Warisan Jendral Gak Hui Chapter 71

NIC

Keadaan Kiam Ciu pada saat itu sedang membongkok akan memungut pedang Oey Liong Kiam. Tetapi pemuda itu telah siap siaga untuk menghadapi kemungkinan. Ketika tiba-tiba Kwi Ong meloncat menyerang dengan tendangan kedepan. maka Kiam Ciu menjatuhkan diri dan menggelinding kesampmg.

Tubuh Kwi Ong melebat menerjang tempat kosong. Begitu jatuh Kiam Ciu meloncat menerkam pedang Oey Liong Kiam. Namun kembali Kwi Ong menyapukan kakinya kearah Kiam Ciu, hingga terpaksa pemuda itu menarik kembali tangannya dan meloncat kesamping membuang diri.

Kwi Ong memutar tubuh dan mengejar lawannya. Mempergunakan kakinya sebagai baling-baling berputar mendesak Kiam Ciu. Namun dengan entengnya tubuh Kiam Ciu meloncat melalui atas kepala Kwi Ong mengarah pedang Oey Liong Kiam. Begitu tangan Kiam Ciu akan memegang pedang pusaka tiba-tiba Kwi Ong telah mengirimkan tendangan. Kiam Ciu meloncat menghindar sayang pedang pusaka itu belum berhasil ditangkapnya. Begitu pula Kwi Ong tidak berhasil memegang pedang Oey Liong Kiam karena diserang oleh Kiam Ciu.

Jadinya sekarang mereka memperebutkan pedang itu. Pedang Oey Liong Kiam memang menjadi tanggung jawab Kiam Ciu. Karena didalam perebutan dalam pesta pertemuan orang-orang gagah dalam pesta pertemuan yang disebut Bu-lim-ta-hwee yang berhasil mendapatkan pedang Oey Liong Kiam adalah Tong Kiam Ciu. Maka pada pertemuan Bu-lim-ta-hwee sepuluh tahun yang akan datang, Tong Kiam Cu harus membawa pedang itu.

Lagi pula pedang Oey Liong Kiam adalah pedang yang dijadikan semacam piala dalam mengadu kepandaian dalam pertemuan orang-orang gagah dikalangan Kang-ouw dalam pesta Bu-lim-ta-hwee itu.

Maka kini Kiam Ciu dengan mati-matian akan merebut kembali pedang Oey Liong Kiam dari tangan Kwi Ong karena Kwi Ong bukanlah orang daerah pertengahan, jadi tidaklah ada haknya dalam mempergunakan dan memegang pedang pusaka Oey Liong Kiam.

Orang-orang yang menyaksikan pertempuran itu tiada seorangpun yang turut turun tangan. Mereka menghormati sikap jantan dan kesatrianya. Maka mereka menantikan pertempuran itu dengan hati berdebar. Baik mereka itu kawan maupun lawan rata-rata mendoakan semoga kemenangan ditangan Kiam Ciu. Karena mereka tahu, kalau sampai yang mendapat kemenangan Kwi Ong mereka tahu akan akibatnya. Orang yang berwatak kejam dan sombong itu, dengan pedang Oey Liong Kiam ditangannya akan merajalela dan akan banyak membinasakan orang. Tampaklah harapan mereka itu tidaklah hampa. Karena Kiam Ciu kelihatan bertempur dengan bersungguh-sungguh dan kini tampak lebih hebat dari waktu beberapa bulan yang lampau. Kwi Ong sendiri memujinya. Malah kini Kwi Ong yang sombong itu merasa menyesal karena kurang berhati-hati dan kurang teliti. Hingga meninggalkan Kiam Ciu yang dulu disangka telah mati. Ternyata kini muncul kembali dengan kepandaian yaug lebih hebat lagi.

"Wah berat juga untuk menumpas pemuda ini” pikir Kwi Ong dengan memutar otak untuk menjatuhkan lawannya.

Tiap usahanya untuk menubruk pedang Oey Liong Kiam selalu mengalami kegagalan. Begitu pula serangan-serangannya selalu dapat dihindari oleh Kiam Ciu dengan mudah. Pukulan maupun cengkeraman garuda mautnya ternyata tidak ada artinya lagi bagi Kiam Ctu Pemuda itu seolah-olah telah menjadi kebal kulitnya maupun tenaga dalamnya begitu hebat.

Sebenarnya kehebatan Tong Kiam Ciu adalah dikarenakan dia telah memakan biji Leng Yok pemberian nenek lembah Si-kok. Biji Leng Yok yang mempunyai kasiat dapat kebal terhadap segala macam pukulan sakti maupun racun. Maka tidaklah mengherankan kalau sampai sekian jurus yang dikerahkan oleh Kwi Ong untuk menggempar Kiam Ciu dengan mengerahkan segala macam ilmu dan sinkang. Namun Kiam Ciu ternyata selalu dapat mengatasinya dengan mudah. Bahkan Kwi Ong selalu mendapat kenyataan yang memalukan. Dia berkalikali jatuh terjengkang dan langsung diserang oleh pemuda yang dipandang rendah itu. Ternyata kini Tong Kiam Ciu memiliki ilmu hehat. Dengan pesat pula telah mengembangkan ilmunya dan tenaga sinkangnya bertambah bebat.

Kwi Ong yang semula hanya mengandalkan dan membanggakan ilmunya sendiri kini tampak kerepotan juga menghadapi Kiam Ciu. Pedang Oey Liong Kiam yang masih menggeletak ditanah itu belum ada yang berhasil memegangnya. Baik Kwi Ong maupun Tong Kiam Ciu.

Tong Kiam Ciu meloncat kearah pedang Oey Liong Kiam. Kwi Ong menyaksikan itu dengan cepat pula dia meloncat mengejar dan mengirimkan tendangan kearah Kiam Ciu.

Namun Kiam Ciu waspada, dengan memiringkan tubuh dia berhasil menghindari tendangan Kwi Ong, langsung pula mengirimkan tendangan berputar dengan cepat sekali dan beruntun. Kwi Ong berusaha untuk menghindari serangan beruntun itu.

Namun sebuah tendangan kearah lambung telah membuat dia terhuyung hampir jatuh. Tetapi Kwi Ong tetap bertahan. Ketika Kiam Ciu akan memungut pedang, dengan sebuah lompatan Kwi Ong berhasil menendang tangan Tong Kiam Ciu. Tangan pemuda itu terangkat, namun dengan tangkas pula Kiam Ciu meloncat kesamping dan memasang kuda-kuda untuk menghadapi serangan Kwi Ong berikutnya. Lompatan Kwi Ong berikutnya adalah menerkam kearah pedang Oey Liong Kiam, karena pemimpin suku bangsa Biauw itu berkeyakinan bahwa dengan pedang Oey Liong Kiam dia dapat merajai seluruh daerah Pertengahan dan selatan. Gerakan itu begitu cepat dan tidak terduga oleh Tong Kiam Ciu. Maka pemuda itu terlambat menyerang Kwi Ong yang telah berhasil mencekal pedang Oey Liong Kiam. Namun demikian Tong Kiam Ciu tetap menyerangnya dengan tendangan tumit kearah iga Kwi Ong.

Karena Kwi Ong telah memegang pedang pusaka, maka tampaklah orang kejam itu yang semula sangat takabur kembali dapat tertawa cekakakan dan menantang Kiam Ciu. "Hebat-hebat permainanmu anak muda! Tetapi sekarang bersiap-siaplah untuk kupenggal kepalamu” seru Kwi Ong dengan nada seraya sangat sombong dan mengacung-acungkan pedang Oey Liong Kiam.

"Bah!” hanya itu sambutan Kiam Ciu.

Selanjutnya Kwi Ong telah menyerbu Kiam Ciu dengan memutar-mutarkan pedang Oey Liong Kiam. Begitu hebat ilmu pedang Kwi Ong dari Selatan itu.

Memang dia adalah orang yang terkenal jago pedang nomor satu didaerah selatan. Walaupun kelihatannya permainan pedang pemimpin suku bangsa Biauw itu begitu hebat dan rapat, namun Kiam Ciu terus mengamati dengan teliti dan waspada. Langkah-langkah permainan pedang Kwi Ong telah dipermainkan oleh Kiam Ciu. Dia terus memutar olaknya untuk mencari kelemahan pihak lawan.

Namun Kwi Ong terus berusaha untuk membinasakan lawannya dengan sangat bernapsu. Dia tidak hendak memberikan kesempatan kepada Kiam Ciu sedikitpun. Mendesak membacok, masuk dan membabatkan pedangnya kearah Kiam Ciu. Semuanya dikerjakan dengan cepat dan sangat berbahaya.

"Tiap kali angin berkesiur, maka tampaklah kilatan seolah-olah halilintar menyambar. Setiap kali pula terdengar desingan, ternyata pedang Oey Liong Kiam melewat disisi atau didepan Kiam Ciu. Untung Kiam Ciu punya kelincahan dan kewaspadaan yang luar biasa pula.

Sampai beberapa saat lamanya, kedua orang itu saling memamerkan kelincahan dan keindahan gerakannya. Kiam Ciu mempunyai gerakan yang sangat lemas dan indah sekali. Seolah-olah tubuhnya sangat lemas dan ringan sekali. Kwi Ong yang mengeluarkan langkah-langkah kaku tetapi gerakannya sangat indah pula dan tampak kalau mempunyai kekuatan luar biasa, baik sinkang maupun lwekang. Berkali-kali Kwi Ong menghancurkan batu-batu besar karena bacokannya dapat dihindari oleh Kiam Ciu. Kiam Ciu juga telah berkali-kali pula nyaris dari terpapras kepalanya oleh pedang Oey Liong Kiam.

"Telah beberapa jurus permainan itu berlalu, maka lama-lama tampaklah Kwi Ong agak lemas gerakan-gerakannya. Sedangkan Kiam Ciu bertambah hebat pula gerakan-gerakannya. Menyaksikan kebebatan ilmu Tong Kiam Ciu itu, diam-diam Kwi Ong merasa heran dan kagum juga. Bukan saja Kwi Ong tetapi semua orang yang telah berada ditempat itu memujinya. Yang paling gembira dalam kal itu ialah Kun-si Mo-kun. Karena dia mengenali jurus-jurus permainan yang saat itu dimainkan oleh Kiam Ciu. "Bagus! Bagus, kau telah herhasil kelembah Si-kok” gumam Kun-si Mo-kun berbicara dengan diri sendiri.

Karena pada saat itu tampaklah perubahan-perubahan jurus-jurus langkah permainan silat Kiam Ciu. Jurus permainan silat Pek-jii-hui-sat ajaran si nenek dari lembah Si-kok. Giranglah hati Kun-si Mo-kun menyaksikan itu semua. Diamdiam raja setan itu menaruh simpati sangat besar kepada Tong Kiam Ciu.

Seolah-olah dia telah menaruhkan harapan besar sekali kepada pemuda itu, Seluruh jalannya perkelahian, Kun-si Mo- kun mengikutinya dengan seksama.

Kwi Ong juga merasa heran dengan perubahan jurus permainan silat Kiam Ciu.

Lagi pula cakaran garuda maut Kwi Ong sudah tidak ada artinya lagi bagi Kiam Ciu. Pukulan maut yang diandalkan benar oleh tokoh dari selaian ini ternyata dapat dihalaukan dengan begitu saja oleh Kiam Ciu.

Lama-lama Kwi Ong merasa gentar juga setelah menghadapi kenyataan itu Dia telah memutar pikiran dan mengerahkan segenap kebisaannya. Dengan mengerahkan Sinkang maupun Gwakang untuk menjatuhkan lawan. Tetapi dasar Kwi Ong adalah orang yang berwatak berangasan serta sombong, dia tidak mau mengaku kalah. Tekadnya dia daripada mendapat malu lebih baik binasa! Kiam Ciu waspada dan memperhitungkan masak-masak atas segala tindakan maupun perbuatannya untuk melawan musuh yang lihay dan keji itu.

Sama sekali dia tidaklah membanggakan ilmunya. Walaupun dia telah yakin akan mampu untuk mengatasi ilmu Kwi Ong, namun dia sangat berhati-hati.

Kenyataannya Kwi Ong juga sangat ulet. Karena ketua suku Biauw itu adalah tokoh kawakan yang sangat lihay dan banyak pengalaman dalam pertempuran.

Saat-saat yang menentukan untuk menguasai kembali pedang pusaka Oey Liong Kiam itu telah berlalu dari satu jurus kesatu jurus. Namun tampaknya mereka memang sama-sama mempunyai keuletan.

Telah menjadi kebiasaan dikalangan Kang-ouw bahwa secara kesatria mereka bertempur. Karena mereka menjunjung kehormatan diri dan kehormatan perguruan, maka mereka sangat menaati peraturan itu, dengan demikian mereka tidak akan mengerubut Kwi Ong.

Walaupun para tokoh Kang-ouw pada saat itu banyak berkumpul serta menyaksikan pertempuran antara Kiam Ciu dengan Kwi Ong. Mereka menaruh harapan dan hormat kepada Kiam Ctu. Bukan saja karena mereka itu kebetulan para tokoh dibagian tengah dan Kiam Ciu kebetulan juga adalah orang pertengahan, sedangkan Kwi Ong adalah orang dari Selatan, namun mereka menaruh harapan karena keluhuran dan budi Kiam Ciu.

Mereka tahu bahwa Kiam Ciu lah kelak yang akan membawa keharuman dikalangan Kaag-ouw dari bagian pertengahan. Sedangkan Kwi Ong sangat berbahaya dikalangan orang-orang gagah karena kebengisannya dan telah berani mengancam seluruh orang gagah didaerah bagian pertengahan.

Apa yang diucapkan oleh Kwi Ong ketika habis menggerebek Kiam Ciu dan bermaksud untuk membinasakan pemuda budiman itu. Karena Kwi Ong merasa kesal hati selalu dipermainkan oleh Kiam Ciu. Ketika itu Kwi Ong pernah mengatakan kepada Kiat Koan bahwa Kwi Ong akan memusnahkan semua jagojago silat dibagian pertengahan. Lagi pula Kwi Ong telah sangat menghina tokohtokoh kang-ouw dibagian pertengahan dengan membawa-bawa Oey Liong Kiam.

Sedangkan dikalangan pertengahan Oey Liong Kiam pada masa itu adalah merupakan pedang pusaka yang dipandang sangat suci dan keramat. Karena dengan pedang Oey Liong Kiam para pendekar dibagian pertengahan berarti dia telah memenangkan dalam perebutan pedang pusaka itu dalam pesta Bu-limta-hwee dan mereka adalah pendekar yang arif bijaksana.

Namun saat itu Kwi Ong telah menginjak-injak tanda kebesaran dikalangan kang-ouw bagian pertengahan. Samalah artinya dengan merendahkan orangorang bagian pertengahan. Untuk itu saja mereka telah cukup untuk membenci Kwi Ong. Orang yang sama sekali tidak berhak untuk menguasai Pedang Naga Kuning itu. Karena mereka masih menghargai peraturan dikalangan Kang-ouw maka saat itu mereka hanya turut membantu dengan sorakan dan seruan saja yang bersifat mendorong semangat Kiam Ciu dalam bertempur.

Sampai seratus jurus Kiam Ciu dan Kwi Ong melakukan pertempuran itu.

Namun selama itu belumlah dapat ditentukan siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal kalah. Tiba-tiba tampaklah Kwi Ong telah mengubah jurus permainannya. Dengan langkah sangat pendek serta memutar seperti orang menari, namun pedang Oey Liong Kiam yang digenggamnya itu telah berputar sangat cepat mengurung tubuh. Kilatan menyilaukan memancar dari mata pedang yang menampakan seolah-olah telah haus darah.

Kiam Ciu tampak agak kebingungan dengan jurus permainan pedang melebur samudra itu. Ternyata Kwi Ong dengan tiba-tiba telah ingat akan ilmu simpanannya yang selalu berhasil. Karena jarangnya ilmu silat pedang melebur samudra itu dipergunakan, karena jurus pelebur samudra itu adalah ilmu yang paling hebat dan hanya dipergunakan dimana Kwi Oag telah kehabisan akal dan lawan sangat libay. Menghadapi Kiam Ciu yang mempergunakan jurus Pek-jit-hui-sat (sinar matahari menyorot maut) yang bukan saja mempunyai langkah cepat dan rapat, namun ternyata banyak sekali perubaban-perubahan bagaikan sinar matahari yang beruntai-untai banyaknya.

Langkah dan tendangannya serta cengkeraman silih berganti dengan cepatnya. Bahkan seolah-olah dimana ada saja tubuh Kiam Ciu menurut penglihatan Kwi Ong. Maka tampaklah Kwi Ong sangat kebingungan umuk menyerangnya. Ternyata berkali-kali dia dibikin kecele karena menyerang tempat kosong. Karena telah merasa penasaran dan kegusaran hati, tidak tersangka Kwi Ong telah mengubah jurusnya dengan ilmu Pelebur samudra. Dengan sebuah loncatan panjang menyerang Kiam Ciu. Pedang berputar kesamping dan menghentakan kaki kanan. "Wuss! Wuss! Rakkk!” terdengar hembusan angin dan suara kain terobek.

Posting Komentar