan obat Liap-hun-hiong ?"